14
dikelilingi negara-negara penting di kawasan benua Asia dan Eropa, seperti Turki, Rusia, Afghanistan, Pakistan dan Irak. Sedangkan batas negara Iran dengan para
tetangganya terdiri dari 5.170 km garis batas dataran dan 2.510 km garis batas air. Garis  batas  terpanjang  hampir  seluruhnya  ada  di  sebelah  utara,  yaitu  perbatasan
dengan  uni  soviet  sepanjang  1.740  km  sebagai  daerah  perbatasan  bersama termasuk  630  km  batas  air.  Daerah  perbatasan  Iran  dengan  Irak  disebelah  barat
daya,  sepanjang  1.280  km  dan  perbatasan  dengan  Turki  di  barat  laut  sepanjang 470 km. Dengan Afghanistan di timur laut, Iran bartapal batas sepanjang 850 km,
sedangkan  dengan  Pakistan  sepanjang  830  km.  Teluk  Parsi  dan  Laut  Oman tertelak di selatan, dengan garis tapal batas perairan sepanjang 1.880 km.
6
Negara Islam  Iran  memiliki  penduduk  hampir  66  berasal  dari  Persia,  sedangkan  25
Turki,  5  Kurdi  dan  4  asal  Arab.  Terdapat  juga  suku-suku  yang  umumnya nomade  seperti  golongan  suku  yang  terkenal  di  Iran  adalah  Klan  Bakhtiari,
Cossack,  Qajar,  Turkaman,  Syahsoon,  Kurd,  Afsyar,  Sanjani,  Gilak,  Baluch, Boyer Ahmadi, Aqaie, Ale Kasir,dan klan Monsari.
7
C. Sekilas Peran Ayatullah Khomeini dalam Revolusi Islam Iran
Ketika  negara  Iran  di  bawah  kekuasaan  monarki  konstitusional  yang dipimpin oleh Mohammad Reza Khan 1925-1941, dan digantikan oleh anaknya
Mohammad Reza Syah  1941-1979 yang menuntut perubahan dan memusatkan perhatiaannya  pada  modernisasi  dan  pembentukan  pemerintahan  terpusat  yang
kuat,  mengandalkan  angkatan  bersenjata  dan  birokrasi  modern.  Namun  sangat
6
Reza Shibudi. Profil Negara-negara Timur Tengah, Jakarta: Pustaka Jaya, 1999, h 172- 101
7
Republik Islam Iran,  Kedutaan Besar Republik Islam Iran, h  46
15
disayangkan  kebijakan-kebijakan  sekularisasi  masyarakat  dilakukan  tidak  secara menyeluruh.
Terlebih selama menjabat sebagai pemimpin Reza Syah dianggap korupsi, lebih  condong  kebaratan  dan  melakukan  penjauhan  diri  dari  kebudayaan  Islam,
serta  menentang  agama  dengan  cara  penyalahgunaan  media  radio,  televisi  dan surat  kabar.  Pada  masa  itu,  cara  tersebut  merupakan  kejadian  sehari-hari  serta
mengumbar  janji  manis  kepada  masyarakat  dan  para  ulama  untuk  memajukan negara  Iran
8
.  Bahkan  kedekatan  Reza  Syah  dengan  bangsa  Eropa  serta memperluas  kontrol  negara  atas  banyak  bidang  yang  sebelumnya  merupakan
kekuasaan para ulama membuat banyaknya para ulama yang kecewa. Hal  ini  membuat  Ayatullah  Khomeini  pada  tahun  1962-1963  tampil
sebagai  suara  antipemerintah  di  antara  minoritas  ulama  yang  vokal  menganggap Islam  dan  Iran  tengah  teracam  bahaya  dan  kekuasaan  mereka  melemah.  Dari
mimbarnya  di  Qum,  Khomeini  menjadi  suara  oposisi  yang  tak  kenal  kompromi melawan  kekuasaan  mutlak  “pemerintah”.  Pemberontakan  yang  terjadi  di  Qum
22 maret 1963 dan Mashad 3 Juni 1963 menyebabkan Khomeini ditahan pada 4  Juni  dan  diasingkan  ke  Turki.  Pada  mulanya  Ayatullah  Khomeini  hanya
menyerukan  pembaharuan  bukan  revolusi.  Pada  pertengahan  1970-an  tampak jelas  bahwa  kebijakan  modernisasi  dan  sekularisasi  Syah  gagal  menciptakan
sistem  politik  yang  demokratis.  Akibatnya,  muncul  ketidak  puasan  dan  ketidak setujuan yang semakin memuncak dikalangan ulama, kelompok tradisional, kaum
cendekiawan religius, kaum Marxis, golong kiri, dan golongan liberal.
8
Republik Islam Iran, Kedutaan Besar Republik Islam Iran, h 9
16
Kebijakan-kebijakan Syah yang represif membuat banyak para ulama pada akhir  1970-an  memberikan  alasan  untuk  membentuk  gerakan  oposisi  yang  juga
didukung  rakyat  luas.  Para  ulama  seperti  Ayatullah  Khomeini,  Muthahari, Taleqani, dan Behesti, bersama para cendekiawan seperti Mehdi Bazargan dan Ali
Syariati,  telah  mengembangkan  ideologi  pembaharuan  dan  revolusioner  yang bersifat  Islami.  Gerakan  Ayatullah  ini  secara  jelas  bertujuan  merombak  tatanan
sosial,  politik  dan  ekonomi  yang  dianggap  tidak  lagi  mencerminkan  aspirasi rakyat  Iran  dan  bertentangan  dengan  prinsip-prinsip  dasar  ajaran  Islam.  Bentuk
monarki juga dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam.
9
Republik  Islam  Iran  adalah  sebuah  negara  modern  yang  memberikan pengakuan dan tempat yang layak bagi warisan dan identitas. Terlebih lagi ajaran
Syi’ah juga menjadi identitas bangsa Iran dan sumber legitimasi politik sejak abad ke  16.  Sehingga  dalam  pembentukan  Republik  Islam  Iran  di  bawah  Ayatullah
Khomeini  dimana  ajaran-ajaran  mazhab  Syi’ah  sangat  berpengaruh  di  hampir segala  sendi  kehidupan.
10
Republik  Islam  Iran  merupakan  lambang  penting  bagi Islam  revolusioner,  terlebih  struktur  yang  dibangunnya  tidak  sama  dengan  pola-
pola  praktik  demokrasi  sebagaimana  dikembangkan  dalam  masyarakat  Barat. Melainkan sistem politik yang dipakai merupakan perpaduan antara aturan otoriter
dan  partisipasi  politik  rakyat  yang  penuh  perdebatan  dengan  cara  yang mencerminkan isu penting menyangkut hubungan Islam dan demokrasi.
11
9
Reza Shibudi, Biografi Politik Imam Khomeini,  Jakarta: Gramedia Pustaka Utama dan ISMES, 1996,  h  XV
10
John L. Esposito John O.Voll, Demokrasi di Negara-negara Muslim problem dan prospek
,  Bandung: Mizan, 1996.  h 76
11
Republik Islam Iran ,Kedutaan Besar Republik Islam Iran,  h  24