35 dibicarakan pendekatan sosialis pada ekonomi. Kesetaraan ekonomi adalah
tujuannya.
25
Karena pemikiran Qaddafi lebih terletak pada tulisannya dalam Buku Hijau maka di sini penulis mencoba menjelaskan pemikirannya dari bab I
Demokrasi, bab II pembahasan masalah Ekonomi, dan bab III Pembahasan masalah Sosial.
A. 1. Demokrasi
Seperti yang telah ditulis oleh Qaddafi pada Buku Hijaunya bahwa bentuk pemerintah adalah masalah terpenting yang dihadapi masyarakat. Di sini ia
menggambarkan ke dalam tingkat yang lebih rendah dari interaksi manusia yaitu keluarga. Dan tingkat yang lebih tinggi seperti negara dan bangsa modern.
Qaddafi sendiri memandang masyarakat belum bisa menemukan semua bentuk final terhadap masalah demokrasi. Dan ia menyatakan lebih jauh lagi bahwa
semua bentuk pemerintahan modern adalah hasil perjuangan dengan berbagai bentuk dan ideologi awal kekuasaan. Walaupun perjuangan itu berlangsung secara
damai, tetapi lebih banyak dengan aksi kekerasan di antara kelas-kelas sosial, partai politik, aliran agama dan individu-individu di antara satu sama lain. Yang
pada akhirnya akan menghasilkan kemenangan untuk satu partai atas lainnya, yang berakhir dengan kekalahan rakyat atau kekalahan bagi demokrasi sejati. Dan
perjuangan itupun mencapai pada kebangkitan demokrasi parlementer.
25
John L. Esposito, Ensiklopedi Oxpord Dunia Islam Modern Jilid III, Bandung: Mizan, 2001. Hal. 42.
36 Di sini pula ia masih menganggap demokrasi perwakilan sebagai
demokrasi yang salah, baginya sistem perwakilan pemerintahan tidak lain adalah kekuasaan diktatoral sekelompok minoritas terhadap mayoritas atau sebaliknya.
Seperti 51 persen penduduk memilih seseorang dan 49 persen tidak memilihnya, maka 49 persen rakyat akan ditolak haknya untuk diwakili oleh seorang yang
dapat diterima oleh mereka. Selanjutnya iapun menganggap kampanye pemilu hanya sebagai bentuk penghasutan rakyat karena hanya kelompok kaya yang bisa
memasukinya.
26
Qaddafi juga menyatakan di dalam Buku Hijaunya bahwa:” hendaknya tidak ada perwakilan atas nama rakyat, perwakilan adalah sebuah penipuan.
Pernyataan itu mengartikan bahwa demokrasi adalah kedaulatan langsung bagi rakyat. Bukan kedaulatan perwakilan, sementara perwakilan nasional ataupun
parlemen didirikan melalui distrik, melalui partai politik atau koalisinya, atau melalui penunjukan. Dari sinilah terletak demokrasi yang salah atau keliru
baginya. Karena anggota dari majelis perwakilan yang hanya mewakili partai atau koalisi mereka. Dan bukan mewakili rakyat.
Ia sendiri melihat banyak partai, baik parpol, agama atau sosial, merupakan penghalang bagi kemajuan. Sama halnya dengan suku atau kelompok
agama. Yang membedakan mereka terletak pada hubungan darah. Walaupun keduanya bersumber dari rakyat yang memiliki kepentingan yang sama, seperti
pendidikan, keyakinan atau ideologi. Mereka semua bergabung kepada suatu
26
Muammar Al-Qaddafi, The Green Book, Tripolli: Mateu Cromo. Hal. 5-6.
37 partai atau kelompok aksi dan bukanlah semata-mata mengabdi kepada rakyat
tetapi hanyalah ingin mencari kepentingan pribadi. Selanjutnya Qaddafi juga menganggap partai politik adalah sebuah
kegagalan demokrasi. Karena partai-partai politik merupakan bentuk terakhir dari kekuasaan. Apatahlagi dengan adanya persoalan kekuasaan partai minoritas yang
menjadi lebih buruk dengan keberadaan partai yang semakin beragam. Karena dengan adanya peningkatan kuantitas partai politik hanya akan menghasilkan
kenaikan intensitas perebutan kekuasaan pula. Hal yang demikian partai yang berusaha mendapat kekuasaan sering mengakibatkan kerusakan berbagai hal yang
telah dicapai oleh rakyat, yang akan mendapatkan kekuatan politik bagi dirinya sendiri.
Ada sebuah jawaban terhadap masalah demokrasi yang merupakan bentuk pemerintah di dalam Buku Hijaunya yaitu komite dan kongres. Ia menyatakan: “
kongres rakyat hanya satu-satunya cara untuk mencapai demokrasi kerakyatan. Semua bentuk pemerintahan yang berlaku di dunia saat ini tidak demokratis
sampai mereka beralih kepada sistem ini. Kongres rakyat sendiri merupakan akhir perjalanan panjang pencarian rakyat terhadap demokrasi.
Bentuk pemerintahan itu merupakan eksperimen baru dalam demokrasi yang bersandarkan pada “kedaulatan rakyat secara langsung” yang telah disahkan
di bulan Maret 1977, sebagai dasar dari sistem politik dalam “ Persatuan Rakyat Arab-Libya Sosialis. Bentuk negara Libya itu secara resmi diumumkan kepada
dunia dalam sebuah iklan satu halaman penuh di “Christian Science Monitor”
38 pada tanggal 7 April 1977, kata terakhir dari fase yang panjang ini bukan berarti
“kiri”, tetapi “Republik Sosialis”. Pemberian nama baru itupun dimaksudkan untuk membedakan Libya dari
sebuah negara republik yang dipimpin seorang presiden. Di dalam negara yang disebut juga Jamahir rakyat atau masa itu, setiap orang adalah penguasa, dan
tidak ada budak, pembantu ataupun orang yang diremehkan. Struktur masyarakat baru Libya pun cukup komplek dan agak tidak praktis. Dikarenakan bentuk
pemerintahannya masih dalam masa percobaan.
27
Pada tahun yang sama Qaddafi mengeluarkan dektrit yang berisi larangan adanya partai politik, termasuk Arab Socialist Union ASU yang didirikan oleh
Qaddafi tahun 1971. sebagai sarana partisipasi politik, dan sesuai dengan buku hijau jilid pertama, Qaddafi kemudian membentuk Komite Rakyat, Komite
Umum Rakyat, Kongres Rakyat parlemen lokal, dan Kongres Umum Rakyat. Qaddafi sendiri menjabat sebagai Sekretariat Jenderal Kongres Umum Rakyat dan
tetap sebagai kepala negara, dan biasanya disebut sebagai “pemimpin” atau “saudara kolonel”. Diakhir tahun 1977, Qaddafi membentuk Komite Revolusi
Lijan thawriya. Kongres rakyat pada dasarnya merupakan badan legislatif yang bertugas
mengesahkan hukum dan membuat rekomendasi yang diteruskan kepada komite untuk dilaksanakan. Komite bisa diartikan badan eksekutif yang menjalankan
pemerintahan dan Komite sendiri diawasi oleh kongres lokal yang menunjuk mereka. Setiap komite menunjuk sekretaris jenderal dan dua pembantu sekretaris
27
Muammar Al-Qaddafi, The Green Book, Tripolli: Mateu Cromo. Hal. 11-16.
39 jenderal. Seluruh sekretaris secara bergiliran menjadi anggota kongres umum
nasional. Anggota setiap organisasi, persatuan pekerja atau professional, sindikat, persatuan pelajar dan yang semacamnya, juga memiliki perwakilan di kongres
umum nasional. Sementara itu, keberadaan komite atas dasar keputusan kongres lokal, tidak memiliki wewenang politik sendiri.
Memang cukup komplek struktur politik demikian, hal ini dirancang untuk memberikan peluang kepada setiap anggota masyarakat, baik laki-laki maupun
perempuan, untuk ikut serta dalam demokrasi langsung itu. Keputusan diambil bukan melalui pemungutan suara tetapi atas persetujuan umum. Karena itu rapat
seringkali berlangsung agak lama sebelum keputusan diambil. Ini mungkin merupakan satu alasan mengapa menjadi sulit untuk melibatkan banyak rakyat
Libya dalam sistem tersebut. Namun, karena menghormati Kolonel Qaddafi dan para pengikutnya yang terus bertambah terutama di kalangan pemuda, harga
birokrasi yang tidak efektif serta pendidikan rakyat yang prosesnya memakan waktu lama ini tetapi dihargai.
Qaddafi sendiri mengharapkan bahwa baik kekuasaan legislatif maupun eksekutif di semua tingkatan akhirnya akan berada di tangan seluruh rakyat.
“Definisi demokrasi yang usang, yang menganggap bahwa demokrasi adalah pengawasan rakyat terhadap pemerintahan, akan digantikan oleh definisi yang
benar, yaitu demokrasi adalah pengawasan rakyat terhadap diri mereka sendiri.
40
A. B. Pembahasan Masalah Ekonomi