Penerjemahan Harfiah Penerjemahan Setia

ا ع Di terjemahkan dengan: “Dan di sisiku tiga buku-buku” Terjemahan tersebut terlihat menggunakan jenis ini, karena jumlah kata- kata dalam Bsu yang hanya lima kata, juga diterjemahkan setara 5 kata, tanpa merubah posisinya sedikit pun. Jenis penerjemahan ini memang tidak mempertimbangkan dan memperhatikan apakah karya terjemahan yang dihasilkan terasa janggal atau tidak bagi penutur Bsa. Karenanya, klausa di atas seharusnya bisa diterjemahkan menjadi saya punya tiga buku.

b. Penerjemahan Harfiah

Saat penerjemahan ini, seorang penerjemah mencarikan padanan konstruksi gramatikal Tsu yang terdekat dalam Tsa dan menyesuaikan susunan kata dalam kalimat terjemahannya dengan bahasa sasaran. Penerjemahan kata-kata Tsu masih dilakukan terpisah dari konteks. Jenis terjemahan ini biasanya digunakan pada tahap awal pengalihan 15 . Contohnya: ع يغ ي ا اا ا ج ج ء ج ا ا ي ض Datang seorang lelaki yang baik ke Yogyakarta untuk membantu korban- korban goncangan. 15 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-an Terjemahan tersebut terlihat menggunakan penerjemahan harfiah, karena penerjemahannya hanya mencari padanan konstruksi gramatikal, tetapi masih melepaskannya dengan konteks. Ia harus mengetahui orang yang suka rela terlibat dalam membantu korban bencana alam itu disebut relawan. Karenanya, klausa di atas seharusnya bias diterjemahkan menjadi seorang relawan datang ke Yogyakarta untuk membantu korban gempa.

c. Penerjemahan Setia

Saat menerjemahkan dengan jenis penerjemahan ini, seorang penerjemah memproduksi makna kontekstual, tetapi masih dibatasi oleh struktur gramatikalnya. Kata-kata yang bermuatan budaya dialihbahasakan, tetapi penyimpangan dari segi tata bahasa dan diksi masih tetap dibiarkan. Ia berpegang teguh pada maksud dan tujuan Tsu, sehingga agak kaku dan terasa asing. Ia tidak berkompromi dengan kaidah Tsa. Penerjemahan ini biasanya digunakan pada tahap awal pengalihan. 16 Contoh: ا ي ه Dia lk dermawan karena banyak abunya Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode ini, karena penerjemahannya sudah memperhatikan makna kontekstual dengan menerjemahkan ا ي dengan dermawan. Meski demikian, penerjemahannya masih tampak mempertahankan arti dari struktur 16 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-an gramatikalnya. Ia masih menambahkan terjemahannya itu dengan karena banyak abunya. Padahal, klausa itu cukup diterjemahkan menjadi dia dermawan, karena memang itu pesan yang hendak disampaikan Tsu. Ini terkait dengan ا ي yang memang idiom dan mempunyai arti dermawan.

d. Penerjemahan Semantik