30
C. Pemikiran Khatami
Mohammad  Khatami  muncul  sebagai  seseorang  yang  menyajikan pemikiran-pemikiran  alternatif  di  lingkungan  masyarakat  Iran.  Ide-ide  yang
Khatami  sampaikan  berbau  modernitas  misalnya  demokrasi,  dialog  peradaban. Khatami  merupakan  sosok  intelektual  yang  mengakar    kuat  dengan  tradisi  dan
keilmuan  Islam  seperti  Teologi,  Fiqih  dan  Filsafat.  Sehingga  Khatami  tampil dengan memadukan keilmuan Islam dengan keilmuan yang ia pelajari dari Barat.
Pemikiran Khatami mulai tumbuh ketika ia melanjutkan pendidikannya di Isfahan dan  Qum.  Hal  ini  terbukti  dengan  aktivitas  politik  dan  kampanye  anti-Syah
Pahlavi,  dengan  menyiapkan  serta  menyebarkan  pernyataan  politik  khususnya yang  di  isukan  oleh  pendiri  Republik  Islam  Iran,  Imam  Khomeini.
12
Bukan  itu saja, asal-usul gerakan reformasi sebagaimana yang bergulir semasa kepresidenan
Mohammad Khatami 1997-2005, dapat ditemukan dalam perdebatan dan diskusi sengit  yang  muncul di  universitas-universitas  di  Iran  setelah  berakhirnya  perang
Iran-Irak pada tahun 1988.
13
Setelah  kemenangan  revolusi  tahun  1979,  Khatami  ditunjuk  sebagai Direktur  Islamic  Center  di  Hamburg  Jerman,  menggantikan  Ayatullah  Behesti
yang saat itu dipanggil pulang Imam Khomeini. Selama memimpin Islamic Center di Hamburg itu diduga Mohammad Khatami banyak berinteraksi dengan budaya
Barat  yang  mempengaruhi  cara  berpikirnya.  Hal  ini  sangat  berbeda  dari  temen- teman seperjuangannya yang hanya mengasingkan diri ke kota Najef atau Karbala
12
Mohammad Khatami. Membangun Dialog Antar Peradaban, Mizan, 1998.  h 6
13
Ali M. Ansari. Supremasi Iran, Jakarta: Zahra, 2008.   h 174
31
di Irak. Atau mereka yang tetap bertahan di Iran pada era kekuasaan dinasti Reza Pahlepi.  Mereka  yang  terakhir  ini  lebih  radikal dan  kurang  akomodatif  terhadap
dunia  luar.  Dari  kalangan  mereka  itulah,  yang  banyak  terbagung  dalam  Kubu Konservatif, yang kini menjadi lawan politik Presiden Mohammad Khatami.
Pemikiran Khatami, memiliki analisis  yang tajam dan merupakan gagasan jauh ke depan, ide-ide inovatif berjalan dengan prinsip-prinsip dasar agama  yang
dianutnya.  Ia  berpendapat  bahwa  kemajuan  politik  bisa  terlihat  dengan  adanya rakyat  terlibat  langsung  dalam  pembangunan,  rakyat  mengetahui  dan
mempertahankan  apa  yang  menjadi  hak-haknya  sebagai  individu  dan  warga negara  Iran.  Modernisasi  politik  yang  Khatami  kembangkan  berbeda  dengan
presiden  pra-revolusi,  modernisasi  yang  di  maksud  ialah  partisipasi  rakyat  dan tidak mengabaikan faktor agama dari kehidupan masyarakat Iran.
Akan  tetapi,  Moderisasi  politik  disini  berusaha  membangun  sistim  politik yang  dapat  menumbuhkan  demokrasi,  keterbukaan,  kemandirian  dan  kesiapan
menghadapi  tantangan  kemajuan  zaman.  Karena  ciri  utama  dari  modernisasi politik  ialah  terletak  pada  rasionalisasi,  dinamisasi  dan  sosialisasi  politik  dengan
tetap berpegang pada identitas bangsa.
14
Khatami  diakui  sebagai  seorang  pemimpin  yang  sangat menjujung  tinggi kebebasan  dan  partisipasi  media  dalam  pengembangan  civil  society
masyarakatnya.  Selain  itu,  ia  juga  membuka  ruang  ekspresi  bagi  perempuan dalam  domain  publik  Iran.  Bahkan  dalam  pidato pelantikannya  sebagai  Presiden
Iran, di hadapan 270 anggota parlemen dan sejumlah diplomat asing, Mohammad
14
John  L  Esposito  and  John  O,  Voll,.  Demokrasi  Di  Negara-negara  Muslim;  Problem dan Prospek.
Bandung, mizan 1999. h 70-75
32
Khatami  menegaskan  niatnya  untuk  memberikan  kelonggaran,  toleransi, kebebasan  dan  hak  berbicara.
15
Menurut  Khatami  itu  semua,  bertujuan  demi terciptanya  kondisi  hidup  masyarakat  lebih  kondusif  bagi  setiap  upaya  keras
memerangi kemiskinan dan ketidakadilan sosial. Dari  sini  jelas  bahwa  Khatami  mengajarkan  kebebasan  dengan
menawarkan demokrasi sebagai suatu sistem politik modern yang mengedepankan kedaulatan  rakyat.  Ia  tetap  berpegang  teguh  terhadap  tradisi  keagamaannya.
Makanya,  ia  tidak  melakukan  upaya  menjauhkan  masyarakat  dari  akar  agama mereka.  Yang  diingkinkan  Mohammad  Khatami  justru  berbagai  langkah
modernisasi politiknya agar memperkuat nasional identitas Iran. Sedangkan  dalam  masalah  hubungan  Negara  Iran  dengan  dunia
internasional,  Khatami  menilai  ada  kegagalan  dalam  pemerintah  sebelumnya.  Ia berpendapat bahwa, perlu adanya aturan dialog sebagai berikut,
16
1.  Dalam dialog harus mengetahui identitas dan diri anda sendiri. 2.  Langkah yang kedua ialah mengenali peradaban yang menjadi mitra
dialog anda. Sebelum  terpilih  menjadi  presiden,  selama  masa  kampanye  Khatami
mengangkat  isu-isu  “kontroversial”.  Di  antaranya,  penegakan  HAM,  hak-hak wanita, pluralisme budaya, toleransi, dan demokratisasi. Semua ini belum pernah
dibicarakan secara terbuka oleh presiden dan calon presiden sebelumnya. Khatami juga menjanjikan akan menjalankan politik détente peredaan ketegangan dengan
15
Dikutip dari KOMPAS, Khatami Jamin Kebebasan Bicara
.
Selasa, 05-08-1997. h 1
16
Ali M. Ansari. Supremasi Iran. Jakarta: Zahra, 2008.  h 180
33
seluruh negara di dunia yang bersedia menghormati Iran.
17
17
Mohammad Khatami. Membangun Dialog Antar Peradaban, h 24