Masa Remaja Mu’ammar Qaddafi

12 tetapi tidak pernah mencari pembenaran pada kesalehan leluhur yang menurunkan. 7 Orang tua Mu’ammar Al-Qaddafi, Abu Minyar dan Aisyah al-Qadhdhafi adalah seorang pedagang dan kehidupannya masih berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya nomaden. Oleh karena itu Mu’ammar Al-Qaddafi dilahirkan dalam sebuah tenda perkemahan. Pada masa pendudukan Italia, Abu Minyar juga ikut berjuang dalam merebut kemerdekaan Libya. dengan penuh pengorbanan dan berbagai kesulitan dalam keuangan, orang tua Mu’ammar Qaddafi mengirimkannya ke sekolah Qur’an pada usia sepuluh tahun dan disinilah ia memperoleh pendidikan formal agama yang pertama. Seperti sebagian besar saudaranya lainnya, di waktu kecil dia menjadi seorang pengembala, tetapi ayahnya melihat kecerdasan anaknya dan memasukannya ke sekolah Al-Qur’an. Dengan alasan agar kelak anaknya memahami pedoman hidupnya.

B. Masa Remaja Mu’ammar Qaddafi

Meskipun Ayahnya adalah seorang yang buta huruf akan tetapi ia selalu memikirkan masa depan anaknya agar bisa mengenyam pendidikan formal. Sang ayah memutuskan untuk memanggil seorang guru dari kota untuk mengajarkan al- Qur’an kepada anaknya yang berusia 7 tahun bersama sepupunya. Selama pengajiannya Mu’ammar selalu menunjukkan semangat yang luar biasa tingginya dalam belajar. Ketika umurnya beranjak sembilan tahun, ia dikirim untuk melanjutkan sekolah dasarnya ke Sirte yang berjarak 30 km dari rumahnya. 7 Lisa Anderson dalam Jhon L. Espito, “Islam Qadhdhafi”, dalam Dinamika Kebangunan Islam, Jakarta : Rajawali Press, 1987. Hal. 165. 13 Karena tidak mempunyai cukup uang untuk tinggal di asrama Mu’ammar memilih untuk menginap di sebuah mesjid. Setiap akhir pekan ia pulang berlibur ke rumahnya dengan berjalan kaki dan keesokkan harinya harus kembali lagi ke sekolah. Ia hanya memerlukan 4 tahun saja untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya yang semestinya ditempuh dalam 6 tahun. Empat tahun kemudian ketika ia berumur 14 tahun, keluarganya memutuskan untuk berpindah ke Sabha, kota utama yang terletak di dalam wilayah Fezzan. Perpindahan tersebut dimaksudkan agar si pemuda itu mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan menengahnya. Di masa muda Mu’ammar gemar dalam mendengarkan cerita-cerita perjuangan rakyatnya melawan penjajah dari ayahnya. Ia selalu meminta ayahnya berulang-ulang. supaya menceritakan bagaimana para pejuang bangsa Libya termasuk kakeknya gugur dalam melawan para penjajah untuk meraih kemerdekaan dan bagaimana ayahnya terluka dalam perang dunia I. Setiap kali mendengarkan cerita itu Mu’ammar pula selalu bertanya pada ayahnya, “siapa yang menjadi pemimpin ayah pada saat itu ?’orang-orang Turki”,bapaknya menjawab berulang-ulang dengan keteguhannya. Si pengembala kecil ini melihat bahwa satu-satunya penyebab dari kemeralatan rakyatnya adalah disebabkan oleh kehadiran kaum asing, yang keberadaannya hanyalah mengeksploitasi rakyat Libya. Ia selau bermimpi dalam tidurnya tentang pertualang yang baru, tentang perjuangan yang baru melawan kolonialisme, perjuangan untuk meraih kebebasan melalui revolusi agung. Masa muda Mu’ammar menyerupai kesuksesan revolusi Mesir pada tahun 1952 dan perjuangan rakyat Algeria melawan Kolonialisme Perancis dengan itu di Sirtelah 14 tempat dimana pemikiran-pemikiran politiknya muncul dan mulai melebarkan sayapnya. Pada masa remajanya, Mu’ammar Qaddafi selalu disegani oleh kawan- kawannya di sekolah menengah di Sirte karena semangatnya yang menggebu- gebu dalam mempelajari ilmu politik, dan kemampuannya untuk menggairahkan semangat para pelajar dengan gaya pembicaraannya yang berkobar-kobar karena sering mendengarkan pidato-pidato beberapa pemimpin negara khususnya pemimpin negara Mesir Gamal Abdul Naser. Ia memanfaatkan isu-isu politik dan kejadian-kejadian yang aktual sebagai momentum yang tepat dalam aksi berdemonstrasi. Revolusi Algeria, pecobaan bom atom atas Sahara oleh Perancis, pembunuhan bangsawan Lumumba dan pemutusan persatuan Suriah dan mesir pada tahun 1961 merupakan sebagian contoh-contohnya. 8

C. Latar Belakang Pendidikan Ativitas Mu’ammar Qaddafi