KLT Kromatografi Lapis Tipis

racun panah Robinson, 1991. Glikosida jantung jarang digunakan untuk jamu karena beracun Soedibyo, 1998. Glikosida jantung ditemukan dalam beberapa keluarga tumbuhan yang sama sekali tidak berikatan satu sama lain seperti Apocynaceae, Liliaceae, Moraceae dan Ranunculaceae. Glikosida jantung biasanya mempunyai sifat peluruh air seni diuretik yang berakibat menurunkan tekanan darah dan mengobati bengkak Soedibyo, 1998. Keberadaan senyawa ini dalam tumbuhan memberi perlindungan kepada tumbuhan tersebut dari gangguan beberapa serangga Robinson, 1991. Senyawa golongan kardenolida dapat dideteksi dengan sinar UV 254 nm, 365 nm dan disemprot dengan pereaksi asam sulfat. Apabila dilihat pada UV 254 nm, senyawa kardenolida berfluoresensi sangat lemah, sedangkan pada UV 365 nm tidak berfluoresensi. Setelah disemprot dengan asam sulfat dan dipanaskan pada suhu 100 °C selama 3-5 menit akan berfluoresensi biru, coklat, hijau dan kekuningan pada UV 365 nm, sedangkan pada visibel berwarna coklat atau biru Wagner, 1984.

F. KLT Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis KLT merupakan metode pemisahan fisika kimia. Lapisan yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir-butir fase diam ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan ditotolkan berupa bercak atau garis awal. Selanjutnya fase diam ini ditempatkan dalam suatu bejana tertutup rapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang berisi larutan pengembang fase gerak yang sesuai dan pemisahan akan terjadi selama perambatan kapiler pengembangan, selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan dideteksi Stahl, 1985. awal titik dari depan garis jarak awal titik dari bercak pusat titik jarak Rf = Jarak pengembangan senyawa pada kromatografi dinyatakan dalam angka Rf atau hRf, dimana angka tersebut dapat digunakan untuk identifikasi senyawa yang dianalisis Stahl, 1985. 1. Penyerap fase diam mempunyai panjang 200 mm dengan lebar 200 atau 100 mm. Untuk analisis tebalnya 0,1 sampai 0,3 mm; biasanya 0,2 mm. Beberapa macam bahan penyerap yang digunakan dalam kromatografi lapis tipis antara lain: a. Silika gel Penyerap ini banyak digunakan, umumnya ditambah bahan pengikat misalnya kalsium sulfat gypsum dan silika gel ini dikenal sebagai silika gel G. Dalam keadaan tertentu untuk memudahkan identifikasi ditambahkan zat yang berfluoresensi dan fase diam ini dikenal dengan silika gel GF. b. Selulosa Penyerap ini dapat dengan atau tanpa bahan pengikat, terdapat sebagai butiran-butiran yang halus dan homogen. Lapisan tipis dari selulosa mempunyai ruang antara yang lebih kecil, sehingga difusi aliran dari pelarut lebih cepat daripada kromatografi kertas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Alumina Penyerap ini jarang digunakan karena bereaksi asam, netral dan basa sehingga perlu penanganan khusus. 2. Fase gerak ialah medium pembawa yang terdiri dari satu atau beberapa pelarut. Fase ini bergerak dalam fase diam, yaitu suatu lapisan berpori karena adanya gaya kapiler. Umumnya fase gerak sifatnya berlawanan dengan fase diam. Apabila fase diam polar maka fase gerak non polar. Begitu pula sebaliknya. Yang digunakan adalah pelarut bertingkat mutu analitik dan bila diperlukan sistem pelarut multi komponen, maka harus berupa suatu campuran sederhana yang terdiri atas maksimal tiga komponen Stahl, 1985. 3. Deteksi bercak Identifikasi bercak pada kromatogram dilakukan di bawah lampu ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm dan 365 nm ditandai dengan ada atau tidaknya warna. Untuk menampakkan bercak senyawa yang intensitasnya lemah dapat digunakan reaksi penyemprot yang sesuai Autheroff, Kovar, 1981.

G. Keterangan Empiris