Musik Gereja Perdana 100-900

BAB III SEJARAH PERKEMBANGAN MUSIK LITURGI

GEREJA KATOLIK Musik liturgi mengalami sejarah perkembangan yang panjang. Berikut ini merupakan uraian singkat mengenai sejarah musik liturgi sejak zaman kekristenan purba hingga menjelang masa pembaharuan.

A. Musik Gereja Perdana 100-900

1 Musik merupakan bagian terpenting dalam kehidupan sosial sekuler orang Ibrani. Mereka tidak membedakan antara kehidupan yang rohani dan sekuler. Kehidupan musik mereka tumbuh dari jiwa orang-orang yang kehidupan sehari- harinya diatur oleh agama mereka. Menurut koleksi tulisan Yahudi yang ditulis setelah penulisan kitab Injil, Raja Salomo menikah dengan wanita Mesir dengan mas kawin berupa 1000 peralatan musik. Latar belakang agama Kristen dalam hubungannya dengan sumber utama yaitu agama Yahudi menjadi awal untuk membicarakan sumber-sumber liturgi tata ibadat Kristen dan musik gerejawi. “Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan para murid- murid-Nya ke bukit Zaitun.” Begitulah berita Injil Matius 26:30 dan Markus 14:26 tentang perjamuan terakhir yang diadakan Yesus dan murid-murid-Nya. 1 Karl-Edmund Prier, Perkembangan Musik Gereja Sampai Abad ke-20, dalam Gema Duta Wacana, Edisi Musik Gereja Yogyakarta: Gema Duta Wacana, 1994, h. 15. Perjamuan ini pada dasarnya berbentuk perjamuan Paskah Yahudi sehingga berakhir dengan nyanyian Hallel yakni Mazmur-Mazmur 114 sampai 118. Inilah awal dari musik ibadat Kristen yang dilanjutkan dalam ibadat gereja Perdana. 2 Dalam mitos Yunani Kuno musik dianggap sebagai ciptaan dewa-dewi atau setengah dewa. Ada anggapan bahwa musik memiliki kekuasaan ajaib yang dapat menyempurnakan tubuh dan jiwa manusia, serta membuat mu’jizat dalam dunia alamiah. Seperti halnya dalam tradisi Ibrani, dalam tradisi Yunani Kuno musik pun tidak dapat dipisahkan dari upacara-upacara keagamaan, misalnya alat musik Iyra terkait dengan aliran Apollo, Aulos berkaitan dengan alat musik Dionysus. Dalam musik Ibrani, syair dan lagu dikatakan lebih penting dari musiknya dan lagunya lebih ditekankan untuk mengikuti alunan yang wajar dari syair dan aksen diantara kata-kata itu. Generasi Kristen mula-mula menggunakan lagu-lagu Yahudi lama untuk penyembahan mereka. Artinya, musik gereja Perdana berasal dari bentuk nyanyian ibadat sebagaimana dilakukan dalam sinagoge Yahudi. Karena belum ada notasi musik pada zaman itu, nyanyian ini berkembang lewat improvisasi seorang solis. Pada waktu menjelang akhir Perjanjian Lama, memasuki zaman Kristus, bangsa Yahudi membiarkan penyembahan berkembang secara leluasa. Dalam masa Perjanjian Baru, para rasul Yesus meneruskan kebiasaan sebagai orang Yahudi dengan mengikuti ibadat di Bait Suci di YerussalemSinagoge. Kitab Mazmur Perjanjian Lama yang selalu dinyanyikan dalam ibadat Yahudi dan lagu-lagu baru yang memuji Yesus dalam bentuk seperti mazmur menjadi dasar liturgi yang 2 Prier, Perkembangan Musik Gereja, h. 35-36. dinyanyikan dalam ibadat Kristen awal. Musik gereja Perdana melanjutkan tradisi nyanyian ibadat Yahudi maupun tradisi musik dari Palestina dan sekitarnya. Pada zaman ini musik liturgi dikenal dengan istilah ‘nyanyian pujian’, nyanyian mazmur dan kidung pujian Bdk. Kis 16:25; Ef 5:19; Kol 3:16. Musik dalam periode ini memiliki dua sumber utama, yang menjadi latar belakang musik gereja, yakni musik Yahudi dan musik Yunani. 3 Pertama, musik Yahudi. Musik ini berkembang dalam masa pemerintahan raja Daud. Atas usaha raja Daud ±1012-972 SM, mazmur-mazmur disusun dalam bentuk yang paralel, guna menyejajarkan setiap kalimat. Untuk menyanyikan mazmur-mazmur dibutuhkan dua kor di mana mazmur-mazmur tersebut dapat dibawakan dengan cara saling bersahutan. Musik ini berkembang dan mencapai puncaknya pada musik kenisah di Yerusalem pada masa pemerintahan raja Salomo ±972-929 SM. Usaha-usaha para ahli untuk menemukan lagu yang otentik atau alat musik yang disebut dalam Alkitab belum membawa hasil yang baik. Peninggalan- peninggalan kuno di Mesopotamia dan Mesir masih dapat memperlihatkan contoh-contoh alat musik kuno mereka di zaman lampau, namun tidak satu pun alat musik dari Alkitab yang diketahui secara pasti. Hasil penelitian para musikolog untuk menemukan notasi musik kuno di sekitar Laut Mati belum menunjukkan gejala-gejala titik terang. Meskipun demikian, masih terdapat keterangan yang dapat menjadi pegangan untuk bermusik, antara lain teks nyanyian dan cara membawakan musik. Atas usaha raja Daud 1012-972 SM, 3 Prier, Perkembangan Musik Gereja, h. 37. telah disusun mazmur-mazmur berbentuk paralel, artinya tiap-tiap kalimat dinyanyikan sejajar. Untuk menyanyikan mazmur-mazmur dibutuhkan dua kor yang saling melengkapi, yaitu dengan cara saling bersahut-sahutan. Cara tersebut kemudian mempengaruhi cara membawakan musik Gregorian, yakni nyanyian secara ‘antiphonal’ atau ‘responsorial’. Perkembangan musik tersebut kemudian berlanjut dalam sinagoga- sinagoga, sesudah pembuangan di Babilonia pada abad ke-6 SM. Umat Yahudi membangun berbagai sinagoga sebagai tempat ibadat yang tetap sesudah pembuangan, sebab kenisah Yerusalem telah dihancurkan musuh. Mereka membawakan doa-doa dan mazmur-mazmur yang bersifat responsorial. Ada pun dua gaya bernyanyi dalam musik sinagoga, yaitu ‘syllabis’ dan ‘melismatis’. Dalam gaya syllabis, tiap suku kata diberi hanya satu nada, walaupun melodinya sangat bervariasi, misalnya pada kadens awal initium atau pada kadens terakhir finalis. Sedangkan gaya melismatis bersifat kololatur, yang dinyanyikan oleh solo. Ciri khas gaya ini adalah pada satu suku kata diberi banyak nada atau suatu melodi kecil. Dari cara inilah umat Yahudi sesunggunya telah mewariskan beberapa unsur yang berharga bagi perkembangan musik Gereja khususnya musik Gregorian. 4 Kedua, musik Yunani ± 675-146 SM. Dalam masyarakat Yunani kuno, nyanyian erat kaitannya dengan puisi dan para “minstrel” dapat dibandingkan dengan “pengamen” di Jawa yang selalu berkeliling untuk membawakan lagu– 4 Karl-Edmund Prier SJ, Sejarah Musik jilid 1 Yogjakarta: PML, 1991, h. 23. lagu secara resitatif. 5 Alat musik ’lira’ dipetik sebagai iringan dan sering berfungsi sebagai instrument solo. Selain itu dipakai juga alat musik tiup aulos’ yang terbuat dari bulu. Teori musik Yunani berkembang dalam waktu sekitar 600 tahun. Musik Yunani dipercaya sebagai musik terbaik dan terkenal di antara musik lain dalam sejarah musik dunia. Literatur musik Yunani sangat mempengaruhi perkembangan teori musik di seluruh dunia, dan mempelopori lahirnya musik keagamaan dan musik klasik di Eropa. Seperti halnya sejarah Yunani penuh dengan kejayaan di berbagai bidang penemuan, filsafat dan peradaban rakyatnya, demikian pun musik Yunani, ikut memberikan warna kemajuan bagi kebudayaan Yunani, bahkan bagi perkembangan musik dunia pada umumnya. Dalam kehidupan bangsa Yunani pada masa lampau, musik digunakan sebagai sarana hiburan, perayaan rakyat dan juga kegiatan ritual kegamaan.

B. Periode Awal Pada Abad X 900-1000