Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus pada PT. TASPEN Persero Cabang Medan)

(1)

S K R I P S I

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (STUDI

KASUS PADA PT. TASPEN PERSERO CABANG

MEDAN)

OLEH :

DISI AISA FITRI

0 7 0 5 0 3 1 4 4

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus pada PT. TASPEN Persero Cabang Medan)” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 20 Maret 2011 Yang Membuat Pernyataan,

Nama : Disi Aisa Fitri NIM : 070503144


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang tak pernah jemu melimpahkan nikmat- Nya yang tak terkira, belaian kasih sayang-Nya, atas semua karunia, kenikmatan, keistiqomahan, kesehatan, kekuatan, serta waktu dan kesempatan yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus pada PT. TASPEN Persero Cabang Medan)”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya telah memperoleh bimbingan, dorongan, semangat, nasehat, dan bantuan baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Drs. Syahelmi, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs. Zainal Abidin Tarigan Silangit, Ak selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.

5. Kedua orang tua yang saya cintai, Sunardi,S.H dan Susyiana Ishak yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih saying yang tak terbalas serta selalu mendoakan dan mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Kepada kedua adik lelaki penulis, Dian Rahmat Dermawan dan Ikhsan

Dian Nugraha yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada kakakmu tersayang ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah penulis berserah diri dan memohon ridha-Nya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Medan, 20 Maret 2011 Penulis

Disi Aisa Fitri NIM 070503144


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian asosiatif kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah PT.TASPEN Persero Cabang Medan dan yang menjadi sampel penelitian ini adalah para karyawan di perusahaan tersebut. Metode sensus digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada karyawan perusahaan dalam waktu kurang dari dua minggu. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Variabel dependen yang digunakan adalah kinerja SIA, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah. Penelitian ini menggunakan uji kualitas data untuk menilai pertanyaan dalam kuesioner dan menggunakan analisis regresi linear berganda untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel independen yang diteliti yaitu keterlibatan pengguna, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa keterlibatan pengguna, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA.

Kata kunci : keterlibatan pengguna, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen puncak, formalisasi sistem, keberadaan dewan pengarah, kinerja SIA.


(6)

ABSTRACT

This research aims to analyze the influence factors affecting the performance of Accounting Information Systems (AIS) in government corporation.

The design of this research is associative causal research. The population in this study is PT. TASPEN Persero Cabang Medan and the sample are employees in that corporation. This research using census method. The type of data in this study is primary data obtained from questionnaires. The data collected with the questionnaires. The dependent variable used is the AIS performance, while the independent variables used are user involvement, capability of Information Systems (IS) personnel, top management support, formalization of system development and steering committee. This study used test goodness of data to evaluate the questions in the questionnaire and multiple linear regression analysis for statistical analysis and regression models were tested first in the classical assumption test.

The results showed that partially, each independent variable investigated; user involvement, top management support, formalization of system development and steering committee have a significant effect on AIS peformance. The simultaneous tests showed that user involvement, capability of IS personnel, top management support, formalization of system development and steering committee have also significant effect on profitability.

Key word : user involvement, capability of IS personnel, capability of IS

personnel, top management support, formalization of system development and steering committee, AIS performance.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 6

2. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 6


(8)

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

1. Kerangka Konseptual ... 12

2. Hipotesis ... 14

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 15

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

C. Jenis Data dan Sumber Data ... 16

D. Teknik Pengumpulan Data ... 16

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 17

F. Metode Analisis Data 1. Uji Kualitas Data ... 19

2. Uji Asumsi Klasik ... 20

3. Uji Hipotesis ... 22

G. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 25

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Sejarah Singkat PT. TASPEN (Persero) ... 26

2. Gambaran Singkat tentang Sistem di PT. TASPEN Persero Cabang Medan ... 28

B. Analisis Data 1. Deskripsi Responden ... 29

2. Statistik Deskriptif ... 31


(9)

a. Uji Validitas ... 32

b. Uji Reliabilitas ... 36

4. Uji Asumsi Klasik ... 38

a. Uji Normalitas ... 38

b. Uji Multikolinearitas ... 41

c. Uji Heteroskedastisitas ... 42

5. Uji Hipotesis ... 44

a. Koefisies Determinasi (R2) ... 45

b. Analisis Regresi ... 46

c. Uji Signifikansi Parsial (t-test) ... 49

d. Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Keterbatasan Penelitian ... 58

C. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ...11

Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...18

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ...25

Tabel 4.1 Deskripsi Responden ... ...29

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ...31

Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel Kinerja SIA (Y) ...33

Tabel 4.4 Uji Validitas Variabel Keterlibatan Pemakai (X1)...34

Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X3) ...34

Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Formalisasi Sistem (X4) ...35

Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Keberadaan Dewan Pengarah (X5) ...35

Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Variabel Kinerja SIA (Y) . ...36

Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Variabel Keterlibatan Pemakai (X1) ...36

Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X3) ...37

Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Variabel Formalisasi Sistem (X4) ...37

Tabel 4.12 Uji Kolmogorov-Smirnov...40

Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas ...41

Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas Koefisien Korelasi ...42

Tabel 4.15 Uji Glejser ...44

Tabel 4.16 Koefisien Determinasi (R2) ...45


(11)

Tabel 4.18 t-test ...50


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 13

Halaman

Gambar 4.1 Histogram ... 39 Gambar 4.2 Grafik P-P Plot ... 39 Gambar 4.3 Scatterplot ... 43


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran 1 Kuesioner ... 62

Halaman

Lampiran 2 Data Penelitian... 68 Lampiran 3 Output SPSS 18.0 ... 77


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian asosiatif kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah PT.TASPEN Persero Cabang Medan dan yang menjadi sampel penelitian ini adalah para karyawan di perusahaan tersebut. Metode sensus digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada karyawan perusahaan dalam waktu kurang dari dua minggu. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Variabel dependen yang digunakan adalah kinerja SIA, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah. Penelitian ini menggunakan uji kualitas data untuk menilai pertanyaan dalam kuesioner dan menggunakan analisis regresi linear berganda untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel independen yang diteliti yaitu keterlibatan pengguna, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa keterlibatan pengguna, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA.

Kata kunci : keterlibatan pengguna, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen puncak, formalisasi sistem, keberadaan dewan pengarah, kinerja SIA.


(15)

ABSTRACT

This research aims to analyze the influence factors affecting the performance of Accounting Information Systems (AIS) in government corporation.

The design of this research is associative causal research. The population in this study is PT. TASPEN Persero Cabang Medan and the sample are employees in that corporation. This research using census method. The type of data in this study is primary data obtained from questionnaires. The data collected with the questionnaires. The dependent variable used is the AIS performance, while the independent variables used are user involvement, capability of Information Systems (IS) personnel, top management support, formalization of system development and steering committee. This study used test goodness of data to evaluate the questions in the questionnaire and multiple linear regression analysis for statistical analysis and regression models were tested first in the classical assumption test.

The results showed that partially, each independent variable investigated; user involvement, top management support, formalization of system development and steering committee have a significant effect on AIS peformance. The simultaneous tests showed that user involvement, capability of IS personnel, top management support, formalization of system development and steering committee have also significant effect on profitability.

Key word : user involvement, capability of IS personnel, capability of IS

personnel, top management support, formalization of system development and steering committee, AIS performance.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, dagang dan manufaktur, serta perusahaan pemerintah (BUMN) maupun perusahaan swasta, memerlukan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) untuk menjalankan usahanya terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini, dimana teknologi sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sistem informasi akuntansi dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Perkembangan teknologi informasi telah banyak membantu meningkatkan sistem informasi akuntansi. PT.TASPEN (Persero), sebagai salah satu perusahaan milik negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang asuransi untuk pegawai negeri juga memilki sistem informasi. Beberapa contoh sistem yang dipakai di perusahaan tersebut seperti: JAD (Joint Application Development), yang dipakai untuk mengoperasionalkan klim pegawai negeri dan pensiunan yang telah dipakai sejak tahun 2007, SAP (System Application Programme) yang digunakan untuk membantu proses akuntansi perusahaan dan telah dipakai selama lima tahun, dan DMS (Document Management System) yang merupakan sistem yang dibangun dalam membantu kinerja karyawan sehari-hari yang dipakai sejak tahun 2007.

Sistem informasi akuntansi dapat dinilai kinerjanya, agar tidak membawa kegagalan dalam perusahaan. Kinerja sistem informasi akuntansi dapat dilihat melalui kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi dan pemakaian dari sistem


(17)

informasi akuntansi itu sendiri. Beberapa peneliti seperti Soegiharto (2001), Jong-Min (1996), dan Komara (2005) telah menggunakan kepuasan pemakai sistem informasi dan penggunaan dari sistem informasi itu sendiri sebagai tolok ukur keberhasilan kinerja sistem informasi akuntansi. Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi, faktor tersebut antara lain keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personil sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah, serta lokasi departemen sistem informasi.

Hasil penelitian Soegiharto (2001), dengan responden perusahaan di Australia, menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem menunjukkan pengaruh negatif terhadap kepuasan pemakai dan pengaruh positif signifikan terhadap penggunaan sistem itu sendiri. Variabel lain seperti kemampuan teknik personil sistem informasi, dukungan manajemen puncak, dan formalisasi pengembangan sistem informasi akuntansi berpengaruh negatif terhadap kinerja sistem informasi, baik itu dengan variabel kepuasaan pemakai maupun penggunaan sistem informasi, sedangkan untuk variabel keberadan dewan pengarah, perusahaan yang tidak memiliki dewan pengarah lebih baik kinerjanya daripada perusahaan yang memiliki dewan pengarah.

Hasil penelitian Soegiharto (2001) bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jong-Min (1996), dimana hasil dari penelitian Jong-Min menunjukkan bahwa semua faktor yang diuji dalam mempengaruhi kinerja sistem informasi seperti keterlibatan pemakai dalam pengembangan


(18)

sistem, kemampuan teknik personil sistem, dukungan manajemen puncak, dan formalisasi pengembangan sistem informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja sistem informasi itu sendiri dan untuk variabel keberadaan dewan pengarah, hasil penelitian menunjukkan penggunaan sistem lebih tinggi pada organisasi yang tidak memiliki dewan pengarah.

Hasil penelitian oleh Soegiharto dan Jong-Min, sebagian didukung oleh hasil penelitian Komara, tetapi ada juga beberapa hasil penelitian tersebut yang masih berlawanan. Hasil penelitian Komara (2005) menunjukkan terdapat pengaruh positif signifikan antara keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem informasi akuntansi dan dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang dalam hal ini diwakilkan oleh kepuasan pemakai dan penggunaan sistem informasi akuntansi. Faktor lain seperti formalisasi pengembangan sistem informasi berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kepuasan pemakai, dan berpengaruh negatif terhadap penggunaan sistem informasi. Lain halnya dengan variabel kemampuan teknik personil sistem informasi yang berpengaruh negatif terhadap variabel kepuasan pemakai dan berpengaruh positif signifikan terhadap variabel penggunaan sistem informasi, sedangkan variabel keberadaan dewan pengarah memberikan hasil bahwa ada atau tidaknya keberadaan dewan pengarah memberikan kepuasan pengguna yang sama.

Penelitian tentang kinerja sistem informasi akuntansi telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Walaupun demikian, hasil penelitian antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain masih terdapat beberapa perbedaan, meskipun


(19)

ada juga hasil penelitian yang saling mendukung. Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kinerja sistem informasi akuntansi di perusahaan negara (BUMN) seperti PT.Taspen Persero Cabang Medan.

Beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dari sisi perusahaan yang dijadikan objek penelitian, dimana objek penelitian sebelumnya adalah perusahaan manufaktur dan sejenisnya dan lebih dari lima puluh perusahaan. Sedangkan penulis akan meneliti di satu perusahaan dengan mengambil data dari para individu yang ada diperusahaan. Alasan peneliti mengambil perusahaan ini sebagai sampel adalah apakah kinerja sistem informasi akuntansi yang sebelumnya diteliti untuk perusahaan swasta, juga dapat digunakan untuk meneliti perusahaan negara yang memiliki sistem yang universal. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Taspen Persero Cabang Medan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: apakah faktor keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personil sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi dan keberadaan dewan pengarah berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT.Taspen Persero Cabang Medan?


(20)

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personil sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi dan keberadaan dewan pengarah berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Taspen Persero Cabang Medan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini bermanfaat bagi beberapa pihak, seperti: a. Peneliti

Penelitian ini sebagai bahan masukan apabila suatu saat penulis diminta pendapat tentang faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi.

b. Peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian sejenis lebih lanjut.

c. Perusahaan

Penelitian ini sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan mengenai faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi, sehingga perusahaan dapat memanfaatkan dengan baik sistem informasi akuntansi yang ada dalam perusahaan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Banyak ahli yang mencoba untuk mendefenisikan sistem informasi akuntansi, beberapa diantaranya adalah: Bodnar dan Hopwood (2000:3), “sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi”.

Hall (2001:10), “sistem informasi akuntansi adalah sistem yang terdiri dari tiga sub sistem, yaitu transaction processing system, general

ledger/financial reporting system, management reporting system”

Defenisi-defenisi tersebut menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi adalah kumpulan beberapa sub sistem yang sama-sama bekerja untuk melakukan dan memproses data ekonomi menjadi informasi akuntansi yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan para pemakai informasi.

2. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Keen (1980) mengemukakan penelitian tentang sistem informasi akuntansi ditujukan untuk mempelajari desain dan dampak dari teknologi informasi yang efektif dalam masyarakat dan organisasi, dan memerlukan pengukuran kinerja untuk melihat efektivitas sistem informasi. Kinerja sistem informasi akuntansi merupakan hal yang sulit untuk diukur keefektifannya


(22)

secara langsung. Beberapa peneliti lebih memilih untuk mengukur kinerja sistem informasi secara tidak langsung, dengan menggunakan variabel kepuasan pengguna dan penggunaan sistem sebagai tolok ukur untuk mengukur keberhasilan kinerja sistem informasi. Berdasarkan hal tersebut, kinerja sistem informasi akuntansi akan menunjukkan keberhasilan yang diukur dengan menggunakan variabel kepuasan pengguna dan penggunaan sistem informasi.

Kepuasan pengguna mengungkapkan kesesuaian antara harapan seseorang dengan hasil yang didapatnya karena ia berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi. Oleh karena itu penting sekali untuk memperhatikan output seperti apa yang diperlukan oleh pengguna untuk meminimalisasi kesalahan dalam mencapai keberhasilan suatu sistem informasi akuntansi. Goodhue (1988) dalam Jong-Min (1996) membedakan kepuasan pengguna dalam dua bentuk, yaitu : a) kepuasan sistem informasi yang diperoleh dari correspondence antara manfaat intrinsik dan kebutuhan pemakai, serta b) kepuasan sistem informasi yang dihasilkan dari

correspondence persyaratan pekerjaan dan fungsionalitas sistem.

Penggunaan sistem informasi merupakan variabel pengganti kinerja sistem informasi akuntansi yang dipilih karena menyatakan ukuran keberhasilan yang berbeda, dan sudah dipakai oleh beberapa peneliti sebelumnya.


(23)

3. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Kinerja SIA

Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi:

a. Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem. Ives dan Olson (1984) mendefinisikan keterlibatan pemakai sebagai partisipasi dalam proses pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau dari kelompok pengguna target. Dalam Soegiharto (2001), diungkapkan bahwa keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem diprediksi akan mengembangkan/memperbaiki kualitas sistem dengan: 1) memberikan sebuah penelitian yang lebih akurat dan lengkap terhadap syarat informasi pengguna (McFarlan dan McKenney 1983; Robey 1979), 2) memberikan keahlian tentang organisasi dimana sistem tersebut didukung, keahlian yang biasanya tidak terdapat dalam kelompok sistem informasi (Lucas 1978; Robey 1979), 3) menghindari pengembangan yang tidak dapat diterima atau tidak penting (Robey 1979), 4) meningkatkan pemahaman pemakai akan sistem yang ada (Lucas 1978). b. Kemampuan teknik personil dalam sistem informasi. Kemampuan teknik

personil sistem informasi diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu kemampuan spesialis dan kemampuan generalis. Kemampuan spesialis meliputi teknik-teknik desain sistem yang berhubungan dengan suatu sistem tertentu, komputer dan model. Sedangkan kemampuan generalis berhubungan dengan organisasi, manusia dan masyarakat (Benbasat et al, 1980) dalam Jong-Min (1996).


(24)

c. Dukungan manajemen puncak. Cerullo (1980) dalam Jong-Min (1996) mengungkapkan dukungan manajemen puncak meliputi penyusunan sasaran atau penilaian tujuan, pengevaluasian usulan proyek pengembangan sistem informasi, pendefenisian informasi dan pemrosesan yang dibutuhkan, dan pemantauan program dan rencana pengembangan sistem informasi. Lucas (1981) dalam Soegiharto (2001) mengatakan bahwa dukungan manajemen puncak kepada sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan efektivitas penerimaan sistem informasi dan keberhasilan semua kegiatan yang berhubungan dengan sistem informasi. d. Formalisasi pengembangan sistem informasi. Komara (2005)

menyimpulkan bahwa formalisasi menunjukkan adanya kejelasan peraturan dan prosedur yang didokumentasikan dan dilaporkan dan merupakan mekanisme organisasi yang berguna untuk memastikan keseragaman dalam proses bisnis. Lebih lanjut Komara (2005) mengungkapkan tingkat formalisasi akan rendah jika anggota organisasi mampu melakukan penilaian dan pengawasan terhadap diri sendiri dengan baik, dan jika anggota organisasi dipandang tidak mampu membuat keputusan untuk diri mereka sendiri dan memerlukan banyak aturan sebagai pedoman bagi perilaku mereka, maka formalisasi akan menjadi sangat tinggi.

e. Keberadaan dewan pengarah. Jong-Min (1996) mengemukakan keberadaan dewan pengarah memiliki fungsi penting yakni: 1) menyusun


(25)

petunjuk aktivitas, 2) mendistribusikan sumber daya, 3) menyusun struktur departemen, 4) menyusun staf personil sistem informasi, 5) memberikan nasehat dan audit terhadapaktivitas sistem informasi.

f. Ukuran organisasi. Ein-Dor dan Segev (1978) mengungkapkana bahwa ukuran organisasi memiliki tingkat kepentingan khusus, karena variabel ukuran organisasi tidak dapat dikontrol, tapi memiliki pengaruh yang besar terhadap: 1) syarat-syarat yang diperlukan untuk mengintegrasikan unit-unit profesional yang berbeda dalam suatu organisasi; 2) tingkat formalisasi sistem organisasi; 3) ketersediaan sumber daya dan tenggang waktu untuk merencanakan dan mengimplementasikan program berbasis komputer.

g. Pelatihan dan pendidikan pengguna. Brady (1967) dan Dickson, et al (1980) dalam Soegiharto (2001) mengungkapkan bahwa pendidikan dan pelatihan yang berhubungan dengan sistem informasi mempengaruhi penerimaan dan penggunaan teknologi sistem informasi di seluruh organisasi.

h. Lokasi departemen sistem informasi. Gibson dan Nolan (1974) dalam Soegiharto (2001) mengemukakan bahwa pada awalnya unit EDP (Electronic Data Processing) diletakkan diletakkan bersama dengan departemen yang sering menggunakan EDP. Tetapi lokasi peletakan EDP bersatu dengan departemen lain bukanlah hal yang baik.


(26)

B.Tinjauan Penelitian Terdahulu

Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti, tahun, dan judul

penelitian

Variabel penelitian Hasil penelitian

1 Jong-Min

(1996), “The Relationship among Performance of Accounting Information System, Influence Factors, and Evolution Level of Information Systems”

Variabel independen adalah dukungan

manajemen puncak, kemampuan teknik personil sistem informasi,

keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, formalisasi pengembangan sistem, ukuran organisasi,

keberadaan dewan pengarah dan tingkat perubahan sistem informasi. Variabel dependen adalah pemakaian sistem dan

kepuasan pemakai.

Seluruh variabel yang diteliti berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen yang dalam hal ini adalah variabel kepuasan pengguna dan penggunaan sistem informasi dan untuk variabel keberadaan dewan pengarah, perusahaan yang tidak memiliki dewan pengarah lebih baik kinerjanya.

2 Soegiharto (2001), “Influence Factors Affecting The Performance of Accounting Information Systems” Variabel independen adalah keterlibatan

pemakai dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik personil sistem informasi,

ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah, lokasi departem

sistem informasi akuntansi. Variabel dependen adalah pemakaian sistem dan

kepuasan pemakai.

Faktor keterlibatan pemakai yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pemakaian sistem. Faktor ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem dengan pemakaian sistem dan faktor ukuran organisasi dengan kepuasan pemakai sistem informasi berhubungan secara signifikan tetapi memiliki korelasi negatif.


(27)

3 Komara (2005), “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi” Variabel independen adalah keterlibatan

pemakai dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik personil sistem informasi,

ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah, lokasi departem

sistem informasi akuntansi. Variabel dependen adalah pemakaian sistem dan

kepuasan pemakai.

Variabel keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem dan variabel dukungan manajemen puncak berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kepuasan pengguna dan penggunaan sistem. Variabel ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem informasi juga menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap variabel kepuasan pengguna, dan variabel kemampuan teknik personal menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap variabel penggunaan sistem.

Sumber : Peneliti, 2011

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual


(28)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja sistem informasi akuntansi, dan variabel independen untuk penelitian ini adalah keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personil sistem, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, serta keberadaan dewan pengarah.

Penggunaan seluruh variabel independen dalam penelitian ini dapat meningkatkan kinerja sistem informasi, dimana semakin pemakai terlibat dalam pengembangan sistem, semakin tinggi kemampuan teknik personil yang dimiliki pemakai, semakin baik dukungan manajemen, semakin sistem

Keterlibatan pemakai dalam pengembangan (X1)

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

(Y) Kemampuan teknik personil

sistem informasi(X2)

Dukungan manajemen puncak (X3)

Formalisasi pengembangan sistem informasi (X4)

Keberadaan dewan pengarah (X5)


(29)

terformalisasi serta ada keberadaan dewan pengarah dalam perusahaan, akan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi pada perusahaan.

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Kuncoro (2003:47) merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Dari kerangka konseptual dan uraian teoretis tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik

personil sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi dan keberadaan dewan pengarah sistem informasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Taspen Persero Cabang Medan.


(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lainnya sehingga terdapat hubungan sebab akibat (Umar, 2003 : 30).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006 : 55). Populasi dalam penelitian ini diambil dari struktur organisasi yang terdapat di perusahaan, yaitu seluruh karyawan/staff yang menggunakan sistem informasi akuntansi, sekitar 71 orang, dengan rincian sebagai berikut:

1. Bidang pelayanan 33 orang 2. Bidang personalia dan umum 15 orang 3. Bidang keuangan 14 orang 4. Bidang sistem informasi 3 orang 5. Fungsional pengendali 5 orang


(31)

Menurut Erlina (2008), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan ditentukan dengan menggunakan teknik sensus, yaitu seluruh elemen populasi menjadi data penelitian”, maka seluruh karyawan akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat individu, karena yang diamati adalah persepsi pemakai sistem.

C. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan terdiri dari:

1. Data primer merupakan sumber penelitian yang diperoleh secara langsung dari perusahaan atau data yang terjadi di lapangan penelitian yang diperoleh melalui kuesioner. Data primer yang dikumpulkan oleh penulis merupakan jawaban dari kuesioner yang diisi oleh karyawan yang menjadi sampel penelitian.

2. Data sekunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, yaitu sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, catatan, ataupun laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipubikasikan dan tidak dipublikasikan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data primer, dimana kuesioner tersebut diadopsi dari penelitian Soegiharto (2001), dengan menyeleksi beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan variabel


(32)

penelitian ini, dan juga dengan teknik dokumentasi untuk mengumpulkan data sekunder, berupa sejarah organisasi dan struktur organisasi.

Teknik pengumpulan data primer dengan kuesioner dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Kuesioner diantar langsung oleh peneliti ke PT.TASPEN Persero Cabang Medan, dan penyebaran kuesioner di perusahaan tersebut dibantu oleh bagian umum dan personalia.

2. Karyawan diperusahaan tersebut diberikan waktu satu minggu untuk mengisi dan mempelajari kuesioner penelitian.

3. Peneliti menunggu selama satu minggu dan 70 responden tersebut mengembalikan kuesioner kepada peneliti. Tetapi dari 70 kuesioner yang kembali ada 15 kuesioner yang tidak lengkap pengisiannya, sehingga peneliti tidak memasukkan hasil kuesioner tersebut untuk diteliti lebih lanjut. Maka kuesioner yang dijadikan sampel adalah 55 kuesioner.

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan dalam riset. (Jogiyanto, 2004 : 62).

1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen merupakan variabel yang dapat memberi pengaruh kepada variabel terikat (Erlina dan Mulyani, 2007 : 33). Variabel independen dalam penelitian ini yaitu keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem,


(33)

kemampuan teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi dan keberadaan dewan pengarah sistem informasi.

2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang tidak bebas dalam suatu hubungan penelitian, sehingga variabel ini selalu dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini menyebabkan variabel terikat adalah konsekuensi dari variabel bebas (Erlina dan Mulyani, 2007 : 33). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja sistem informasi akuntansi.

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala Variabel Independen

Keterlibatan

pemakai dalam pengembangan

sistem (X1)

Keterlibatan dalam proses pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau anggota dari kelompok target.

Tingkat partisipasi dan pengaruh dalam pengembangan sistem.

Interval

Kemampuan teknik personal sistem informasi (X2)

Kemampuan yang dimiliki pengguna sistem. Kemampuan teknik yang dikuasai personel sistem informasi Interval Dukungan manajemen puncak (X3)

Pemahaman

manajemen puncak terhadap sistem komputer dan tingkat

minat, dukungan, dan pengetahuan tentang sistem informasi Kemampuan manajemen menggunakan komputer, perhatian terhadap kinerja sistem informasi Interval Formalisasi pengembangan sistem informasi (X4)

Prosedur yang diterapkan untuk formalisasi

pengembangan sistem

Format dokumentasi yang distandarisasi, teknik dan waktu pencatatan.


(34)

Keberadaan dewan pengarah (X5)

Komite yang membantu dan mengarahkan penggunaan sistem informasi Kepuasan terhadap kinerja dewan pengarah Interval Variabel Dependen Kinerja Sistem informasi akuntansi (Y) Kepuasan pengguna dan penggunaan sistem informasi yang efektif dan efisien serta ekonomis

Kepuasan pemakai, penggunaan sistem informasi

Interval

Sumber : Peneliti, 2011

F. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 18.0. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik. Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel yang diteliti terhadap profitabilitas, maka penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan terlebih dahulu melakukan pengujian asumsi klasik.

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk memastikan apakah semua data yang terkumpul telah mengukur dengan tepat dan dapat menjawab research

question (Efferin et al, 2008 : 118) . Untuk menentukan valid tidaknya suatu

item, ditentukan dengan membandingkan antara angka korelasi product

moment Pearson (rhitung) dengan rtabel pada level signifikansi 0,05 nilai

kritisnya. Sehingga apabila angka korelasi berada di atas nilai kritis atau angka probabilitasnya berada di bawah atau sama dengan (P<0,05 ; P=0,05), berarti instrumen penelitian itu valid.


(35)

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menurut Efferin et al (2008 : 118) bertujuan untuk memastikan apakah data yang ada telah terukur dengan tepat dan tidak mengandung kesalahan material dari data yang diukur, proses pengukuran, maupun ukuran yang dipergunakan itu sendiri. Menurut Kuncoro (2003 : 154) reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skala pengukuran. Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, peneliti menggunakan koefisien cronbach’s alpha. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Ghozali (2006 : 110) mengatakan uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik hendaknya memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Normalitas data dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Data yang menyebar di sekitar dan mengikuti arah garis diagonal menandakan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas. Uji statistik juga dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji


(36)

statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data residual berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka data residual tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel independen. Menurut Umar (2003 : 132) “multikolinearitas adalah ada tidaknya korelasi yang sempurna tetapi relatif tinggi pada variabel-variabel bebasnya”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya (Ghozali, 2006 : 91). Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas, dapat dilakukan dengan cara:

1) Nilai R2 pada estimasi model regresi,

2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, 3) Menggunakan variance inflation factor dan nilai tolerance.

Multikolinearitas terjadi jika VIF lebih dari 5 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,1.

Pengujian multikolinearitas data dalam penelitian ini menggunakan

variance inflation factor dan nilai tolerance. Model regresi linier berganda

harus terbebas dari gejala multikolinearitas agar dapat digunakan dalam penelitian.


(37)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, demikian jika sebaliknya. Model regresi yang baik tidak terjadi gejala heterokedastisitas (Erlina, 2007 : 108).

Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Grafik Plot, deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan terlihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2006 : 105).

3. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menentukan besarnya variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independennya, dengan kisaran nilai antara 0 dan 1 (Ghozali, 2006 : 83). Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.


(38)

b. Uji Regresi Linier Berganda

Hipotesis diuji dengan analisis regresi berganda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang digunakan, yaitu:

Dimana:

Y = skors dimensi variabel kinerja sistem informasi akuntansi

a = konstanta

X1 = skors dimensi variabel keterlibatan pengguna dalam

proses pengembangan sistem

X2 = skors dimensi variabel kemampuan teknik personal

sistem informasi

X3 = skors dimensi variabel dukungan manajemen puncak

X4 = skors dimensi variabel formalisasi pengembangan sistem

informasi

X5 = skors dimensi variabel keberadaan dewan pengarah ε = variabel penganggu

β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien regresi X1, X2, X3, X4, X5

c. Uji Signifikansi Parsial (t-test)

Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006 : 84). Hipotesis statistik yang diajukan adalah:


(39)

Ha : bi≠ 0 : ada pengaruh

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah: 1) Ha diterima apabila – ttabel > thitung > ttabel pada α = 5% dan nilai

probabilitas < level of significant sebesar 0,05.

2) Ha ditolak apabila – ttabel < thitung < ttabel pada α = 5% dan nilai

probabilitas > level of significant sebesar 0,05.

d. Uji Signifikansi Simultan (F-test)

Uji F dilakukan untuk menujukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006 : 84). Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :

Ha : b0 = b1 = b2 ≠ 0 :semua variabel independen berpengaruh secara

bersama.

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah :

1). Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas

< level of significant sebesar 0,05,

2). Ha ditolak apabila Fhitung < Ftabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas > level of significant sebesar 0,05.


(40)

G. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan November 2010, di PT.TASPEN Persero Cabang Medan, yang beralamat di Jalan H. Adam Malik No. 64, Medan – Sumatera Utara. Jadwal penelitiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Tahapan penelitian Nov

2010

Des 2010

Jan 2011

Feb 2011

Mar 2011

Apr 2011

Penyelesaian proposal Pengajuan proposal

skripsi

Perbaikan proposal dan bimbingan proposal

Seminar proposal Bimbingan dan

penulisan skripsi

Penyelesaian skripsi


(41)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat PT.TASPEN (Persero)

TASPEN merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Program Dana Pensiun dan Tabungan Mengelola Hari Tua (THT). Perusahaan ini didirikan pada tanggal 17 April 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 15 tahun 1963 dengan nama Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri yang disingkat dengan PN TASPEN.

Pendirian PN TASPEN dilatarbelakangi keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri dan keluarganya yang dirintis melalui Konferensi Kesejahteraan Pegawai Negeri pada tanggal 25-26 Juli 1960 di Jakarta. Hasil konferensi tersebut dituangkan kedalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor: 388/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960 yang antara lain menetapkan perlunya pembentukan jaminan sosial bagi pegawai negeri dan keluarganya pada saat mengakhiri pengabdiannya kepada negara.

Tahun 1970, PN TASPEN mendapat peningkatan status menjadi Perusahaan Umum (PERUM) berdasarkan Surat keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: Kep.749/MK/IV/11/1970 sehingga menjadi PERUM TASPEN. Pada tahun 1981, PERUM TASPEN mendapat peningkatan status menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 26 tahun


(42)

1981 dengan nama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri, disingkat PT TASPEN.

Sejak awal berdirinya, TASPEN mengelola Program Tabungan Hari Tua bagi Pegawai Negeri dan sejak tahun 1987 mulai mendapat tugas untuk mengelola Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan demikian TASPEN telah sepenuhnya mengelola Program Asuransi Sosial sesuai dengan PP 25 tahun 1981 yaitu Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil termasuk Dana Pensiun dan THT. Selain mengelola Program Asuransi Sosial yang pesertanya bersifat wajib (compulsory) bagi PNS, saat ini TASPEN juga mengelola Program THT untuk pegawai BUMN/BUMD yang pesertanya bersifat sukarela (voluntary). Sebagai upaya untuk memudahkan peserta TASPEN yang tersebar di seluruh Indonesia dalam mengurus haknya, sejak tahun 1987 TASPEN membuka kantor cabang di semua propinsi dan beberapa kabupaten/kota yang saat ini seluruhnya berjumlah 42 kantor cabang.

Kantor Cabang Utama PT TASPEN (PERSERO) Medan semula adalah Kantor Perwakilan yang mulai beroperasi pada tahun 1984 di jalan Iskandar Muda, dengan adanya pelimpahan pembayaran pensiun dari Direktorat Jenderal Anggaran kepada PT TASPEN (PERSERO) terhitung mulai tanggal 1 Januari 1988. Pembukaan Kantor Cabang Utama PT TASPEN (PERSERO) Medan cukup strategis, mengingat kondisi geografis Sumatera Utara khususnya kabupaten Nias yang mempunyai kendala dalam hal transportasi demikian pula dengan kabupaten lainnya walaupun dapat ditempuh melalui darat namun memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang sangat besar,


(43)

sehingga dengan adanya Kantor Cabang Utama PT TASPEN (PERSERO) Medan diharapkan dapat mempersingkat waktu dan mempermudah pengajuan permohonan klim serta dapat meningkatkan pelayanan kepada para pegawai Negeri Sipil di Wilayah Sumatera Utara.

2. Gambaran Singkat tentang Sistem di PT.TASPEN Persero Cabang Medan

Sistem yang dipakai oleh PT.TASPEN Persero Cabang Medan, merupakan sistem yang bersifat universal dan dipakai di seluruh cabang PT.TASPEN diseluruh Indonesia. Sistem yang dipakai oleh PT.TASPEN Persero Cabang Medan, adalah:

a. DMS (Document Management Systems)

Sistem ini merupakan sistem internal yang dipakai perusahaan untuk menunjang komunikasi diantara para karyawan dan pejabat di perusahaan. Sistem ini digunakan untuk mengirim e-mail, surat nota dinas antar kantor cabang, atau dari kantor pusat ke kantor cabang. b. JAD (Joint Application Development)

JAD merupakan sistem yang dipakai untuk membantu proses penghitungan klim pensiun, dan berisi tentang data-data para pelanggan yang dalam hal ini adalah pegawai negeri di Indonesia.


(44)

c. ERP (Enterprise Resource Plan)

Perusahaan ini memakai SAP (System Application Programme) yang berguna untuk membantu kinerja perusahaan dalam membuat laporan keuangan dan membantu perusahaan dengan cepat untuk mengambil keputusan yang sesuai.

B. Analisis Data

1. Deskripsi Responden

Pengumpulan data oleh peneliti dilakukan dalam satu tahap, karena semua jawaban didapat dalam waktu kurang dari dua minggu. Data yang terkumpul sebanyak 55 kuesioner. Responden yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.1 di halaman selanjutnya:

Tabel 4.1 Deskripsi Responden

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2011

No. Deskripsi Karakteristik Responden Jumlah Persentase a. Jenis Kelamin

a. Pria 38 69%

b. Wanita 17 31%

b. Umur

a. < 25 tahun 4 7%

b. 25-35 tahun 13 24%

c. > 35 tahun 38 69%

c. Lama Bekerja

a. < 10 tahun 7 13%

b. 10-25 tahun 29 53%

c. > 25 tahun 19 34%

d. Lama Penggunaan Sistem

a. < 1 tahun 0 0%

b. 1-3 tahun 23 42%

c. 3-5 tahun 32 58%

d. 5-7 tahun 0 0%


(45)

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan tabel diatas adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan jenis kelamin, pegawai/karyawan pria lebih banyak dibandingkan dengan karyawan wanita, dimana jumlah karyawan pria sebanyak 38 orang atau sekitar 69% dan karyawan wanita sebanyak 17 orang atau sekitar 31%.

b. Berdasarkan umur karyawan, karyawan yang berusia dibawah umur 25 tahun sebanyak 4 orang atau sekitar 7%, sedangkan karyawan yang berumur antara 25 sampai 35 tahun sebanyak 13 orang atau sekitar 24%, dan untuk karyawan yang berumur lebih dari 35 tahun sebanyak 38 orang, atau sekitar 69%.

c. Berdasarkan lama karyawan bekerja, karyawan yang bekerja dibawah 10 tahun sebanyak 7 orang, atau sekitar 13%. Untuk karyawan yang lama bekerjanya diantara 10 sampai 25 tahun sebanyak 29 orang, atau sekitar 53%, dan untuk karyawan yang telah bekerja selama lebih dari 25 tahun sebanyak 19 orang, atau sekitar 34%.

d. Berdasarkan lama penggunaan sistem di perusahaan, ada sebanyak 23 orang atau sekitar 42% karyawan yang menggunakan sistem di perusahaan selama 1 sampai 3 tahun, sedangkan sisa karyawan sebanyak 32 orang atau sekitar 58% menggunakan sistem di perusahaan selama 3 sampai 5 tahun.


(46)

2. Statistik Deskriptif

Tabel 4.2 menyajikan deskripsi jawaban kuesioner dari 55 responden yang dimintai pendapatnya tentang sistem yang dipakai di perusahaan.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kinerja SIA 55 57 91 77.85 8.409

Keterlibatan pemakai 55 8 14 10.27 1.672

Kemampuan teknik personil 55 1 2 1.24 .429

Dukungan manajemen puncak 55 20 35 30.56 3.282

Formalisasi sistem 55 20 35 27.56 3.775

Keberadaan dewan pengarah 55 4 7 5.53 .766

Sumber : Hasil pengolahan data, 2011

Berdasarkan tabel 4.2, dapat dideskripsikan hal-hal berikut:

a. Untuk variabel kinerja SIA (Y) sebagai variabel dependen, didapat nilai minimum kumulatif sebesar 57 dan nilai maksimum kumulatif sebesar 91 dari total tiga belas pertanyaan, dengan mean 77,85 dan standar deviasi 8,409.

b. Untuk variabel keterlibatan pemakai (X1) sebagai variabel independen,

didapat nilai minimum kumulatif sebesar 8 dan nilai maksimum kumulatif sebesar 14 dari total dua pertanyaan, dengan mean 10,27 dan standar deviasi 1,672.

c. Untuk variabel kemampuan teknik personil (X2) sebagai variabel

independen, didapat nilai minimum kumulatif sebesar 1 dan nilai maksimum kumulatif sebesar 2, dengan mean 1,24 dan standar deviasi 0,429.


(47)

d. Untuk variabel dukungan manajemen puncak (X3) sebagai variabel

independen, didapat nilai minimum kumulatif sebesar 20 dan nilai maksimum kumulatif sebesar 35 dari total lima pertanyaan, dengan mean 30,56 dan standar deviasi 3,282.

e. Untuk variabel formalisasi sistem (X4) sebagai variabel independen,

didapat nilai minimum kumulatif sebesar 20 dan nilai maksimum kumulatif sebesar 35 dari total lima pertanyaan, dengan mean 27,56 dan standar deviasi 3,775.

f. Untuk variabel keberadaan dewan pengarah (X5) sebagai variabel

independen, didapat nilai minimum kumulatif sebesar 4 dan nilai maksimum kumulatif sebesar 7 dari total dua pertanyaan, dengan mean 5,53 dan standar deviasi 0,766.

3. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk memastikan apakah semua data yang terkumpul telah mengukur dengan tepat dan dapat menjawab research

question (Efferin et al, 2008 : 118). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 18, dimana batas angka kritis (α) adalah 0,05 (5%). Kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan antara rhitung

dan rtabel, dimana:


(48)

2. Ghozali (2007:45) mengungkapkan rtabel atau degree of freedom (df) =

n-k, dimana n = jumlah sampel, dan k = jumlah variabel independen dan dependen. Penelitian ini memiliki sampel sebanyak 55, variabel independen sebanyak 5 dan variabel dependen 1, maka: k = 6, n = 55, dan df = 55-6 = 49.

Tabel 4.3

Uji Validitas Variabel Kinerja SIA (Y)

Butir Pertanyaan Corrected Item Total Correlation

(rhitung)

rtabel Keterangan

Kepuasan pengguna

Pertanyaan 1 0,793 0,2329 Valid

Pertanyaan 2 0,737 0,2329 Valid

Pertanyaan 3 0,787 0,2329 Valid

Pertanyaan 4 0,699 0,2329 Valid

Pertanyaan 5 0,733 0,2329 Valid

Pertanyaan 6 0,684 0,2329 Valid

Pertanyaan 7 0,827 0,2329 Valid

Pertanyaan 8 0,738 0,2329 Valid

Pertanyaan 9 0,703 0,2329 Valid

Pertanyaan 10 0,805 0,2329 Valid

Pertanyaan 11 0,677 0,2329 Valid

Penggunaan sistem

Pertanyaan 12 0,676 0,2329 Valid

Pertanyaan 13 0,763 0,2329 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data, 2011

Hasil pengolahan data dari uji validitas tersebut menunjukkan bahwa butir pertanyaan yang mengukur variabel kinerja SIA dari butir pertanyaan 1 sampai butir pertanyaan 13 telah valid, karena dapat dilihat bahwa koefisien validitas (rhitung), berkisar antara 0,676 sampai 0,827 lebih besar


(49)

Tabel 4.4

Uji Validitas Variabel Keterlibatan Pemakai (X1)

Butir Pertanyaan Corrected Item Total Correlation

(rhitung)

rtabel Keterangan

Keterlibatan pemakai

Pertanyaan 14 0,661 0,2329 Valid

Pertanyaan 15 0,661 0,2329 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2011

Hasil pengolahan data dari uji validitas tersebut menunjukkan bahwa butir pertanyaan yang mengukur variabel keterlibatan pemakai dari butir pertanyaan 14 dan butir pertanyaan 15 telah valid, karena dapat dilihat bahwa koefisien validitas (rhitung) adalah 0,661 dan lebih besar dibanding

dengan rtabel yang bernilai 0,2329.

Tabel 4.5

Uji Validitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X3)

Butir Pertanyaan Corrected Item Total Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Dukungan manajemen puncak

Pertanyaan 22 0,543 0,2329 Valid

Pertanyaan 23 0,709 0,2329 Valid

Pertanyaan 24 0,632 0,2329 Valid

Pertanyaan 25 0,741 0,2329 Valid

Pertanyaan 26 0,689 0,2329 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data, 2011

Hasil pengolahan data dari uji validitas tersebut menunjukkan bahwa butir pertanyaan yang mengukur variabel dukungan manajemen puncak dari butir pertanyaan 22 sampai dengan butir pertanyaan 26 telah valid, karena dapat dilihat bahwa koefisien validitas (rhitung) berkisar antara 0,543 sampai


(50)

Tabel 4.6

Uji Validitas Variabel Formalisasi Sistem (X4)

Butir Pertanyaan Corrected Item Total Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Formalisasi Sistem

Pertanyaan 27 0,605 0,2329 Valid

Pertanyaan 28 0,408 0,2329 Valid

Pertanyaan 29 0,681 0,2329 Valid

Pertanyaan 30 0,646 0,2329 Valid

Pertanyaan 31 0,664 0,2329 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data, 2011

Hasil pengolahan data dari uji validitas tersebut menunjukkan bahwa butir pertanyaan yang mengukur variabel formalisasi sistem dari butir pertanyaan 27 sampai dengan butir pertanyaan 31 telah valid, karena dapat dilihat bahwa koefisien validitas (rhitung) berkisar antara 0,408 sampai

dengan 0,681 dan lebih besar dibanding dengan rtabel yang bernilai 0,2329. Tabel 4.7

Uji Validitas Variabel Keberadaan Dewan Pengarah (X5)

Butir Pertanyaan Corrected Item Total Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Keberadaan dewan pengarah

Pertanyaan 21 0,318 0,2329 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data, 2011

Hasil pengolahan data dari uji validitas tersebut menunjukkan bahwa butir pertanyaan yang mengukur variabel keberadaan dewan pengarah pada butir pertanyaan 21 telah valid, karena dapat dilihat bahwa koefisien validitas (rhitung) adalah 0,318 dan lebih besar dibanding dengan rtabel yang


(51)

b.Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menurut Efferin et al (2008 : 118) bertujuan untuk memastikan apakah data yang ada telah terukur dengan tepat dan tidak mengandung kesalahan material dari data yang diukur, proses pengukuran, maupun ukuran yang dipergunakan itu sendiri. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6.

Tabel 4.8

Uji Reliabilitas Variabel Kinerja SIA (Y)

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

.946 .947 13

Sumber: Hasil pengolahan data, 2011

Hasil pengujian reliabilitas terhadap jawaban kuesioner untuk variabel kinerja SIA, menunjukkan bahwa angka Cronbach’s alpha sebesar 0,946 dan ini berarti lebih besar dari 0,6. Maka, butir pertanyaan yang mengukur variabel kinerja SIA telah reliabel.

Tabel 4.9

Uji Reliabilitas Variabel Keterlibatan Pemakai (X1)

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items


(52)

Hasil pengujian reliabilitas terhadap jawaban kuesioner untuk variabel keterlibatan pemakai, menunjukkan bahwa angka Cronbach’s alpha sebesar 0,795 dan ini berarti lebih besar dari 0,6. Maka, butir pertanyaan yang mengukur variabel keterlibatan pemakai telah reliabel.

Tabel 4.10

Uji Reliabilitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X3)

Sumber: Hasil pengolahan data, 2011

Hasil pengujian reliabilitas terhadap jawaban kuesioner untuk variabel dukungan manajemen puncak, menunjukkan bahwa angka Cronbach’s

alpha sebesar 0,850 dan ini berarti lebih besar dari 0,6. Maka, butir

pertanyaan yang mengukur variabel dukungan manajemen puncak telah reliabel.

Tabel 4.11

Uji Reliabilitas Variabel Formalisasi Sistem (X4)

Sumber: Hasil pengolahan data, 2011 Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

.850 .852 5

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items


(53)

Hasil pengujian reliabilitas terhadap jawaban kuesioner untuk variabel formalisasi pengembangan sistem, menunjukkan bahwa angka Cronbach’s

alpha sebesar 0,807 dan ini berarti lebih besar dari 0,6. Maka, butir

pertanyaan yang variabel mengukur formalisasi pengembangan sistem telah reliabel.

4. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik tersiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji keteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa model regresi didalam penelitian ini sudah baik. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedstisitas. Sedangkan uji autokorelasi tidak digunakan dalam penelitian ini, karena data didalam penelitian ini merupakan data primer dan tidak bersifat time-series.

a. Uji Normalitas

Ghozali (2006 : 110) mengatakan uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada beberapa pendekatan untuk melakukan uji normalitas, Situmorang et al (2010) menyampaikan bahwa beberapa pendekatan untuk melakukan uji normalitas yaitu: pendekatan histogram, pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Untuk pendekatan histogram, dapat dilihat dalam gambar dibawah ini:


(54)

Gambar 4.1 Histogram

Sumber: Hasil pengolahan data, 2011

Pada grafik histogram di atas, terlihat bahwa variabel berdistribusi normal, hal tersebut ditunjukkan oleh kurva yang berbentuk lonceng (bell

shaped) yang tidak memiliki kecondongan ke sisi kiri ataupun ke sisi kanan.

Selain pendekatan histogram, uji normalitas dapat dilihat dengan menggunakan pendekatan grafik yang digambarkan dalam grafik P-P Plot seperti gambar dibawah ini:

Gambar 4.2 Grafik P-P Plot


(55)

Berdasarkan grafik P-P Plot di atas, terlihat bahwa plot data berbentuk linier dan berada disekitar garis diagonal, maka data dalam penelitian ini dikatakan berdistribusi normal. Untuk melengkapi uji normalitas, dipakai uji normalitas dengan pendekatan Kolmogorov-Smirnov, yang menilai kenormalan data dengan menguji data residual. Peneliti membandingkan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) dengan nilai signifikansi yaitu 0,05. Data dikatakan lolos uji normalitas, jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05.

Tabel 4.12

Uji Kolmogorov-Smirnov

Unstandardiz ed Residual

N 55

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 4.37347540 Most Extreme

Differences

Absolute .104

Positive .072

Negative -.104

Kolmogorov-Smirnov Z .769

Asymp. Sig. (2-tailed) .595

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil pengolahan data, 2011

Pada tabel Kolmogorov-Smirnov di atas, terlihat bahwa nilai

Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0.595 yang berarti lebih besar daripada 0.05


(56)

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel independen. Untuk menilai apakah suatu model regresi terkena gejala multikolinearitas, dapat dilakukan tiga pendekatan, yang pertama dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Pada tabel 4.13 dapat dilihat gejala multikolinearitas, pada kolom collinearity statistics, dimana jika nilai

tolerance < 0,1 dan VIF > 5 maka model variabel yang digunakan diduga

memiliki persoalan multikoinearitas.

Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8.402 7.122 1.180 .244

Keterlibatan -.998 .457 -.198 -2.182 .034 .667 1.498

Kemampuan 1.800 1.546 .092 1.164 .250 .888 1.126

Dukungan 1.658 .255 .647 6.503 .000 .558 1.792

Formalisasi .600 .251 .270 2.395 .020 .436 2.294

Keberadaan 1.858 .872 .169 2.130 .038 .874 1.144

a. Dependent Variable: Kinerja_SIA

Sumber: Hasil pengolahan data, 2011

Tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa nilai Tolerance untuk setiap variabel independen lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF dari setiap variabel independen lebih kecil dari 5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Selain melihat nilai tolerance dan VIF, uji multikolinearitas dapat dinilai dengan melihat tabel coefficient correlation.


(57)

Tabel 4.14

Uji Multikolinearitas Koefisien Korelasi

Coefficient Correlationsa

Model Keberadaan Kemampuan Dukungan Keterlibatan Formalisasi

1 Correlations Keberadaan 1.000 .091 .050 -.161 -.195

Kemampuan .091 1.000 -.026 -.290 -.005

Dukungan .050 -.026 1.000 .086 -.626

Keterlibatan -.161 -.290 .086 1.000 -.385

Formalisasi -.195 -.005 -.626 -.385 1.000

Covariances Keberadaan .761 .123 .011 -.064 -.043

Kemampuan .123 2.391 -.010 -.205 -.002

Dukungan .011 -.010 .065 .010 -.040

Keterlibatan -.064 -.205 .010 .209 -.044

Formalisasi -.043 -.002 -.040 -.044 .063

a. Dependent Variable: Kinerja_SIA

Sumber: Hasil pengolahan data, 2011

Pada tabel 4.14 diatas, dapat dilihat hasil korelasi antar variabel independendibawah 0,9. Hal tersebut berarti tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi ini.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, demikian jika sebaliknya. Dalam uji heteroskedastisitas terdapat beberapa pendekatan, pendekatan yang sering digunakan adalah pendekatan grafik, dengan meninjau grafik scatterplot, seperti gambar di halaman selanjutnya:


(58)

Gambar 4.3

Scatterplot Sumber: Hasil pengolahan data 2011

Pada grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen yaitu kinerja SIA berdasarkan masukan variabel independen keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah.

Untuk membenarkan uji heteroskedastisitas dengan pendekatan grafik, maka dalam penelitian ini disertakan uji hetersokedastisitas dengan menggunakan uji glejser. Hasil dari uji Glejser dapat dilihat pada tabel 4.15 dibawah ini:


(59)

Tabel 4.15 Uji Glejser Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -6.356 3.712 -1.712 .093

Keterlibatan .194 .238 .128 .813 .420

Kemampuan 1.394 .806 .236 1.730 .090

Dukungan .147 .133 .191 1.106 .274

Formalisasi .037 .131 .055 .282 .779

Keberadaan .121 .455 .037 .265 .792

a. Dependent Variable: absut

Sumber: Hasil pengolahan data, 2011

Pada tabel 4.15 diatas terlihat bahwa nilai signifikansi untuk setiap variabel independen lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada data yang digunakan.

5. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatumodel regresi,terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan uji t (t-test) dan uji F (F-test). Hipotesis untuk penelitian ini adalah :


(60)

Ha : keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik

personil sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi dan keberadaan dewan pengarah sistem informasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Taspen Persero Cabang Medan.

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menentukan besarnya variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independennya, dengan kisaran nilai antara 0 dan 1 (Ghozali, 2006 : 83). Semakin mendekati nilai nol, berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan informasi yang ada sangat terbatas.

Tabel 4.16

Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .854a .730 .702 4.591

a. Predictors: (Constant), Keberadaan_Dewan_Pengarah, Kemampuan_Teknik_Personil,Dukungan_Manajemen_Puncak Keterlibatan_Pemakai,Formalisasi_Sistem

b. Dependent Variable: Kinerja_SIA Sumber: Hasil pengolahan data, 2011

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0,854 atau 85,4%, yang berarti hubungan antara variabel dependen yang dalam hal ini adalah kinerja SIA dengan variabel independen yang terdiri dari keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personil,


(61)

dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem, dan keberadaan dewan pengarah ) sangat erat karena R mendekati 1 atau 100%.

Karena penelitian ini menggunakan lebih dari dua variabel, maka yang digunakan adalah nilai Adjusted R Square. Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa nilai Adjusted R Square untuk Y bernilai 0,702 yang mengindikasikan bahwa 70,2% variasi atau perubahan dalam kinerja SIA dapat dijelaskan oleh keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem, dan keberadaan dewan pengarah, sedangkan sisanya 20,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

b. Analisis Regresi


(62)

Tabel 4.17 Analisis Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 8.402 7.122 1.180 .244

Keterlibatan_Pemakai -.998 .457 -.198 -2.182 .034 Kemampuan_Teknik_Personil 1.800 1.546 .092 1.164 .250 Dukungan_Manajemen_Puncak 1.658 .255 .647 6.503 .000

Formalisasi_Sistem .600 .251 .270 2.395 .020

Keberadaan_Dewan_Pengarah 1.858 .872 .169 2.130 .038 a. Dependent Variable: Kinerja_SIA

Sumber: Hasil pengolahan data, 2011

Berdasarkan output pada Tabel 4.15 di atas, koefisien regresi yang digunakan adalah unstandardized. Persamaan regresi linear berganda antara keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah dengan kinerja SIA adalah:

Dimana:

Y = skors dimensi variabel kinerja sistem informasi akuntansi a = konstanta

X1 = skors dimensi variabel keterlibatan pengguna dalam

proses pengembangan sistem

X2 = skors dimensi variabel kemampuan teknik personal


(63)

X3 = skors dimensi variabel dukungan manajemen puncak

X4 = skors dimensi variabel formalisasi pengembangan sistem

informasi

X5 = skors dimensi variabel keberadaan dewan pengarah ε = variabel penganggu

β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien regresi X1, X2, X3, X4, X5

Maka model regresi untuk penelitian ini adalah:

Y=8,402-0,998Keterlibatan+1,8Kemampuan+1,658Dukungan+0,6Formalisasi+1,858Keberadaan

Interpretasi dari model persamaan di atas adalah sebagai berikut :

1. α = 8,402. Nilai konstanta (α) menunjukkan bahwa jika variabel

independen yang dalam hal ini adalah keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen puncak, formalisasi sistem dan keberadaan dewan pengarah bernilai nol, maka kinerja SIA sebesar 8,402.

2. β1 = -0,998. Koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa

keterlibatan pemakai berpengaruh negatif terhadap kinerja SIA, dimana kenaikan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, akan menurunkan kinerja SIA sebesar 0,998 dan diasumsikan variabel independen lainnya tetap.

3. β2 = 1,8. Koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan

teknik personil berpengaruh positif terhadap kinerja SIA, dimana peningkatan kemampuan teknik personil, akan meningkatkan kinerja SIA sebesar 1,8 dan diasumsikan variabel independen lainnya tetap.


(64)

4. β3 = 1,658. Koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa dukungan

manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kinerja SIA, dimana peningkatan dukungan manajemen puncak, akan meningkatkan kinerja SIA sebesar 1,658 dan diasumsikan variabel independen lainnya tetap. 5. β4 = 0,6. Koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa formalisasi

pengembangan sistem berpengaruh positif terhadap kinerja SIA, dimana peningkatan formalisasi pengembangan sistem, akan meningkatkan kinerja SIA sebesar 0,6 dan diasumsikan variabel independen lainnya tetap.

6. β5 = 1,858. Koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa keberadaan

dewan pengarah sistem berpengaruh positif terhadap kinerja SIA, dimana peningkatan keberadaan dewan pengarah, akan meningkatkan kinerja SIA sebesar 1,858 dan diasumsikan variabel independen lainnya tetap.

c. Uji Signifikansi Parsial (t-test)

Uji ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi dari suatu variabel independen > 0.05, maka variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen, dan sebaliknya jika nilai dari suatu variabel independen < 0,05, maka variabel tersebut berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diterima adalah H0 atau Ha, maka


(65)

dapat dilihat dengan membandingkan ttabel dengan thitung,dimana jika ttabel

lebih besar dari thitung, maka H0 diterima, dan sebaliknya jika ttabel lebih

kecil dari thitung, maka Ha diterima. Berikut ini merupakan hasil uji

signifikansi parsial (uji t), yaitu:

Tabel 4.18

t-test

Sumber: Hasil pengolahan data, 2011

Nilai ttabel dalam penelitian ini sebesar 2,009, yang dapat dilihat pada tabel t dengan dengan α = 0,025, hal tersebut dikarenakan penelitian ini menggunakan uji 2 arah, maka nilai α sebesar 0,05 harus dibagi dua

sehingga α yang digunakan adalah 0,025. Oleh karena itu, titik kritis

distribusi yang digunakan ada dua, yaitu -2,009 dan 2,009.

Berdasarkan Tabel 4.18 tersebut, dapat dilihat bahwa variabel keterlibatan pemakai dalam penggunaan sistem memiliki nilai thitung

sebesar – 2,182 dan nilai signifikansinya sebesar 0,034, sedangkan ttabel

dalam penelitian ini adalah 2,009 dan nilai signifikansinya adalah 0,05.

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 8.402 7.122 1.180 .244

Keterlibatan_Pemakai -.998 .457 -.198 -2.182 .034 Kemampuan_Teknik_Personil 1.800 1.546 .092 1.164 .250 Dukungan_Manajemen_Puncak 1.658 .255 .647 6.503 .000

Formalisasi_Sistem .600 .251 .270 2.395 .020

Keberadaan_Dewan_Pengarah 1.858 .872 .169 2.130 .038 a. Dependent Variable: Kinerja_SIA


(66)

Dari nilai tersebut, dapat dilihat bahwa nilai -ttabel > thitung > ttabel (- 2,182 >

-2,009 > 2,182) dan tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,034 < 0,05), maka variabel keterlibatan pemakai dalam penggunaan sistem secara parsial berpengaruh secara negatif signifikan terhadap variabel kinerja SIA.

Berdasarkan Tabel 4.18 tersebut, dapat dilihat bahwa variabel kemampuan teknik personil memiliki nilai thitung sebesar 1,164 dan nilai

signifikansinya sebesar 0,250, sedangkan ttabel dalam penelitian ini adalah

2,009 dan nilai signifikansinya adalah 0,05. Dari nilai tersebut, dapat dilihat bahwa nilai thitung > ttabel (1,164 < 2,009) dan tingkat signifikansinya

lebih besar dari 0,05 (0,250 > 0,05), maka variabel kemampuan teknik personil secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja SIA.

Berdasarkan Tabel 4.18 tersebut, dapat dilihat bahwa variabel dukungan manajemen puncak memiliki nilai thitung sebesar 6,503 dan nilai

signifikansinya sebesar 0,000, sedangkan ttabel dalam penelitian ini adalah

2,009 dan nilai signifikansinya adalah 0,05. Dari nilai tersebut, dapat dilihat bahwa nilai thitung > ttabel (6,503 > 2,009) dan tingkat signifikansinya

lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka variabel dukungan manajemen puncak secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja SIA.

Berdasarkan Tabel 4.18 tersebut, dapat dilihat bahwa variabel formalisasi sistem memiliki nilai thitung sebesar 2,395 dan nilai


(67)

2,009 dan nilai signifikansinya adalah 0,05. Dari nilai tersebut, dapat dilihat bahwa nilai thitung > ttabel (2,395 > 2,009) dan tingkat signifikansinya

lebih kecil dari 0,05 (0,020 < 0,05), maka variabel formalisasi sistem secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja SIA. Berdasarkan Tabel 4.18 tersebut, dapat dilihat bahwa variabel keberadaan dewan pengarah memiliki nilai thitung 2,130 dan nilai

signifikansinya sebesar 0,038, sedangkan ttabel dalam penelitian ini adalah

2,009 dan nilai signifikansinya adalah 0,05. Dari nilai tersebut, dapat dilihat bahwa nilai thitung > ttabel (2,130 > 2,009) dan tingkat signifikansinya

lebih kecil dari 0,05 (0,038 < 0,05), maka variabel keberadaan dewan pengarah secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja SIA.

d. Uji Signifikansi Simultan (F-test)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang diteliti mempunyai pengaruh secara simultan terhadap kinerja SIA. Jika nilai signifikansinya < 0,05 maka variabel independen secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansinya > 0,05 maka variabel independen secara simultan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berikut ini merupakan hasil dari uji signifikansi simultan (uji F), yaitu :


(68)

Tabel 4.19

F-test

Berdasarkan tabel 4.19 tersebut, dapat diketahui bahwa Fhitung adalah

26,433 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), sehingga dapat dikatakan hasil penelitian secara simultan ini signifikan. Nilai Ftabel dalam penelitian ini

adalah 2,4. Jika dibandingkan antara Fhitung dan Ftabel, nilai Fhitung > nilai

Ftabel (26,433 > 2,4), sehingga Ha diterima. Maka dari itu, variabel

keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel kinerja SIA.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 2785.963 5 557.193 26.433 .000a

Residual 1032.874 49 21.079

Total 3818.836 54

a. Predictors: (Constant), Keberadaan_Dewan_Pengarah,

Kemampuan_Teknik_Personil, Dukungan_Manajemen_Puncak, Keterlibatan_Pemakai, Formalisasi_Sistem

b. Dependent Variable: Kinerja_SIA Sumber: Hasil pengolahan data, 2011


(1)

Dukungan Manajemen Puncak (X

3

)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.850 .852 5

Formalisasi Pengembangan Sistem (X

4

)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.807 .812 5


(2)

P-P Plot

Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 55

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 4.37347540

Most Extreme Differences Absolute .104

Positive .072

Negative -.104

Kolmogorov-Smirnov Z .769

Asymp. Sig. (2-tailed) .595

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8.402 7.122 1.180 .244

Keterlibatan_Pemakai -.998 .457 -.198 -2.182 .034 .667 1.498

Kemampuan_Teknik_ Personil

1.800 1.546 .092 1.164 .250 .888 1.126

Dukungan_Manajeme n_Puncak

1.658 .255 .647 6.503 .000 .558 1.792

Formalisasi_Sistem .600 .251 .270 2.395 .020 .436 2.294

Keberadaan_Dewan_ Pengarah

1.858 .872 .169 2.130 .038 .874 1.144

a. Dependent Variable: Kinerja_SIA

Coefficient Correlationsa

Model Keberadaan_De wan_Pengarah Kemampuan_Te knik_Personil Dukungan_M anajemen_Pu ncak Keterlibatan_Pe makai Formalisasi_ Sistem 1 Correlations Keberadaan_De

wan_Pengarah

1.000 .091 .050 -.161 -.195

Kemampuan_Te knik_Personil

.091 1.000 -.026 -.290 -.005

Dukungan_Man ajemen_Puncak

.050 -.026 1.000 .086 -.626

Keterlibatan_Pe makai

-.161 -.290 .086 1.000 -.385

Formalisasi_Sist em


(4)

Covariances Keberadaan_De wan_Pengarah

.761 .123 .011 -.064 -.043

Kemampuan_Te knik_Personil

.123 2.391 -.010 -.205 -.002

Dukungan_Man ajemen_Puncak

.011 -.010 .065 .010 -.040

Keterlibatan_Pe makai

-.064 -.205 .010 .209 -.044

Formalisasi_Sist em

-.043 -.002 -.040 -.044 .063

a. Dependent Variable: Kinerja_SIA


(5)

Uji Glejser

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -6.356 3.712 -1.712 .093

Keterlibatan_Pemakai .194 .238 .128 .813 .420

Kemampuan_Teknik_Perso nil

1.394 .806 .236 1.730 .090

Dukungan_Manajemen_Pu ncak

.147 .133 .191 1.106 .274

Formalisasi_Sistem .037 .131 .055 .282 .779

Keberadaan_Dewan_Peng arah

.121 .455 .037 .265 .792

a. Dependent Variable: absut

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .854a .730 .702 4.591

a. Predictors: (Constant), Keberadaan_Dewan_Pengarah, Kemampuan_Teknik_Personil, Dukungan_Manajemen_Puncak, Keterlibatan_Pemakai, Formalisasi_Sistem


(6)

Uji t (t-test)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.402 7.122 1.180 .244

Keterlibatan_Pemakai -.998 .457 -.198 -2.182 .034

Kemampuan_Teknik_Personil 1.800 1.546 .092 1.164 .250

Dukungan_Manajemen_Puncak 1.658 .255 .647 6.503 .000

Formalisasi_Sistem .600 .251 .270 2.395 .020

Keberadaan_Dewan_Pengarah 1.858 .872 .169 2.130 .038

a. Dependent Variable: Kinerja_SIA

Uji F (F-test)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2785.963 5 557.193 26.433 .000a

Residual 1032.874 49 21.079

Total 3818.836 54

a. Predictors: (Constant), Keberadaan_Dewan_Pengarah, Kemampuan_Teknik_Personil, Dukungan_Manajemen_Puncak, Keterlibatan_Pemakai, Formalisasi_Sistem


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Studi Empiris Pada PT.Perkebunan Nusantara XI (Persero)

0 21 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus pada RS. PKU Muhammadiyah Surakarta).

0 2 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus pada RS. PKU Muhammadiyah Surakarta).

0 3 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi(Studi Kasus Pada Bank Jateng Di Kabupaten Sragen).

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi(Studi Kasus Pada Bank Jateng Di Kabupaten Sragen).

1 2 16

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) MOJOKERTO.

0 1 89

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. ADHI KARYA (PERSERO), TBK.

0 0 85

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT PLN (PERSERO)UPJ RUNGKUT.

1 1 121

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III SURABAYA”.

0 1 121

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA.

7 57 116