“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III SURABAYA”.

(1)

(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III

SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

Beryma Claudya

0513010042/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III

SURABAYA

Yang Diajukan

Beryma Claudya

0513010042/FE/EA

Telah disetujui untuk uji lisan oleh :

Pembimbing Utama

Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi.,

Tanggal: ...

NIP : 196509291992032001

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, MS

NIP : 196003301986031003


(3)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III

SURABAYA

Yang Diajukan

Beryma Claudya

0513010042/FE/EA

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi.,

Tanggal: ...

NIP : 196509291992032001

Mengetahui

Ketua Progdi Akuntansi

Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi.,

NIP : 196509291992032001


(4)

INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III

SURABAYA

Yang diajukan

Beryma Claudya

0513010042/FE/EA

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh :

Pembimbing Utama

Dr. Sri Trisnaningsih, MSi.

Tanggal : ...

NIP : 196509291992032001

Mengetahui

Kaprogdi Akuntansi

Dr.Sri Trisnaningsih, MSi.

NIP : 196509291992032001


(5)

i

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAK

... ix

BAB I

PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Landasan Teori ... 16

2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 16

2.2.2. Pengembangan Sistem Informasi ... 17

2.2.3. Penggunaan Komputer Dalam Sistem Informasi

Akuntansi ... 18


(6)

ii

2.2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 23

2.2.6.1 Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan

Sistem Informasi Akuntansi ……….. 23

2.2.6.2 Dukungan Manajemen Puncak ... 24

2.2.6.3 Kemampuan Teknik Personal

Sistem Informasi Akuntansi ... 26

2.2.7. Teori Yang Melandasi Pengaruh Keterlibatan

Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi

Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 27

2.2.8. Teori Yang Melandasi Pengaruh Dukungan

Manajemen Puncak Terhadap Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi ... 28

2.2.9. Teori Yang Melandasi Pengaruh Kemampuan

Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi

Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ……. 31

2.3. Kerangka Pikir ... 33

2.4. Hipotesis

... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36


(7)

iii

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 39

3.2.1. Populasi ... 39

3.2.2. Sampel ... 39

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.3.1. Jenis Data ... 40

3.3.2. Sumber Data ... 41

3.3.3. Pengumpulan Data ……… 41

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 42

3.4.1. Uji Kualitas ... 42

3.4.1.1 Uji Validitas ... 42

3.4.1.2 Uji Reliabilitas ... 42

3.4.2. Uji Normalitas ... 43

3.4.3. Uji Asumsi Klasik ………. 43

3.4.3.1 Autokorelasi ……….. 44

3.4.3.2 Multikoleniaritas ………. . 44

3.4.3.3 Heteroskedasitisitas ……….. 44

3.4.4. Teknik Analisis ……….. .. 45

3.5. Uji Hipotesis ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 48


(8)

iv

4.2.1. Hasil Penelitian Variabel Bebas Partisipasi Pemakai (X

1

)

... 51

4.2.2. Hasil Penelitian Variabel Bebas Dukungan Manajemen

Puncak (X

2

) ... 53

4.2.3. Hasil Penelitian Variabel Kemampuan Teknik Personal

Sistem Informasi Akuntansi (X

3

) ... 54

4.2.4. Hasil Penelitian Variabel Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi (Y) ... 56

4.2.5. Hasil Penelitian Variabel Bebas Pemakaian Sistem

Informasi Akuntansi (Y

2

) ... 57

4.2.6. Hasil Penelitian Varibel Bebas Kualitas Sistem (Y

3

) 58

4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 59

4.3.1. Uji Validitas ... 59

4.3.2. Uji Reliabilitas ... 63

4.3.3. Uji Normalitas ... 63

4.3.4. Uji Asumsi Klasik ... 65

4.3.5. Analisis Regresi Linier Berganda ... 66

4.3.6. Uji Kecocokan Model ... 69

4.3.7. Uji Hipotesis ... 70

4.4. Pembahasan Dan Implikasi Penelitian ... 70


(9)

v

4.6. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu

... 77

4.7. Keterbatasan Penelitian ... 80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

5.1. Kesimpulan ... 81

5.2. Saran

... 81

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(10)

vi

Tabel Halaman

1.

Persamaan dan Perbedaan Peneliti Terdahulu dan Sekarang ... 15

2.

Frekuensi Jawaban Variabel Partisipasi Pemakai (X

1

) ... 52

3.

Frekuensi Jawaban Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X

2

) ... 53

4.

Frekuensi Jawaban Variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem

Informasi Akuntansi (X

3

) ... 54

5.

Frekuensi Jawaban Variabel Kepuasan Pemakai (Y) ... 56

6.

Frekuensi Jawaban Variabel Pemakaian Sistem Informasi (Y

2

) ... 57

7.

Frekuensi Jawaban Variabel Kualitas Sistem (Y

3

) ... 58

8.

Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Partisipasi Pemakai (X

1

) ... 60

9.

Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X

2

)

... 60

10.

Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Kemampuan Teknik Personal Pemakai

Sistem Informasi Akuntansi (X

3

) ... 61

11.

Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Kepuasan Pemakai (Y

1

)... 61

12.

Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Pemakaian Sistem Informasi (Y

2

) 62

13.

Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Kualitas Sistem (Y

3

) ... 62

14.

Hasil Uji Reliabiliatas ... 63

15.

Hasil Uji Normalitas ... 64


(11)

vii

18.

Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 67

19.

Hasil Uji F Kecocokan Model... 69

20.

Hasil Koefesien Determinasi ... 69


(12)

viii

Gambar

Halaman

1.

Siklus Pengolahan Data Dengan Manual ... 19

2.

Siklus Pengolahan Data Dengan Komputer ... 19

3.

Bagan Kerangka Pikir ... 34


(13)

Oleh :

BERYMA CLAUDYA

Abstrak

Menurut data informasi keuangan dari perusahaan yang dilihat dari segi pendapatan per tahunnya, dapat dilihat bahwa perusahaan pada tahun ini mengalami penurunan pendapatan dan juga terjadi kerugian yang cukup signifikan antara realisasi tahun ini dengan anggaran per tahunnya, dimana pendapatan yang direalisasi tidak sama atau lebih kurang dari pendapatan yang ditargetkan oleh perusahaan atau sebaliknya perusahaan mengalami kerugian selama satu periode, hal tersebut disebabkan akibat karena kurangnya pelatihan dan ketelitian karyawan terhadap sistem standar yang telah ditentukan perusahaan, hal ini disebabkan kurangnya dukungan dari manajemen puncak. Begitu juga dengan pemakaian sistem yang minim dan kualitas sistem yang dihasilkan kurang relevan dan tepat waktu, sehingga faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, agar dapat memperbaiki sistem pengendalian intern serta dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat.

Populasi dalam penelitian ini ditujukan kepada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia

III Surabaya. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Data yang dipergunakan adalah data primer. Sedangkan teknik analisis yang dipergunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang pertama dapat diterima karena partisipasi pemakai (X1) berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi sehingga hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu, sedangkan variabel dukungan manajemen puncak (X2) dan kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi (X3) tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Y) di PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya.

Key words: Partisipasi Pemakai (X1), Dukungan Manajemen Puncak (X2), Kemampuan Teknik Personal Akuntansi (X3), Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).


(14)

By:

BERYMA CLAUDYA

Abstract

According to data from the company's financial information is viewed in terms of revenue per year, can be seen that this year the company experienced a decline in income and there were significant losses between the realization of this year with a budget per year, where the realized income is equal to or less than revenue targeted

by the company or otherwise the company suffered losses during one period, that caused due to lack of employee training and accuracy of the system with standards

set by the company, this is due to the lack of support from top management. Likewise with a minimal use of system and the quality of the resulting system less relevant and timely, so that these factors should be considered in the development of

accounting information systems, in order to improve the internal control system and can provide precise and accurate information.

The population in this study aimed to PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III Surabaya. Sampling technique used in this study was purposive sampling. Purposive

sampling is a sampling technique with certain considerations. The data used are primary data. While the analytical techniques used are Multiple Linear Regression

analysis.

Based on the results of this study can be concluded that the first research hypothesis can be accepted because of the participation of users (X1) affect the performance of

information systems so that the results of this study support previous research results, while top management support variable (X2) and personal technical ability of

accounting information system (X3 ) does not affect the performance of accounting information system (Y) in the PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya. Key words: User Participation (X1), Top Management Support (X2), Technical Ability Personal Accounting (X3), Accounting Information System Performance


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah.

Perkembangan, perubahan, dan ketidakpastian mewarnai kehidupan

lingkungan bisnis. Dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu

menangkap, menciptakan, dan mengelola informasi internal maupun

eksternal secara dini, sehingga manajemen memiliki pengetahuan untuk

mendeteksi secara efektif kapan perubahan kondisi membutuhkan tanggapan

strategis. Penggunaan sistem informasi diharapkan dapat memberikan

manfaat yang besar dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif tersebut.

Tidak mengherankan jika keputusan atas investasi sistem informasi menjadi

suatu hal yang penting dalam organisasi dan merupakan faktor penentu

kesuksesan perusahaan.

Pengembangan sistem informasi menjadi suatu hal yang sangat

penting. Perkembangan dunia usaha saat ini sudah berkembang pesat di

bidang industri dagang maupun jasa telah menimbulkan berbagai macam

masalah yang dihadapi dan harus dipecahkan oleh pihak manajemen. Dalam

hal ini manajemen dituntut mampu mengelola serta menjalankan perusahaan

seefektif mungkin agar dapat bertahan dalam persaingan dunia usaha,


(16)

Kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung

pada kesuksesan harapan antara sistem analisis, pemakai (user), sponsor, dan

customer. Pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati untuk menghindari adanya penolakan

terhadap sistem yang dikembangkan, karena perubahan dari sistem manual

ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi

juga perubahan perilaku dan organisasional.

Dukungan daripada manajemen puncak memegang peranan yang

sangat penting dalam setiap tahap siklus pengembangan sistem dan

keberhasilan implementasi Sistem Informasi Akuntansi. Dukungan tersebut

penting tidak hanya untuk alokasi sumber daya yang diperlukan untuk

pengembangan tersebut, namun yang terpenting memberikan strong signal

bagi karyawan bahwa suatu perubahan yang dilakukan merupakan sesuatu

yang penting, Raghunathan dan Raghunathan (1998), dikutip Komara

(2005). Kemampuan teknik personal terhadap Sistem Informasi Akuntansi

berpengaruh kepada kualitas desain dan kinerja Sistem Informasi Akuntansi,

Huff dan Munro (1985), dikutip Komara (2005-839). Keterlibatan pemakai

pada tiap tahap pengembangan sistem informasi tentunya akan berpengaruh

pada tingkat kepuasan pemakai atas sistem yang dikembangkan, Ives dan

Olson (1984, dikutip Komara (2005-837).

Perusahaan dalam mengikuti dan mengembangkan Sistem

Informasi Akuntansi harus mengusahakan keberadaan program pelatihan dan

pendidikan bagi pemakai Sistem Informasi Akuntansi. Karena dengan


(17)

mengidentifikasikan persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta

keterbatasan sistem informasi dan kemampuan ini dapat mengarah pada

peningkatan kinerja, Montazemi (1988), dikutip Komara (2005).

Dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi tersebut diharapkan

informasi yang dihasilkan lebih berkualitas sesuai dengan kebutuhan dari

para pemakai informasi. Serta mampu meningkatkan kinerja Sistem

Informasi Akuntansi, dimana kinerja Sistem Informasi Akuntansi dapat

diukur dengan kepuasan pemakai atas pemakaian Sistem Informasi

Akuntansi, Widodo (2005).

Kinerja sistem informasi dikatakan baik jika informasi yang

diterima memenuhi harapan pemakai informasi dan mampu memberikan

kepuasan bagi pemakainya. Kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang meliputi keterlibatan pemakai dalam pengembangan Sistem

Informasi Akuntansi, kemampuan teknik personal Sistem Informasi

Akuntansi, dukungan manajemen puncak serta keberadaan program pelatihan

dan pendidikan pemakai, Widyaningrum (2007).

Terbentuknya PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) pada awal

berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan

dalam PP No. 19 Tahun 1960. Selanjutnya pada kurun waktu 1969 s/d 1983

bentuk Perusahaan Negara telah diubah dengan nama Badan Pengusahaan

Pelabuhan (BPP) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1969.

Dan selanjutnya pada kurun waktu tahun 1983 s/d 1992 untuk membedakan


(18)

diubah menjadi Perusahaan Umum(Perum) Pelabuhan berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 16 Tahun 1983 dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

1985. Kemudian sejak tahun 1992 seiring dengan pesatnya Perkembangan

dunia usaha maka status Perum diubah menjadi Perseroan hingga saat ini dan

tertuang dalam Akta Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 5 Tanggal 1

Desember 1992 dan telah diubah terakhir dengan Akta Perubahan Nomor 128

tanggal 25 Juni 1998 yang dibuat di hadapan Notaris Rachmat Santoso, SH.

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) mengelola sebanyak 40

pelabuhan yang dikelompokkan menjadi 19 cabang dan 21 kawasan yang

tersebar di 7 Propinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Sedangkan Kantor Pusat PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) terletak di

Surabaya.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan, peneliti melakukan

wawancara dengan salah satu manajer PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Surabaya, telah mengembangkan sistem informasi akuntansi merupakan

suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasi, mengolah,

menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan

keputusan yang relevan kepada pihak luar perusahaan (kantor pajak, investor,

dan kreditor) dan pihak intern (manajemen), sehingga memudahkan para

pemakai informasi memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan


(19)

untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan dan kepuasan pemakai

informasi tersebut.

Melihat informasi keuangan dari perusahaan yang dilihat dari segi

pendapatan per tahunnya, dapat dilihat bahwa perusahaan pada tahun ini

mengalami penurunan pendapatan dan juga terjadi kerugian yang cukup

signifikan antara realisasi tahun ini dengan anggaran per tahunnya, dimana

pendapatan yang direalisasi tidak sama atau lebih kurang dari pendapatan

yang ditargetkan oleh perusahaan atau sebaliknya perusahaan mengalami

kerugian selama satu periode, hal tersebut disebabkan akibat karena

kurangnya pelatihan dan ketelitian karyawan terhadap sistem standar yang

telah ditentukan perusahaan, hal ini disebabkan kurangnya dukungan dari

manajemen puncak. Begitu juga dengan pemakaian sistem yang minim dan

kualitas sistem yang dihasilkan kurang relevan dan tepat waktu, sehingga

faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam pengembangan sistem

informasi akuntansi, agar dapat memperbaiki sistem pengendalian intern serta

dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan mengambil judul “ANALISIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. PELABUHAN INDONESIA III


(20)

1. 2. Perumusan Masalah.

Latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka muncul satu

pertanyaan yang mendasar “apakah partisipasi pemakai dalam

pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, dukungan manajemen puncak,

dan kemampuan teknik personal Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh

terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi?”.

1. 3. Tujuan Penelitian.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan menguji secara empiris adanya partispasi pemakai dalam

pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, dukungan manajemen puncak,

dan kemampuan teknik personal Sistem Informasi Akuntansi terhadap

kinerja Sistem Informasi Akuntansi di PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Surabaya.

1. 4. Manfaat Penelitian.

Penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan

dapat mengambil manfaat antara lain:

1. Bagi Praktisi.

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang

beberapa faktor yang berhubungan dengan kinerja Sistem Informasi

Akuntansi dan membantu perusahaan atau manajer untuk membuat kebijakan

mengenai pemenuhan kebutuhan informasi akuntansi.

2. Bagi Peneliti.

Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dengan menerapkan


(21)

perusahaan. Sebagai sarana untuk menerapkan dan mengaplikasikan

teori-teori yang telah diperoleh selama masa studi maupun yang diperoleh dari

sumber-sumber lain sehingga dapat bermanfaat bagi pihak yang

memerlukan.

3. Bagi Akademis.

Merupakan perbendaharaan perpustakaan untuk kepentingan ilmiah

sehingga dapat digunakan sebagai bahan informasi pihak lain yang akan


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Hasil Penelitian Terdahulu.

Bagian ini berisikan baberapa temuan yang telah dilakukan oleh

para peneliti terdahulu. Penelitian tentang masalah Sistem Informasi

Akuntansi telah dilakukan oleh:

A. Widodo (2005).

Judul Penelitian:

“Fakto-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi Pada PT. Jala Bhakti Yasbhun”.

Rumusan masalah:

a) Apakah terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai dalam

pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, kemempuan teknik

personal pemakai Sistem Informasi Akuntansi, dukungan manajemen

puncak secara simultan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi?

b) Apakah terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai dalam

pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, kemampuan teknik

personal pemakai Sistem Informasi Akuntansi, dukungan manajemen


(23)

Alat Uji:

Regresi Linier Berganda (Multiple Regression).

Hasil Penelitian:

1. Terdapat pengaruh secara simultan antara Partisipasi atau keterlibatan

Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (X1),

Dukungan manajemen puncak (X2), Kemampuan Teknik Personal

Pemakai Sistem Informasi Akuntansi (X3).

2. Terdapat pengaruh secara parsial antara Partisipasi atau Keterlibatan

Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (X1),

Dukungan Manajemen Puncak (X2), dan Kemampuan Teknik Personal

Pemakai Sistem Informasi Akuntansi (X3).

B. Komara (2005).

Judul Penelitian:

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi”

Rumusan masalah:

Apakah keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal,

dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi


(24)

Alat Uji:

Koefisien Korelasi Person dan Model Pengujian U Test.

Hasil penelitian:

Menunjukan bahwa kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang diukur

dengan menggunakan kepuasan pemakai (user usage) memiliki hubungan

dengan pemakai yang dilibatkan dalam proses pengembangan sstem

informasi, dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan

operasional sistem informasi, formalisasi pengembangan sistem informasi.

C. Widyaningrum (2007).

Judul Penelitian:

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi Pada PT. PLN (Persero) UPJ Darmo Permai Surabaya Selatan”.

Rumusan masalah:

a) Apakah terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai dalam

pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, kemampuan teknik

personal pemakai Sistem Informasi Akuntansi, dukungan manajemen

puncak secara simultan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi?

b) Apakah terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai dalam

pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, kemampuan teknik

personal pemakai Sistem Informasi Akuntansi, dukungan manajemen

puncak secara parsial terhadap kinerja sistem akuntansi?

Alat Uji:


(25)

Hasil Penelitian:

1. Terdapat pengaruh secara simultan antara keterlibatan pemakai dalam

pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, kemampuan teknik

personal pemakai Sistem Informasi Akuntansi, tingkat dukungan

manajemen puncak, dan faktor keberadaan program pelatihan dan

pendidikan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

2. Terdapat pengaruh secara parsial antara keterlibatan pemakai dalam

pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, kemampuan teknik

personal pemakai Sistem Informasi Akuntansi, tingkat dukungan

manajemen puncak, dan faktor keberadaan program pelatihan dan

pendidikan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Sedangkan

Kemampuan teknik personal dan faktor keberadaan program pelatihan

dan pendidikan pemakai secara parsial tidak memberikan pengaruh

yang besar terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

D. Purnamasari (2004).

Judul Penelitian:

“Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan

Pengembangan Sistem Informasi”.

Rumusan Masalah:

Apakah Faktor-faktor partisipasi, komunikasi pemakai, dukungan

manajemen puncak, kompleksitas sistem, dan struktur organisasi secara

signifikan berpengaruh terhadap efektifitas dalam pengembangan sistem


(26)

Alat Uji:

Menggunakan Model Persamaan Regresi Linier Sederhana.

Hasil Penelitian:

Hasil analisis menyimpulkan bahwa variabel dukungan manajemen

puncak mempunyai angka signifikan dibawah 0,05. Sehingga, dukungan

manajemen puncak mempengaruhi efektifitas pengembangan sistem

informasi yang diproksikan kepuasan pemakai. Sedangkan variabel

partisipasi pemakai, komunikasi pemakai, kompleksitas sistem, dan struktur

organisasi mempunyai angka signifikan diatas 0,05. Sehingga, variabel

tersebut tidak mempengaruhi efektifitas pengembangan sistem informasi

yang diproksikan kepuasan pemakai.

E. Husodo (2007).

Judul Penelitian:

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi Pada Bank-Bank Umum Yang Ada Di Wilayah

Surabaya”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

partisipasi pemakai, kemampuan teknik dari personal, dukungan manajemen

puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi berpengaruh terhadap

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi dan mengetahui perbedaan Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi berdasarkan ukuran organisasi, program


(27)

informasi, dan lokasi departemen sistem informasi. Hasil dari penelitian ini

yaitu:

1. Partisipasi Pemakai, Kemampuan Teknik Personal, Dukungan

Manajemen Puncak, Formalisasi Pengembangan Sistem secara

bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi.

2. Partisipasi Pemakai secara individual berpengaruh positif signifikan

terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

3. Kemampuan Teknik Personal berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

4. Dukungan Manajemen Puncak berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

5. Formalitas Pengembangan Sistem secara individual berpengaruh

positif signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

6. Terdapat perbedaan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi berdasarkan

ukuran organisasi.

7. Tidak terdapat perbedaan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

berdasarkan Dewan Pengarah.

8. Tidak terdapat perbedaan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi


(28)

Persamaan:

1 Peneliti terdahulu menggunakan teknik analisis regresi linier berganda,

teknik tersebut juga digunakan dalam penelitian ini.

Perbedaan:

1. Peneliti terdahulu menggunakan objek penelitian bank-bank umum yang

ada di wilayah Surabaya, sedangkan pada penelitian ini akan digunakan

objek PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya.

2. Untuk mengukur Kinerja Sistem Informasi Akuntansi peneliti terdahulu

menggunakan tiga (3) variabel independen yaitu Kepuasan Pemakai

Sistem Informasi Akuntansi, Pemakaian Sistem Informasi Akuntansi,

dan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi. Sedangkan pada penelitian ini

juga digunakan tiga (3) variabel yaitu Partisipasi Pemakai Dalam

Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, Dukungan Manajemen

Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi.

3. Peneliti terdahulu menggunakan enam (6) variabel independen yaitu

Keterlibatan atau Partisiasi Pemakai Sistem Informasi Akuntansi,

Kemampuan Teknik Personal, Dukungan Manajemen Puncak,

Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi, Komunikasi Pemakai,

Kompleksitas Sistem. Sedangkan pada penelitian ini hanya

menggunakan tiga (3) variabel yaitu Partsipasi Pemakai Dalam

Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, Dukungan Manajemen


(29)

Tabel : Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dan Sekarang.

Sumber : Jurnal dan Skripsi

Dari uraian persamaan dan perbedaan diatas, dapat disimpulkan bahwa

peneliti sekarang bukan replikasi dari peneliti sebelumnya karena dimensi waktu,

judul, serta obyek penelitian berbeda.

NO Nama Judul Penelitian Variabel

1. Widodo, Erlang (2005) Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Jala Bhakti Yasbhun.

Partisipasi Pemakai (X1),

Dukungan Manajemen Puncak (X2), Kemampuan Teknik

Personal Pemakai (X3), Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi(Y). 2. Komara, Acep (2005) Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Keterlibatan Pemakai (X1),

Kemampuan Teknik Personal (X2), Dukungan Manajemen

Puncak (X3), Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi (Y). 3. Widyaningrum, Pipit Herdiana

(2007)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. PLN (Persero) UPJ Darmo Permai Surabaya Selatan.

Dukungan Manajemen Puncak (X1), Partisipasi Pemakai dalam

Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (X2), Program

Pelatihan dan Pendidikan pemakai (X3), Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi (Y). 4. Purnamasari, Dian Indri (2004) Analisa Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Keefektifan

Pengembangan Sistem Informasi.

Partisipasi Pemakai (X1),

Komunikasi Pemakai (X2),

Dukungan Manajemen Puncak (X3), Kompleksitas Sistem (X4),

Struktur Organisasi (X5), Kepuasan Pemakai (Y). 5. Husodo, Syahrir mukti (2007) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank-Bank Umum yang ada di wilayah Surabaya.

Partisipasi Pemakai(X1),

Kemampuan Teknik Personal(X2), Dukungan

Manajemen Puncak (X3),

Formalitas Pengembangan Sistem (X4), Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi (Y). 6. Claudya, Beyma (2011) Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III Surabaya.

Partisipasi Pemakai(X1),

Dukungan Manajemen Puncak (X2), Kemampuan Teknik

Personal (X3), Kinerja Sistem


(30)

2. 2. Landasan Teori.

2. 2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi.

Organisasi menggantungkan diri pada sistem informasi untuk

mempertahankan kemampuan bekompetensi. Produktivitas sebagai suatu hal

yang penting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan melalui sistem

informasi yang lebih baik. Menurut Moscove yang dikutip oleh Baridwan

(1994:3), Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen organisasi

yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa, dan

mengkonsumsikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang

relevan kepada pihak diluar perusahaan (kantor pajak, investor, dan kreditor)

dan pihak intern (manajemen).

Menurut Chusing (1986:17), Sistem Informasi Akuntansi

didefinisikan sebagai kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya

modal didalam suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk menyediakan

informasi pengolahan data informasi.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2000:1), Sistem Informasi

Akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang

diatur untuk mengubah data menjadi informasi.

Menurut Nash dan Robert dalam Jogiyanto (2000:49), Sistem

Informasi Akuntansi adalah suatu subsistem dari sistem informasi bisnis

yang dihubungkan dengan tipe suatu informasi dan pengolahan informasi

yang termasuk didalam bagian fungsi akuntansi.

Sistem Informasi Akuntansi menurut Wilkinson dalam Jogiyanto


(31)

memproses, dan menyimpan data serta menyediakan laporan formal yang

dibutuhkan.

Menurut Murdick, Fuller, dan Ross yang dikutip oleh Jogiyanto

(2000:50), bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan

kegiatan-kegiatan dari organisasi yang bertanggung jawab untuk menyediakan data

untuk tujuan pelaporan internal kepada manajer untuk digunakan dalam

pengendalian dan perencanaan sekarang dan operasi masa depan serta

pelaporan eksternal kepada pemegang saham, pemerintah, dan pihak-pihak

luar lainnya.

2. 2.2. Pengembangan Sistem Informasi.

Sistem informasi selalu berkembang selama masa hidup dan sangat

dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Artinya suatu perusahaan harus mampu

menyusun sistem informasi yang sesuai dengan standar yang berlaku saat ini

dan dari sistem informasi yang telah disusun tersebut akan menghasilkan

informasi yang tepat dan akurat yang digunakan oleh pemakai internal dan

pemakai eksternal.

Menurut Wilkinson (1993:14), terdapat beberapa tahap proses

penyusunan sistem informasi antara lain:

1. Perencanaan sistem, meletakkan dasar sistem informasi. Yang dalam

tahap ini disiapkan rencana sistem induk serta usulan atau proposal

proyek sistem untuk menjalankan rencana tersebut.

2. Analisis sistem, mensurvei dan menganalisis system informasi. Tahap

ini akan menentukan informasi yang diperlukan para pengguna dari


(32)

3. Pengkajian dan pemilihan system, mencakup analisis manfaat biaya yang

terinci untuk rancangan sistem yang dipilih. Juga akan dievaluasi usulan

dari pabrikpembuat alat pemroses agar bisa memilih peralatan yang

paling sesuai.

4. Implementasi sistem, terdiri dari langkah-langkah seperti perlengkapan

rincian untuk rancangan yang telah disusun, pengangkatan dan pelatihan

(training) karyawan, penginstalasian, dan penyajian peralatan serta

penerapan awal dari sistem itu.

5. Pengoperasian sistem, mencakup operasi rutin, pemeliharaan, dan

manajemen dari sistem yang telah disusun secara berkala atau

berkesinambungan akan dilakukan evaluasi terhadap prestasi sistem dan

kendala keluaran.

2. 2.3. Penggunaan Komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA).

Karena informasi merupakan hasil proses dari data, maka Sistem

Informasi Akuntansi merupakan memrosesan data yang berupa transaksi

didalam suatu system. Untuk mengolah data supaya menjadi informasi yang

berguna dapat dilakukan dengan cara manual, mesin mekanisme atau dengan

bantuan komputer.

Digunakannya komputer sebagai alat bantu memproses atau

mengolah data tidak mengubah hakekat Sistem Informasi Akuntansi, tetapi

prosedur dan cara pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding dengan

sistem manual. Penggunaan komputer akan lebih kompleks dan rumit serta


(33)

Gambar 2.1 : Siklus Pengolahan Data dengan Manual.

Gambar 2.2 : Siklus Pengolahan Data Dengan Komputer.

Sumber: Baridwan, Zaki, 1994, Bunga Rampai SIA, Edisi Pertama, BPFE,

Yogyakarta, hal 128.

2. 2.4. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi.

Menurut Wilkinson (1993: 8-10) sistem informasi dalam dunia

bisnis dan pemerintahan mempunyai tiga (3) tujuan, meliputi:

1. Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian.

2. Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan. Bukti

Transaksi  Jurnal

Buku

Besar 

Laporan

Keuangan 

Buku

Pembantu 

Laporan

Keuangan 

Bukti

Transaksi Jurnal

Buku Besar File

Transaksi

Laporan Keuangan dan Laporan Lain yaitu Laporan Keuangan Fiskal


(34)

3. Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan

(stewardship).

Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai internal dan

eksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak eksternal. Hampir

semua informasi yang diperlukan oleh dua (2) tujuan terakhir merupakan

daya transaksi yang diolah. Sementara untuk tujuan pertama hanya sebagian.

Informasi keuangan digunakan baik oleh para manajer maupun

pihak eksternal perusahaan. Informasi keuangan untuk pihak luar (eksternal)

disajikan dalam laporan keuangan pihak luar yang menggunakan laporan

umum. Pihak-pihak tersebut memiliki kepentingan yang berbeda-beda.

Informasi tersebut jarang dibuat khusus untuk pemakaian tertentu. Informasi

yang disajikan disusun berdasarkan aturan dasar yang dinamakan prinsip

akuntansi yang lazim. Prinsip akuntansi tersebut dipakai untuk menyusun

laporan akuntansi yang lazim. Prinsip akuntansi tersebut dipakai untuk

menyusun laporan keuangan, laporan keuangan untuk pihak luar menyajikan

suatu gambaran menyeluruh mengenai kondisi keuangan dan hasil usaha

suatu organisasi.

Menurut Simamora (2000: 6-9) pihak-pihak yang membutuhkan

informasi akuntansi terdiri atas berbagai kalangan. Pada umumnya, para

pemakai laporan keuangan dapat dibagi ke dalam dua (2) golongan antara


(35)

a. Pemakai Internal.

Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis.

Manajer-manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan

sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan terhadap

sasaran-sasaran tersebut dan mengambil tindakan korektif manakala

dibutuhkan.

b. Pemakai Eksternal.

Pemilik perusahaan, para pemilik (owners) telah menanamkan dana mereka yang berharga kedalam sebuah organisasi bisnis.

Orang-orang ini menghendaki wawasan tentang keinginan pendapatan di

masa lalu. Kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan datang

dan prospek arus kas.

 Karyawan, para karyawan biasanya berkepentingan dengan penilaian positif finansial perubahan. Mereka guna menunjukan suatu indikasi

keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, kalangan karyawan juga

berminat pada informasi yang memungkinkan mereka menilai

kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan

pension, dan kesempatan kerja.

 Investor, investor dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan usaha, untuk memutuskan apakah membantu permodalan suatu

perusahaan, pemodal-pemodal biasanya mengevaluasi besarnya

pendapatan yang diperkirakan dapat diraup dari investasi mereka.

 Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang-barang, jasa-jasa, dan sumber-sumber daya keuangan bagi perusahaan, baik


(36)

dengan mengucurkan kredit usaha maupun memberikan pinjaman.

Kreditor berminat untuk mengetahui kesanggupan sebuah

perusahaan melunasi kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu

dan terjadwal.

 Badan pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi dalam upayanya mengatur kegiatan-kegiatan perusahaan dan sebagai dasar

untuk menyusun statistik pendapatan sosial dan statistik lainnya.

Pemerintah pusat maupun daerah menarik pajak dari perusahaan.

Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunya ditetapkan

berdasarkan angka yang tertera dalam laporan keuangan.

 Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan pendidikan, rumah sakit, dan panti asuhan memakai informasi akuntansi untuk

merencanakan dan mengelola aktivitas-aktivitasnya. Mereka ini perlu

pula penyusunan anggaran, menggaji pegawai-pegawainya, memberi

peralatan yang semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi.

 Masyarakat, masyarakat umum seringkali bergantung pada informasi keuangan yang dirangkum dalam laporan-laporan keuangan untuk

mengevaluasi tindakan-tindakan finansial dalam menilai keberadaan

ekonomi perusahaan-perusahaan di tengah masyarakat.

2. 2.5. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodic efektifitas

operasional suatu organisasi dan personilnya berdasarkan sasaran, standar


(37)

Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kinerja

Sistem Informasi Akuntansi adlah tingkat efektifitas operasional sistem

untuk mengubah data menjadi informasi, serta menyediakan informasi bagi

pemakai di dalam maupun di luar perusahaan. Sedangkan kinerja Sistem

Informasi Akuntansi lebih berorientasi pada tingkat efektifitas sistem dalam

memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu kepada manajer

internal. Sehingga dapat diketahui bahwa perbedaan antara Sistem Informasi

Akuntansi dan Sistem Informasi Manajemen terletak pada pemakainya.

2. 2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi.

2. 2.6.1 Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi

Akuntansi.

Menurut Davis (1990: 179-180) menyatakan bahwa keterlibatan

adalah partisipasi mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok

yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi pada tujuan

kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu.

Ada tiga (3) aspek yang sangat penting dalam keterlibatan kerja, antara lain:

1. Keterlibatan emosi dan mental pegawai, berpartisipasi berarti melibatkan

emosi dan mental pegawai dari pada kegiatan fisik.

2. Motivasi untuk menyumbang, memberikan ide-ide kreatif dan

membangun aspek yang sangat penting.

3. Penerimaan tanggung jawab, partisipasi kerja menurut pegawai untuk


(38)

Pemakaian adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam

penggunaan informasi. Tidak jarang pemakai secara teknis lebih tahu

mengenai kode yang diperlukan dalam menyediakan informasi. Pemakai

dapat memberikan masukan yang berguna mengenai apa saja yang harus

direncanakan oleh sistem analisis.

Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterlibatan

atau partisipasi merupakan perilaku, pernyataan atau aktivitas yang

dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi,

Barki dan Hartwick dalam Purnamasari (2004: 120).

Keterlibatan digunakan untuk menunjukan campur tangan personal

yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai tahap

perncanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi.

Pengembangan sistem informasi, apabila pemakai diajak

berpartisipasi maka akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi.

Hal ini dapat terjadi karena pemakai terlibat langsung dalam penggunaan

sistem informasi. Pada kenyataannya seringkali pemakai lebih mengetahui

apa yang mereka butuhkan dalam suatu sistem informasi. Dengan diajak

berpartisipasi, maka pemakai dapat menyampaikan keinginan-keinginan

mereka berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi.

2. 2.6.2 Dukungan Manajemen Puncak.

Menurut Supriyono (1987: 68) mengemukakan bahwa manajemen

puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi

perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dalam


(39)

Menurut Glueck dan Jauch (1987: 68) mengemukakan bahwa

manajemen puncak suatu perusahaan adalah eksekutif yang ada di puncak

perusahaan dan bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup dan

keberhasilan perusahaan.

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan manajemen

puncak menurut peneliti adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan

eksekutif yang berada di puncak perusahaan dan yang bertanggung jawab

untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.

Berdasarkan pendapat Choe dalam Purnamasari (2004), berpendapat

bahwa semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan

meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan adanya

hubungan positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses

pengembangan dan pengoperasian Sistem Informasi Akuntansi dengan

kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Dukungan manajemen sangat

dibutuhkan dalam pelaksanaan pencapaian tujuan perusahaan. Bila

manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam pengembangan

Sistem Informasi Akuntansi maka akan memberikan kepuasan terhadap

pemakaian informasi tersebut.

Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses

pengembangan dan pengoperasian sistem informasi dalam perusahaan akan

meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang

ada dan merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut.

Partisipasi pemakai dalam pengembangan system akan meningkat


(40)

partisipasi pemakai, kepuasan pengembangan sistem yang dikembangkan

akan lebih besar.

2. 2.6.3 Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi.

Pendekatan pengalaman (experiental theory) terhadap perubahan

perilaku didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka

sendiri dari pada pengalaman orang lain, Pace dan Faules (1998: 439).

Menurut pandangan ini, orang mengubah perilaku mereka dengan menguji

kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi dimana

mereka merasakan dorongan emosi yang penting. Dengan menggambarkan

apa yang terjadi pada mereka, individu mengembangkan penjelasan personal

atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar untuk mencoba cara

berperilaku alternatif dalam situasi yang lain.

Menurut Robbins (1998: 46), kemampuan adalah kapasitas individu

untuk melakukan tindakan-tindakan dalam melaksanakan berbagai tugas

dalam pekerjaan. Dengan kemampuan yang dimiliki, karyawan diharapkan

akan mendukung kegiatan karyawan yang juga mendukung kegiatan badan

usaha, sehingga akan terasa wajar apabila badan memberi harapan agar

tujuan karyawan dalam bekerja dapat tercapai.

Rata-rata level pendidikan dan pengalaman anggota kelompok

system digunakan sebagai pengukur kemampuan personal sistem informasi,

Soegiharto (2001), dikutip Komara (2005: 836).

Berdasarkan pendapatnya Komara (2005: 841) bahwa terdapat

pengaruh positif signifikan kemampuan teknik personal sistem informasi


(41)

Sehingga dari asumsi diatas maka peneliti dapat mengambil

kesimpulan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah

kesanggupan individu atau personel dalam menggali potensi diri untuk

mengembangkan sistem informasi organisasi.

2. 2.7. Teori Yang Melandasi Pengaruh Keterlibatan Pemakai Dalam

Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi.

Keterlibatan pemakaian yang semakin sering akan meningkatkan

kinerja Sistem Informasi Akuntansi, sehingga dapat diambil kesimpulan

bahwa partisipasi pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi

Akuntansi akan memberikan dampak secara positif terhadap kinerja Sistem

Informasi Akuntansi, Soegiharto dalam Komara (2005).

Teori pendukung keterlibatan pemakai dalam pengembangan Sistem

Informasi Akuntansi adalah teori Y oleh MC Gregor dalam Widodo (2005)

asumsi teori Y secara ringkas sebagai berikut:

a. Kebanyakan orang berpendapat bahwa kerja adalah sesuatu yang

alamiah seperti bermain. Bila pekerjaan tidak menyenangkan, mungkin

itu karena cara melakukan pekerjaan tersebut dalam organisasi.

b. Kebanyakan orang merasa bahwa pengendalian diri sendiri amat

diperlukan supaya pekerjaan dilakukan dengan baik.

c. Kebanyakan orang dimotivasi terutama oleh keinginan mereka untuk

diterima lingkungan, mendapat pengakuan, dan merasa berprestasi

seperti juga untuk kebutuhan mereka akan uang untuk memenuhi


(42)

d. Kebanyakan orang ingin menerima dan bahkan menginginkan sesuatu

tanggung jawab bila mereka memperoleh bimbingan, pengelolahan, dan

kepemimpinan yang tepat.

e. Kebanyakan orang mempunyai untuk meyelesaikan masalah secara

kreatif dalam organisasi.

Berdasarkan teori diatas, bila dihubungkan dengan keterlibatan

pemakaian Sistem Informasi Akuntansi dapat ditarik kesimpulan bahwa

bentuk dari peran peserta karyawan dalam partisipasi pemakai mendorong

orang-orang untuk menerima bertanggung jawab dan mampu menyelesaikan

masalah dalam organisasi. Dimana tujuan organisasi tersebut adalah untuk

menciptakan kepuasan pemakai sistem informasi.

2. 2.8. Teori Yang Melandasi Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak

Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses

pengembangan sistem informasi dan pengoperasian sistem informasi dalam

perusahaan akan meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan

sistem informasi yang ada dan merasa puas dalam menggunakan sistem

tersebut, Setianingsih dan Indriantoro (1998: 195). Beberapa teori yang

mendukung hubungan dukungan manajeman puncak dengan kinerja Sistem

Informasi Akuntansi diantaranya yaitu:

a. Teori kelompok (Group Theory) Filley House dan Kerr (1976), yaitu


(43)

tujuan-tujuannya maka harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan

pengikut-pengikutnya Yukl (2001: 76).

b. Teori Jalan Kecil – Tujuan (Path – Goal Theory).

Dalam pengembangannya yang modern, Martin Evans dan Robert House

secara terpisah telah menulis karangan dalam subyek yang sama. Secara

pokok, teori Path-Goal berusaha untuk menjelaskan pengaruh perilaku

pemimpin terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan

bawahan Yukl (1995: 77).

Adapun teori Path – Goal versi House, memasukkan empat (4) tipe

atau gaya utama kepemimpinan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan Direktif.

Tipe ini sama dengan model kepemimpinan otokratis dari Lippitt dan

White. Bawahan tahu senyatanya apa yang diharapkan darinya dan

pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin. Dalam model ini

tidak ada partisipasi dari bawahan.

2. Kepemimpinanyang mendukung (Supportif Leadership).

Kepemimpinan model ini mempunyai kesediaan untuk menjelaskan

sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan mempunyai perhatian

kemanusiaan yang murni terhadap para bawahannya.

3. Kepemimpinan Partisipatif.

Gaya kepemimpinan ini, pemimpin berusaha meminta dan menggunakan

saran-sran dari para bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih

tetap berada padanya.


(44)

Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang

para bawahannya untuk berprestasi. Demikian pula pemimpin

memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu

melaksanakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik. Yukl (2001:

78).

Menurut teori Path – Goal ini, macam-macam gaya kepemimpinan

tersebut dapat terjadi dan dipergunakan senyatanya oleh pemimpin yang

sama dalam situasi yang berbeda.

Dukungan manajemen puncak diantaranya dalam hal penyediaan

sumber daya dan pemberian motivasi. Dengan dukungan tersebut, para

pekerja (pemakai) akan merasa yakin bahwa sistem informasi yang

dikembangkan akan terus bisa berjalan dengan lancer sehingga para pemakai

akan merasa puas dengan bekerja didalam lingkungan sistem tersebut

Setianingsih dan Indriantoro (1998: 196).

Hubungan ini menunjukkan bahwa dengan adanya dukungan

manajemen puncak yang semakin tinggi dalam proses untuk pengembangan

sistem informasi dan operasinya, kepuasan pemakai dalam menggunakan

sistem yang ada semakin tinggi.

Penelitian dari Komara (2005) menemukan adanya hubungan yang

positif dan signifikan dalam hubungan secara langsung. Penemuan ini

menyatakan pada perusahaan yang dukungan manajemen puncaknya tinggi


(45)

2. 2.9. Teori Yang Melandasi Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Sistem

Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Menurut Robbins dalam Widodo (2005), “ability is an individualis

capacity to peform the various task in a job”, yang diartikan bahwa kemampuan menimpakan kapasitas seseorang dalam mengerjakan berbagai

macam tugas dalam pekerjaan dengan kemampuan yang ada kegiatan

karyawan tidak akan menyimpang jauh dari kegiatan badan usaha sehingga

dapat memberikan kepuasan.

Menurut Soegiharto dalam Widyaningrum (2005), jika para

pengguna sistem semakin memahami teknologi, tugas dan keputusan yang

diambil dan lingkungan sosial politik ditempat digunakannya sistem tersebut,

maka mereka akan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi

pengembangan sistem tersebut.

Teori pendukung dari teknik kemampuan personal Faules yaitu:

Teori pencapaian prestasi oleh Mc. Clelland (1953) dalam Pace dan

Faules (1998: 434), perintis penelitian pencapaian prestasi, individu-individu

yang memiliki keinginan untuk memperoleh prestasi dapat dibedakan dengan

yang lainnya dalam empat (4) ciri yaitu:

1. Mereka orang bekerja bila menghadapi tantangan yang modern, jika

pekerjaan sangat mudah, mereka hanya memperoleh sedikit kepuasan,


(46)

2. Mereka senang memperoleh umpan balik yang kongkret mengenai

apakah mereka telah berhasil atau tidak, jika mereka tidak dapat

mengatakan bahwa mereka cenderung tidak menyaingi tugas tersebut.

3. Mereka lebih senang bertanggung jawab secara personal atas tugas yang

mereka kerjakan, jika mereka ingin bekerja pada suatu komite atau

mengambil suatu yang besar, mereka merasa bahwa mereka tidak

dihargai. Mereka lebih menyukai melakukan hal tersebut sendiri karena

mereka akan puas dengan hasilnya.

4. Mereka kurang istirahat, cenderung dan banyak bepergian ketika sesuatu

menjadi rutin. Kemungkinan berhasil meningkat dan mereka yakin

bahwa mereka dapat melakukan hal tersebut mereka mulai mencari

kemungkinan yang lebih menantang tugas mereka, meningkatkan

sesuatu yang lama dan menemukan sesuatu yang baru.

Teori pencapaian prestasi didasarkan asuransi bahwa perubahan

perilaku muncul karena individu ingin berhasil. Individu yang memiliki

predisposisi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu yang lebih baik, memiliki

kemungkinan yang tinggi untuk membuat perubahan memperoleh sesuatu.

Asumsi lain yang lebih penting adalah jika seseorang menghabiskan waktu

berfikirnya untuk melakukan sesuatu yang baik, maka orang tersebut akan

menampakkan dorongan, energi, dan hasrat ingin sukses serta akan meraih

tujuan yang lebih besar Pace dan Faules (1998: 434).

Teori diatas dapat ditarik kesimpulan masalah kepuasan yang


(47)

Informasi Akuntansi juga rendah. Namun kurangnya sumber daya atau

rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh para karyawan tersebut dalam

menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan terhadap

pemakaian sistem informasi. Kemampuan adalah merupakan keahlian yang

tidak terpisah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

2. 3. Kerangka Pikir.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, yang telah

dikemukakan diatas maka, dapat diambil premis-premis yang kemudian

premis tersebut akan disimpulkan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar

dalam mengemukakan hipotesis.

Premis 1:

Partisipasi pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi

Akuntansi mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan pemakai

dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Purnamasari, 2004).

Premis 2:

Dukungan manajemen puncak akan meningkatkan partisipasi

pemakai dan berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai Sistem


(48)

Premis 3:

Bahwa kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang diukur dengan

menggunakan kepuasan pemakai memiliki hubungan yang positif dengan

kemampuan teknik personal Sistem Informasi Akuntansi (Komara, 2005).

Berdasarkan premis–premis diatas maka dapat disimpulkan dalam

bentuk kerangka pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan

diteliti.

Dibawah ini disusun kerangka pemikiran penelitian ini seperti

gambar sebagai berikut:

Gambar 2.3 : Bagan Kerangka Pikir.

Regresi Linier Berganda Partisipasi Pemakai

dalam Pengembangan Sistem Informasi

Akuntansi

(X1)

Dukungan Manajemen Puncak

(X2)

Kemampuan Teknik Personal

Sistem Informasi Akuntansi

(X3)

Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi


(49)

2. 4. Hipotesis.

Bahwa Partisipasi Pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi

Akuntansi, Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal

Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

(Premis 1, 2, 3).

1. Diduga Partisipasi Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi

Akuntansi berpengaruh positif terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi.

2. Diduga Dukungan Manajemen Puncak berpengaruh positif terhadap

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

3. Diduga Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel.

3. 1.1. Definisi Operasional.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi sebagai variabel terikat (Y), sedangkan variabel

bebasnya adalah Partisipasi atau Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan

Sistem Informasi Akuntansi (X1), Dukungan Manajemen Puncak (X2), dan

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3).

Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Terikat (Y).

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) yaitu penilaian atas efektifitas

Sistem Informasi Akuntansi di dalam organisasi dengan menggunakan

kepuasan pemakai, pemakaian sistem dan kualitas Sistem Informasi

Akuntansi sebagai ukurannya. Widyaningrum (2007).

b. Variabel Bebas (X) adalah terdiri dari 3 variabel yaitu:

1. Partisipasi Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi

Akuntansi (X1).

Partisipasi Pemakai yaitu perilaku, pekerjaan, dan aktivitas yang

dilakukan pemakai selama proses pengembangan sistem informasi,


(51)

2. Dukungan Manajemen Puncak (X2).

Dukungan Manajemen Puncak yaitu partisipasi atau suatu dorongan

yang dilakukan oleh sekelompok kecil eksekutif yang terlibat dalam

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan

personalia (staffing), pengarahan (directing), dan pengawasan

(controlling) untuk mengembangkan sistem informasi bagi

perusahaan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan, Choe

dalam Setianingsih (1998).

3. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3).

Kemampuan Teknik dari personal sistem informasi yaitu

kemampuan yang dimiliki oleh pemakai sistem informasi dalam

menggunakan sistem berdasarkan pengalaman, Widyaningrum

(2007).

3. 1.2. Pengukuran Variabel.

Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval,

dengan teknik penyusunan skala Semantic Differential Sumarsono (2004: 25)

yang terukur dalam skala (7) tujuh poin dengan pola sebagai berikut:

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat setuju.

Penilaian yang digunakan adalah nilai 1 – 3 untuk insentif sangat

tidak setuju, nilai 4 untuk insentif cukup setuju, dan 5 – 7 insentif sangat

setuju. Nilai 1 menunjukkan bahwa formalisasi tidak pernah dilakukan dan

nilai 7 menunjukkan bahwa formalisasi yang dilakukan selalu dilaksanakan.


(52)

a. Partisipasi Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

(X1).

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan

oleh Soegiharto dalam Widyaningrum (2007). Lima (5) pertanyaan yang

digunakan adalah untuk mengukur keterlibatan pemakai selama proses

pengembangan sistem, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan

tahap implementasi.

b. Dukungan Manajemen Puncak (X2).

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan

oleh Soegiharto dalam Widyaningrum, (2007). Lima (5) pertanyaan yang

digunakan untuk mengetahui adanya hubungan yang positif antara

kepuasan pemakai dan dukungan manajemen puncak.

c. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3).

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan

oleh Soegiharto dalam Widyaningrum, (2007). Enam (6) pertanyaan

yang digunakan adalah untuk mengetahui seberapa jauh informasi yang

diterima oleh perusahaan itu dapat bermanfaat bagi para pemakai.

d. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi (Y).

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan

oleh Choe, (1996) dalam Soegiharto, (2001) dengan enam belas (16)

item pertanyaan yang terdiri dari kedua konstruk yaitu Penggunaan

Sistem dan Kepuasan Pemakai adalah tolok ukur keberhasilan sistem

informasi sebagai pengganti (surrogate) untuk mengukur kinerja


(53)

Untuk seluruh pengukuran variabel pada penelitian ini

menggunakan skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval.

Teknik yang digunakan semantic differential Sumarsono, (2004: 25). Skala

ini tersusun dalam (1) satu garis kontinum dengan jawaban sangat positifnya

terletak di sebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya di sebelah kiri atau

sebaliknya.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

3. 2. Teknik Penentuan Sampel.

3. 2.1. Populasi.

Populasi menurut Sumarsono (2004 : 44) merupakan kelompok

subyek atau obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik

tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek lain. Sedangkan

populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah para manajer dan asisten

manajer PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya dan tercatat

berjumlah 17 orang.

3. 2.2. Sampel.

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan

karakteristik yang sama dengan populasi tersebut Sumarsono, (2004: 44).

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Jadi semua populasi adalah orang-orang yang

menggunakan Sistem Informasi Akuntansi. Purposive Sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Terkait dengan


(54)

mempunyai hubungan dengan Sistem Informasi Akuntansi entah dia sebagai

pengguna maupun pengembang sistem dan teknik ini cocok untuk penelitian

yang tidak melakukan generalisasi. Sugiyono, (2006: 96). Sedangkan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini difokuskan pada manajer dan karyawan

pada bagian keuangan dan didasarkan atas pertimbangan, antara lain:

1. Manajer dan karyawan pada bagian keuangan sebagai pemakai informasi

akan lebih obyektif dalam menilai efektifitas Sistem Informasi

Akuntansi.

2. Manajer dan karyawan pada bagian keuangan sebagai pemakai informasi

mempunyai kepentingan yang sama dibandingkan dengan pemakai dari

luar perusahaan yang jumlahnya sulit untuk diidentifikasikan dan

mempunyai kepentingan yang berbeda.

Berdasarkan ketentuan diatas maka jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini berjumlah 12 orang. Dimana pada bagian-bagian

keuangan yang difokuskan adalah Manajer Keuangan, Akuntansi

Manajemen, Analisa Kesisteman & Administrasi Keuangan, Anggaran,

Akuntansi Keuangan, Verifikasi, Pembukuan, Perpajakan, Perbendaharaan,

Pendapatan, Hutang Piutang, Kassa dan Gudang Persediaan.

3. 3. Teknik Pengumpulan Data.

3. 3.1. Jenis Data.

Jenis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini:

Data primer adalah data yang diperoleh dari kuesioner yang


(55)

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari secara tidak langsung

dari catatan PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya.

3. 3.2. Sumber Data.

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data, dimana

sumber data dalam penelitian dari sumber intern perusahaan yaitu PT.

Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya khususnya para manajer dan

karyawan pengguna Sistem Informasi Akuntansi.

3. 3.3. Pengumpulan Data.

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

Nazir, (1999: 211-212).

1. Wawancara (Interview).

Merupakan cara pengumpulan data dengan tanya jawab langsung dengan

pihak-pihak yang bersangkutan dalam perusahaan tersebut.

2. Kuesioner.

Teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan

yang sudah tersusun rapi dan terstruktur, tertulis kepada responden untuk

diisi sehubungan dengan masalah yang diteliti dan kemudian untuk tiap

jawaban diberikan nilai (skor).

3. Dokumentasi.


(56)

3. 4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis.

3. 4.1. Uji Kualitas.

3. 4.1.1 Uji Validitas.

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur

itu (kuesioner) mengukur apa saja yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat

ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh

pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari

penjumlahan semua skor pertanyaan.

Sebagai kriteria pemilihan item total berdasar korelasi item total,

biasanya digunakan batasan rix (hitung) > 0,30. Semua item yang mencapai

koefesien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan

Azwar, (2003: 153).

3. 4.1.2 Uji Reliabilitas.

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang

diberikan responden dapat dipercaya atau dpat diandalkan. Dengan perkataan

lain, hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran (2) dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur

yang sama.

Reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha, dimana

instrumen dianggap reliable apabila croncbach alpa diatas atau lebih besar


(57)

3. 4.2 Uji Normalitas.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data

mengikuti sebaran normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal

atau tidak dilakukan dengan alat uji Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk.

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah distribusi data mengikuti

distribusi normal jika nilai signifikan lebih besar dari 5% Sumarsono (2004:

40).

3. 4.3 Uji Asumsi Klasik.

Persamaan regresi linier harus bersifat BLUE (Best Liniear

Unibased Estimator) artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk bisa dikatakan alat ukur yang BLUE, maka persamaan

regresi harus memenuhi ketiga asumsi klasik sebagai berikut:

1. Tidak boleh terjadi autokorelasi

2. Tidak boleh terjadi multikorelasi

3. Tidak boleh terjadi heteroskedasitisitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi tersebut dilanggar, maka

persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi BLUE, sehingga pengambilan

keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. Berikut ini uraian singkat


(58)

3. 4.3.1 Autokorelasi.

Uji autokorelasi betujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pada periode t1 (sebelumnya), Gujarati (1999: 2001).

Sedangkan yang dimaksud dengan autokorelasi yaitu keadaan

dimana kesalahan pengguna periode lain. Model regresi yang baik adalah

yang bebas dari autokorelasi Gujarati (1999: 201).

Pendeteksian autokorelasi dalam penelitian ini tidak dilakukan

karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang tidak

berdasarkan waktu urut (time series). Santoso dalam Widyaningrum (2007).

3. 4.3.2 Multikoleniaritas.

Uji multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel bebas.

Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso dalam

Widyaningrum (2007), deteksi tidak adanya gejala Multikolieritas, yaitu:

Mempunyai nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10.

Mempunyai angka tolerance mendekati 1. 3. 4.3.3 Heteroskedasitisitas.

Uji Heteroskedasitisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke


(59)

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya

Heteroskedasitisitas dapat diuji dengan menggunakan uji Rank Spearman

yaitu membandingkan antara nilai residual dengan variabel bebas (X),

Santoso dalam Widyaningrum (2007).

 Nilai Probabilitas > 0,05 berarti bebas dari Heteroskedasitisitas.

 Nilai Probabilitas < 0,05 berarti terkena Heteroskedasitisitas. 3. 4.4. Teknik Analisis.

Untuk mempengaruhi pengaruh variabel bebas X1, X2, dan X3

terhadap variabel terikat (Y), maka teknik analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda.

Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner tersebut diolah

dengan alat bantu komputer yang menggunakan program SPSS 12.0, yang

disajikan dalam persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 = e (Anonim, 2009: L-21)

Keterangan:

a = Konstanta.

b1 – b3 = Koefesien Regresi.

Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

X1 = Partisipasi atau Keterlibatan Pemakai dalam

Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi.

X2 = Dukungan Manajemen Puncak.

X3 = Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi.


(60)

3. 5. Uji Hipotesis.

Untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan

untuk menguji pengaruh Partisipasi atau Keterlibatan Pemakai dalam

Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, Dukungan Manajemen Puncak,

dan Kemampuan Teknik Personal terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi digunakan uji F dengan langkah-langkah pengujian yang

dilakukan untuk masing-masing uji hipotesis antara lain sebagai berikut:

a. Untuk pengujian kecocokan model menggunakan Uji F.

Uji F dipergunakan untuk mengetahui kecocokan model variabel bebas X1,

X2, dan X3 terhadap variabel terikat Y.

1) Kriteria Hipotesis.

H0 :  = 0; artinya model Regresi Linier Berganda yang dihasilkan tidak

cocok untuk mengetahui pengaruh Partisipasi dalam pengembangan

Sistem Informasi Akuntansi (X1), Dukungan Manajemen Puncak (X2),

dan Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3)

terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).

H1 : ≠ 0; artinya model Regresi Linier Berganda yang dihasilkan cocok

untuk mengetahui pengaruh Partisipasi dalam pengembangan Sistem

Informasi Akuntansi (X1), Dukungan Manajemen Puncak (X2), dan

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3) terhadap

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).

2) Menentukan Tingkat Signifikan.


(61)

3) Kriteria Keputusan.

 Apabila probabilitas (sig) ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.  Apabila probabilitas (sig) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Uji t.

Uji t dipergunakan untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh variabel

bebas X1, X2, atau X3 terhadap variabel terikat (Y) dengan prosedur

pengujian yaitu sebagai berikut:

1) Kriteria Hipotesis.

H0 : b = 0; artinya X secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap

Y.

H0 : b ≠ 0; artinya X secara parsial berpengaruh nyata terhadap Y. Keterangan :

= 1, 2, 3.

2) Menentukan Tingkat Signifikan.

Tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5%.

3) Kriteria Keputusan.

 Apabila probabilitas (sig) ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.


(62)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian.

4.1.1. Sejarah Singkat.

Tanjung Perak merupakan salah pintu gerbang Indonesia yang berfungsi

sebagai kolektor dan distributor barang dari dan ke kawasan timur Indonesia,

termasuk Jawa Timur. Karena letaknya yang strategis dan didukung oleh hinterland

yang potensial maka pelabuhan tanjung perak juga merupakan pusat pelayaran

interinsulair kawasan timur Indonesia. Dahulu kapal-kapal samudra membongkar dan

memuat barang-barangya di selat Madura untuk kemudian dengan tongkang dan

perahu-perahu di bawa ke Jembatan Merah (pelabuhan waktu itu) yang berada di

jantung kota Surabaya melalui sungai Kalimas.

Pelabuhan Tanjung Perak diselenggarakan oleh PT.(PERSERO) Pelabuhan

Indonesia III sebagai penanggung jawab pelayanan direksi PT.(PERSERO) Pelabuhan

Indonesia III menunjuk general manajer yang berkantor di jalan Perak Timur 620

Surabaya. Mengingat pentingnya pelayanan kepada mitra kerja pelabuhan,

PT.(PERSERO) Pelabuhan Indonesia III cabang Tanjung Perak telah memberlakukan


(63)

a. Visi

Mengelola sebagai operator pelabuhan atau mengelola operasional pelabuhan yang

nantinya akan mampu menjadi pelabuhan kelas dunia yang dapat menempatkan

dirinya dalam jaringan kerja internasional

b. Misi

Menyediakan dan memberikan jasa pelayanan pelabuhan yang berkualitas

tinggi dan kompetitif demi kepentingan publik. Mengembangkan laba melalui

manajemen yang profesional dan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi.


(64)

c. Struktur Organisasi

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Pelabuhan Indonesia (PERSERO) III Surabaya.

Sumber : PT.(PERSERO) Pelabuhan Indonesia III

DEPUTY GENERAL MANAJER 

GENERAL MANAJER

Kasatpampel Manajer Teknologi Informasi Asisten Manajer Sistem Jaringan dan Statistik Asisten Manajer Pengoperasian Aplikasi dan Dukungan Pengguna Manajer Komersial/ PPSA Asisten Manajer Perencanaan Operasi Asisten Manajer Analisa dan Evaluasi Asisten Manajer Pemasaran Manajer Pelayanan Kapal Asisten Manajer Pemanduan Asisten Manajer Armada Asisten Manajer Tatalaksana Manajer Pelayana n Terminal Asisten Manajer Operasi Jamrud Terminal Asisten Manajer Operasi Terminal Asisten Manajer Operasi Terminal Kalimas Manajer Personalia dan Umum Asisten Manajer SDM Asisten Manajer Hukum dan Humas Asisten Manajer Tata Usaha dan Rumah Tangga Manajer Keuangan Asisten Manajer Akuntansi Manajemen Asisten Manajer Akuntansi Keuangan Asisten Manajer Perbendaha raan Manajer Teknik Asisten Manajer Perencanaan dan Sigi Asisten Manajer Bangunan dan Kebersihan Asisten Manajer Listrik dan Peralatan Manajer Aneka Usaha dan Properti Asisten Manajer Usaha Properti Asisten Manajer PBK, Depo dan Parkir Asisten Manajer Aneka Usaha


(65)

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian.

Pada deskripsi hasil penelitian ini dibahas mengenai data–data hasil penelitian

ini dibahas yang telah diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada para responden.

Kuesioner tersebut dibagikan kepada 21 responden yaitu manager dan assistant

manager pada PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya. Kuesioner ini terdiri

dari 32 pertanyaan yang harus dijawab responden sesuai dengan persepsinya masing–

masing, jumlah pertanyaan tersebut terdiri dari tiga bagian yaitu :

Bagian 1 : Berkaitan dengan pernyataan mengenai Partisipasi Pemakai akuntansi

terdiri 5 pernyataan.

Bagian 2 : Berkaitan dengan pernyataan mengenai dukungan manajemen puncak

yang terdiri dari 5 pernyataan.

Bagian 3 : Berkaitan dengan pernyataan mengenai kemampuan personal pemakai

sistem informasi yang terdiri dari 6 pernyataan.

Bagian 4 : Berkaitan dengan pernyataan mengenai kinerja sistem informasi

akuntansi pemakai sistem informasi yang terdiri dari 16 pernyataan.

Data jawaban yang diperoleh dari responden dianalisis secara deskriptif agar

bisa didapatkan gambaran mengenai bagaimanakah respon dari responden pada

kuesioner.


(66)

Hasil penelitian terhadap variabel bebas yaitu partisipasi pemakai dapat di lihat pada

tabel yang ada di bawah ini :

Tabel 4.1. : Tabel Frekuensi Jawaban Variabel Bebas Partisipasi Pemakai (X1).

Item Pertanyaan Sangat Tidak Setuju Tidak setuju Kurang setuju Ragu-ragu Agak

Setuju Setuju

Sangat Setuju

Total

1 2 3 4 5 6 7

X1.1

Tingkat partisipasi saya dalam pengembangan sistem

- - 16.7% 16.7% 58.3% 8.3% - 100%

X1.2

Tingkat pengaruh saya dalam pengembangan sistem

- - - 16.7% 25% 41.7% 16.7% 100%

X1.3 Menentukan prosedur pengendalian dan keamanan siste informasi yang dikembangkan

- - 8.3% 16.7% 58.3% 16.7% - 100%

X1.4 Membuat rencana

pelaksanaan kegiatan dan laporan kemajuan pengembangan sistem informasi

- - - 8.3% 50% 33.3% 8.3% 100%

X1.5

Melakukan pengujian terhadap sistem informasi

- - 8.3% 8.3% 41.7% 41.7% - 100%


(67)

Dari tabel 4.1 dapat di ketahui bahwa rata-rata jawaban responden mengarah

ke agak setuju, ini bisa dilihat dari nilai prosentase untuk tiap-tiap pernyataan, hal ini

menandakan bahwa responden memiliki pendapat yang setuju dengan

pernyataan-pernyataan tentang partisipasi pemakai sistem informasi di PT. Pelabuhan Indonesia

III (Persero) Surabaya.

4.2.2. Hasil Penelitian Variabel Bebas Dukungan Manajemen Puncak (X2).

Hasil penelitian terhadap variabel bebas yaitu dukungan manajemen puncak

dapat di lihat pada tabel yang ada di bawah ini:

Tabel 4.2. :Tabel Frekuensi Jawaban Variabel Bebas Dukungan Manajemen Puncak (X2).

Item Pertanyaan Sangat

Tidak

Setuju Tidak

Setuju Kurang

setuju cukup

Agak

Setuju

Setuju Sangat Setuju

Total

1 2 3 4 5 6 7

X2.1 Manajemen puncak memberikan perhatian tinggi terhadap evaluasi kinerja dari sistem informasi

- - 8.3% 41.7% 41.7% 8.3% - 100%

X2.2 Manajemen puncak memiliki harapan yang tinggi terhadap penggunaan sistem informasi

- - 8.3% 33.3% 50% 8.3% - 100%

X2.3 Manajemen puncak secara aktif terlibat dalam perencanaan operasi sistem informasi


(1)

4.

Heteroskedastisitas

Correlations

1.000 .206 .136 -.173 . .521 .673 .590

12 12 12 12

.206 1.000 -.264 .008

.521 . .407 .981

12 12 12 12

.136 -.264 1.000 .386

.673 .407 . .215

12 12 12 12

-.173 .008 .386 1.000

.590 .981 .215 .

12 12 12 12

Correlation Coeffic Sig. (2-tailed) N Correlation Coeffic Sig. (2-tailed) N Correlation Coeffic Sig. (2-tailed) N Correlation Coeffic Sig. (2-tailed) N X21 X31 Y11 Unstandardize Residual Spearman's rh

X21 X31 Y11

Unstandardiz ed Residual


(2)

103   

LAMPIRAN 5

UJI REGRESI LINIER

BERGANDA


(3)

(4)

105   


(5)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU TEKS :

Anonim, 2009, “Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Azwar, Saifudin, 2003, Realiabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Baridwan, Zaki, 1994, Bunga Rampai Sistem Informasi Akuntansi, Edisi

Pertama, BPEE, Yogyakarta.

Bodnar, George dan Hopwood, 2000, Sistem Informasi Akuntansi, Salemba

Empat, Jakarta.

Chusing, Barg.E, 1991, Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta.

Davis, Keith, dan Newstrom, 1990, Perilaku dalam Organisasi, Edisi Ketujuh, Jilid Satu, Erlangga, Jakarta.

Djarwanto, 2001, Mengenal Beberapa Uji Stastistik dalam Penelitian, Edisi Kedua, Liberty Yogyakarta.

Ghozali Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Erlangga.

Handoko, T.Hani, 1995, Manajemen, Edisi Kedua, BPEE, Yogyakarta.

Jogiyanto, 2000, Sistem Informasi Berbasis Komputer, Edisi Kedua, BPEE, Yogyakarta.

Kimmel, Paul, Jerry J. Weygandt, Donald E Kieso, 2007, Prinsip-prinsip

Akuntansi, Edisi Ketujuh, Slemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, Jhony Setiawan, 2001, Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta.

Nazir, Moh, 1988, Metodologi Penelitian, Edisi Ketiga, Ghalia Indonesia, Jakarta. Nazir, Moh, 2005, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Pace, Wayne Faules, 1998, Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan

Kinerja Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Berbasis Pengambil Keputusan Bisnis, Jilid Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Santoso Singgih, 2000, SPSS Statistik Parametrik, Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Surabaya. Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Bisnis, CV ALFABETA, Bandung.

Soegiharto, 2001, Influence Factor Affecting The Performance Of Accounting

Information Systems, Gadjah Mada International Journal Of Business,


(6)

Widjajanto, Nugroho, 1989, Sistem Informasi Akuntansi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Wilkinson Joseph W, 2000, Accounting Information System, Edisi Keempat, Jhon Wiley and Sons, New York.

Warren, Fess-Niswonger, 1988, Prinsip-prinsip Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit Erlangga.

JURNAL :

Komara Acep, 2005, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi”, Jurnal Simposium Nasional Akuntansi (SNA)

8, Halaman 836-848.

Setianiningsih, Sunarti, dan Indriantoro, 1998, “Pengaruh Dukungan Manajemen

Puncak dan Komunikasi Pemakai Pengembangan terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 1, Nomor 2, Halaman

192-207.

Widodo Erlang, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi Pada PT. Jala Bhakti Yasbhun”.

Warsoko Soetanto, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Informasi

Akuntansi Pada Implementasi Basis Data Program Financial Accounting

And Monitoring System (PFAMS)”. Jurnal Akuntansi Dan Teknologi Informasi-Informasi, Volume 6, Nomor 1, Mei 2007, Halaman 47-63.

Purnamasari Dian Indri, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Keefektifan Pengembangan Sistem Informasi”. Jurnal Widya Manajemen

Dan Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2004, Halaman 218-235.

SKRIPSI :

Lestari, Dwi, Ratih, 2006, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi pada PT. PLN (Persero) UPJ Darmo Permai Surabaya Selatan”, Skripsi Mahasiswa FE UPN “Veteran” Surabaya, Jawa

Timur.

Junaedi Prasid, 2009, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi Pada Koperasi Setia Bhakti Wanita Jawa Timur”,