Tingkat Pendidikan Pendapatan Dampak kenaikan harga daging sapi terhadap permintaan daging

b. Tingkat Pendidikan

Adapun keadaan tingkat pendidikan sampel di daerah penelitian dapat dilihat berdasarkan tabel 9 berikut ini. Tabel 9. Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Peternak Pedagang Konsumen Jumlah jiwa Jumlah Jumlah jiwa Jumlah Jumlah jiwa Jumlah 1. Sd - - 2 6,67 - - 2. Smp - - 6 20 - - 3. Sma 2 28,57 19 63,33 7 23.33 4. Diploma 1 14,29 - - 10 33.33 5. Sarjana 4 57,14 3 10 13 43.33 Jumlah 7 100 30 100 30 100 Sumber : diolah dari lampiran 1,2 dan 3 Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat tingkat pendidikan peternak yang terbesar berada pada tingkat sarjana dengan jumlah 4 orang 57,14 dan terkecil pada tingkat diploma dengan jumlah 1 orang 14,29. Sedangkan tingkat pendidikan pada pedagang sampel terbesar pada tingkat sma dengan jumlah 19 jiwa 63.33 dan terkecil pada tingkat sarjana dengan jumlah 3 jiwa 10. Dan tingkat pendidikan pada konsumen sampel yang terbesar pada tingkat sarjana dengan jumlah 13 orang 43,33 dan yang terkecil pada tingkat sma dengan jumlah 7 orang 23,33. Universitas Sumatera Utara

c. Pendapatan

Adapun keadaan pendapatan sampel di daerah penelitian dapat dilihat berdasarkan tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Jumlah Pendapatan No Pendapatan Peternak Pedagang Konsumen Jumlah jiwa Jumlah Jumlah jiwa Jumlah Jumlah jiwa Jumlah 1. Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 - - - - 9 30 2. Rp 3.100.000 – Rp 5.000.000 - - 5 16.67 14 46.67 3. Rp 5.000.000 7 100 25 83.33 7 23.33 Jumlah 7 100 30 100 30 100 Sumber : diolah dari lampiran 1,2 dan 3 Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat jumlah pendapatan peternak sampel diatas Rp. 5.000.000 per bulan. Sedangkan jumlah pendapatan pada pedagang sampel rata – rata diatas Rp. 5.000.000 per bulan dengan jumlah 25 orang 83.33 Dan jumlah pendapatan pada konsumen sampel rata – rata Rp 3.100.000 – Rp 5.000.000 perbulan dengan jumlah 14 orang 46.67. Universitas Sumatera Utara V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kenaikkan Harga Daging Sapi

5.1.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kenaikkan Harga Daging Sapi di Tingkat Peternak

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kenaikkan harga daging sapi di tingkat peternak dianalisis dengan metode analisis regresi berganda. Kenaikkan harga daging sapi Y diduga dipengaruhi oleh harga beli bahan baku X1, biaya penunjangX2, biaya tenaga kerja X3 dan pendapatanX4.

5.1.1.1. Uji asumsi Ordinary Least Square OLS

Sebelum dilakukan uji kesesuaian goodness of fit model, perlu dilakukan uji asumsi untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi – asumsi dalam model regresi linear naiknya harga daging sapi ditingkat peternak yang dispesifikasi. Hasil pengujian asumsi klasik diuraikan pada bagian berikut. 1. Uji asumsi multikolinearitas Hasil uji asumsi multikolinearitas untuk model naiknya harga daging sapi ditingkat peternak disajikan pada tabel 11. Tabel 11 menunjukkan bahwa masing – masing variable eksogen memiliki nilai toleransi tolerance lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan tidak terjadinya multikolinearitas. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi liniear naiknya harga daging sapi ditingkat peternak terbebas dari masalah multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas Model Kenaikkan Harga Daging Sapi di Tingkat Peternak Menggunakan Statistik Kolinearitas No. Variabel Eksogen Collinearity Statistics Tolerance VIF 1. Harga Bahan Baku Sapi RpKg 0,747 1,339 2. Biaya Penunjang Rp 0,593 1.686 3. Biaya Tenaga Kerja Rp 0,527 1.899 4. Pendapatan Rp 0,751 1.332 Sumber: Lampran 12 Analisis Data Primer, 2013 2. Uji asumsi heteroskedastistas Gambar 5. Grafik Uji Asumsi Heteroskedastisitas Model Kenaikkan Harga Daging Sapi di Tingkat Peternak Sumber: Lampiran 12 Analisis Data Primer, 2013 Hasil uji heteroskedastistas dengan menggunakan analisis grafik untuk model naiknya harga daging sapi ditingkat peternak disajikan pada gambar 5. Gambar 5 menunjukkan bahwa penyebarab titik – titik varian residual adalah sebagai berikut. a. Titik – titik menyebar diatas dan dibawah atau disekitar 0. b. Titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja. Universitas Sumatera Utara c. Penyebaran titik – titik data tidak membentuk pola bergelombang menyebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titik – titik data tidak berpola. Hal ini menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastistas. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier naiknya harga daging sapi ditingkat peternak terbebas dari masalah heteroskedastistas. 3. Uji asumsi normalitas a. Analisis Grafik Gambar 6. Grafik Uji Asumsi Normalitas Model Kenaikkan Harga Daging Sapi di Tingkat Peternak Sumber: Lampiran 12 Analisis Data Primer, 2013 Universitas Sumatera Utara Gambar 7. Histogram Normalitas Model Kenaikkan Harga Daging Sapi di Tingkat Peternak Sumber:Lampiran 12 Analisis Data Primer, 2013 Hasil uji asumsi normalitas residual model naiknya harga daging sapi ditingkat peternak dengan menggunakan analisis grafik disajikan pada gambar 6 dan 7. Gambar 6 dan 7 menunjukan bahwa data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal dan diagram histogram yang tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data residual model terdistribusi dengan normal. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linear naiknya harga daging sapi ditingkat peternak memenuhi asumsi normalitas.

5.1.1.2 Uji kesesuaian test goodness of fit model dan uji hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi, maka dilakukan uji kesesuaian model dan uji hipotesis. Hasil analisis faktor – faktor yang memepengaruhi kenaikkan harga daging sapi ditingkat peternak disajikan pada tabel 12. Tabel 12 menunjukkan bahwa terdapat empat variabel yang berpengaruh terhadap variabel kenaikkan Universitas Sumatera Utara harga daging sapi Y , yaitu harga beli bahan baku X1, biaya penunjangX2, biaya tenaga kerja X3 dan pendapatanX4. Tabel 12. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikkan Harga Daging Sapi di Tingkat Peternak No. Variabel Koefisien Regresi T hitung Sig. 5 Konstanta 47420,896 8,533 0,013 1. Harga Bahan Baku Sapi RpKg 1,312 8,026 0,015 N 2. Biaya Penunjang Rp - 0,002 -0,341 0,766 TN 3. Biaya Tenaga Kerja Rp -0.009 -0,710 0,551 TN 4. Pendapatan Rp -0,018 -2,827 0,106 TN R 2 0,935 F hitung 22,626 Signifikansi F 0,043 Keterangan: TN = Tidak berpengaruh nyata N = Berpengaruh nyata Sumber: Lampiran Analisis Data Primer, 2013 Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi, maka digunakan bentuk persamaan yang berisis konstanta dan koefisien – koefisein regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi faktor – faktor yang memepengaruhi kenaikkan harga daging sapi ditingkat peternak adalah sebagai berikut. Y = 47420,896 + 1,312 � � - 0,002 � � - 0,009 � � - 0.018 � � Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum adalah sebesar 47420,896. Hal ini menunjukkan bahwa besar efek rata – rata dari seluruh variabel eksogen terhadap variabel kenaikkan harga daging sapi ditingkat peternak sebesar 47420,896. Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi � 2 yang diperoleh adalah sebesar 0,935. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 93,5 variasi kenaikkan harga daging sapi ditingkat peternak Y dipengaruhi oleh harga beli Universitas Sumatera Utara bahan baku X1, biaya penunjang X2, biaya tenaga kerja X3, dan pendapatan X4. Sedangkan sisanya, sebesar 6,5 dipengaruhi oleh variabel lain yang belum dimasukkan kedalam model. Untuk menguji hipotesis secara serempak, dilakukan dengan uji F, dan secara parsial dilakukan dengan uji t, dengan tingkat signifikasi dalam penelitian ini menggunakan α 5 atau 0,05. Hasil pengujian hipotesis diuraikan dalam bagian berikut. 1. Uji pengaruh variabel secara serempak Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan menggunakan Uji F disajikan pada tabel 12. Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai signifikasi adalah sebesar 0,043. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan Ho ditolak atau H1 diterima, yaitu variabel kenaikkan harga daging sapi ditingkat peternak Y, yaitu harga beli bahan baku X1, biaya penunjang X2, biaya tenaga kerja X3, dan pendapatan X4 secara serempak, berpengaruh nyata terhadap variabel kenaikkan harga daging sapi ditingkat peternak Y. 2. Uji pengaruh variabel secara parsial Setelah dilakukan uji pengaruh variabel secara serempak, pembahasan dilanjutkan dengan pengujian pengaruh variabel secara parsial. Hasil uji pengaruh variabel secara parsial dengan menggunakan Uji t disajikan pada tabel 12. a. Harga Beli Bahan Baku Sapi X1 Pada tabel menunjukkan bahwa variabel harga beli bahan baku sapi memiliki nilai signifikasi t sebesar 0,015. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0.05. Hal ini menunjukan bahwa Ho Universitas Sumatera Utara diterima atau H1 ditolak, yaitu variabel harga bahan baku sapi X1 secara parsial, berpengaruh nyata terhadap variabel kenaikkan harga daging sapiY. Nilai koefisien regresi sebesar 1,312 menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan harga bahan baku sebesar 1 rupiah, maka terjadi kanaikkan harga daging sapi sebesar 1,312 . Dan sebaliknya, jika terjadi penurunan harga bahan baku akan menyebabkan turunnya harga daging sapi. b. Biaya Penunjang X2 Pada tabel menunjukkan bahwa variabel biaya penunjang memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,766. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau H1 ditolak, yaitu variabel biaya penunjang X2 secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel kenaikkan harga daging sapi Y. Nilai koefisien regresi sebesar – 0,002 menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan biaya penunjang sebesar 1 rupiah, maka terjadi penurunan harga daging sapi sebesar Rp.0,002 per kg. Sebaliknya, jika terjadi penurunan biaya penunjang, akan menyebabkan kenaikkan harga daging sapi. c. Biaya Tenaga Kerja X3 Pada tabel menunjukkan bahwa variabel biaya tenaga kerja memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,551. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau H1 ditolak, yaitu variabel biaya tenaga kerja X3 secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel kenaikkan harga daging sapi Y. Nilai koefisien regresi sebesar – 0,009 menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan biaya tenaga kerja sebesar 1 rupiah, maka terjadi penurunan harga Universitas Sumatera Utara daging sapi sebesar Rp.0,009 per kg. Sebaliknya, jika terjadi penurunan biaya tenaga kerja, akan menyebabkan kenaikkan harga daging sapi. d. Pendapatan X4 Pada tabel menunjukkan bahwa variabel biaya pendapatan memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,106. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau H1 ditolak, yaitu variabel pendapatan X4 secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel kenaikkan harga daging sapi Y. Nilai koefisien regresi sebesar – 0,018 menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan pendapatan sebesar 1 rupiah, maka terjadi penurunan harga daging sapi sebesar Rp.0,018 per kg. Sebaliknya, jika terjadi penurunan biaya penunjang, akan menyebabkan kenaikkan harga daging sapi. Hipotesis 1a diterima, yaitu harga beli bahan baku , biaya tenaga kerja ,biaya penunjang dan pendapatan mempengaruhi kenaikkan harga daging sapi.

5.1.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kenaikkan Harga Daging Sapi di Tingkat Pedagang

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kenaikkan harga daging sapi di tingkat pedagang dianalisis dengan metode analisis regresi berganda. Kenaikkan harga daging sapi Y diduga dipengaruhi oleh harga beli X1, biaya penunjang X2, biaya tenaga kerja X3 dan pendapatan X4. Universitas Sumatera Utara

5.1.1.1. Uji asumsi Ordinary Least Square OLS

Sebelum dilakukan uji kesesuaian goodness of fit model, perlu dilakukan uji asumsi untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi – asumsi dalam model regresi linear naiknya harga daging sapi ditingkat pedagang yang dispesifikasi. Hasil pengujian asumsi klasik diuraikan pada bagian berikut. 1. Uji asumsi multikolinearitas Hasil uji asumsi multikolinearitas untuk model naiknya harga daging sapi ditingkat pedagang disajikan pada tabel 13. Tabel 13 menunjukkan bahwa masing – masing variable eksogen memiliki nilai toleransi tolerance lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan tidak terjadinya multikolinearitas. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi liniear naiknya harga daging sapi ditingkat pedagang terbebas dari masalah multikolinearitas. Tabel 13. Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas Model Kenaikkan Harga Daging Sapi di Tingkat Pedagang Menggunakan Statistik Kolinearitas No. Variabel Eksogen Collinearity Statistics Tolerance VIF 1. Harga Beli RpKg 0,531 1,883 2. Biaya Penunjang Rp 0,543 1.840 3. Biaya Tenaga Kerja Rp 0,513 1.950 4. Pendapatan Rp 0,517 1.936 Sumber: Lampran 13 Analisis Data Primer, 2013 Universitas Sumatera Utara 2. Uji asumsi heteroskedastistas Gambar 8. Grafik Uji Asumsi Heteroskedastisitas Model Kenaikkan Harga Daging Sapi di Tingkat Pedagang Sumber: Lampiran 13 Analisis Data Primer, 2013 Hasil uji heteroskedastistas dengan menggunakan analisis grafik untuk model naiknya harga daging sapi ditingkat peternak disajikan pada gambar 8. Gambar 8 menunjukkan bahwa penyebarab titik – titik varian residual adalah sebagai berikut. a. Titik – titik menyebar diatas dan dibawah atau disekitar 0. b. Titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja. c. Penyebaran titik – titik data tidak membentuk pola bergelombang menyebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titik – titik data tidak berpola. Hal ini menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastistas. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier naiknya harga daging sapi ditingkat peternak terbebas dari masalah heteroskedastistas. Universitas Sumatera Utara 3. Uji asumsi normalitas a. Analisis Grafik Gambar 9. Grafik Uji Asumsi Normalitas Model Kenaikkan Harga Daging Sapi di Tingkat Pedagang Sumber: Lampiran 13 Analisis Data Primer, 2013 Gambar 10. Histogram Normalitas Model Kenaikkan Harga Daging Sapi di Tingkat Pedagang Universitas Sumatera Utara Sumber:Lampiran 13 Analisis Data Primer, 2013 Hasil uji asumsi normalitas residual model naiknya harga daging sapi ditingkat peternak dengan menggunakan analisis grafik disajikan pada gambar 9 dan 10. Gambar 9 dan 10 menunjukan bahwa data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal dan diagram histogram yang tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data residual model terdistribusi dengan normal. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linear naiknya harga daging sapi ditingkat peternak memenuhi asumsi normalitas.

5.1.1.2 Uji kesesuaian test goodness of fit model dan uji hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi, maka dilakukan uji kesesuaian model dan uji hipotesis. Hasil analisis faktor – faktor yang memepengaruhi kenaikkan harga daging sapi ditingkat pedagang disajikan pada tabel 14. Tabel 14 menunjukkan bahwa terdapat empat variabel yang berpengaruh terhadap variabel kenaikkan harga daging sapi Y , yaitu harga beli X1, biaya penunjang X2, biaya tenaga kerja X3 dan pendapatan X4. Tabel 14. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikkan Harga Daging Sapi di Tingkat Pedagang No. Variabel Koefisien Regresi T hitung Sig. 5 Konstanta 34994,188 7,305 0,000 1. Harga Beli RpKg 0,562 7,945 0,000 N 2. Biaya Penunjang Rp 0,038 3,537 0,002 N 3. Biaya Tenaga Kerja Rp -7,911E-5 -0.070 0,945 TN 4. Pendapatan Rp 0,000 1,531 0,138 TN R 2 0,876 F hitung 53,603 Signifikansi F 0,000 Keterangan: TN = Tidak berpengaruh nyata N = Berpengaruh nyata Sumber: Lampiran 13 Analisis Data Primer, 2013 Universitas Sumatera Utara Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi, maka digunakan bentuk persamaan yang berisis konstanta dan koefisien – koefisein regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi faktor – faktor yang memepengaruhi kenaikkan harga daging sapi ditingkat pedagang adalah sebagai berikut. Y = 34994,188 + 0,562 � � + 0,038 � � – 7,911E-5 � � + 0.000 � � Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum adalah sebesar 34994,188. Hal ini menunjukkan bahwa besar efek rata – rata dari seluruh variabel eksogen terhadap variabel kenaikkan harga daging sapi ditingkat pedagang sebesar 34994,188. Tabel 14 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi � 2 yang diperoleh adalah sebesar 0,876. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 87,6 variasi kenaikkan harga daging sapi ditingkat pedagang Y dipengaruhi oleh harga beli X1, biaya penunjang X2, biaya tenaga kerja X3, dan pendapatan X4. Sedangkan sisanya, sebesar 12,4 dipengaruhi oleh variabel lain yang belum dimasukkan kedalam model. Untuk menguji hipotesis secara serempak, dilakukan dengan uji F, dan secara parsial dilakukan dengan uji t, dengan tingkat signifikasi dalam penelitian ini menggunakan α 5 atau 0,05. Hasil pengujian hipotesis diuraikan dalam bagian berikut. 1. Uji pengaruh variabel secara serempak Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan menggunakan Uji F disajikan pada tabel 14. Tabel 14 menunjukkan bahwa nilai signifikasi adalah sebesar 0,000. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, Universitas Sumatera Utara yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan Ho ditolak atau H1 diterima, yaitu variabel kenaikkan harga daging sapi ditingkat pedagang Y, yaitu harga beli X1, biaya penunjang X2, biaya tenaga kerja X3, dan pendapatan X4 secara serempak, berpengaruh nyata terhadap variabel kenaikkan harga daging sapi ditingkat pedagang Y. 2. Uji pengaruh variabel secara parsial Setelah dilakukan uji pengaruh variabel secara serempak, pembahasan dilanjutkan dengan pengujian pengaruh variabel secara parsial. Hasil uji pengaruh variabel secara parsial dengan menggunakan Uji t disajikan sebagai berikut. a. Harga Beli X1 Pada tabel menunjukkan bahwa variabel harga beli bahan baku sapi memiliki nilai signifikasi t sebesar 0,000. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0.05. Hal ini menunjukan bahwa Ho diterima atau H1 ditolak, yaitu variabel harga beli X1 secara parsial, berpengaruh nyata terhadap variabel kenaikkan harga daging sapiY. Nilai koefisien regresi sebesar 0,562 menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan harga bahan baku sebesar 1 rupiah, maka terjadi kanaikkan harga daging sapi sebesar 0,562 . Dan sebaliknya, jika terjadi penurunan harga bahan baku akan menyebabkan turunnya harga daging sapi. b. Biaya Penunjang X2 Pada tabel menunjukkan bahwa variabel biaya penunjang memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,002. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho Universitas Sumatera Utara diterima atau H1 ditolak, yaitu variabel biaya penunjang X2 secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel kenaikkan harga daging sapi Y. Nilai koefisien regresi sebesar 0,038 menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan biaya penunjang sebesar 1 rupiah, maka terjadi kenaikkan harga daging sapi sebesar Rp.0,038 per kg. Sebaliknya, jika terjadi penurunan biaya penunjang, akan menyebabkan penurunan harga daging sapi. c. Biaya Tenaga Kerja X3 Pada tabel menunjukkan bahwa variabel biaya tenaga kerja memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,945. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau H1 ditolak, yaitu variabel biaya tenaga kerja X3 secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel kenaikkan harga daging sapi Y. Nilai koefisien regresi sebesar – 7,911E-5 menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan biaya tenaga kerja sebesar 1 rupiah, maka terjadi penurunan harga daging sapi sebesar Rp.7.911E-5 per kg. Sebaliknya, jika terjadi penurunan biaya tenaga kerja, akan menyebabkan kenaikkan harga daging sapi. d. Pendapatan X4 Pada tabel menunjukkan bahwa variabel biaya pendapatan memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,138. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau H1 ditolak, yaitu variabel pendapatan X4 secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel kenaikkan harga daging sapi Y. Nilai koefisien regresi sebesar 0,000 menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan pendapatan sebesar 1 rupiah, maka terjadi penurunan harga daging Universitas Sumatera Utara sapi sebesar Rp.0,000 per kg. Sebaliknya, jika terjadi penurunan biaya penunjang, akan menyebabkan kenaikkan harga daging sapi. Hipotesis 1b diterima, yaitu harga beli , biaya tenaga kerja ,biaya penunjang dan pendapatan mempengaruhi kenaikkan harga daging sapi.

5.2 Dampak kenaikan harga daging sapi terhadap permintaan daging

sapi Perkembangan permintaan konsumen daging sapi dapat dilihat dari jumlah rata – rata harga daging sapi, harga daging sapi berbanding terbalik terhadap perkembangan permintaan daging sapi itu sendiri. Semakin tinggi harga daging sapi maka dapat diasumsikan semakin turun pula permintaannya, begitu juga sebaliknya apabila harga daging sapi menurun dapat diasumsikan permintaan akan daging sapi meningkat pula. Perkembangan situasi harga daging sapi pada tahun 2012 berangsur-angsur mengalami kenaikam dan mulai mengalami lonjakan harga pada bulan Juli yaitu mencapai angka dari Rp 74.393kg menjadi Rp 76.895kg Harga daging sapi di Medan pada tahun 2013 bertahan tinggi berkisar Rp 83.000- Rp 90.000 per kg. Padahal harga normal berkisar Rp 75.000-Rp 78.000 per kg tahun lalu. Berikut dampak kenaikkan harga daging sapi kota Medan . Universitas Sumatera Utara Gambar 11 : Jumlah Konsumsi Daging Sapi Sebelum dan Sesudah Kenaikkan Harga Sumber : Di Olah Dari Lampiran 11 Dari gambar 11 dapat dlihat rata – rata konsumsi perorang perbulan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dari daging sapi sebelum mengalami kenaikkan harga hingga harga daging sapi yang melonjak tinggi. Sekitar 30 konsumen tetap mengkonsumsi daging sapi dalam jumlah yang sama, hal ini terjadi karena berbagai faktor seperti selera, jumlah tanggungan atau pendapatan sehingga harga yang daging sapi yang naik tidak terlalu berpengaruh. Sedangkan 70 konsumen daging sapi mengurangi jumlah konsumsi daging sapi perbulannya karena harga daging sapi yang melonjak naik. Total rata – rata konsumsi daging sapi perbulan pada setiap rumah tangga mencapai 2,05 kg per bulan ketika harga daging sapi normal, ketika harga daging 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 Konsumsi Sebelum Harga Daging Sapi Naik kgbulan Konsumsi Setelah Harga Daging Sapi Naik kgBulan Universitas Sumatera Utara sapi mulai melonjak naik totak rata – rata konsumsi daging perbulan pada setiap rumah tangga menurun menjadi 1,5 kg per bulan. Dapat disimpulkan bahwa kenaikkan harga daging sapi berdampak penurunan pada konsumsi daging sapi. Hipotesis 2 diterima, adanya dampak harga daging sapi yang mengalami kenaikkan dengan konsumsi daging sapi.

5.3 Fluktuasi Konsumsi Daging Sapi dengan Fluktuasi Harga Daging