Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP

47

7. Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP

Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP menurut Supramono adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana administrasi perpajakan, yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak. Fungsi NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak adalah sebagai tanda pengenal atau identitas Wajib Pajak serta sebagai sarana administrasi perpajakan. Dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 161PJ.2001 pasal 2 ayat 2 menyebutkan bahwa: WP orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, apabila sampai dengan suatu bulan memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP setahun, wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lambat pada akhir bulan berikutnya. Namun, khusus untuk Wajib Pajak orang pribadi yang hanya berstatus sebagai karyawan, kewajiban memiliki NPWP tidak selalu timbul. Ada syarat khusus yang menjadi dasar kapan timbulnya kewajiban ber-NPWP berdasarkan peraturan ini. dan dilanjutkan lagi jika seorang karyawan atau pegawai yang telah memenuhi ketentuan untuk memiliki NPWP namun tidak mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP, maka berdasarkan Pasal 2 ayat 6 KEP- 161PJ.2001, karyawan tersebut bisa diberikan NPWP secara jabatan atau secara paksa. 48 Ada ketentuan pengenaan pajak lebih tinggi bagi pegawai yang tidak memiliki NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak dibanding dengan pegawai yang memiliki NPWP. Ketentuan ini terdapat dalam UU Nomor 36 tahun 2008 pasal 21 ayat 5a yang menyebutkan bahwa: Pemotongan PPh Pasal 21 harus menerapkan tarif yang lebih tinggi 20 terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dibanding tarif yang ditetapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak. dan sedikit tambahan Khusus untuk Pasal 21 imbalan sehubungan dengan pekerjaan, pihak pemberi kerja swasta, bendaharawan dan pekerja karyawan, PNS akan sama-sama dirugikan kalau ada karyawan yang tidak memiliki NPWP. 49

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara studi kasus, yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti serta interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang diambil nantinya hanya berlaku untuk PT X.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah pegawai tetap dan pegawai tidak tetap sebagai Wajib pajak orang pribadi di perusahaan yang diteliti. 2. Objek Penelitian Yang menjadi objek penelitian adalah pajak terutang yang dipotong perusahaan selaku pemberi kerja atas penghasilan pegawai tetap dan pegawai tidak tetap tidak tetap selama tahun 2011.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian April 2012 – Mei 2012 2. Tempat penelitian PT. X

D. Data yang diperlukan

Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain: 1. Gambaran mengenai PT X.