Perkembangan ekonomi dan politik
November 1997 di Teheran selama 444 hari. Sampai sekarang hubungan itu masih diwarnai sikap saling curiga.
22
Kiprah Revolusi Islam sempat pula mencemaskan negara-negara tetangga di Teluk Persia, yang semuanya masih menganut sistem monarki. Keinginan
Khatami untuk membangun hubungan persahabatan dan kerja sama tentu sangat kondusif untuk memperbaik hubungan Iran dengan dunia Barat maupun dengan
para tetangganya di Teluk Persia. Didalam negri Iran sendiri, Khatami mulai membuka perluasan dalam
dunia politik. Sebagaimana ia janjikan pada waktu kampanye bahwa ia akan menyediakan kursi bagi perempuan dalam kabinetnya jika Khatami
memenangkan pemilu.
23
Bahkan Hasemi Rafsanjani berpendapat dengan adanya pemilu 1997 mulai mengajarkan politik kepada rakyat Iran, sekaligus melahirkan
perbaikan-perbaikan masalah sosial. bukan itu saja Hasemi sepakat dan setuju dengan Khatami jika perempuan memperoleh kedudukan posisi utama dalam
kabinet Khatami. Ternyata bukan hanya isapan jempol semata kampanye Khatami tentang
menyediakan kursi wanita dalam kabinetnya. Karna untuk pertama kalinya sejak pecahnya revolusi Islam 1979, Iran mempunyai seorang wakil presiden wanita.
Masumeh Ebtaker, berusia 30 tahun.
24
Ia menjadi wapres yang membidangi masalah perlidungan lingkungan dalam kabinet Khatami, Masumeh Ebtaker juga
22
Diah Rahma F auziana Izzuddin Irsam Mujib, Khomeini dan Revolusi Iran. Yogyakarta: Penerbit Narasi, 2009. h 74
23
Dikutip dari REPUBLIKA, Pemilu Iran Hembuskan Angin Segar Buat Kaum Perempuan.
24-05-1997. h 9
24
Ia seorang guru besar Universitas Teachers Teheran, selain aktif di dunia kampus, doktor Imunologi lulusan AS ini juga tercatat sebagai salah satu anggota dewan redaksi disabuah
surat kabar di Iran.
pernah menjabat sebagai ketua komite sentral sebuah organisasi wanita non- pemerintah di Iran.
25
Ia dalam organisasi inilah pernah dua kali menghadiri konprensi wanita dunia masig-masing di Nairobi dan Beijing.
Sejak kenaikan Mohammad Khatami sebagai presiden Iran, atmosfir politik Iran tak henti-hentinya diwarnai dengan pertarungan antara kubu reformasi
dan konservatif, yang berlanjut hingga saat ini. Dua kubu ini berkompotisi dalam konteks perebutan kekuasaan. Karna kubu konservatif tidak merelakan jika
dominasi mereka dipentas politik Iran diambil alih oleh kekuatan politik baru kubu reformasi, Khatami.
26
Sejak tahun 1983, dunia politik Iran memang didominasi oleh kaum mullah pemimin agama melalui wilayah al-faqih
merupakan kekuasaan seseorang atau beberapa orang ahli hukum Islam yang mempunyai kedudukan sebagai mudtahij, takwa, adil dan disetujui mayoritas
umat atau rakyat. Maka orang pemegang ini semua disebut dengan Wali Faqih. Bagi kubu konservatif, kedaulatan tuhan menjadikan pijakan dalam konsep
kenegaraan. Melalui konsep Wilayah al-faqih
27
, konservatif ingin menegaskan
kedaulatan tersebut. Iran dipimpin sebuah kekuatan yang sakral, yaitu tuhan akan tetapi hanya saja tuhan disini tidak tampil secara langsung, melainkan
direpresentatipkan melalui para ulama. Dengan kata lain Mullah menurut kubu konservatif ialah pengendali utama dalam kebijakan negara. Meskipun kedaulatan
rakyat diakui dan dihormati sebagaimana terlihat dengan adanya pemilu untuk
25
Dikutip dari REPUBLIKA, Khatami Tunjuk Wakil Presiden Wanita
. 28-08-1997. h 9
26
Dikutip dari KOMPAS, Khatamisme, Wajah Iran Masa Depan. minggu, 07-03- 1999. h 3
27
Wilayah dalam pandangan Syiah, wilyah atau kekuasaan adalah prinsip bahwa garis keturunan para imam yang dihubungkan kapada nabi Muhammad mewarisi otoritas yang bersifat
spritual dan temporal dalam Islam setelah wafatnya nabi pada 632 M.
memilih anggota parlemen dan presiden, namun kedaulatan tersebut tidak signifikan sebab kedaulatn rakyat harus tunduk kepada kedaulatan tuhan.
Dari kubu reformasi, memandang kekuasaan Mullah melalui konsep Wilayah al-faqih
28
telah mereduksi kedaulatan rakyat. Hak-hak rakyat untuk ikut berpartisipasi dalam menentukan arah serta kebijakan negara Iran seperti dikebiri
oleh kekuasaan Mullah. Kepentingan rakyat untuk menentukan kesejahteraan agama akan diabaikan. Dengan alasan, para mullah mendapat petunjuk tuhan.
Pandangan ideologi semacam inilah yang tidak sejalan dengan kubu reformis, Ternyata pemerintahan Khatami terus diuji, hal yang paling tergambar
ialah ketika terjadi gerakan mahasiswa tahun 1999. Gerakan ini mendukung Khatami pada 9-13 juli 1999, mahasiswa turun ke jalan raya di sejumlah kota
Teheran, Mashad, Yazd, Isfahan, Tabriz dan Sharoud seraya meneriakkan yel- yel bernadakan pro-Khatami. Dari beberapa sumber bahwa gerakan yang di
motori “Serikat Dewan Mahasiswa” dipicu keputusan pengadilan yang menghukum Koran Salam, salah satu corong kaum reformis. Menurut pengadilan,
Salam dituduh telah menyiarkan dokumen rahasia. Aksi ini diawali dengan damai akan tetapi tanggal 14-15 juli 1999, menjadi kerusuhan masal. Dibertikan bahwa
banyak dari mahasiswa mengalami luka-luka dan tewas. Perkembangan politik Iran terus berkembang, tentunya sejak Khatami
memenangakan pemilu Mei 1997 dan di susul dengan kemenangan kaum
28
Istilah Wilayah al- faqih pertama kali menjadi perhatian luas di dunia Syiah istilah tersebut di gunakan sebagai judul buku dari kuliah-kuliah yang disampaikan oleh Ayatullah Ruhullah
Khomeini1902-1989 istilah tersebut berarti “perwakilan hakim”. Dalam perkembangan wilayah al-faqih sebuah konsep perwakilan sebagai pengganti nabi sebagaiman syiah mengakui Ali ibn Abi
Thalib sebagai wali allah.
mullah”kiri” dalam pemilihan dewan lokal pada Februari 1999, sehingga kubu kanan”reformis” mulai goyah. Apalagi langkah Khatami seperti kunjungan
membuka dialog dengan Barat serta menormalisasikan hubungan dengan Arab Saudi serta bermacam kebijakanya di dalam dan luar negri yang mengarah ke
liberalisasi politik dan ekonomi. Mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan Khusunya kaum intelektual, perempuan dan LSM. Disini terlihat kaum reformis
semacam Khatami dapat merumuskan konsep-konsep praktis warisan pemikiran imam Khomeini untuk kepentingan bangsa Iran.
29
Disisi lain langkah-langkah Khatami kurang disukai oleh kaum mullah ” kanan” yang selama ini mengaku sebagai ”penjaga nilai-nilai revolusi Islam yang
hakiki”. Maka dengan berbagai upaya mereka lakukan demi menghambat laju kemenangan kaum reformis. Khatami menilai, hambatan sebagai kontrol bagi
pemerintahannya sekaligus legitimasi dan ruang gerak untuk menjalankan roda pemerintahan.
30