Indeks Glikemik Perbandingan Respon Glukosa Darah Terhadap Macam Varian Roti Isi Berdasarkan Nilai Glycemic Loadnya. 2014

8 diabetes melitus. hal ini dikarenakan aktivitas fisik dapat meningkatkan sensitivitas kerja insulin dan meningkatkan toleransi glukosa. Pada studi epidemiologi, aktivitas fisik menjadi prediktor kuat untuk mengurangi resiko kejadian diabetes melitus. Sedangkan riwayat keluarga dan obesitas merupakan faktor resiko kuat untuk terjadinya diabetes melitus. 21

2.1.3 Glycemic load

Konsep glycemic load GL atau beban glikemik adalah nilai yang menunjukkan respon glukosa darah setelah mengkonsumsi satu porsi makanan yang mengandung sejumlah karbohidrat. Perhitungan glycemic load dilakukan dengan cara nilai indeks glikemik makanan dikalikan dengan jumlah karbohidrat dalam sajian dan dibagi seratus. Indeks glikemik dan glycemic load telah terbukti berguna untuk menilai perkembangan dari penyakit kronis dan obesitas. Salah satu faktor resiko dari penyakit kronis ini nampaknya berhubungan dengan derajat peningkatan glukosa darah dan lamanya peningkatan glukosa darah itu terjadi. 10 Tabel 2.3. Klasifikasi nilai glycemic load 22 Nilai glycemic load Klasifikasi ≤10 Kategori Rendah 11 – 19 Kategori Sedang ≥20 Kategori Tinggi Makanan dengan nilai glycemic load atau indeks glikemik tinggi berfungsi sebagai prediktor penyakit-penyakit kronis seperti diabetes melitus, obesitas, dan penyakit jantung koroner. Hal ini terjadi karena kedua prediktor tersebut mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi, sehingga memicu mekanisme-mekanisme yang mengakibatkan terjadinya penyakit kronis tersebut, seperti peningkatan kadar LDL darah yang mengakibatkan peningkatan beban jantung, peningkatan kebutuhan insulin berakibat pada kerja sel beta pankreas 9 yang berlebihan, dan terjadi konversi dari glukosa menjadi lemak sehingga bertambahnya berat badan. 21

2.1.4 Metabolisme Karbohidrat

Polisakarida dan disakarida merupakan jenis pangan harian karbohidrat yang paling penting, dikarenakan molekul monosakarida tidak lazim ditemukan dalam jumlah signifikan. Pencernaan polisakarida dimulai di rongga mulut. Enzim kunci yang berperan adalah enzim saliva alfa-amilase. Fase mengunyah memberikan kesempatan makanan berada beberapa saat di dalam rongga mulut memberi kesempatan pencernaan secara enzimatik dan mengubah partikel makanan menjadi lebih kecil secara mekanik. Polisakarida secara enzimatis akan dihidrolisis menjadi monosakarida, akan tetapi tidak semuanya karena sesampainya bolus di lambung dan mengubah pH-nya, pada saat itu pencernaan enzimatik akan terhenti. Pencernaan selanjutnya berada di usus halus dengan bantuan sekresi bikarbonat dari pankreas meningkatkan pH pada level yang memungkinkan terjadinya aktivitas enzimatik. Enzim yang berperan adalah enzim alfa-amilase pankreas, mengubah sisa polisakarida menjadi disakarida. Selanjutnya, bentuk disakarida akan dihidrolisis menjadi monosakarida dengan bantuan enzim disakaridase sukrase, maltase, dan laktase. Setelah mencapai hati, segala jenis monosakarida fruktosa, glukosa, dan galaktosa akan diubah kedalam bentuk glukosa. Glukosa sudah dapat digunakan oleh sel tubuh kita , masuk ke dalam sel dengan cara difusi terfasilitasi. Transport glukosa ke dalam sel sangat dibantu oleh peran hormon insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas. Sebelum glukosa diurai ke dalam bentuk adenosine tri phosphate ATP, glukosa harus melalui serangkaian tahapan, antara lain: fosforilasi glukosa, glikolisis, dan siklus krebs. 10 10

2.1.5 Regulasi Glukosa Darah

Kontrol glukosa darah merupakan suatu proses yang penting bagi homeostasis tubuh. Hal ini sangat dibutuhkan bagi berlangsungnya proses metabolisme organ, menggunakan glukosa dalam darah yang dapat digunakan sebagai energi, atau sebagai simpanan glikogen di hati, dan sebagai bahan bakar simpanan yang dapat digunakan kembali oleh tubuh baik dengan cara glikogenolisis atau glukoneogenesis. Proses ini dikontrol oleh kerja hormon yang dihasilkan oleh pankreas, insulin dan glukagon, serta glukokortikoid yang dihasilkan oleh korteks adrenal. Peningkatan kadar glukosa darah yang terjadi setelah mengkonsumsi karbohidrat, direspon oleh sel beta pankreas untuk meningkatkan kadar insulin dan menekan kadar hormon glukagon. Begitu juga sebaliknya, ketika kadar glukosa darah turun akan terjadi peningkatan sekresi glukagon dan penekanan kadar hormon insulin. 23 Tabel 2.4. Pengaruh Beberapa Hormon Terhadap Metabolisme Glukosa 23 Hormon Efek terhadap glukosa Rangsangan utama untuk sekresi Peran pada metabolisme Insulin  Meningkatkan intake glukosa  Meningkatkan glikogenesis  Menurunkan glikogenolisis  Menurunkan glukoneogenesis Peningkatan sekresi glukosa dan asam amino darah Regulator utama siklus absorptif dan pasca-absoptif 11 Glukagon  Meningkatkan glikogenolisis  Meningkatkan glukoneogenesis  Menurunkan glikogenesis Menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan kadar asam amino. Bersama insulin menjadi regulator utama siklus absorptif dan pasca- absorptif, serta proteksi terhadap hipoglikemia Epinefrin  Meningkatkan glikogenolisis  Meningkatkan sekresi glukagon  Menurunkan glikogenesis  Menurunkan sekresi insulin Stimulasi saraf simpatis Penyediaan suplai energi untuk situasi darurat dan olah raga

2.1.6 Roti

Roti didefinisikan sebagai makanan yang dibuat dari tepung terigu yang diragikan dengan ragi dan dipanggang. Adonan roti dapat ditambahkan bahan seperti garam, gula, susu, dan bahan pelezat lainnya seperti cokelat, keju, kismis, dan sebagainya. Penggolongan roti dapat dilakukan berdasarkan rasa, warna, asal daerah, bahan penyusun, dan cara pengembangannya. Sebagai contoh, perbedaan jenis roti berdasarkan cara pengolahannya, roti dapat dibedakan menjadi tiga macam, roti goreng, roti kukus, dan roti panggang. 24 Bahan baku pembuatan roti dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu bahan pokok tepung terigu, air, ragi, bahan penambah rasa gula, garam, mentega, susu, telur, dan bahan tambahan malt, emulsifier, pengawet, penambah mutu. Secara garis besar prinsip pembuatan roti haruslah melewati tahapan pencampuran, peragian, pembentukan, dan pemanggangan. 24