47 putih ditaruh pada tangan kanan kiri dan dua kwangen ditaruh pada kaki
kanan kiri. Setelah itu, diberikan tirtha pembersihan dan panglukatan. Sawa kemudian digulung dengan kain putih dan tikar kalasa. Kemudian
dilante dan diikat dengan tali dengan kuat. Di atas penggulungan ditaruh daun telunjungan, kain putih secukupnya dan tatindih.
65
4. Persembahan
Sawa diangkat, dilempari telur ayam dari kepala menuju kakinya, anak-
anak, cucu dan lain-lain lalu masulub. Sawa ditidurkan di bale. Dihaturi
punjung, dan tataban satu soroh eedan. Upasaki ke surya mempersembahkan suci satu soroh dengan banten asoroh eedan, beserta
lis, segau dan tepung tawar. Upasaki dihaturkan, tataban keSawa menyusul. Keluarga yang lebih muda menyembah.
Setelah selesai keluarga menyuapi punjung kepada Sang mati dengan alat daun dadap serta mempergunakan tangan kiri. Setelah selesai
persembahan, lalu disuntik dengan formalin dan dimasukkan ke dalam peti selepa. Hal ini dilakukan karena menunggu hari peNgabenan
yang cukup lama. Hal ini disebabkan disamping menunggu dewasa jugauntuk mempersiapkan peralatan dan upacara bebanten yang begitu
sarat.
5. Narpana
65
Drs. I Nyoman Singgin Wikarman, Ngaben: Upacara Dari Tingkat Sederhana Sampai Utama Surabaya: Paramita, 2002, h. 127-128.
48 Narpana untuk menentramkan Sang Pitra dilakukan melewati hari
Purnama dan Tilem. Artinya pada hari Purnama dan Tilem sebelum pengabenan wajib mempersembahkan tarpana, dengan upakara
bebanten seperti telah diuraikan di muka.
6. Matetangi
Upacara ini dilakukan tiga hari menjelang peNgabenan. Upacaranya juga menghaturkan tarpana, dengan bebanten seperti telah diuraikan di
muka. Upacara ini bertujuan membangun Sang mati untuk segera di Samskara.
7. Memberikan Sekul Liwet
Sekul liwet yaitu bubur yang dibuat dengan beras yang dibersihkan diseruh 11 kali. Air yang dipakai menanak didapat dengan membeli di
waktu tengah malam di suatu kelebutan di sungai. Setelah hari tengah malam bubur ini dipersembahkan oleh pretisantana yang terkemuka.
8. Upacara Kebeji dan Narpana
Upacara kebeji yang bertujuan menyucikan Sang Pitra berjalan terus sampai hari PeNgabenan. Sedangkan upacara Narpana atau
mempersembahkan perangkatan juga berjalan setiap hari kecuali hari pasah.
9. Pemasmian atau pembakaran Sawa