e. Korelasi  Pengukuran
Abdominal  Skinfold  Thickness
terhadap  Kadar Trigliserida
f. Korelasi  Pengukuran
Abdominal  Skinfold  Thickness
terhadap  Rasio  Kadar Kolesterol TotalHDL
g. Korelasi  Pengukuran
Abdominal  Skinfold  Thickness
terhadap  Rasio  Kadar HDLLDL
h. Korelasi Pengukuran
Abdominal Skinfold Thickness
terhadap Tekanan Darah i.
Korelasi  Pengukuran
Body  Mass  Index
dan
Abdominal  Skinfold  Thickness
terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa j.
Korelasi  Pengukuran  Lingkar  Pinggang  dan  Rasio  Lingkar  Pinggang  Panggul terhadap Kadar Trigliserida
k. Korelasi  Pengukuran  Lingkar  Pinggang  dan  Rasio  Lingkar  Pinggang  Panggul
terhadap Rasio Kadar Kolesterol TotalHDL l.
Korelasi  Pengukuran  Lingkar  Pinggang  dan  Rasio  Lingkar  Pinggang  Panggul terhadap Rasio HDLLDL
m. Korelasi  Lingkar  Pinggang  dan  Rasio  Lingkar  Pinggang  Panggul  terhadap
Tekanan Darah n.
Korelasi  Lingkar  Pinggang  dan  Rasio  Lingkar  Pinggang  Panggul  terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik  pengambilan  sampel
sampling
pada  penelitian  ini  dilakukan secara
non
-
random
dengan  jenis
purposive  sampling
Notoatmodjo,  2005
.
Pada
purposive  sampling,
responden  dipilih  berdasarkan  pertimbangan  subjektif peneliti yaitu
responden tersebut dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan  dari  penelitian  Sastroasmoro  dan  Ismael,  2010.  Pertimbangan  tersebut
dibuat  oleh  peneliti  berdasarkan  karakteristik  dari  populasi  yang  telah  diketahui sebelumnya.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  pita  pengukur berupa  meteran
Butterfly
®,  yang  digunakan  untuk  mengukur  lingkar  pinggang dan  panggul  responden.  Pemeriksaan  kadar  glukosa  darah  puasa  responden
dilakukan  oleh  Laboratorium  RSUD  Kabupaten  Temanggung  menggunakan
Sysmex Chemix
-180 Jepang, seri : 5830-0605.
I. Tata Cara Penelitian
1. Observasi awal
Observasi  awal  dilakukan  dengan  mencari  informasi  tentang  jumlah penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung serta lokasi
di  rumah  sakit  yang  tepat  untuk  melakukan  wawancara,  pengisian
informed consent
dan pengukuran antropometri pada responden saat dilakukan pegambilan data.
2. Permohonan izin dan kerjasama
Permohonan izin ditujukan kepada Bagian Penelitian dan Pengembangan Litbang RSUD Kabupaten Temanggung. Permohonan ijin selanjutnya ditujukan
kepada  Komisi  Etik  Penelitian  Kedokteran  dan  Kesehatan  Fakultas  Kedokteran Universitas  Gadjah  Mada  Yogyakarta  untuk  memperoleh
ethical  clearence
. Permohonan  ijin  ini  dilakukan  untuk  memenuhi  etika  penelitian  menggunakan
sampel  darah  manusia  serta  hasil  penelitian  dapat  dipublikasikan.  Permohonan kerjasama  diajukan  kepada  Laboratorium  RSUD  Kabupaten  Temanggung  yang
mengambil  dan  mengolah  darah  responden.  Kemudian  dilakukan  penawaran kerjasama  dengan  responden  yang  bersedia  mengikuti  penelitian  dan  bersedia
menandatangani
informed consent
.
3. Pembuatan
informed consent
dan
leaflet
a. Informed  consent
.  Penggunaan
informed  consent
diajukan  sebagai pernyataan  tertulis  yang  menyatakan  kesediaan  responden  dalam
penelitian.
Informed  consent
yang  digunakan  dalam  penelitin  ini  harus memenuhi  standar  yang  ditetapkan  oleh  Komisi  Etik  Penelitian
Kedokteran  dan  Kesehatan  Fakultas  Kedokteran  Universitas  Gajah  Mada Yogyakarta.  Pada
informed  consent
,  responden  yang  bersedia  mengikuti penelitian diminta untuk mengisi data seperti nama, dan alamat kemudian
menandatangani
informed  consent
,  setelah  diberi  penjelasan  oleh  peneliti terkait penelitian yang akan dilakukan.
b. Leaflet.
Penggunaan
leaflet
ditujukan  untuk  memberi  informasi  kepada responden  mengenai  gambaran  umum  penjelasan  tentang  penelitian.
Leaflet
yang  diberikan  berbentuk  selebaran  kertas  berukuran  A4.  Judul
leaflet
yang  diberikan  kepada  responden  adalah  “Korelasi  Pengukuran Antropometri  Terhadap  Profil  Lipid,  Kadar  Glukosa  Darah  Puasa  dan
Tekanan  Darah  pada  Diabetes  Melitus  Tipe  2  di  RSUD  Kabupaten Temanggung”. Isi
leaflet
meliputi penjelasan singkat mengenai pentingnya pengukuran  antropometri  BMI,
skinfold  thickness
,  lingkar  pinggang  dan lingkar  panggul  dan  pemeriksaan  laboratorium  yaitu  profil  lipid,  kadar
glukosa darah puasa, dan tekanan darah sebagai suatu metode deteksi dini berbagai masalah kesehatan khususnya mengenai komplikasi DM tipe 2.
4. Pencarian  calon  responden  dan  penawaran  kerjasama  kepada  calon
responden penelitian
Sebelum  dilakukannya  pencarian  calon  responden,  peneliti  mengurus perijinan  di  Litbang  RSUD  Kabupaten  Temanggung.  Pencarian  calon  responden
dilakukan  secara  langsung  oleh  peneliti  dengan  menunggu  penyandang  diabetes melitus tipe 2 yang melakukan
chek-up
di RSUD Kabupaten Temanggung. Calon responden  yang  dipilih  adalah  calon  responden  yang  telah  memenuhi  kriteria
inklusi  dan  eksklusi  peneliti.  Apabila  calon  responden  tersebut  tidak  berpuasa maka  peneliti  meminta  calon  responden  tersebut  untuk  berpuasa  terlebih  dahulu
8-10  jam  dan  jika  calon  responden  tersebut  berkenan  calon  responden  tersebut diminta  datang  kembali  ke  RSUD  Kabupaten  Temanggung
.
Selain  itu  peneliti juga membuat undangan permohonan yang ditujukan kepada penandang DM tipe2
untuk  datang  ke  RSUD  Kabupaten  Temanggung.  Undangan  tersebut  peneliti sebarkan  kepada  penyandang  DM  tipe  2  di  Puskesmas  serta  Dinas  Kesehatan  di
Kabupaten  Temanggung.  Sebelum  dilakukan  pengambilan  data,  peneliti memberikan  penjelasan  terkait  dilakukannya  penelitian  kepada  calon  responden.
Penjelasan yang diberikan oleh peneliti meliputi maksud dan tujuan dilakukannya
penelitian,  informasi  terkait  pengukuran  antropometri  dan  manfaatnya,  serta kaitannya dengan kadar  glukosa darah puasa, tekanan darah dan profil lipid.  Hal
ini  diharapkan  dapat  mendorong  calon  responden  untuk  ikut  terlibat  dalam penelitian  ini.  Media  sosial  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah
leaflet
yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri Terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa dan Tekanan Darah pada Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD
Kabupaten Temanggung” yang berisi informasi tentang pengukuran antropometri serta  manfaatnya  untuk  mengetahui  distribusi  lemak  di  dalam  tubuh,  dan  berisi
informasi  tentang  pemeriksaan  di  laboratorium  untuk  mengetahui  profil kesehatan.  Informasi  yang  terdapat  di  dalam
leaflet
ini  disusun  secara  singkat serta  dilengkapi  gambar  dan  ilustrasi  sehingga  mudah  untuk  dipahami.  Apabila
calon  responden  bersedia  untuk  mengikuti  penelitian  ini,  maka  calon  responden diminta untuk mengisi dan menandatangani
informed consent
.
5. Validitas dan reabilitas instrumen penelitian
Suatu  instrument  penelitian  dikatakan  valid  apabila  instrument  tersebut dapat  mengukur  variabel  yang  seharusnya  yang  diinginkan  oleh  peneliti.
Instrument  penelitian  yang  reliabel  adalah  instrumen  penelitian  yang menghasilkan  data  yang  sama  ketika  digunakan  beberapa  kali  untuk  menukur
objek yang sama dalam suatu waktu Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008.  Pada  penelitian  ini  instrumen  yang  digunakan  adalah  pita  pengukur  yang
telah  tervalidasi.  Validasi  dan  uji  realiabilitas  instrumen  penelitian  dilakukan dengan  mengukur  lingkar  pinggang  dan  lingkar  panggul  satu  individu  sebanyak
lima  kali  berturut-turut  menggunakan  instrumen  penelitian  yang  sama.  Nilai  CV
coefficient  of  variation
yang  diperoleh  untuk  pengukuran  pria  adalah  0,065 untuk  lingkar  pinggang  dan  0,453  untuk  rasio  lingkar  pinggang  panggul.
Sedangkan  pada  pengukuran  wanita  CV  yang  diperoleh  sebesar  0,069    untuk pengukuran  lingkar  pinggang  dan  0,603  untuk  pengukuran  rasio  lingkar
pinggang-panggul. Instrumen penelitian dikatakan reliabel dan mempunyai presisi ya
ng  baik  bila  nilai  CV  ≤  5  Direktorat  Bina  Pelayanan  Penunjang  Medik, 2011.
6. Pengambilan darah dan pengukuran antropometri
Pengambilan  darah  responden  yang  telah  menandatangani
informed consent
dan  telah  berpuasa  8-10  jam  sebelum  dilakukannya  pengambilan  darah serta  tidak  sakit  pada  saat  pengambilan  data.  Pengambilan  darah  dilakukan  oleh
Laboratorium RSUD Kabupaten Temanggung. Pengukuran antropometri dilakukan langsung  oleh  peneliti  yang  meliputi  pengukuran  lingkar  pinggang  dan  lingkar
panggul.  Pengukuran  lingkar  pinggang  dilakukan  dalam  posisi  berdiri  dan  diukur menggunakan  pita  pengukur  yang  diletakan  pada  titik  tengah  antara  tulang  rusuk
terbawah  dan  tepi  atas  tulang  panggul.  Pengukuran  lingkar  panggul  dilakukan dalam posisi berdiri dan diukur menggunakan pita pengukur yang diposisikan pada
lingkar terbesar dari panggul. Pada saat dilakukannya pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul, responden berdiri dengan posisi kaki yang rapat, lengan pada
kedua  posisi  tubuh,  menggunakan  pakaian  yang  tipis  dan  dalam  kondisi  akhir ekspirasi  normal.  Pita  pengukur  pada  posisi  horizontal,  sejajar  dengan  lantai  dan
tidak menekan kulit WHO, 2008.
7. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri
Hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri dibagikan secara langsung  oleh  peneliti  kepada  masing-masing  responen.  Hasil  pemeriksaan
dimasukkan  dalam  amplop  dan  peneliti  memberikan  penjelasan  secara  langsung kepada responden agar responden dapat  memahami hasil pemeriksaan darah dan
antropometri.
8. Pengolahan data
Pengolahan  data  dilakukan  dengan  mengelompokkan  data  sejenis, yaitu  menyusun  data  dan  menggolongkannya  dalam  kategori-kategori  dan
kemudian  dilakukan  intepretasi  data.  Cara  pengolahan  data  dilakukan  secara statistik.
J. Teknik Analisis Data Statistik
Data  yang  diperoleh  diolah  secara  statistik  dengan  taraf  kepercayaan 95.  Langkah  awal  yang  dilakukan  adalah  menguji  normalitas  data  dengan  uji
Kolmogorov-Smirnov
tujuannya  untuk  mengetahui  apakah  suatu  data  tersebut terdistribusi  normal.  Suatu  data  dikatakan  normal  apabila  nilai
Asymp.  Sig
lebih besar  dari  0,05.  Setelah  mengetahui  distribusi  data,  dilakukan  uji  hipotesis
komparatif antara kedua kelompok data dan uji korelasi. Dilakukan  uji  hipotesis  komparatif  antara  rerata  kadar  glukosa  darah
puasa  pada  wanita  dengan  kelompok  lingkar  pinggang ≤  80  cm  dan    80  cm,
pada pria  dengan  kelompok  lingkar  pinggang
≤ 90 cm dan  90 cm serta pada wanita  dengan
kelompok RLPP  ≤    0,85  dan    0,85  serta  pada  pria  kelompok
RLPP ≤ 0,90 dan  0,90. Jika data terdistribusi normal  maka dilakukan uji t tidak
berpasangan,  sedangkan  jika  data  terdistribusi  tidak  normal  maka  dilakukan  uji
Mann-Whitney.
Dikatakan  terdapat  perbedaan  bermakna  antara  dua  kelompok data jika nilai p
˂ 0,05 Dahlan, 2012. Selanjutnya  dilakukan  uji  korelasi  data,  pada  penelitian  ini  data
terdistribusi  tidak  normal  maka  digunakan  analis
Spearman.
Data  dikatakan memiliki korelasi bermakna jika nilai p  0,05 dan kekuatan korelasi dinyatakan
melalui koefisien korelasi Dahlan, 2012.
Tabel II. Uji Hipotesis berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi  Dahlan, 2012
Parameter Nilai
Interpretasi Kekuatan korelasi
0,0 -  0,2 Sangat lemah
0,2 -  0,4 Lemah
0,4 -  0,6 Sedang
0,6 -  0,8 Kuat
0,8 – 1
Sangat kuat Nilai p
p  0,05 Korelasi bermakna
p  0,05 Tidak terdapat korelasi
Arah korelasi + positif
Searah -
negatif Berlawanan
K. Kesulitan Penelitian