Rekomendasi Konsep Pengembangan Rumah-Hotel .1 Rekomendasi Aksesibilitas Analisa pencapaian menuju tapak Analisis user rumah-hotel Konsep layout dan tampilan rumah-hotel

4.4 Rekomendasi Konsep Pengembangan Rumah-Hotel 4.4.1 Rekomendasi Aksesibilitas

a. Analisa pencapaian menuju tapak

Gambar 4.30 Analisa pencapaian menuju tapak Sumber : Hasil olah data dan dokumentasi penulis, 2014 Universitas Sumatera Utara

b. Konsep pencapaian menuju tapak • Access, transportation, and sign 1

Gambar 4.31 Konsep pencapaian menuju tapak: accessibility 1 Sumber : Hasil olah data dan dokumentasi penulis 2014, Unduhan dari penelusura Google Images 2014 Universitas Sumatera Utara • Access, transportation, and sign 2 Gambar 4.32 Konsep pencapaian menuju tapak: accessibility 2 Sumber : Hasil olah data dan dokumentasi penulis 2014, Unduhan dari penelusura Google Images 2014 Universitas Sumatera Utara • Area beautification 1 Gambar 4.33 Konsep pencapaian menuju tapak: area beautification 1 Sumber : Hasil olah data dan dokumentasi penulis 2014, Unduhan dari penelusura Google Images 2014 Universitas Sumatera Utara • Area beautification 2 Gambar 4.34 Konsep pencapaian menuju tapak: area beautification 2 Sumber : Hasil olah data dan dokumentasi penulis 2014, Unduhan dari penelusura Google Images 2014 Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Rekomendasi Fasilitas dan Aktivitas a

. Analisis fasilitas dan aktivitas Menurut hasil survei kuesioner, pengeluaran wisatawan selain akomodasi berdasarkan tingkat kepentingannya adalah sebagai berikut: - Transportation66 - Ticketing33 - Extra food 56 - Souvenir 26 - SIM card 43 - Laundry 13 - Internet 36 Sementara itu, fasilitas-fasilitas yang dianggap penting adalah rumah makanfood stands, toko sovenir, dan jaringan WiFi. Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, lebih nyaman dan lengkap, perlu dipertimbangkan juga untuk menambah fasilitas-fasilitas lain meskipun dianggap tidak begitu penting oleh responden untuk mengantisipasi hal- hal yang tak terduga seperti fasilitas laundry, rental motorsepeda, mini market, dan money changer. Adapun fasilitas-fasilitas di atas kecuali souvenir shopbelum tersedia di lingkungan sekitar tapak. Yang ada hanyalah warung-warung makan kecil milik pedagang kaki lima yang tentunya tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan makanminum wisatawan yang menginap. Demikian juga halnya dengan aktivitas. Belum tersedia bentuk-bentuk aktivitas yang dapat dilakukan oleh wisatawan di lingkungan ini selain potensi workshop “Saf Handicraft”. Menurut Final Asean Homestay Standard, aktivitas-aktivitas tersebut hendaknya mengoptimalkan dan Universitas Sumatera Utara menunjukkan sumber daya lokal seperti budaya dan heritage lokal, perusahaan lokal unit usaha mikro, pertanian, industri lokal, handicraft, dan sumber daya alam hutan, sungai, gua, danau, dan lain-lain. Konsep dan pelaksanaan aktivitas harus mendorong terciptanya partisipasi yang interaktif antara komunitas lokalwarga setempat dan wisatawan. Berbagai aktivitas yang akan dirancang kemudian sebaiknya dimasukkan ke dalam opsi paket program rumah-hotel dan wisatawan diberi kebebasan untuk memilih sesuai keinginannya, apakah hanya ingin paket menginap saja akomodasi + makanminum atau ingin menginap sekaligus berpartisipasi dalam suatu paket aktivitas.Jadi, tarif penginapan tergantung jenis paket yang dipilih, semakin banyak paket aktivitas yang diikuti semakin tinggi tarifnya. Hal ini dikarenakan semua wisatawan 100 tidak ingin terikat dalam suatu paket wisata yang baku, mereka menginginkan kebebasanfleksibilitas dalam hal aktivitas maupun pengaturan budget dan cenderung ingin hal-hal spontan spontaneous decision dan berbau petualangan adventures. Gambar 4.35 Warung-warung kaki lima di sekitar tapak Sumber: Dokumentasi penulis, 2014 Universitas Sumatera Utara

b. Konsep fasilitas dan aktivitas

Gambar 4.36 Konsep fasilitas dan aktivitas Sumber: Hasil olah data penulis, 2014 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.37 Konsep fasilitas-aktivitas di cafe dan mini market Sumber: Hasil olah data dan dokumentasi penulis 2014 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.38 Konsep fasilitas-aktivitas di di warung makan dan handicraft workshop Sumber: Hasil olah data dan dokumentasi penulis 2014, Unduhan dari penelusuran Google Images 2014 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.39 Konsep fasilitas-aktivitas di open public space Sumber: Hasil olah data penulis 2014, Unduhan dari penelusuran Google Images 2014 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.40 Visualisasi 3D suasana di open public space Sumber: Hasil olah data penulis, 2014 Rumah-hotel Handicraft workshop with gallery souvenir shop Warung makan Cafe Universitas Sumatera Utara

4.4.3 Rekomendasi Konsep Desain Bangunan Rumah-Hotel a. Analisis eksisting tapak rumah-hotel

b. Analisis user rumah-hotel

Eksisting tapak merupakan kapling rumah penduduk yang berdempetan dengan orientasi ke arah barat laut berhadap-hadapan dengan rumah penduduk di depannya. Di sekitar tapak terdapat rumah-rumah warga yang pada awalnya merupakan rumah panggung ala Melayu menunjukkan arsitektur lokal, namun seiring perkembangan zaman telah dimodifikasi karena kebutuhan ruang. Berdasarkan data profil wisatawan, mayoritas wisatawan 73 berumur antara 20-29 tahun belum berkeluarga, sebanyak 50 berwisata sendirian alone dan 30 berwisata bersama teman. Oleh karena itu, rumah-hotel ini tidak diperuntukkan untuk wisatawan yang datang secara rombongan kelompok atau keluarga, hanya untuk wisatawan yang datang sendirian atau bersama 1-2 orang teman dan diutamakan wisatawan Mayoritas wisatawan 73 menyukai wisata nature-based yang alami, bernuansa alami, sarat dengan budaya lokaldan ‘berbau’ petualangan. Maka, rumah hotel ini pun akan mengusung tema natural and rustic. Sumber foto: Hasil dokumentasi penulis, 2014 Universitas Sumatera Utara

c. Konsep layout dan tampilan rumah-hotel

Prinsip dasar rumah-hotel homestay adalah tinggal serumah dengan warga setempat ,namun kamar tidur tamu untuk wisatawan semestinya disediakan terpisah dari kamar tidur lainnya di dalam rumah tersebut Final Asean Homestay Standard, 2011 . Jumlah kamar tidur di rumah eksisting terbatas untuk keluarga host saja dan luasan tapak yang tersedia juga terbatas, oleh karena itu pengembangan rumah-hotel akan dilakukan secara vertikal, sehingga menjadi bangunan dua lantai. Pada lantai kedua inilah dibangun kamar-kamar baru untuk wisatawan, sedangkan lantai pertama tetap diperuntukkan untuk tuan rumah beserta keluarganya host family. Penampilan rumah cenderung menjadi pertimbangan penting bagi mayoritas wisatawan 75 , maka rumah-hotel harus didesain semenarik mungkin. Menurut kriteria Final Asean Homestay Standard 2011, desain dan material bangunan sebaiknya merefleksikan arsitektur vernakular dan identitas lokal. Hal ini sejalan dengan fakta bahwa sebanyak 86 wisatawan jauh lebih suka bila konsep desain merefleksikan arsitektur lokalvernakular. Oleh karena itu, tampilan rumah-hotel akan mengadopsi gaya arsitektur sekitar, yaitu arsitektur Melayu, dengan ciri khas atap miring, struktur rumah panggung dan terdapat berandaserambi. Tema natural and rustic akan ditonjolkan dalam pemilihan material bangunan yang dominan menggunakan material kayu dan batu. Universitas Sumatera Utara

d. Konsep desain interior