Hasil penghitungan diatas menunjukkan bahwa nilai
mean
empirik pada aspek
Collection
41,01  dan
Improper  Access
42,06  lebih  tinggi  daripada nilai
mean
teoritik.  Sedangkan  nilai
mean
empirik  pada  aspek
Secondary Usage
29,73,
Control
27,95, dan
Awareness
23,62 lebih rendah daripada nilai
mean
teoritik. Hal ini menunjukkan bahwa aspek koleksi dan aspek akses yang  tidak  layak  memberikan  kontribusi  yang  cenderung  tinggi  terhadap
Privacy  Concern
pada  remaja  pengguna  Facebook.  Selain  itu,  aspek penggunaan  sekunder,  aspek  kendali  atau  penguasaan,  dan  aspek  kesadaran
memberikan kontribusi yang cenderung rendah terhadap
Privacy Concern
pada remaja pengguna Facebook.
3. Uji T Sampel Tunggal
Pengujian tambahan dilakukan untuk menguji perbedaan di antara kedua kelompok
mean
dengan  menggunakan  uji T sampel tunggal
One Sample
T-
Test
.  Menurut  Santoso  2010,    uji  T  sampel  tunggal    digunakan  untuk menguji  apakah  suatu  nilai  yang  dianggap  sebagai pembanding memiliki
perbedaan  dengan  nilai  dari  suatu  sampel.  Paparan    mengenai    hasil    uji    T sampel tunggal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji T Sampel Tunggal
t df
Sig. 2-tailed
Mean Difference
95 Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Privacy Concern
-7.497  78 .000
-5.62025 -7.1126
-4.1279
Berdasarkan  tabel di atas, terdapat  perbedaan  yang signifikan    antara rerata
mean
teoritik    dan
mean
empirik.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  nilai signifikansi  yang  lebih  kecil  dari  0,05  yaitu  0,000.  Hasil  ini  semakin
menegaskan bahwa secara signifikan
Priva cy Concern
pada remaja pengguna Facebook cenderung rendah.
Tabel 4.12 Hasil Uji T Sampel Tunggal tiap Aspek
T df
Sig. 2-tailed
Mean Difference
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper
Kesadaran -5.719  78
.000 -1.37975  -1.8600
-.8995 Koleksi
2.788  78 .007
1.01266 .2895
1.7358 Penggunaan
Sekunder -12.700  78
.000 -5.26582  -6.0913  -4.4403
Akses yang tidak layak
7.497  78 .000
2.06329 1.5154
2.6112 Kontrol
-7.507  78 .000
-2.05063  -2.5945  -1.5068
Hasil penghitungan Uji T sampel tunggal menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
mean
empirik dan
mean
teoritik. Hal ini dapat dilihat  dari  nilai  signifikansi  yang  lebih  kecil  dari  0,05  yaitu  0,000  aspek
Awareness
,
Secondary Usage
,
Improper Access
, dan
Control
dan 0,007 aspek
Collection
.  Hasil  ini  semakin  menunjukkan  bahwa  aspek  koleksi  dan  aspek akses  yang  tidak  layak,  secara  signifikan  telah  memberikan  kontribusi  yang
cenderung tinggi terhadap
Privacy Concern
pada remaja pengguna Facebook. Selain  itu,  aspek  penggunaan  sekunder,  aspek  kendali  atau  penguasaan,  dan
aspek  kesadaran  secara  signifikan  telah  memberikan  kontribusi  yang cenderung rendah terhadap
Privacy Concern
pada remaja pengguna Facebook.
4. Perbedaan
Mean
Kelompok Laki-laki dan Perempuan Analisis deskriptif digunakan untuk melihat perbedaan
mean
empirik dua kelompok  subjek  laki-laki dan perempuan
.
Tabel  menunjukkan bahwa rerata empirik  kelompok  subjek  laki-laki  163,72  lebih  rendah  daripada  rerata
empirik kelompok subjek perempuan 164,93. Perbedaan ini mengungkapkan bahwa
Privacy Concern
pada remaja laki-laki pengguna Facebook cenderung rendah  dibandingkan  dengan  remaja  perempuan  pengguna  Facebook  rerata
teoritik: 170.
Tabel 4.8 Perbedaan
Mean
Kelompok laki-laki dan Perempuan
Jenis N
Mean Std.
Std. Error
Laki-laki 36
163.72 6.107
1.018 Perempuan
43 164.93
7.119 1.086
Kendati  demikian,  terdapat  12  subjek  yang  memiliki
Privacy  Concern
yang tinggi 4 subjek  laki-laki dan 8 subjek perempuan dengan rentang skor antara 171-178. Distribusinya dapat dilihat pada tabel tabulasi silang berikut:
Tabel 4.9 Tabulasi Silang antara Gender dengan
Privacy Concern
Privacy Concern Total
Rendah  Tinggi Gender
Laki-laki 32
4 36
Perempuan 35
8 43
Total 67
12 79
E. Pembahasan
Secara  keseluruhan,  hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa
mean
empirik 164,38 subjek penelitian menunjukkan nilai yang lebih rendah dari
mean
teoritik 170. Dari kedua nilai tersebut, diperoleh selisih
mean
sebesar 5,62. Dengan kata lain,  hasil  ini  mengungkapkan  bahwa
Privacy  Concern
pada  remaja  pengguna Facebook  cenderung  rendah.  Hasil  ini  diperkuat  dengan  perhitungan  nilai
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Hasil ini semakin menegaskan bahwa  secara  signifikan
Privacy  Concern
pada  remaja  pengguna  Facebook cenderung rendah.
Perhitungan lima aspek yang ada menunjukkan bahwa nilai
mean
empirik pada aspek
Collection
41,01 dan
Improper Access
42,06 lebih tinggi daripada nilai
mean
teoritik  40  dan  40.  Sedangkan  nilai
mean
empirik  pada  aspek
Secondary  Usage
29,73,
Control
27,95,  dan
Awareness
23,62  lebih  rendah daripada  nilai
mean
teoritik  35,  30,  dan  25.  Dari  selisih
mean
pada  aspek
Collection
1,01,
Improper  Access
2,06,
Secondary  Usage
5,27,
Control
2,05, dan
Awareness
1,38 dapat dilihat bahwa aspek
Secondary Usage
memiliki
kontribusi paling besar terhadap rendahnya
Privacy Concern
pada remaja pengguna Facebook.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  rendahnya  kekhawatiran  akan  privasi
cenderung  disebabkan  karena  kurangnya  kepedulian  atau  kekhawatiran  pada informasi pribadi yang dikumpulkan atau dikelola untuk satu tujuan tertentu tetapi
pada kenyataannya digunakan untuk tujuan lain tanpa sepengetahuan dan otorisasi dari  individu  pemilik  informasi  tersebut;  dalam  hal  ini  adalah  remaja  pengguna
Facebook. Perbandingan
mean
kelompok laki-laki dan perempuan juga menunjukkan bahwa  rerata  empirik  kelompok  subjek  laki-laki  163,72  lebih  rendah  daripada
rerata  empirik  kelompok  subjek  perempuan  164,93.  Perbedaan  ini mengungkapkan bahwa
Privacy Concern
pada remaja laki-laki pengguna Facebook cenderung rendah dibandingkan dengan remaja perempuan pengguna Facebook.
Hasil  yang  telah  diungkapkan  sebelumnya  juga  menunjukkan  bahwa mayoritas  remaja  mengakses  Facebook  untuk  melihat-lihat  linimasa  Tabel  4.7.
temuan  ini  senada  dengan  penelitian  terdahulu  yang  mengungkapkan  salah  satu alasan menggunakan Facebook adalah untuk melakukan penelusuran informasi dari
pengguna  lain  Pempek,  Yermolayeva,  dan  Calvert,  2009.  Hal  ini  senada  pula dengan  laporan
GlobalWebIndex
2016  yang  mengungkapkan  bahwa  aktivitas yang paling sering para pengguna Facebook di seluruh dunia adalah melihat-lihat
lini  masa  dan  mengklik  tombol
like
66  Pelepasan  emosi  mengambil  peranan penting terhadap aktivitas akses ini. Melihat berarti memuaskan keinginan dengan
menjadi  penonton.  Menonton  merupakan  cara  untuk  melepaskan  diri  dari ketegangan kehidupan sehari-hari. Salah satu tujuan perkembangan remaja adalah
pembentukan identitas. Pada fase ini remaja perlu untuk mencapai perasaan aman tentang  siapa  mereka  dan  ingin  menjadi  siapa  mereka  nantinya  Erikson,  1968;
Harter,  1999  dalam  Peter  dan  Valkenburg,  2011.  Menonton  merupakan  upaya untuk mencapai perasaan aman sekaligus mengeksplorasi tentang siapa mereka dan
ingin menjadi siapa mereka nantinya melalui beragam informasi yang lalu lalang di linimasa.
Selain  itu, aktivitas  melihat-lihat  lini  masa  juga merupakan wujud nyata dari  fungsi  privasi  yang  lain  yaitu  otonomi  pribadi.  Otonomi  pribadi  berkaitan
dengan keinginan untuk terhindar dari segala manipulasi dan dominasi pihak lain Westin, 1967 dalam Peter dan Valkenburg, 2011; Margulis, 2011. Melihat-lihat
lini masa dapat melindungi otonomi pribadi dengan cara memberikan waktu, ruang, dan kesempatan pada setiap individu untuk mengamati apa yang diungkapkan oleh
orang lain sebelum akhirnya ia memberikan tanggapan dengan membuat komentar, menulis di wall, maupun membuat obrolan Tabel 4.7. Otonomi pribadi memiliki
peran penting dalam  mendukung  fungsi psikologis, stabilitas relasi  interpersonal, dan  proses  pengembangan  individualitas  Westin,  1967  dalam  Peter  dan
Valkenburg, 2011; Margulis, 2011. Perkembangan  media  sosial  medsos  paska  Facebook  telah  melahirkan
beragam  medsos  lain  dengan  beragam  fitur  utama.  Hal  ini  semakin  mendukung kecenderungan  untuk  menonton  sebagai  bagian  dari  upaya  untuk  mencapai
perasaan  aman.  Menonton  lebih  mengutamakan  indera  penglihatan  sehingga gambar  menjadi  sesuatu  yang  penting.  Medsos  lain  seperti  Instagram  dan  Path
menyediakan tempat khusus untuk berbagi beragam informasi melalui gambar Lin