e. Penerjemah harus benar-benar orang yang menguasai topik yang
hendak diterjemahkan. Seorang penerjemah yang baik tidak dibenarkan menerjemahkan topik
yang tidak dikuasainya. f.
Penerjemah harus mengetahui dengan baik karakteristik sang penulis.
B. Konsep Umum Kalimat Efektif
1. Definisi Kalimat
Kalimat ialah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek S dan predikat P, jika tidak
mempunyai S dan P pernyataan itu bukanlah kalimat, melainkan frase. Kalimat bagi seorang pembaca ialah kesatuan kata yang mengandung maknapikiran,
sedangkan bagi seorang penulis, kalimat ialah satu kesatuan pikiranmakna yang diungkapkan dalam kesatuan kata
22
. Karena kalimat merupakan suatu bentuk bahasa dan bahasa sebagai medium komunikasi hanya akan bermanfaat sebaik-
baiknya bila dikuasai. Penguasaan bahasa dengan demikian idak saja mencangkup persoalan penguasaan kaidah-kaidah atau pola-pola sintaksis bahasa itu, tetapi
juga mencakup beberapa aspek lainnya.
23
Diantara aspek-aspek pengausaan bahasa meliputi: a.
Penguasaan secara aktif sejumlah besar perbendaharaan kata bahasa tersebut.
b. Penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif.
22
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo2007 h,78
23
Gorys Keraf, Komposisi Jakarta: PT. Nusa Indah 1994cet x, h.35,
c. Kemampuan menemukan gaya yan paling cocok untuk
menyampaikan gagasan-gagasan. 2.
Unsur Kalimat Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku bahasa lama
lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek S, predikat P, objek O, pelengkap P dan keterangan Ket.kalimat bahasa Indonesia
baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan P. Unsur yang lain O,Pel, dan Ket dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir dalam
kalimat
24
. Contoh:
Pembawa acara yang kocak itu membeli bunga S P O
3. Jenis kalimat menurut jumlah klausanya.
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu 1 kalimat tunggal, 2 kalimat majemuk.
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Jadi, unsur inti kalimat tunggal ialah terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Adapun O, P, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel,ket bergsntung pada P,
24
Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Mawar Gempita, 2009.
jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu di hadirkan.
Contoh: Jawaban anak pintar itu sangat tepat
S P
b. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat ini terdiri dari empat kelompok, yaitu:
a Dua kalimat tunggal atau lebih yang dihubungkan oleh kata dan
atau serta. Jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan. Contoh:
Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
b Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat
dihubungkan oleh kata tetapi atau sedangkan. Jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat setara
pertentangan. Contoh:
Muridnya kaya tetapi ia sendiri miskin. Peserta seminar sudah berdatangan, sedangkan panitia belum siap
menyambut mereka. c
Dua kalimat atau lebih dihubungkan dengan kata lalu dan kemudian. Jika kejadian yang dikemukakannya berurutan, dan hasilnya
disebut kalimat majemuk perintah. Contoh:
Ia memarkirkan mobilnya di lantai3, lalu naik lift ke lantai 7.
d Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan oleh
kata atau, jika kalimat itu menunjukkan pemilihan. Contoh:
Engkau tinggal di sini atau ikut dengan saya
c. Kalimat majemuk tidak setara
Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Jalinan kepentingan ini
menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda diantara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat,
sedang pertaliannya dari sudut padang waktu, sebab, akibat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak
kalimat. Contoh:
Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
d. Kalimat majemuk campuran
Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk tidak setara bertingkat dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk tak setara bertingkat. Contoh: -
Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang. -
Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
Kalimat pertama terdiri atas anak kalimat karena hari sudah malam dan induk kalimat berupa kalimat majemuk setara, kami berhenti dan
langsung pulang. Jadi, susunan kalimat pertama adalah bertingkat + setara. 4.
Definisi kalimat efektif Seorang penerjemah adalah seorang penulis. Tentu saja, ia bukan
pengarang author bukunya sendiri. Gagasan-gagasan yang ada di dalam terjemahan tetap merupakan gagasan-gagasan pengarang. Meskipun begitu, ia
menuliskan gagasan-gagasan pengarang itu, dan ia ingin menyampaikan gagasan- gagasan pengarang secara efektif. Oleh karena itu penerjemah harus mampu
menyusun kalimat efektif dalam bahasa sasaran bahasa penerima yang di pakainya
25
. Dengan tujuan agar mempermudah pembaca untuk memahami secara penuh ide dan pesan yang disampaikan penulis.
Perlu diketahui, bahwa tujuan tulis-menulis atau karang-mengarang adalah mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan
efektif kepada seluruh pembaca. Oleh sebab itu, ada beberapa persoalan yang harus diperhatikan untuk mencapai penulisan yang efektif, misalnya pertama-tama
penerjemah harus dapat menangkap suatu objek yang sedang dibicarakan, apabila ia sudah menemukan objek itu, ia harus memikirkan, merenungkan kemudian
menuangkan gagasan atau idenya tersebut dengan jelas, lalu mengembangkan gagasan utamanya secara jelas dan terperinci dengan batas-batas pesan yang
disampaikan oleh penuklis dengan tidak terlalu sempit dan juga tidak terlalu luas.
25
A, widyamartaya,Seni Menerjemahkan, h.119
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan mkasud penutur penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh
pendengarpembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang mampu menjembatani timbulnya pikiran yang sama antara penulispenutur
dan pembacapendengar. Kalimat efektif harus dapat mewakili pikiran penulispembicara secara pas dan tepat sehingga pendengarpembaca dapat
memahami pikiran teresebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis atau pembicara.
Sebuah kalimat terdiri atas isi dan bentuk. Yang dimaksud dengan isi adalah pikiran penulis, sedangkan bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran
penulis. Jadi isi dan bentuk menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah bangun kalimat
26
. Jadi yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi
syarat-syarat berikut: 1
Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
2 Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran
pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Dengan syarat-syarat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili ide pembicara atau penulis dan
sanggup menimbulkan ide atau gagasan-gagasan sama tepatnya dengan pikiran
26
Minto Rahayi, Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi,Jakarta: PT. Grasindo, 2007 h, 79
yang telah disampaikan penulis atau pembicara untuk disampaikan oleh pembaca, tanpa menimbulkan salah paham. Kalimat efektif juga harus memenuhi syarat
sebagai kalimat yang baik, strukturnya teratur, kata yang digunakannya mendukung makna secara tepat dan hubungan antar bagiannya logis.
27
5. Ciri-ciri kalimat efektif
Untuk mencapai keefektifan suatu kalimat, maka harus memperhatiakn ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut:
1 Kesatuan
2 Kepaduan koherensi
3 Paralelisme
4 Ketepatan
5 Kehematan
6 Kelogisan
1. Kesatuan kesepadanan struktur
Setiap kalimat yang baik harus memperlihatkan kesatuan pikiran yang menganduns satu pikiran pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh diubah dari satu
pikiran ke pikiran yang lain yang tidak mempunyai hubungan. Adanya kesatuan pikiran berarti adanya hubungan timbale balik antarunsur yang mendukung
kalimat pikiran. Kesatuan ini terbentuk dalam subjk dan predikat, bias ditambah objek. Kesatuan dapat berbentuk kesatuan tunggal,majemuk, pertentangan, dan
pilihan. Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya: Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik.
27
Badudu, Inilah Bahasa Indonesia Yang BenarII Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1994 h,129.
Pada kalimat di atas mengunakan kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi kacau. Kalimat tersebut seharusnya:
Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. 2.
Kepaduan koherensi Yang dimaksud dengan koherensi atau kepaduan adalah hubungan timbal
balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Bagaimana hubungan antara subyek dan predikat, hubungan antara predikat dan obyek, serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi. Contoh kalimat yang unsurnya tidak koheren:
Saya punya rumah baru diperbaiki Struktur kalimat di atas tidak benar atau rancu
Contoh kalimat yang unsurnya koheren: Rumah saya baru diperbaiki
3. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama jenis katanya, pola atau susunan kata dan
frasa yang dipakai di dalam kalimat. Umpamanya dalam sebuah perincian, jika unsur pertama berbentuk verba, unsur kedua dan seterusnya juga harus verba. Jika
unsur pertama nomina, unsur berikutnya juga harus nomina. Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah:
Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha? Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar:
Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha?
4. Ketepatan
Yang dimaksud dengan ketepatan ialah kesesuaian atau kecocokkan pemakaian unsur-unsur yang membentuk kalimat sehingga tercipta pengertian
yang bulat dan pasti. Diantara semua unsur yang berperan dalam pembentukkan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan terpenting. Tanpa kata,
kalimat tidak ada. Akan tetapi, ada kalanya kita harus memilih dengan akurat satu kata, satu frasa, satu idiom, satu tanda baca dari sekian pilihan demi terciptanya
makna yang paling tepat. Contoh penulisan kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan:
Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang. kalimat di atas salah pemakaian kata sehingga, kalimat tersebut yang
benar yaitu:
Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang.
5. Kehematan
Yang dimaksud kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat di sini berarti tidak memakai kata-kata mubazir;
tidak mengulang subyek; tidak menjamakan kata yang memang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata kalimat menjadi padat berisi.
Contoh kalimat yang tidak hemat: Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar
sepanjan hari dari pagi sampai sore.
Pada contoh kalimat di atas terjadi pemborosan, kalimat tersebut seharusnya:
Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian. Kalimat di atas terlihat lebih hemat tanpa mengulang-ulang kalimat yang
sudah ada. 6.
Kelogisan Yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang
logismasuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola piker yang sistematis runtutteratur dalam penghitungan angka dan penomoran. Sebuah
kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pula pemakaian tanda baca, kata, atau frasanya, dapat menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika
berbahasa. Contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut ini:
Kepada bapak Subhan, waktu dan temapt kami persilakan. waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan.
BAB III BIOGRAFI PENULIS DAN PENERJEMAH
SERTA KARYA-KARYANYA
A. Biografi Singkat dan Sejumlah Karya Penulis
1. Biografi Singkat Penulis
Beliau berasal dari keluarga Majdu al-qarni, lahir di tahun1379 H di perkampungan al-qarn, sebelah Selatan Kerajaan Arab Saudi. Kakek-kakek beliau
berasal dari al-AnshariYaman. Jadi, beliau masih keturunan Yaman. Orang tua Dr. „Aid al-Qarni adalah seorang tokoh masyarakat di daerahnya. Beliau berasal
dari keluarga yang berlatar belakang ulama. Sejak kecil, ayahnya sudah membawa beliau ke masjid-masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah. Ia juga sudah
terbiasa dengan bacaan al-quran sejak dirinya masih kecil. Tampaknya, beliau