kondisi tertentu untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang menguntungkan dilihat dari perspektif pribadi dan terutama organisasi.
Dan menurut Siagian, motivasi merupakan daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi agar
tujuannya tercapai Siagian, 2002:102. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa motivasi adalah suatu pendorong atau penggerak pada diri seseorang untuk mau dan mampu bertindak dan bekerja dengan giat sesuai dengan tugas dan
kewajibannya khususnya pada posisi di dalam organisasi. Seperti telah dijelaskan bahwa motivasi kerja akan timbul apabila harapan atau keinginan dari seseorang itu
terpenuhi dalam organisasi di mana ia berada, baik itu kebutuhan fisik maupun non fisik.
Berbagai arti yang diberikan kepada motif yakni motif sebagai kebutuhan, sebagai keinginan, dorongan, dan gerak hati dalam diri seseorang. Maka dapat
disimpulkan bahwa kebutuhan yang mendorong kegiatan ke arah suatu tujuan tertentu disebut motivasi. Sedangkan pemotivasian itu sendiri adalah proses pemenuhan
kebutuhan sumber daya manusia agar kekuatan motif mempunyai daya dorong yang optimal menggerakkan kegiatan mencapai tujuan.
E.2.2. Teori-Teori Motivasi
Menurut Gibson 1996:343, teori motivasi dikelompokkan atas dua kategori, yaitu:
1. Teori Kepuasan content theory, teori kepuasan ini berdasarkan
pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini
Universitas Sumatera Utara
memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya. Sub teori yang termasuk
dalam kategori teori kepuasan adalah: a. Teori Kebutuhan dari Abraham Maslow
Hal yang tidak dapat dibantah bahwa mayoritas manusia melakukan kerja sama adalah disebabkan karena faktor keterbatasan manusia itu sendiri. Oleh karena
itu manusia bekerja sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dengan memasuki suatu organisasi. Apabila kebutuhan yang paling mendasar sudah
terpenuhi, maka manusia akan meningkatkan kebutuhannya ke tahap yang lebih tinggi lagi. Hal inilah yang menjadi dasar bagi Maslow untuk mengemukakan teori hirarki
kebutuhan sebagai salah satu timbulnya motivasi untuk bekerja lebih giat dalam diri seseorang pada kapasitasnya sebagai karyawan.
Maslow dalam Robbins, 1999:48 mengklasifikasikan tingkat kebutuhan pegawai dalam lima tingkatan, yaitu :
1. Kebutuhan Fisiologis, yakni kebutuhan yang bersifat materi atau sering
disebut kebutuhan primer seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan. 2.
Kebutuhan akan rasa aman seperti kebutuhan akan keamanan jiwa dan harta. 3.
Kebutuhan sosial, yakni kebutuhan manusia akan perasaan disayangi, dibutuhkan dan dianggap ada dalam kelompok, penerimaan dalam lingkungan
kerja, dan persahabatan. 4.
Kebutuhan yang mencerminkan harga diri, yakni kebutuhan yang mencerminkan pengakuan atas harkat, martabat, dan kehormatan diri.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, yakni kesempatan untuk menimba ilmu dan
pengetahuan baru dan memperoleh pendidikan baik di dalam maupun di luar organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Teori yang dikemukakan Maslow ini mengasumsikan bahwa pegawai lebih dulu memenuhi kebutuhan pokoknya sebelum mengarah kepada kebutuhan yang lebih
tinggi. Apabila seperangkat kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan tersebut tidak lagi berfungsi sebagai motivasi.
b. Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg. Selanjutnya teori motivasi kepuasan yang terkenal seperti yang dikemukakan
oleh Herzberg dalam Hasibuan 1997:174-175 dengan Teori Motivasi Dua Faktor. Teori ini menjelaskan bahwa orang memerlukan dua macam faktor kebutuhan. Faktor
yang pertama adalah kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman dan
kesehatan yang bersifat jasmaniyah. Faktor-faktor pemeliharaan meliputi balas jasa, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, supervisi yang menyenangkan, mobil dinas,
rumah dinas, dan bermacam-macam tunjangan lainnya. Faktor yang kedua adalah faktor pemeliharaan yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang. Adapun
faktor-faktor ini meliputi kemauan untuk berprestasi, pengakuan, kenikmatan akan pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan, dan pengembangan potensi individu
Ishak, 2003:28. Herzberg mengklasifiksasikan pegawai ke dalam dua golongan besar yaitu
mereka yang termotivasi oleh faktor intrinsik dan mereka yang termotivasi oleh faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri manusia yang
dapat berupa sikap, kepribadian, pengalaman, pengetahuan dan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor dari luar diri manusia yang dapat berupa gaya
kepemimpinan seorang atasan, dorongan atau bimbingan dari seseorang dan perkembangan situasi.
Universitas Sumatera Utara
c. Teori Prestasi dari Mc Clelland. Menurut teori ini ada tiga kebutuhan yang perlu diperhatikan oleh pemimpin
untuk memotivasi pegawainya, yaitu : 1.
Kebutuhan akan prestasi need for achievement. Kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan untuk selalu meningkatkan hasil
kerja dan mutu kerjanya serta selalu ingin menonjol dkalangan sesame. 2.
Kebutuhan akan afiliasi need for affiliation. Adalah kebutuhan yang menjadi daya penggerak untuk memotivasi semangat
kerja seseorang. Kebutuhan berafiliasi ini adalah kebutuhan yang bersifat sosial, senang bergaul, dan bersifat menolong terhadap sesama.
3. Kebutuhan akan kekuasaan need for power.
Kebutuhan akan kekuasaan ini merangsang dan memotivasi gairah kerja seseorang serta menggerakkan semua kemampuan demi mencapai semua
kekuasaan atau kedudukan yang terbaik dalam organisasi.
2. Teori Proses process theory, teori ini pada dasarnya berusaha menjawab