sinar ultraviolet 254 nm karena terjadinya pemancaran kembali sinar pada molekul yang telah menyerap energi setelah terjadi absorbsi. Sedangkan pada
identifikasi flavonoida fase diam yang digunakan yaitu selulosa dan tidak digunakan silika gel GF 254 karena pada silika gel GF 254 mengandung gypsum
CaSO
4
. Flavonoida dapat membentuk kompleks dengan kalsium Ca dan terikat pada fase diam silika gel GF 254 sehingga dapat mengganggu elusi.
1. Identifikasi antrakinon
Senyawa antrakinon dapat dideteksi dengan sinar UV 254 nm, UV 365 nm, dan disemprot dengan pereaksi kalium hidroksida etanolik. Dengan sinar UV
254 nm semua derivat antrakinon meredamkan fluoresensi pada pelat, dengan sinar UV 365 nm semua derivat antrakinon berfluoresensi kuning atau merah
coklat. Pada deteksi menggunakan pereaksi kalium hidroksida etanolik, antrakinon berwarna merah pada visibel dan berfluoresensi merah pada sinar UV
365 nm. Antron dan antranol berwarna kuning pada visibel dan berfluoresensi kuning pada sinar UV 365 nm Wagner, 1984. Pada identifikasi antrakinon
digunakan pembanding ekstrak metanol Rhei Radix karena diketahui Rhei Radix merupakan akar kelembak yang berisi kuinon, alizarin, aloe-emodin Anonim,
1989. Pada penelitian ini digunakan tiga macam deteksi yaitu dengan sinar UV 254 nm, UV 365 nm, dan pereaksi semprot kalium hidroksida etanolik untuk
memastikan bercak yang timbul merupakan bercak antrakinon karena antrakinon larut dalam pelarut basa dengan membentuk warna violet merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel III. Data kromatogram pemeriksaan antrakinon tumbuhan tembelekan dengan fase diam silika gel GF 254 dan fase gerak etil asetat:metanol:air 100:13,5:10 vv
Bahan Nomor
bercak Harga
Rf Warna bercak
Sebelum disemprot KOH etanolik Setelah disemprot KOH etanolik
Visibel UV 254 nm
UV 365 nm Visibel
UV 254 nm UV 365 nm
Daun A 1
0,94 Hijau tua
Hijau tua Oranye meredam
Hijau tua Hijau tua
Oranye meredam Batang A
1 0,94
Hijau muda Hijau muda
Oranye meredam Hijau muda
Hijau muda Oranye meredam
Bunga A 1
0,94 Hijau kekuningan
Hijau tua Kuning meredam
Hijau kekuningan Hijau muda
Oranye meredam Buah A
1 0,94
Hijau tua Hijau tua
Oranye meredam Hijau tua
Hijau tua Oranye meredam
Akar A 1
0,94 Hijau muda
Hijau muda Oranye berpendar
Hijau muda Hijau muda
Oranye berpendar Daun B
1 0,94
Hijau tua Hijau tua
Oranye meredam Hijau tua
Hijau tua Oranye meredam
Batang B 1
0,94 Hijau muda
Hijau muda Oranye
- Hijau muda
oranye Bunga B
1 0,94
Hijau kekuningan Hijau tua
Oranye meredam Hijau muda
kekuningan Hijau muda
Oranye meredam Buah B
1 0,94
Hijau muda Hijau tua
Oranye meredam Hijau muda
kekuningan Hijau muda
Oranye meredam Akar B
1 0,94
- Kuning
Kuning -
- Kuning
Daun C 1
0,22 Coklat
Coklat -
Coklat Coklat
Coklat Batang C
1 -
- -
- -
- Bunga C
1 0,22
Coklat Coklat
- Coklat
Coklat Coklat
Buah C 1
- -
- -
- -
Akar C 1
- -
- -
- -
Pembanding 1
0,4 Kuning
Hijau Oranye meredam
Kuning Kuning
Coklat kekuningan meredam
2 0,87
Kuning Hijau kekuningan
Kuning meredam Merah
Coklat kehitaman
Oranye meredam
A = sari kloroform-asam asetat; B = sari metanol-kloroform-asam asetat; C = sari metanol-air
Gambar 5. Kromatogram tumbuhan tembelekan untuk pemeriksaan antrakinon dengan jarak pengembangan 10 cm
Keterangan: Fase diam : silika gel GF 254
Fase gerak : etil asetat : metanol : air 100:13,5:10 vv Deteksi
: sinar tampak setelah disemprot KOH etanolik 1. Sampel daun A : larutan sari kloroform-asam asetat daun tumbuhan tembelekan
2. Sampel batang A : larutan sari kloroform-asam asetat batang tumbuhan tembelekan 3. Sampel bunga A : larutan sari kloroform-asam asetat bunga tumbuhan tembelekan
4. Sampel buah A : larutan sari kloroform-asam asetat buah tumbuhan tembelekan 5. Sampel akar A
: larutan sari kloroform-asam asetat akar tumbuhan tembelekan 6. Sampel daun B
: larutan sari metanol-kloroform-asam asetat daun tumbuhan tembelekan
7. Sampel batang B : larutan sari metanol-kloroform-asam asetat batang tumbuhan tembelekan
8. Sampel bunga B : larutan sari metanol-kloroform-asam asetat bunga tumbuhan tembelekan
9. Sampel buah B : larutan sari metanol-kloroform-asam asetat buah tumbuhan
tembelekan 10. Sampel akar B : larutan sari metanol-kloroform-asam asetat akar tumbuhan
tembelekan 11. Sampel daun C
: larutan sari metanol-air daun tumbuhan tembelekan 12. Sampel batang C : larutan sari metanol-air batang tumbuhan tembelekan
13. Sampel bunga C : larutan sari metanol-air bunga tumbuhan tembelekan 14. Sampel buah C
: larutan sari metanol-air buah tumbuhan tembelekan 15. Sampel akar C : larutan sari metanol-air akar tumbuhan tembelekan
16. Pembanding : ekstrak metanol Rhei Radix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari hasil uji KLT daun, batang, bunga, buah, dan akar tumbuhan tembelekan sari kloroform-asam asetat, sari metanol-kloroform-asam asetat dan
sari metanol-air, dengan menggunakan fase gerak etil asetat : metanol : air 100:13,5:10 vv Wagner, 1984, sebelum disemprot pereaksi kalium hidroksida
etanolik pada pembanding terbentuk 2 bercak berwarna kuning dengan harga Rf 0,4 dan 0,87, namun pada sampel tidak terbentuk bercak dengan warna dan harga
Rf yang sama dengan pembanding. Begitu pula dengan UV 254 nm pada sampel dan pada pembanding tidak terbentuk bercak dengan warna dan harga Rf yang
sama. Pada UV 365 nm, bercak pada sampel daun, batang, buah sari kloroform- asam asetat serta daun, bunga, buah sari metanol-kloroform-asam asetat
menunjukkan warna yang sama dengan warna pembanding yaitu oranye meredam, namun harga Rf nya berbeda. Setelah disemprot dengan pereaksi
kalium hidroksida etanolik, bercak pada pembanding berwarna merah dengan sinar tampak visibel yang menunjukkan adanya antrakinon, namun pada sampel
tidak ada yang menunjukkan warna dan Rf yang sama dengan pembanding, sehingga berdasarkan hasil yang diperoleh baik pada sari kloroform-asam asetat,
sari metanol-kloroform-asam asetat dan sari metanol-air daun, batang, bunga, buah, dan akar tumbuhan tembelekan tidak mengandung antrakinon. Hasil pada
uji KLT ini memperkuat hasil pada uji tabung dimana daun, batang, bunga, buah, dan akar tumbuhan tembelekan juga menunjukkan hasil negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Identifikasi saponin