Teori Segmentasi Pasar TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

alasan mengapa mereka tidak menggunakan produk, termasuk dalam kelompok pengguna potensial dimana konsumen yang akan menjadi pengguna dalam hubungannya dengan tahap hidup atau kejadian tertentu. d Tingkat penggunaan: pasar dapat disegmentasikan menjadi pengguna produk kelas ringan, menengah, dan berat. Tahap kesiapan pembeli e Tahap kesiapan pembeli: beberapa individu tidak menyadari keberadaan produk diantaranya beberapa menyadari, mengetahui, tertarik, menginginkan produk dan membeli f Status loyalitas: pemasar biasanya membayangkan empat kelompok berdasarkan loyalitas merek yaitu: 1 loyalitas berat; konsumen yang hanya membeli satu merek sepanjang waktu 2 loyalitas yang terbagi; konsumen yang loyal kepada dua atau tiga merek 3 loyalitas yang bergeser; konsumen yang beralih loyalitas dari satu merek ke merek lain 4 orang yang suka berpindah; konsumen yang tidak memperlihatkan loyalitas kepada merek apapun g Sikap; lima sikap tentang produk adalah antusias, positif, apatis, negatif dan agresif

C. Pengertian

Branding Kotler dan Keller 2009 mengatakan bahwa, merek adalah produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.Penetapan merek sudah ada selama ratusan tahun sebagai sarana untuk membedakan barang dari satu produsen dengan produsen yang lainnya.Beberapa pemasar merasa bermanfaat jika mereka menciptakan personifikasi merek yakni mereka berusaha menuangkan kembali persepsi konsumen mengenai sifat-sifat produk atau jasa Schiffman dan Kanuk, 2008: 123. Merek berperan megidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pemasar.Kotler dan Keller juga mengatakan penetapan merek branding adalah sebagai berikut: Memberikan kekuatan merek kepada produk dan jasa serta menciptakan perbedaan antar produk. Pemasar harus mengajarkan tentang “siapa” produk itu kepada konsumen dengan memberikan namanya dan elemen merek lain untuk mengidentifikasi produk begitu pula dengan apa yang dilakukan produk dan mengapa konsumen harus memperhatikan. Penetapan merek branding menciptakan struktur mental yang memebantu konsumen mengatur pengetahuan mereka tentang produk dan jasa dengan cara menjelaskan pengambilan keputusan mereka dan dalam prosesnya memberikan nilai bagi perusahaan. Ekuitas merek brand equity adalah nilai tambah yang diberikan padaproduk dan jasa. Hal ini dapat tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasa dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan. Prinsip dari model ekuitas merek berbasis pelanggan adalah bahwa kekuatan merek terletak pada apa yang dilihat, dibaca, didengar, dipelajari, dipikirkan, dan dirasakan dengan pelanggan tentang merek sepanjang waktu. Ekuitas merek berbasis pelanggan customer based brand equity adalah pengaruh diferensial yang dimiliki pengetahuan merek atas respons konsumen terhadap pemasaran tersebut.Ferrinadewi 2008 dalam bukunya juga mengatakan Customer – Based Brand Equit y Equityekuitas berarti nilai. Keputusan pembelian konsumen didasarkan pada faktor-faktor yang menurut mereka penting, semakin banyak faktor yang dinilai penting maka merek tersebut dapat dikatakan sebagai merek yang bernilai. Ada tiga bahan ekuitas merek berbasis pelanggan: a Ekuitas merek timbul akibat perbedaan respons konsumen;apabila tidak ada perbedaan, maka pada intinya produk nama merek merupakan suatu komoditas atau versi generik dari produk, persaingan ini ada kemungkinan timbul dalam harga b Perbedaan respons akibat pengetahuan konsumen tentang merek;pengetahuan merek brand knowledge terdiri dari semua pikiran, perasaan, citra, pengalaman, keyakinan, dan lain-lain yang berhubungan dengan merek. Secara khusus, merek harus menciptakan asosiasi merek yang kuat, menyenangkan, dna unik dengan pelanggan. c Respons dieferensial dari konsumen yang membentuk ekuitas merekrespons ini tercermin dalam persepsi, preferensi, dan perilaku yang berhubungan dengan semua aspek pemasaran merek Memilih elemen merek harus dilakukan oleh pemasar untuk membangun ekuitas merek sebanyak mungkin. Elemen merek brand element adalah alat pemberi nama dagang yang mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan merek. Dalam kriteria pilihan elemen merek serta berhubungan dengan cara mempengaruhi dan melindungi ekuitas elemen merek dalam menghadapi peluang dan keterbatasan seperti dibawah ini; 1 Dapat diingat;kemudahan elemen merek itu diingat dan dikenali 2 Berarti; sejauh mana elemen merek itu kredibel dan mengindikasikan kategori yang berhubungan dengannya 3 Dapat disukai; sejauh mana elemen merek itu dapat disukai secara visual, verbal dan cara lainnya 4 Dapat ditransfer; sejauh mana elemen merek dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru baik dalam kategori yang sama atau berbeda 5 Dapat disesuaikan; seberapa mudah elemen merek itu disesuaikan dan diperbarui 6 Dapat dilindungi; seberapa mudah elemen itu dapat dilindungi hukum Dalam pengembangan elemen merek, elemen ini dapat memainkan sejumlah peran pembangunan merek, apabila konsumen tidak memeriksa banyak informasi dalam mengambil keputusan pembelian. Elemen merek seharusnya mudah dikenali dan diingat seerta bersifat deskriptif dan persuasif. Ferrinadewi 2008 juga mengatakan bahwapemasar dapat melakukan image analysis yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi bagaimana asosiasi konsumen terhadap merek. Beberapa langkah yang dapat dilakukan pemasar dalam melakukan image analysis: a Mengidentifikasikan segala asosiasi yang mungkin telah dilakukan konsumen dalam benak mereka. Konsumen dapat melakukan interview sederhana atau dalam focus group tentang apa yang konsumen pikirkan tentang suatu produk. Misalkan untuk merek Toyota, asosiasi konsumen adalah negara Jepang, mobil berkualitas, harga terjangkau, berpengalaman. b Langkah kedua, menghitung seberapa kuat hubungan antara merek yang diteliti dengan asosiasi konsumen