yang menunjukkan data terdistribusi tidak normal dan p = 0,200 pada wanita yang menunjukkan data terdistribusi normal.
4. Kadar glukosa darah puasa
Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan nilai rerata kadar glukosa darah puasa pada responden pria adalah 182,0 mgdL dengan nilai minimun 98,0
mgdL dan nilai maksimum 456,0 mgdL. Pada responden wanita menunjukkan nilai rerata kadar glukosa darah puasa adalah 157,0 mgdL dengan nilai minimum
50 mgdL dan nilai maksimum 357,0 mgdL. Nilai signifikansi yang diperoleh pada responden pria adalah p = 0,003 dan pada responden wanita p = 0,019
menunjukkan distribusi data tidak merata.
B. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden pada
Responden Pria dengan Lingkar Pingga ng ≤90 cm dan Lingkar Pinggang
90 cm
Pada penelitian ini, lingkar pinggang diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu LP ≤ 90 cm dan LP 90 cm. Menurut
International Diabetes Federation
tahun 2006, batas lingkar pinggang untuk pria populasi Asia Selatan adalah 90 cm. Distribusi kadar glukosa puasa antara dua kelompok diuji
nomalitasnya dengan
Shapiro-Wilk
karena jumlah data pada kedua kelompok secara berurutan adalah 13 dan 26. Untuk jumlah data ≤ 50 normalitas diuji
dengan
Shapiro-Wilk
Dahlan, 2012. Nilai median kadar glukosa darah puasa pada kelompok lingkar
pinggang ≤ 90 cm adalah 200,0 111,0-309,0 mg dL dengan p = 1,00 dan rerata
kadar glukosa darah puasa pada kelompok lingkar pinggang 90 cm adalah 171,0 98,0-456,0
mg dL, dengan p = 0,002. Rerata kadar glukosa darah puasa pada kedua kelompok dibandingkan menggunakan uji komparatif
Mann-Whitney
karena kedua kelompok data terdistribusi tidak normal.
Tabel V. Uji Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa Responden Pria berdasarkan Lingkar Pinggang
Karakteristik LP≤ 90 cm
LP90 cm p n= 13
n= 26
Kadar gukosa darah puasa mgdL 200,0
171,0 0,228
111,0-309,0 98,0-456,0
Keterangan : terdapat perbedaan yang tidak bermakna p 0,05
Dari hasil analisis statistik diperoleh nilai signifikansi p 0,228 yang menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada kadar glukosa darah
puasa antara kelompok responden pria dengan lingkar pinggang ≤ 90 cm dan
kelompok lingkar pinggang 90 cm. Hal ini berarti terdapat perbedaan tetapi tidak bermakna secara statistik. Penelitian Shah, Bhandary, Malik, Risal dan Koju
2009 pada penderita diabetes melitus tipe 2 di
Kavre District,
Nepal sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan perbedaan rerata kadar glukosa darah puasa yang tidak bermakna
antara responden dengan LP90 cm dan LP≥90 cm dengan p0,05 dengan
rerata usia responden pria tidak jauh berbeda dengan rerata usia responden pria pada
penelitian ini, yaitu 51,7 tahun. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian
Liao, Lin dan Hsu 2011 pada penderita diabetes melitus tipe 2 di
Taipei
Hospital
, Taiwan yaitu terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar glukosa darah puasa dengan
LP90 cm dan LP≥90 cm p=0,12. Pada penelitian ini terdapat perbedan yang tidak bermakna, hal ini
mungkin dikarenakan terjadi bias. Kurangnya wawancara mendalam terkait pengobatan yang dilakukan responden, aktivitas yang dilakukan, gaya hidup
responden juga berpengaruh pada hasil. Jumlah sampel dalam penelitian ini juga berpengaruh pada hasil. Semakin banyak jumlah responden, maka semakin dapat
menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
C. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah pada Responden Wanita