Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

3 Menentukan t hitung dan t tabel t hitung: -2,391 t tabel : -1,975 4 Pengambilan keputusan t hitung t tabel atau – t hitung - tabel jadi H diterima t hitung t tabel atau – t hitung - t tabel jadi H ditolak 5 Kesimpulan Diketahui nilai -t hitung -t tabel -2,391 -1,975 maka H ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata persepsi citra destinasi DIY menurut wisatawan yang berasal dari Jakarta dan Non Jakarta. Pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi 1 Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif H : tidak ada perbedaan rata-rata persepsi citra destinasi DIY menurut wisatawan yang berasal dari Jakarta dan Non Jakarta H a : ada perbedaan rata-rata persepsi citra destinasi DIY menurut wisatawan yang berasal dari Jakarta dan Non Jakarta 2 Menentukan nilai signifikansi Dari output dapat diketahui signifikansi t hitung sebesar 0,018 kurang dari 0,05 maka H ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata persepsi citra destinasi DIY menurut wisatawan yang berasal dari Jakarta dan Non Jakarta Uji One Way Annova Tabel 5.36 Rata-rata status kunjungan wisatawan Descriptives ratarata_persepsi_terhadap_citra_destinasi_DIY N Mean Std. Deviation Std. Error 95 Confidence Interval for Mean Minimu m Maximu m Lower Bound Upper Bound status kunjungan 1-3 kali wisatawan dari Jakarta 33 2.9766 .36116 .06287 2.8485 3.1046 2.59 4.00 status kunjungan 3 kali wisatawan Jakarta 51 2.9679 .29963 .04196 2.8836 3.0522 2.59 3.86 Status kunjungan 1-3 kali wisatawan non Jakarta 30 3.0818 .40942 .07475 2.9289 3.2347 2.27 3.95 Status kunjungan 3 kali wisatawan non Jakarta 46 3.1087 .30492 .04496 3.0181 3.1992 2.68 3.77 Total 160 3.0315 .33984 .02687 2.9785 3.0846 2.27 4.00 Tabel 5.37 Analisis: Uji Asumsi Homogenitas Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: 1 Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif H : kelompok data persepsi terhadap citra destinasi DIY menurut wisatawan yang berasal dari Jakarta dan Non Jakarta pada kunjungan 1-3 kali dan 3 kalimemiliki varian yang sama H a : kelompok data persepsi terhadap citra destinasi DIY menurut wisatawan yang berasal dari Jakarta dan Non Jakarta pada kunjungan 1-3 kali dan 3 kalimemiliki varian yang sama Test of Homogeneity of Variances ratarata_persepsi_terhadap_citra_destinasi_DIY Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.744 3 156 .160 Tabel 5.38 ANOVA ratarata_persepsi_terhadap_citra_destinasi_DIY Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups .656 3 .219 1.926 .128 Within Groups 17.708 156 .114 Total 18.364 159 2 Pengambilan keputusan: Jika signifikansi 0,05 maka H diterima varian sama Jika signifikansi 0,05 maka H ditolak varian berbeda 3 Kesimpulan: Dapat diketahui nilai signifikansi pada output „Test of Homogenity of Variances‟ adalah 0,160. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 0,160 0,05 maka H diterima. Kesimpulannya yaitu bahwa kelompok data persepsi terhadap citra destinasi DIY menurut wisatawan yang berasal dari Jakarta dan Non Jakarta pada kunjungan 1-3 kali dan 3 kalimemiliki varian yang sama. Uji One Way Anova Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: 1 Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif H : Tidak ada perbedaan rata-rata persepsi terhadap citra destinasi DIY menurut wisatawan yang berasal dari Jakarta dan Non Jakarta pada kunjungan 1-3 kali dan 3 kali H a : Ada perbedaan rata-rata persepsi terhadap citra destinasi DIY menurut wisatawan yang berasal dari Jakarta dan Non Jakarta pada kunjungan pertama atau lanjutan Menentukan taraf signifikansi Taraf signifikansi menggunakan 0,05 1 Menentukan F hitung dan F tabel : Nilai F hitung adalah: 1,926 Nilai F tabel adalah:2,663 2 Pengambilan keputusan: F hitung F tabel maka H diterima F hitung F tabel maka H ditolak 3 Kesimpulan: Diketahui maka nilai F hitung F tabel maka H diterima. Dengan ini disimpulkan bahwa, tidak ada perbedaan rata-rata persepsi terhadap citra destinasi DIY menurut wisatawan yang berasal dari Jakarta dan Non Jakarta pada kunjungan pertama atau lanjutan.

H. Diskusi

Pada penelitian tahap I melalui metode wawancara langsung, didapatkan hasil sebagai berikut 1 Atribut Destinasi Pada penelitian tahap pertama dengan melakukan wawancara kepada beberapa narasumber, didapatkan keterangan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki atribut-atribut destinasi pariwisata yang beragam dan mampu menarik para wisatawan untuk datang berkunjung seperti misalnya Malioboro, Kraton dan wisata alam serta kuliner begitu pula dengan suasana yang dimiliki oleh Yogyakarta yang mampu mebuat para wisatawan rindu untuk datang kembali untuk menghilangkan kepenatan di kota asalnya, hal ini dibuktikan dengan semakin padatnya lalu lintas di daerah tersebut pada setiap akhir pekan dan musim liburan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan jika atribut-atribut yang telah dikumpulkan adalah faktor terpenting yang mampu menarik para wisatawan untuk datang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada penelitian tahap II penyebaran kuesioner ke 160 orang wisatawan yang berasal dari Jakarta dan Non Jakarta, didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Perbedaan Persepsi terhadap Citra Daerah Istimewa Yogyakarta menurut Asal Wisatawan Secara keseluruhan rata-rata responden mengatakan bahwa citra destinasi Daerah Istimewa Yogyakarta menurut asal wisatawan adalah baik, ditunjukkan melalui rata-rata wisatawan asal Jakarta sebesar 2,97 dan asal Non Jakarta sebesar 3,10. Hasil penilaian tersebut memperlihatkan terdapat perbedaan penilaian menurut asal wisatawan, hal ini berarti sesuai dengan hipotesis yang dirumuskan dimana faktor-faktor yang mempengaruhi adalah wisatawan yang berasal dari kota besar seperti Jakarta terkenal dengan situasi kota yang begitu padat penduduk, kemacetan yang terjadi hampir setiap hari, kota yang terkenal sibuk dan ruwet membuat para wisatawan memiliki persepsi yang berbeda terhadap Yogyakarta seperti dalam hal suasana, keramah tamahan penduduk, maupun daya tarik wisata yang khususunik. Demikian pula dengan apa yang dirasakan oleh wisatawan yang berasal bukan dari Jakarta juga memiliki persepsi yang berbeda, hal ini didukung dengan faktor-faktor seperti suasana, banyaknya sekolah- sekolah sehingga membuat Yogyakarta dikenal sebagai “mininya Indonesia” sehingga memunculkan pengalaman yang baru dan beragam dimata wisatawan. 2. Perbedaan persepsi penilaian menurut status kunjungan wisatawan. Berdasarkan hasil olah data didapatkan rata-rata penilaian menurut status kunjungan wisatawan ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi menurut wisatawan yang berasal dari Jakarta dan Non Jakarta pada kunjungan 1-3 kali dan 3 kali. Hasil ini berbeda dengan hipotesis yang diajukan, dimana diasumsikan terdapat perbedaan persepsi penilaian menurut status kunjungan wisatawan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor yang menyebabkan tidak adanya perbedaan persepsi dikarenakan Yogyakarta memiliki daya tarik tersendiriunik sehingga mampu mendorong wisatawan untuk melakukan kunjungan lanjutan, selain itu juga variabel-variabel citra destinasi DIY memiliki persepsi yang kuat dimata wisatawan sehingga mendorong keinginan wisatawan untuk mengadakan kunjungan lanjutan, karena semakin kuat persepsi citra destinasi maka akan semakin tinggi angka kunjungan wisatawan.