Privacy Concern pada Remaja Pengguna Facebook

Pada tugas pengembangan identitas, remaja perlu belajar untuk menempatkan dan menampilkan diri self presentation kepada orang lain. Selain itu, mereka juga perlu belajar bagaimana menyesuaikan penampilan diri sesuai dengan tanggapan orang lain. Perhatian akan privasi memberikan kesempatan bagi remaja untuk menarik diri dari interaksi sosial guna mempertimbangkan penampilan diri dalam kesendirian. Pada saat yang sama, privasi memungkinkan orang-orang muda untuk tetap mengembangkan interaksi sosial sembari mendapatkan umpan balik atas penampilan diri melalui tanggapan dari rekan-rekan sebaya. Tugas perkembangan ini tentunya terkait dengan fungsi privasi sebagai sarana evaluasi diri. Perhatian akan privasi memberi kesempatan pada remaja pengguna Facebook untuk meninjau kembali dan mempertimbangkan konsekuensi dan alternatif solusi atas sebuah tindakan yang sudah dan akan diambil sesuai dengan aturan dan norma sosial yang berlaku terutama yang berkaitan dengan penampilan diri melalui akun Facebook. Dengan kata lain, perhatian akan privasi memungkinkan seorang remaja mempertimbangkan beragam hal tentang presentasi dirinya sebelum mempostingnya di laman Facebook miliknya. Pada tugas pengembangan keintiman, remaja belajar mengungkapkan informasi yang intim kepada orang lain melalui media sosial. Pengungkapan informasi yang intim mesyaratkan kepercayaan sehingga dapat memberikan kedekatan personal. Perhatian akan privasi memungkinkan remaja untuk menceritakan pada orang lain yang terpercaya. Hal ini juga menciptakan batas- batas yang diperlukan untuk mengurangi kemungkinan bahwa informasi yang intim tersebut bocor dan menyebar luas di linimasa. Tugas perkembangan ini sejalan dengan fungsi privasi sebagai pembatasan dan perlindungan komunikasi. Pembatasan dan perlindungan komunikasi memungkinkan remaja untuk berbagi informasi intim dengan orang lain untuk membentuk sekaligus mempertahankan hubungan dekat. Remaja berpeluang memanfaatkan Facebook sebagai media untuk mengekspresikan diri secara terbuka, bebas, dan dalam; bahkan memungkinkan ketiganya terjadi. Akses, informasi, kemampuan membangun jaringan hubungan, dan kemudahan untuk berbagi dengan orang lain adalah keunggulan dari media sosial seperti Facebook. Kendati media sosial seperti Facebook telah menjadi media komunikasi dan interaksi yang baru, penggunaannya memerlukan pertimbangan cermat untuk menghindari perangkap yang dapat menyebabkan kerentanan bagi pengguna. Dengan hanya menuliskan nama seseorang, kelimpahan informasi dapat diakses, mulai dari secuil potongan informasi pribadi seperti kutipan favorit, hingga seberkas informasi yang sangat pribadi termasuk foto profil, alamat rumah, dan tanggal lahir. Para remaja pengguna Facebook tidak mempertimbangkan implikasi dari pengungkapan informasi pribadi, dan tidak menyadari bahwa setiap penggunanya dapat menempatkan diri sendiri dan orang lain pada risiko secara langsung atau tidak langsung karena kemudahan berbagi informasi di forum terbuka. Keterbukaan, keterhubungan, dan aksesibilitas yang ditawarkan melalui Facebook memiliki potensi untuk menempatkan pengguna pada risiko, sekalipun situs tersebut juga memiliki mekanisme untuk meminimalkan risiko. Minimnya kemampuan mengelola fitur pengaturan privasi dan kurangnya perhatian akan privasi menjadi celah yang hendak ditelusuri guna mendapatkan deskripsi yang menyeluruh tentang perhatian akan privasi pada remaja pengguna Facebook. 29

BAB III METODE PENELITIAN

Metode adalah sebuah pendekatan sistematis pada salah satu bagian penelitian. Penelitian Psikologi menggunakan berbagai macam metode. Salah satu perbedaan umum yang ada adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Secara garis besar, metode kuantitatif melibatkan beberapa bentuk pengukuran numerik sedangkan metode kualitatif melibatkan deskripsi verbal. Carter, 2010

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian deskriptif kuantitatif, data yang dihasilkan berupa angka atau bilangan skor, nilai, peringkat, atau frekuensi. Selanjutnya, angka atau bilangan tersebut dianalisa dan dilihat kecenderungan karakteristik yang penting pada data tersebut.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik atau atribut dari individu atau organisasi di mana variabel ini dapat diukur, diobservasi, dan berbeda-beda pada setiap individu Creswell, 2011. Variabel dalam penelitian ini adalah privacy concern pada remaja pengguna facebook di Indonesia.

C. Definisi Operasional

Untuk mempermudah proses pengambilan data maka penjelasan mengenai definisi operasional disusun. PC mencerminkan persepsi individu atau keprihatinannya tentang bagaimana informasi pribadi dikelola oleh sebuah situs Rifon dan kolega, 2007; Hong dan Thong, 2013. Penelitian ini mengacu pada model IPC dengan lima aspek yaitu collection , secondary use , improper access control , dan a wareness Hong dan Thong, 2013. Berikut penjelasan mengenai aspek PC: 1. Koleksi collection Koleksi adalah tingkat perhatian terhadap informasi pribadi mendasar yang disajikan pada laman Facebook. Aspek ini mengukur sejauh mana pemilik akun abai atau peduli pada pengungkapan nama asli, alamat tinggal, usiatanggal lahir, alamat surel, dan nomor telepon pada laman Facebook miliknya. 2. Penggunaan sekunder secondary usage Penggunaan sekunder adalah tingkat perhatian terhadap informasi pribadi lanjutan yang disajikan pada laman Facebook. Aspek ini mengukur sejauh mana pemilik akun abai atau peduli pada pengungkapan beragam aktivitas, pembaruan update status, dan upaya mengunggah foto-foto pada laman Facebook miliknya. 3. Akses yang tidak layak improper access Akses yang tidak layak adalah tingkat perhatian terhadap otorisasi untuk mengakses akun Facebook. Aspek ini mengukur sejauh mana pemilik akun abai atau peduli pada informasi tentang kata sandi, upaya peramban browser menyimpan kata sandi, dan upaya menautkan otorisasi ke nomor ponsel. 4. Pengendalian atau penguasaan control Penguasaan atau pengendalian adalah tingkat perhatian terhadap kendali atas perubahan informasi yang disajikan pada laman Facebook. Aspek ini mengukur sejauh mana pemilik akun abai atau peduli tentang upaya memodifikasi, upaya mengeditmenghapus pembaruan update status, dan upaya menghilangakan penanda fitur Tag pada postingan terdahulu atau postingan akun lain yang berkaitan dengan akun Facebook miliknya. 5. Kesadaran a wa reness Kesadaran adalah tingkat perhatian terhadap kemampuan dan pengetahuan untuk mengubah pengaturan privasi akun Facebook miliknya. Aspek ini mengukur sejauh mana pemilik akun abai atau peduli tentang upaya penelusuran akun via situs pencari Google dan upaya penelusuran akun via nomor ponsel. Tinggi rendahnya PC subjek dilihat dari skor total pada skala PC. Jika skor total yang diperoleh tinggi, maka subjek cenderung peduli pada privasi. Semakin rendah skor total yang diperoleh, maka subjek cenderung abai pada privasi.

D. Populasi dan Sampel

Subjek dalam penelitian ini adalah remaja berusia 13-19 tahun yang mempunyai akun Facebook dan aktif menggunakan Facebook. Populasi remaja pengguna Facebook di Indonesia mencapai 26 juta orang Kemp, 2016. Jumlah tersebut merupakah gabungan dari para pengguna Facebook usia 13-19 tahun yang