51 Pandangan Qaddafi mengenai perempuan terlihat tradisional. Dimana
mereka harus terlihat feminim dan cantik. Dengan demikian setiap pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik atau pekerjaan kotor yang menutupi kecantikan
perempuan adalah tindakan penindasan. Sedangkan ketidakada perbedaan antara laki-laki dan perempuan menurut
Qaddafi terletak pada hak dan kebebasannya. Perempuan tidaklah seharusnya dipaksa untuk dinikahi atau bercerai tanpa persetujuan mereka, atau menguasakan
melalui otoritas berwenang. dan mereka pun bebas dan mempunyai hak dalam menentukan keduanya. Dan ia pun meramalkan bahwa revolusi dunia akan
mengakhiri seluruh keadaan sosial dan ekonomi yang memaksa perempuan melakukan pekerjaan laki-laki, dan supaya mereka memperoleh hak yang sama.
B. Peran Mu’ammar Qaddafi Pada Revolusi Libya
Peran yang tampak pada Qaddafi dari awal revolusi Libyanya di tahun 1969 tepatnya pada tanggal 18 September, ia memulai dengan menuliskan garis
besar progaram politiknya, pada bulan berikutnya, dia memerintahkan kekuatan militer asing untuk meninggalkan wilayah Libya dan menyerukan kenetralan dan
persatuan nasional dan Arab. Bebarapa bulan kemudian, tiang-tiang utama ekonomi bank, klinik, minyak, dll dinasiolisasikan. Qaddafi sempat bertemu
dengan Naser beberapa sebelum kematian Naser 28 September 1970 dan menurut pendapat publik, dia menjadi ahli waris alami Nasserisme; partai-partai
politik dilarang dan pada Juni 1971 Uni Sosialis Arab didirikan.
52 Pada kemangkatan Nasser dalam usianya ke lima puluh dua tahun,
Qaddafi menciptakan suatu kekosongannya dengan memberikan konsep pemikiran yaitu disini ia menggabungkan nasionalisme Arab dan sosialisme
dengan fundamentalisme Islam menurut caranya sendiri. Qaddafi mengibarkan bendera sosialisme Arab dan menggantungkan amat berat sekali kepada alasan
Islam untuk pengesahan pembaharuan-pembaharuan dan untuk menegaskan Pan- Arab sebagai pemimpin Pan-Islam. Selama tujuh puluhan, baik dalam maupun
luar Libya, ”Republik Arab Libya”, dipandang sebagai negara Arab-Islam. Pengumuman-pengumuman pada masa permulaan dari pemerintahan baru itu
menempatkan Libya pada jalan sosialisme Arab yang dibenarkan oleh Islam. Membedakan dirinya dari Marxisme, Qaddafi mengumumkan bahwa
kebijaksanaanya sosial dari negara adalah sosialisme Islam:”suatu sosialisme yang terpancar dari agama Islam yang sebenarnya dan juga dari Al-Qur’an. Sekalipun
dipengaruhi begitu kuat oleh pemikiran Naser, Qaddafi berjalan di luar garis kepahlawanannya dengan penegasan komponen Islam pada ideologinya.
36
Dari sinilah Pada 1971, Qaddafi mencoba memperkenalkan kembali hukum Islam di Libya. Hukum pidana sepanjang kanonik ”batas-batas” dari
Allah diperlakukan dimana potong tangan bagi pencurian, hukum rajam bagi perzinaan. Berbagai peraturan Islam lainnya mengenai pengumpulan zakat dan
larangan rente-Bank diumumkan. Walau bagaimanapun, pelaksanaannya masih terbatas, meskipun bunyi pidato dan aktivitas sedemikian rupa, sepanjang
kenyataan, jikalau diteliti lebih ketat, meskipun gembar-gembor pemerintah Libya
36
Jhon. L. Esposito, Islam dan Politik, Jakarta: Bulan Bintang, 1990. Hal. 218-219.
53 dan kehebohan mass-media Barat sedemikan rupa, hukum Islam itu masih tetap
samar secara relatif bagi masyarakat Libya. Apa yang menjadi lebih jelas ialah corak Islam yang berbeda dari apa yang pernah diperkenalkan. Bukan mengikuti
thariqat As-Sanusiyah dan bukan pula Islam menurut pandangan para ulama, akan tetapi penafsiran Qaddafi sendiri yang bersifat ideosinkretis mengenai Islam.
Pada 1973, langkah-langkah pertama “revolusi rakyat’ dilakukan dan proses ini berakhir dengan proklamasi Jamahiriyah Libya Sosialis Arab.
Jamahiriyah dimaksudkan menjadi sistem pemerintahan yang baru; menempatkan kedaulatan di tangan rakyat, Jamahiriyah diungkapkan dengan struktur komite
yang cukup rumit, yang mewakili badan negara pengambil keputusan dan pelaksanaan. Akibatnya, perpecahan muncul antara kekuasaan dan revolusi yang
sebelumnya bersatu.
37
Pada awal tahun 1970-an ini pula Mu’ammar Qaddafi mulai membuang semua jabatan pemerintahannya. April 1974 sebuah keputusan dikeluarkan yang
menyatakan dirinya bebas dari fungsi politis, administratif dan protokoler, sehingga ia bisa berkonsentrasi pada pengembangan ideologi revolusionernya.
Setelah memastikan saat yang tepat untuk melaksanakan teori politik dan ekonominya tahun 1976, Mu’ammar Qaddafi mengambil tampuk pimpinan di
Dewan Komando Revolusioner dengan mengumumkan dalam perayaan Hari
37
Jhon. L. Espito, Ensiklopedi Oxpord Dunia Islam Modern Jilid III, Bandung, Mizan, 2001. Hal. 41.
54 Nasional 1 September bahwa Dewan Komando Revolusi akan diganti Kongres
Umum Rakyat.
38
Hal ini dilakukan karena Mu’ammar Qaddafi ingin memanfaatkan kesempatan agar kelompok-kelompok lain yang saling berlomba menduduki
posisi pemerintahan dapat memberi simpati kepadanya. Tujuannya agar mereka tidak mendapat basis kekuatan yang besar dan selain itu Mu’ammar Qaddafi juga
ingin mempertahankan kewenangannya. Kongres Umum Rakyat sendiri merupakan pertemuan kongres rakyat,
komite rakyat, dan kalangan profesi untuk membuat keputusan kongres rakyat. Di antara tugas-tugas KUR adalah sebagai berikut:
- Membuat keputusan-keputusan kongres yang diambil melalui sidang- sidang biasa dan luar biasa.
- Menyiapkan agenda yang dibuat oleh kongres inti rakyat.
- Mengawasi, menilai, dan memilih anggota-angota Komite Umum
Rakyat. Adapun tugas-tugas Kongres Inti Rakyat adalah sebgai berikut:
- mengeluarkan Undang-Undang di berbagai bidang.
- Membuat dan merekomendasi perjanjian-perjanjian yang dibuat antara
Libya dengan negara-negara lain. -
Memperluas hubungan Libya dengan negara-negara lain. -
Meletakkan kebijaksanaan umum dalam berbagai bidang. -
Pemperluas posisi Libya terhadap gerakan-gerakan politik dunia.
38
W.B Fiser, “Libya”, Dalam TheMiddle East and North Africa, London: Europe Plication Limited, 1993. Hal. 667.
55 -
Meningkatkan kualitas komitet rakyat, memantau, mengawasi dan mengevaluasi.
Dan ada juga yang disebut dengan Komite Rakyat merupakan komite yang menggerakan semua sektor, instansi, badanlembaga, kemaslahatan umum,
perusahan-perusahan dan unit-unit administrasi lainnya yang ada di Libya, atau bisa diartikan juga badan pelaksana ketentuan-ketentuan Kongres Rakyat.
39
Sesudah 1977, terdapat dua unsur penting lain: penggantian kebijakan yang kaku dan represif di dalam negeri dengan sikap yang lebih moderat terutama
dalam ekonomi; dan kegagalan kebijakan luar negeri Libya dalam kasus Cad, misalnya. Masalah kedua ini menjadikan kecilnya peran yang dimainkan oleh
Libya di Dunia Arab meskipun Qaddafi secara berkala dicap oleh Amerika Serikat sebagai musuh simbolis yang harus dihancurkan dengan segala cara. Tanggapan
Amerika Serikat ini kurang-lebih akibat dukungan aktif Qaddafi kepada terorisme internasional oleh kelompok, seperti Pasukan Republik Irlandia, Basque, dan
kelompok-kelompok Palestina radikal.
40
C. Hubungan Qaddafi Terhadap Negara-Negara Arab dan Internasional C.1.