Analisis Regresi Berganda Uji Hipotesis

54 b. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disebut menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson DW test. Model regresi dikatakan tidak terdapat autokorelasi apabila nilai Dubin-Watson berkisar 1,55 sampai 2,46 untuk n 15. c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi ganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel terikat Sambas Ali dan Maman Abdurrahman, 2009:198. Perumusan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Persamaan Regresi : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e 55 Keterangan : Y = Minat Beli variabel terikat a = konstanta b = koefisien regresi X 1 = atribut produk variabel bebas X 2 = bauran promosi variabel bebas e = error

4. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi R 2 Uji Koefisien Determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen Bhuono Agung, 2005:50. Nilai R square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan data deret waktu time series memiliki R Square maupun Adjusted R Square cukup tinggi diatas 0,5, sedangkan sampel dengan item tertentu yang disebut data silang crosssection pada umumnya memiliki R Square maupun Adjusted R Square agak rendah dibawah 0,5, namun tidak menutup kemungkinan data jenis 56 crosssection memiliki nilai R Square maupun Adjusted R Square cukup tinggi Agung Bhuono, 2005:51. b. Koefisien Korelasi Berganda Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur keeratan suatu hubungan antar variabel. Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Koefisien 0.00 - 0.199 Sangat rendah 0.20 - 0.399 Rendah 0.40 - 0.599 Sedang 0.60 - 0.799 Kuat 0.80 - 1.000 Sangat kuat Sumber : Prof. Dr. Sugiyono 2002 c. Uji F hitung Uji F-test bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil F-test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil F-test menunjukan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value pada kolom Sig. lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau F hitung pada kolom F lebih besar dari F tabel. d. Uji t Hitung Uji t-test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual parsial 57 terhadap variabel dependen. Pada output SPSS dapt dilihat pada tabel Coefficients a . Nilai dari uji t-test dapat dilihat dari p-value pada kolom Sig. pada masing-masing variabel independen, jika p- value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau t- hitung pada kolom t lebih besar dari t-tabel.

E. Operasional Variabel Penelitian