a. Primer Adalah data lapangan yang didapat dari sumber utama, misalnya hasil
wawancara, dan pengamatan. Dalam data primer ini penulis melakukan sendiri pengamatan di lapangan.
b. Data Sekunder Adalah data yang berupa dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian
ini. Seperti Al-quran, Hadits, kitab-kitab klasik atau kontemporer, Undang-undang, PP, Inpres, Buku-buku, dan bahan-bahan informasi lainnya yang memiliki relevensi
atau kaitan dengan penulisan skripsi ini. 4. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam tehnik pengumpulan data dengan cara field research ini penulis menggunakan 3 instrumen pengumpulan data.
a. Observasi Observasi adalah pengamatan langsung yaitu tehnik pengumpulan data di
mana peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti.
b. Wawancara Wawancara adalah proses dalam mencari keterangan untuk tujuan penelitian
dengan jalan tanya jawab secara tatap muka antara penanya dan nara sumber, yang mana dengan wawancara tersebut dapat memberikan informasi yang akurat
sehubungan dengan topik penelitian.
c. Dokumentasi Agar data-data yang telah penulis peroleh menjadi lengkap, penulis
melakukan penelitian dokumentasi dengan jalan meneliti berbagai macam literatur yang terkait baik itu berupa Dokumen-dokumen tentang wakaf, buku, UU dan lain
sebagainya. 5. Tehnik Analisa Data
Untuk mengolah data yang telah diperoleh penulis menggunakan metode deskriptif analaisis, yaitu dimana penulis mendekripsikan semua data yang diperoleh
kemudian diklasifikasikan untuk kemudian dianalisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang selanjutnya disajikan dalam sebuah laporan ilmiah.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang utuh dan menyeluruh, skripsi ini ditulis dengan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang diawali dengan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Membahas tentang landasan teori mengenai wakaf yang meliputi : dasar hukum wakaf, rukun dan syarat wakaf, tujuan dan hikmah wakaf.
BAB III PROFIL PONPES DAAR EL HIKAM
Membahas tentang gambaran umum Ponpes Daar el-Hikam, yang menyangkut : Sejarah berdirinya, tujuan, visi, dan misi, struktur ponpes, dan program
kegiatan.
BAB IV KEDUDUKAN TANAH WAKAF YANG DIDAFTARKAN SEBELUM TAHUN 2004
Membahas mengenai: kondisi dan situasi perwakafan tanah Indonesia, tanah wakaf yang tanpa sertifikat menurut hukum Islam dan UU No. 41 tahun 2004 tentang
wakaf, kedudukan tanah wakaf yang didaftarkan tahun 2004, dan analisa.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab akhir dari skripsi ini yang berupa kesimpulan dan Saran- saran.
BAB II
A. Pengertian Wakaf
Berbicara mengenai wakaf banyak sekali term atau definisi yang membahas, mengungkap, mengupas mengenai wakaf baik secara terminologis bahasa ataupun
secara etimologis istilah. Baik itu yang terdapat dalam kitab-kitab klasik, kontemporer, buku-buku terjemahan dan lain sebagainya. Berikut ini akan dijelaskan
pengertian wakaf menurut Fikih dan Undang-undang yang berlaku. 1. Pengertian Wakaf Menurut Fikih
a. Wakaf Secara Bahasa
Kata wakaf sendiri berasal dari kata kerja waqafa-yaqifu-waqfan yang berarti
berhenti, berdiri, mencegah, atau menahan.
1
Sedangkan wakaf dalam bahasa arab berarti ”al-habsu” yan berasal dari kata kerja habasa-yahbisu-habsan yang berarti
menahan atau memenjarakan. Kemudian berkembang menjadi “habbasa” yang berarti mewakafkan harta karena Allah.
2
Hal yang serupa dikemukakan oleh Sayyid Sabiq yang mana mengartikan wakaf dengan al-habsu yang berarti menahan.
3
Pengertian yang sama juga bisa kita dapatkan dalam kitab klasik atau yang lebih dikenal dengan kitab kuning di mana di
1
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya : Pustaka Progressif, 1997 cet. Ke 25, hal. 1576
2
Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia Dalam Teori dan Praktek, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002 hal. 25
3
Sayyid Sabiq, Fiqhu Al-Sunnah, Daar al-Kitab al-Arabi, tanpa tahun juz 2, hal. 515
12