Karakteristik Responden METODE PENELITIAN

24 yang lebih sedikit, hal ini menyebabkan peningkatan glukosa darah yang lebih tinggi roti cokelat. Roti keju menunjukkan grafik yang lebih stabil dibanding roti cokelat, hal ini disebabkan karena roti keju mengandung lemak lebih banyak sehingga menghambat pengosongan lambung lebih lama, karena lemak hanya dapat dicerna dan diabsorbsi di usus halus maka ketika lemak masih berada di lumen usus halus, kontraksi lambung untuk mengeluarkan kimus ke usus halus dihambat sampai proses pencernaan selesai. 23 Terdapat dua contoh hormon yang berperan dalam menurunkan laju pengosongan lambung seperti glucose-dependent insulinotropic polypeptide GIP, kolesistokinin, dan glucagon-lik peptide GLP-1. 31 Selain itu pengaruh proses fermentasi dari keju menyebabkan peningkatan produksi gas hasil metabolisme oleh bakteri, salah satu gas yang diproduksi adalah metana. Metana memiliki efek memicu gerakan non-propulsif sehingga memperlambat waktu transit di usus halus dan berdampak pada penyerapan makanan berlangsung lebih lama . Dengan demikian didapatkan respon glukosa darah lebih lambat .33

4.4 Glycemic load

Perhitungan nilai glycemic load kedua varian roti isi menggunakan rumus Nilai glycemic load = Nilai indeks glikemik makanan Jumlah karbohidrat per- sajian 100 Nilai indeks glikemik roti cokelat dan roti keju menggunakan referensi dari penelitian lain. Nilai indeks glikemik roti keju 79 34 dan roti cokelat 101 35 25 Tabel 4.4 Nilai glycemic load makanan uji Makanan uji Nilai glycemic load Roti Keju 14.2 Roti Cokelat 26.3 Berdasarkan nilai glycemic load diatas, roti keju termasuk kategori sedang dan roti cokelat kategori tinggi. 22 Nilai glycemic load roti cokelat lebih tinggi dibandingkan roti keju, hal ini disebabkan jumlah karbohidrat dan gula yang lebih banyak serta jumlah lemak yang lebih sedikit dan tidak adanya pengaruh dari makanan berfermentasi pada roti cokelat dibanding roti keju. 33 Menurut data diatas, dianjurkan untuk pasien-pasien dengan diabetes melitus ataupun pra-diabetes untuk mengkonsumsi roti isi keju dibanding roti isi cokelat.

4.5 Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini terdapat beberapa hal yang menjadi keterbatasan penliti sehingga mempengaruhi proses dan hasil penelitian. Nilai indeks glikemik makanan uji dalam penelitian ini berdasarkan referensi, memungkinkan nilai indeks glikemik dan glycemic load kurang spesifik terhadap makanan uji dalam penelitian. Kemudian, peneliti sulit untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas fisik responden.