Perumusan Masalah Ruang Lingkup Pembahasan Metode Penelitian

15

1.2 Perumusan Masalah

Di dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki persamaan makna sinonim atau dalam bahasa Jepang disebut 類義語 rugigo. Baik itu kata kerja, kata sifat, ataupun kata benda. Penelitian ini mencoba menjelaskan mengenai fungsi dan makna dari nomina Shorai dan Mirai, yang sama-sama memiliki arti “masa depan”, tetapi masing- masing kemungkinan memiliki persamaan dan perbedaan, dan belum tentu dapat saling menggantikan. Hal inilah yang menyebabkan munculnya kesulitan bagi pembelajar bahasa Jepang untuk menggunakan atau menterjemahkan kalimat ke dalam bahasa Jepang dengan tepat, khususnya bagi kalimat yang memiliki unsur yang bersinonim di dalamnya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan seperti berikut: 1. Bagaimanakah fungsi dan makna kata shourai dan mirai dalam bahasa Jepang secara umum? 2. Bagaimanakah fungsi dan makna kata shourai dan mirai dalam kalimat bahasa Jepang?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penulisan proposal skripsi ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasan mengenai penggunaan kata bersinonim yaitu shourai dan mirai. Pembahasannya lebih difokuskan kepada analisis fungsi dan makna dari kedua nomina yang bersinonim tersebut. Agar pembahasan masalah tidak meluas, objek pembahasan mengacu pada 3 buah kalimat dari buku Minna no nihonggo Chuukyuu I tahun 2001, 1 buah kalimat dari buku Nihonggo So-matome N2 tahun 2010, 3 buah kalimat dari majalah Nipponia No. 31 tahun 2004, 1 buah kalimat dari majalah Nipponia No. 33 tahun 2005, 1 buah kalimat dari majalah Nipponia No. Universitas Sumatera Utara 16 29 tahun 2004, 2 buah kalimat dari majalah Nipponia No. 2 tahun 1997, dan 1 buah kalimat dari majalah Nipponia No. 12 tahun 2000. Untuk masing-masing nomina shourai dan mirai akan dibatasi 6 buah contoh kalimat.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis fungsi dan makna dari nomina shourai dan mirai di dalam kalimat bahasa Jepang. Hal ini menyangkut bidang linguistik yaitu semantik. Untuk menghindari kesalahan dan kekaburan dalam mengintepretasikan makna dari kata-kata atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini, penulis mencoba mendefenisikan beberapa istilah linguistik khususnya yang berkenaan dengan semantik. Ilmu linguistik adalah ilmu yang mengkaji tentang bahasa. Ilmu linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa tetapi juga seluk-beluk bahasa pada umumnya. Salah satu bidang kajian linguistik adalah semantik atau kajian makna. Kata semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu “sema” kata benda yang berarti tanda dan lambang. Kata kerjanya adalah “semaino” yang berarti menandakan atau melambangkan Sutedi, 2003:114. Objek kajian semantik antara lain makna kata, relasi makna, makna frase, dan makna kalimat. Lalu objek kajian yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas adalah relasi makna. Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa saling mengerti. Untuk menyusun kalimat yang dapat dimengerti, sebagian pemakai bahasa dituntut agar menaati kaidah gramatikal, sebagian lagi tunduk pada kaidah pilihan kata menurut sistem leksikal yang berlaku di dalam suatu bahasa Djajasudarma, 1999:5. Berdasarkan jenis makna tersebut, ada yang disebut dengan makna Universitas Sumatera Utara 17 Leksikal dan makna Gramatikal. Sutedi 2003:114 berpendapat bahwa dalam bahasa Jepang ada dua istilah makna, yaitu kata imi 意味 dan igi 意義 . Kosakata goi merupakan salah satu aspek kebahasaan yang harus diperhatikan dan dikuasai guna menunjang kelancaran berkomunikasi dalam bahasa Jepang, baik itu dalam ragam tulisan maupun ragam lisan. Situmorang 2010:8 mengatakan bahwa pembagian jenis kelas kata bahasa Jepang dapat diklasifikasikan menjadi sepuluh kelas kata yaitu : 1. Verba doushi 2. Adjektiva-I keiyoushi 3. Adjektiva-Na keiyoudoushi 4. Nomina meishi 5. Pronomina rentaishi 6. Adverbial fukushi 7. Interjeksi kandoushi 8. Konjugasi setsuzokushi 9. Verba bantu jodoushi 10. Partikel joshi Dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis makna nomina shourai dan mirai yang memiliki makna yang sama tetapi berbeda cara penggunaannya di dalam kalimat. Hal ini menyangkut tataran bidang linguistik yaitu semantik. Objek kajian semantik antara lain makna kata go no imi, relasi makna antar satu kata dengan kata yang lainnya go no imi kankei, makna frase ku no imi, dan makna kalimat bun no imi. Lalu objek kajian yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas ini adalah relasi makna khususnya adalah sinonim, karena dalam hal ini nomina shorai dan mirai merupakan kata-kata yang bersinonim. Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya Chaer, 1994:297. Dua buah ujaran atau Universitas Sumatera Utara 18 lebih yang bersinonim maknanya tidak akan persis sama. Ketidaksamaan ini terjadi karena berbagai faktor, antara lain yaitu faktor waktu, faktor tempat atau wilayah, faktor keformalan, faktor sosial, faktor bidang kegiatan, dan faktor nuansa makna. Dalam bahasa Jepang sinonim disebut dengan ruigigo.

2. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan secara linguistik bidang semantik dan konsep sinonim. Dalam sebuah penelitian diperlukan landasan atau acuan berpikir untuk menganalisis dan memecahkan sebuah masalah. Oleh karenanya perlu disusun pokok-pokok pikiran yang dimuat oleh kerangka teori yang mendeskripsikan titik tolak penelitian yang akan diamati. Kata semantik berasal dari bahasa Yunani, semainein, yaitu bermakna. Oleh karena itu semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau ilmu tentang arti Chaer, 2002:2 Menurut Kridalaksana 2008:67, fungsi adalah: 1 beban makna suatu kesatuan bahasa; 2 hubungan antara satu satuan dengan unsur-unsur gramatikal, leksikal, atau kronologis dalam suatu deret satuan-satuan; 3 penggunaan bahasa untuk tujuan tertentu; 4 peran unsur dalam suatu ujaran dan hubungannya secara struktural dengan unsur lain; 5 peran sebuah unsur dalam satuan sintaksis yang lebih luas, misal, nomina yang berfungsi sebagai subjek atau objek. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:322, fungsi diartikan sebagai [1] jabatan pekerjaan yang dilakukan; [2] faal kerja suatu bagian tubuh; [3] dalam ilmu matematika, fungsi berarti besaran yang berhubungan, jika besaran yang satu berubah, besaran yang lain juga berubah; [4] kegunaan suatu hal; [5] dalam istilah linguistik “fungsi” berarti peran sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas. Universitas Sumatera Utara 19 Selain membahas fungsi, penulis juga membahas makna. Menurut Kridalaksana 2008:132, makna adalah: 1 maksud pembicaraan; 2 pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia; 3 hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya; 4 cara menggunakan lambang-lambang bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna adalah : 1 Arti, 2 Maksud pembicara atau penulis, 3 Pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan Depdiknas, 2009:864 Dalam teori semantik digunakan jenis-jenis makna. Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai nilai rasa, baik positif maupun negatif Chaer, 2002:65. Makna konotatif akan lebih berhubungan dengan nilai rasa, misalnya rasa senang, rasa jengkel, dan lain sebagainya. Kata semantik itu kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Atau dengan kata lain, bidang studi linguistik yang mempelajari makna atau arti bahasa. Dari beberapa makna yang termasuk dalam kajian semantik di atas, teori makna yang dipergunakan adalah teori kontekstual. Teori makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks dan makna konteks dapat juga berkenaan dengan situasinya, yaitu waktu, tempat, dan lingkungan penggunaan bahasa itu Chaer, 1994:290. Penulis menggunakan teori kontekstual tersebut karena Chaer 1994:290 mengatakan bahwa teori makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks dan makna konteks dapat juga berkenaan dengan situasinya, yaitu waktu, tempat, dan lingkungan penggunaan bahasa itu. Meskipun shourai dan mirai merupakan sinonim yang sama, situasi diantara shourai dan mirai tersebut berbeda dan kedua ujaran yang bersinonim maknanya tidak akan sama. Universitas Sumatera Utara 20 Istilah sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Makna secara harfiahnya adalah nama lain untuk benda yang sama. Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya Chaer, 1994:297. Dua buah ujaran yang bersinonim maknanya tidak akan persis sama. Ketidaksamaan itu terjadi karena berbagai faktor, yaitu faktor waktu, faktor tempat atau wilayah, faktor keformalan, faktor sosial, faktor kegiatan, dan faktor nuansa makna. Haruhiko 1978:950 menyatakan bahwa nomina shourai adalah : 将来は< 名 >1.(ある人 ∙ 国 ∙ 社会などの)これから先。未来。前途。 (副詞的にも使う)「お前は、なくなったお母さんに堤の家の―を深く託された 森本 ∙ 女の一生 」「自分はこれまで...日本語の過去を尋ね、かつその―を考 えてきた 柳田 ∙ 国語の 将来 」 「―有望」。今後。2.< 他サ >もってくるこ と。またある結果をもたらすこと。招来。「百済より―された仏像」「未来に起点 を置いて時間は未来から―されるものであるというように考え、歴史そのものの重 点を未来にあると思惟するのは行偽的または道徳的態度である」「原爆は人類に滅 亡くなるを―する」 Shourai wa [na] 1. Aru hito · kuni · shakai nado no korekara saki. Mirai. Zento. Fukushiteki ni mo tsukau “Omae wa, nakunatta okaasan ni tsutsumi no ie no shourai wo fukaku takusareta [Morimoto · Onna no Isshou ]” “Jibun wa koremade... Nihongo no kako wo tazune, katsu sono shourai wo kangaete kita [Yanagita · Kokugo no Shourai]”. Kongo. 2. [Hokasa] motte kuru koto. Mata aru kekka wo motarasu koto. Shourai. “Kudara yori shouraisareta Butsuzou” “mirai ni kiten wo oite jikan wa mirai kara shouraisareru mono de aru to iu youni kangae, rekishi sono mono no juuten wo mirai ni aru to shiisuru no wa Universitas Sumatera Utara 21 gyougiteki mata wa doutokuteki taido de aru” “Genbaku wa jinrui ni metsunaku naru wo shouraisuru”. Shourai adalah kata benda yang memiliki arti 1. masa depan untuk orang ∙ negara ∙ masyarakat dan sebagainya yang dimulai dari saat ini. Sinonimnya adalah mirai. Masa yang akan datang. dapat juga digunakan sebagai kata keterangan. Contoh 1 : “Kamu telah mendapat amanah untuk menjaga rumah ibu dimasa yang akan datang” [dalam buku Onna no Isshou karya Morimoto]. Contoh 2 : “Selama ini saya sampai menggali masa awalnya bahasa Jepang dan juga masa depan bahasa Jepang [dalam Kokugo no Shourai karya Yanagita]. Kata lainnya adalah kongo. 2. [Lainnya] Hal yang didatangkan. Shourai dalam kanji lain makna yang dihasilkan berbeda. Contoh : “Patung budha yang dibawa dari negara Kudara”, “Pemikiran mengenai waktu merupakan sesuatu yang didatangkan dari masa yang akan datang dengan meletakan waktu pusat dan titik pemberangkatannya pada masa depan, dan hal tersebut haruslah memiliki pemikiran yang positif dan bermoral”, “Dijatuhkannya bom atom membuat kehancuran keberadaan manusia”. 将来 : 1. 《将(まさ)に来(きた)らんとする時の意味》こ れから先。未来。前途。副詞的にも用いる。「― の日本」「―を期待する」「―のある若者」「― 医者になりたい」 2. 引き運ばれてくること。特に、外国など他の士地か ら持っていること。「中国から―した書物」 3. ある状態や結果を招くこと。招来。「物価の値上が りを―する」 Shourai : 1. [Shou masa ni ki kita ran to suru toki no imi] korekara saki. Mirai. Zento. Fukushiteki ni mo mochiiru. Universitas Sumatera Utara 22 “Shourai no Nihon”, “Shourai wo kitaisuru”, “Shourai no aru wakamono”, “Shourai isha ni naritai” 1. Hikihakobarete kuru koto. Tokuni, gaikoku nado ta no shichi kara motteiru koto. “Chuugoku kara shouraishita shomotsu” 2. Aru joutai ya kekka wo maneku koto. Shorai. “Bukka no neagari wo shouraisuru” http:dictionary.goo.ne.jpsmpleafjn2110409m0u Shourai : 1. Memiliki arti waktu yang akan datang dimulai dari saat ini. Masa depan. Kata lainnya disebut zento. Prospek. Juga digunakan dalam bentuk kata keterangan. Contoh : “masa depan Jepang”, “harapan masa depan”, “masa depan anak-anak muda”, “dimasa mendatang ingin menjadi dokter”. 2. Hal-hal yang menyangkut lapisan masyarakat. Terutama hal-hal yang menyangkut tentang daerah seperti suatu negara dan lain sebagainya. Contoh : “buku yang didatangkan dari Negara Cina”. 3. Mempengaruhi suatu keadaan dan memiliki hasil. Masa depan dalam kanji lain 招来 . Contoh : “kenaikkan harga barang-barang di masa depan”. Haruhiko 1978:1893 menyatakan bahwa nomina mirai adalah : Universitas Sumatera Utara 23 未来は1.現在につづいてこれから来る時。将来。「しかし―は長いようで も短いものだ 二葉亭 ∙ 平凡 」2.あの世。来世。後世。後生。対 現在 ∙ 過 去。 Mirai wa 1. Genzai ni tsuzuite korekara kuru toki. Shourai. “Shikashi mirai wa nagaiyou de mo mijikai mono da [Futabatei · Hebon]” 2. Ano yo. Raise. Kousei. Goshou. Tai genzai · kako. Mirai adalah 1. waktu yang dimulai dari sekarang hingga masa depan. Sinonimnya adalah shourai. “Bisa terasa lama namun bisa terasa singkat” Masa depan. [Heibon dalam Futabatei]. 2. Dunia. Akhirat. Masa depan. Akhirat. Lawan katanya adalah kini dan masa lampau. 未来 : 1. 現在のあとに来る時。これから来る時。将来。「―に向け て羽ばたく」「―都市」 2. 仏語。三世の―。死後の世。来世。後世。未来世。 3. 主として西欧語の文法で、時制の―。過去 ∙ 現在に対して、 これから現するものとして述べる場合の語法。動詞の語形 変化で示される。 http:dictionary.goo.ne.jpsmpleafjn2214059m0uE69CAAE69DA5 Mirai : 1. Genzai no atoni kuru toki. Korekara kuru toki. Shourai. “Mirai ni mukete habataku” “Mirai toshi” 2. Butsugo. Sansei no mirai. Shigo no se. Raise. Kousei. Miraise. 3. Shu toshite seiougo no bunpou de, jisei no shourai. Kako · genzai ni taishite, korekara utsutsusuru mono toshite noberu baai no gohou. Doushi no gokei henka de shimesareru. Universitas Sumatera Utara 24 Mirai : 1. Setelah waktu ini sampai waktu yang akan datang. Saat ini dan seterusnya. Sinonimnya adalah shourai. Contoh : “Hadapi masa depan dan mengibarkannya”. 2. Hal-hal yang menyangkut agama Budha. Dunia setelah kematian. Akhirat. Masa depan dalam kanji lain. Dunia dimasa depan. 3. Masa depan dari waktu, mirai lebih mengutamakan tata bahasa Eropa barat. Berlawanan dengan saat ini ∙ adalah waktu lampau, apabila menjabarkan susunan kata tetap merujuk pada masa saat ini. Menunjukkan perubahan bentuk kata kerja. Konsep makna shourai dan mirai di atas dijadikan acuan untuk pembahasan mengenai fungsi dan makna shourai dan mirai dalam skripsi ini. Berdasarkan kerangka teori di atas, maka penulis akan menginterpretasikan makna nomina shourai dan mirai dengan konteks kalimatnya, serta melihat ketepatan pemilihan kedua kata bersinonim tersebut dalam kalimat.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui fungsi dan makna kata shourai dan mirai secara umum. 2. Untuk mengetahui fungsi dan makna kata shourai dan mirai dalam kalimat bahasa Jepang.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah: Universitas Sumatera Utara 25 1. Untuk dapat dijadikan masukan bagi pembelajar bahasa Jepang untuk memahami penggunaan nomina shourai dan mirai. 2. Untuk dapat dijadikan sebagai referensi bagi pembelajar bahasa Jepang untuk memahami fungsi dan makna nomina shourai dan mirai. 3. Untuk dijadikan acuan bagi penelitian bahasa Jepang mengenai kata bersinonim lainnya.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan library research. Metode kepustakaan adalah metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dengan menggunakan buku atau referensi yang berkaitan dengan masalah apa yang sedang dibahas. Sedangkan untuk teknik penyajian data di dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik deskriptif yaitu dengan memberikan penjabaran dan uraian yang menggunakan kata-kata Mahsun, 2007:92. Penulisan deskriptif mengumpulkan data-data yang diperoleh melalui metode kepustakaan library research. Dalam hal ini, penulis mengumpulkan dan menganalisis buku-buku dan data-data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Jadi dengan metode kepustakaan dan metode penulisan deskriptif, penulis mencoba menyelesaikan skripsi ini. Universitas Sumatera Utara 26

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FUNGSI, MAKNA, NOMINA DAN STUDI

SEMANTIK

2.1 Defenisi Fungsi

2.1.1 Pengertian Fungsi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia http:kbbi.web.id, fungsi dalam istilah linguistik merupakan peran sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas seperti nomina berfungsi sebagai subjek. Sedangkan menurut Kridalaksana 2008:67, fungsi adalah: 1 Beban makna suatu kesatuan bahasa; 2 Hubungan antara satu satuan dengan unsur-unsur gramatikal, leksikal, atau kronologis dalam suatu deret satu-satuan; 3 Penggunaan bahasa untuk tujuan tertentu; 4 Peran unsur dalam satu ujaran dan hubungannya secara struktural dengan unsur lain; 5 Peran sebuah unsur dalam satuan sintaksis yang lebih luas, misal, nomina yang berfungsi sebagai subjek atau objek. Dalam pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi merupakan suatu peranan dalam unsur sintaksis yang saling berhubungan dengan unsur lainnya seperti unsur gramatikal, leksikal, ataupun kronologis.

2.1.2 Jenis-Jenis Fungsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia http:kbbi.web.id, jenis-jenis fungsi dibagi menjadi empat jenis, yaitu: Universitas Sumatera Utara