Uji autokorelasi Pengujian asumsi klasik

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heteroskedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik. Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedasitas Sumber :OutputSPSS, diolah Peneliti, 2013 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi tingkat return sahamperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan variabel independen yaitu market value added MVA dan economic value added EVA.

4.2.2.4. Uji autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 Universitas Sumatera Utara sebelumnya.Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series.Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson. Menurut Sunyoto 2009, untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dilihat dari: 1 angka D-W dibawah –2 berarti ada autokorelasi positif, 2 angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .597 a .356 .342 121.96337 1.762 a. Predictors: Constant, EVA, MVA data perubahan b. Dependent Variable: Return Saham data perubahan Sumber : Output SPSS, diolah oleh peneliti, 2013 Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji autokorelasi variabel penelitian.Berdasarkan hasil pengujiannya dapat dilihat bahwa terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode.Hal tersebut dilihat dari nilai Durbin-Watson D-W sebesar 1,762. Angka D-W di antara -2 sampai +2 yang mengartikan bahwa angka DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif. Universitas Sumatera Utara

4.3 Analisis Regresi

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimstor BLUE dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis. Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi sebagai berikut : Tabel 4.6 Analisis Regresi a. D epe nde nt Vari able : Return Saham data perubahan Sumber :OutputSPSS, diolah Peneliti, 2013 Berdasarkan tabel 4.6 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda yaitu: Y= 124,421 + 0,003 X1 + 0,078 X2 + c Dimana: Y = Return Saham a = Konstanta b1,b2 = Parameter koefisien regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1Constant 124.421 13.660 9.109 .000 X1 .003 .001 .510 5.900 .000 X2 .078 .026 .261 3.020 .003 Universitas Sumatera Utara X1 = MVA X2 = EVA e = Pengganggu Penjelasan dari nilai a, b1, b2 padaUnstandardized Coefficients tersebut dapat dijelaskan dibawah ini. • Nilai B Constant a = 124,421=konstanta Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas yaitu MVA dan EVA maka nilai return saham yang dilihat dari nilai Y tetap sebesar 124,421 • Nilai b1 = 0,003 = MVA Koefisisen regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan MVA sebesar 1 satuan, maka perubahan return saham yang dilihat dari nilai Y akan berkurang sebesar 0,003 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. • Nilai b2 = 0,078 = EVA Koefisisen regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan EVA sebesar 1 satuan, maka perubahan return saham yang dilihat dari nilai Y akan berkurang sebesar 0,078 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

4.4. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda yaitu Uji Koefisien Determinasi Regresi R.Uji regresi digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti Universitas Sumatera Utara terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan mendekati 1. Nilai R Square adalah 0 sampai dengan 1.Apabila nilai R Square semakin mendekati 1, maka variabel- variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas.Dalam kenyataannya nilai Adjusted R Square Adj R2 bernilai positif.Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program statistik, maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Model Summary a. Predictors: Constant, EVA, MVA data perubahan b. Dependent Variable: Return Saham data perubahan Sumber :OutputSPSS, diolah Peneliti, 2013 Pada tabel 4.7, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan. Nilai R sebesar 0,597 menunjukkan bahwa korelasi atau keeratan hubungan Return Saham dengan MVA dan EVA mempunyai hubungan yang tidak cukup erat yaitu sebesar 59,7. Menurut Sugiyono 2006, jika angka R berada diantara 0,40 dan 0,59 maka hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya cukup erat. Besarnya Adjusted R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sebesar 0.342. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .597 a .356 .342 121.96337 Universitas Sumatera Utara variabel EVA dan MVAterhadap tingkat Return Saham adalah sebesar 34,2. Sedangkan sisanya sebesar 66,8 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Standar Error of Estimate SEE adalah 121,96337, semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen. Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji F.

4.4.1 Uji signifikan parsial t-test

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

2 79 15

Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 34 88

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011 - 2012

0 73 84

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

5 97 94

Pengaruh Economic Value Added Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 49 88

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014

6 87 92

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 3 15

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 12