59
3. Data Pegawai Tidak Tetap C
Penghitungan PPh Pasal 21 terutang
Upah sehari Rp 175.000
Dikurangi batas upah harian tidak dilakukan pemotongan PPh
Rp 150.000 Penghasilan Kena Pajak Sehari
Rp 25.000 PPh Pasal 21 dipotong atas Upah Sehari 5
Rp 1.250
Penghitungan Jumlah Upah Kumulatif 8 hari kerja
Upah s.d hari ke-8 Rp 175.000 x 8 Rp 1.400.000
PTKP 8x 15.840.000360 Rp 352.000
PKP Rp 1.048.000
PPh Pasal 21 5 Rp 52.400
Dikurangi PPh Pasal 21 yg telah dipotong s.d hari ke-7 7x1.250 Rp 8.750
PPh Pasal 21 yg harus dipotong pd hari ke-8 Rp 43.650
Tabel 5.3 C
No. Uraian
Tanggal 9
10 11
12 1
Upah harian
Rp 175.000 Rp 175.000 Rp 175.000 Rp 175.000
2 PTKP
Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000
WP sendiri Rp15.840.000360
3 PKP
Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000
PPh Pasal 21 5
Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550
60
Dalam melakukan analisi data, penulis menggunakan data-data dan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dihitung menggunakan formula
dari PT.X. Berikut ini adalah formula yang digunakan PT.X untuk menghitung Pajak
Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai tetap atas penghasilan teratur, pegawai tetap atas penghasilan teratur dan tidak teratur, dan pegawai tidak tetap.
1. Formula yang digunakan PT.X untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai tetap atas Penghasilan Teratur
- Penghasilan Bruto setahun
= Gaji Pokok + Tunjangan Lainnya -
Biaya jabatan = 5 x Penghasilan Bruto maksimal biaya
jabatan adalah Rp500.000 sebulan atau Rp6.000.000,00 setahun -
Penghasilan Neto setahun = Penghasilan bruto setahun – Biaya jabatan
- Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP setahun:
Wajib pajak =Rp15.840.000,00
Kawin = Rp1.320.000,00
Anak Rp1.320.000,00 =Rp1.320.000,00 x jumlah anak
maksimal 3
- Penghasilan Kena PajakPKP
= Penghasilan Neto setahun – PTKP -
PPh Pasal 21 terutang setahun = PKP x Tarif pajak pasal 17
- PPh Pasal 21 terutang sebulan
= PPh setahun dibagi 12 2. Formula yang digunakan PT.X untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21
untuk pegawai tetap atas Penghasilan Teratur dan Tidak Teratur adalah -
Penghasilan Bruto setahun = Gaji Pokok + Tunjangan Lainnya + THR
+ Bonus
61
- Biaya jabatan
= 5 x Penghasilan Bruto maksimal biaya jabatan adalah Rp500.000 sebulan atau Rp6.000.000,00 setahun
- Penghasilan Neto setahun
= Penghasilan bruto setahun – Biaya jabatan Pensiun
- Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP setahun:
Wajib pajak = Rp15.840.000,00
Kawin = Rp1.320.000,00
Anak Rp1.320.000,00 = Rp1.320.000,00 x jumlah anak
maksimal 3 -
Penghasilan Kena PajakPKP = Penghasilan Neto setahun – PTKP
- PPh Pasal 21 terutang setahun
= PKP x Tarif pajak pasal 17 -
PPh Pasal 21 terutang sebulan = PPh setahun dibagi 12
3. Formula yang digunakan PT.X untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai tidak tetap adalah
Penghitungan PPh Pasal 21 terutang: Upah sehari
Rp xxx Dikurangi batas upah harian
tidak dilakukan pemotongan PPh Rp 150.000
Penghasilan Kena Pajak Sehari Rp xxx
PPh Pasal 21 dipotong atas Upah sehari 5 Rp xxx
apabila upah yg diterima dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi 1.320.000 ,maka:
Jumlah Upah telah melebihi Rp1.320.000 Rp xxx
PTKP:
62
Jumlah hari x Rp15.840.000360 RP xxx
PKP Rp xxx
PPh Pasal 21 = 5 x PKP Rp xxx
Dikurangi PPh Pasal 21 yang telah dipotong saat jumlah upah belum melebihi
Rp 1.320.000 Rp xxx
PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari dimana upah telah lebih dari 1.320.000
Rp xxx Pada hari kerja dimana upah telah melebihi Rp 1.320.000 dalam bulan
kalender yang bersangkutan, jumlah PPh Pasal 21 perhari yang dipotong adalah:
Upah sehari Rp xxx
dikurangi PTKP: - untuk WP sendiri
Rp15.840.000,00360 Rp 44.000,00
Penghasilan Kena Pajak Rp xxx
PPh Pasal 21 terutang adalah 5 x PKP Rp xxx
A. Analisis Data