51
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISIS DATA
Pelaksanaan penelitian, penyajian data dan analisis data tentang kegiatan pembelajaran dengan program Cabri 3D dan pembelajaran konvensional pada
materi sudut antara garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga akan dibahas dalam bab ini.
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, peneliti mengurus surat izin penelitian terlebih dahulu, kemudian mempersiapkan instrumen yang
berupa rancangan pelaksanaan pembelajaran RPP yang terdiri dari RPP kelas kontrol dan kelas eksperimen, lembar kerja siswa LKS, materi
pelajaran dengan program Cabri 3D, tes kemampuan awal, tes evaluasi, dan angket. Setelah mempersiapkan instrumen, peneliti melakukan observasi
lingkungan dan kelas yang bertujuan agar peneliti mengetahui situasi dan kondisi lingkungan sekolah dan kelas terutama saat siswa belajar, peneliti
juga mempersiapkan alat rekam seperti camera untuk mendokumentasikan setiap kegiatan penelitian sebagai bukti penelitian.
Berikut merupakan uraian saat peneliti melakukan persiapan penelitian di SMA Negeri 4 Magelang :
a Izin Penelitian
Sebelum melakukan penelitian di sebuah sekolah, tentunya peneliti harus mengurus surat perizinan penelitian terlebih dahulu. Pada tanggal 4
April 2013 peneliti menemui Wakil Kepala Sekolah untuk mohon izin melakukan penelitian, dikarenakan Kepala Sekolah sedang tidak ada
ditempat. Kemudian, peneliti dipertemukan oleh guru mata pelajaran matematika untuk membicarakan penelitian yang akan dilakukan. Peneliti
diizinkan untuk meneliti dua kelas, yaitu kelas X.1 dan X.2. Pada tanggal 13 April 2013 peneliti bertemu guru mata pelajaran untuk membicarakan jadwal
pelaksanaan penelitian yang disesuaikan dengan jadwal mengajar gurudan juga ijin untuk dapat melakukan observasi. Pada tanggal 25 April 2013
peneliti menyerahkan surat izin melakukan penelitian ke sekolah. Kesepakatan awal peneliti mulai melakukan penelitian pada tanggal 10 mei
2013, akan tetapi diundur menjadi 13 mei 2013 karena ada peneliti dari universitas lain yang juga melakukan penelitian dikelas yang sama.
b Observasi Lingkungan Sekolah
Observasi lingkungan sekolah dilakukan supaya peneliti mengenal lingkungan dan mengerti keadaan sekolah. SMA Negeri 4 Magelang terletak
di Jalan P.Senopati 4247 Magelang. Sekolah terbagi menjadi dua lokasi, lokasi pertama merupakan gedung utama yang terdiri dari ruang guru, ruang
kelas, ruang ibadah, perpustakaan. Sedangkan lokasi yang kedua tepat didepan bangunan utama, dan diseberang jalan, yang terdiri dari aula,
lapangan bola, dan beberapa ruang laboratoium seni, sains, komputer dan
bahasa. Di sekolah tersebut memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang cukup lengkap, setiap kelas sudah memiliki LCD dan viewer. Lulusan yang
masuk ke SMA ini memiliki nilai dengan rata – rata kurang lebih 8. SMA Negeri 4 Magelang terdiri dari 7 kelas X, 6 kelas XI dan 6 kelas XII. Untuk
Kriteria Kelulusan pada mata pelajaran matematika di SMA ini cukup tinggi, yaitu 75.
c Observasi Kelas
Observasi kelas dilakukan pertengahan April, yaitu tgl 13, 25 April 2013. Peneliti melakukan observasi di X.1 dan X.2 yang keduanya
merupakan kelas dengan pembelajaran menggunakan bahasa inggris imersi. Akan tetapi, peneliti nantinya tetap akan menggunakan bahasa indonesia
dalam mengajar atau memberikan soal, karena mereka belum seutuhnya menggunakan bahasa inggris dalam pembelajaran. Siswa di X.1 terdiri dari
28 siswa, dan X.2 terdiri dari 29 siswa. Dalam melakukan observasi dikelas peneliti memperhatikan
bagaimana proses belajar mengajar guru dikelas, pada umumnya sama menggunakan konvensional, dan peneliti mencatat beberapa hal ketika
melakukan observasi di kelas X.1, sebagai berikut : 1
Keadaan kelas terlihat sangat ramai karena pergantian jam pelajaran, kemudian guru masuk dan suasana berubah menjadi tenang, tanggal 13 April
2013 peneliti masuk dikelas X.1, kelas ini merupakan kelas yang berbeda dalam melakukan pembelajaran, karena menggunakan bahasa inggris dalam
melakukan pembelajaran, walaupun belum seutuhnya pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan bahasa inggris. Guru masuk dan mengucapkan salam, dan mempersilahkan peneliti untuk masuk dan memperkenalkan diri.
2 Guru kemudian melanjutkan pembelajaran trigonometri, guru
menjelaskan dengan sangat jelas, guru menuntun siswa agar dapat mengerti dan memahami pelajaran. Setelah menerangkan materi guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih mengalami kesulitan terhadap materi trigonometri. Lalu, memberikan soal untuk dikerjakan oleh
siswa. 3
Saat mengerjakan soal, para siswa sangat tekun mengerjakan, ada dari siswa mengerjakan sendiri, ada pula yang mengerjakan dengan bersama –
sama teman lainnya.
Kemudian peneliti melanjutkan melakukan observasi di kelas X.2 pada tanggal 25 April 2013, dan peneliti mencatat beberapa hal ketika
melakukan observasi di kelas X.2, sebagai berikut : 1
Keadaan kelas tidak berbeda dengan kelas sebelumnya, terlihat sangat ramai karena pergantian jam pelajaran, dan beberapa menjalankan ibadah
sehingga sedikit telad memasuki kelas. Kemudian guru masuk dan suasana berubah menjadi tenang, Guru masuk dan menyapa, dan mempersilahkan
peneliti untuk masuk dan memperkenalkan diri. 2
Guru kemudian melanjutkan pembelajaran trigonometri, guru menjelaskan dengan sangat jelas, guru menuntun siswa agar dapat mengerti
dan memahami pelajaran. Setelah menerangkan materi guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih mengalami kesulitan terhadap materi trigonometri. Lalu, memberikan soal untuk dikerjakan oleh
siswa. 3
Saat mengerjakan soal, para siswa sangat tekun mengerjakan, ada dari siswa mengerjakan sendiri, ada pula yang mengerjakan dengan bersama –
sama teman lainnya. Perbedaan dengan kelas sebelumnya, untuk kelas X.2 ini, memiliki siswa yang lebih aktif dibandingkan kelas sebelumnya, terlihat
dari bagaimana mereka mengerjakan soal sedikit lebih ramai dibandingkan kelas sebelumnya.
d Tes Kemampuan Awal
Peneliti merancang tes kemampuan awal untuk diberikan kepada siswa kelas X.1 dan X.2. tes kemampuan awal terdiri dari 4 soal dan
diberikan waktu 60 menit untuk mengerjakan. Sebelum tes kemampuan awal diberikan kepada siswa, peneliti melakukan validitas uji pakar baik guru mata
pelajaran matematika maupun dosen pembimbing. Tes kemampuan awal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai siswa dalam materi sudut.
Siswa kelas X tentunya sudah memiliki pengetahuan tentang sudut sebelumnya, pada saat SMP dan pelajaran sebelumnya yaitu trigonometri.
Tes kemampuan awal antara dua kelas ini akan dilihat dari rata – rata yang didapat masing – masing kelas, dan dari melihat rata – rata tersebut maka
dapat dilihat bahwa kedua kelas layak untuk dibandingkan. Tes kemampuan
awal dilaksanakan pada 27 April 2013 dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :
Tabel 8. Nilai Tes Kemampuan Awal
No Kelass X.1
Kelas X.2 Nama
T.K Nama
T.K
1 A1
90 B1
82.5 2
A2 95
B2 77.5
3 A3
70 B3
82.5 4
A4 10
B4 90
5 A5
65 B5
80 6
A6 60
B6 67.5
7 A7
72.5 B7
70 8
A8 75
B8 75
9 A9
65 B9
85 10
A10 80
B10 90
11 A11
82.5 B11
90 12
A12 8.75
B12 85
13 A13
80 B13
60 14
A14 77.5
B14 87.5
15 A15
82.5 B15
77.5 16
A16 80
B16 90
17 A17
87.5 B17
80 18
A18 85
B18 57.5
19 A19
B19 20
A20 72.5
B20 80
21 A21
72.5 B21
77.5 22
A22 87.5
B22 82.5
23 A23
70 B23
62.5 24
A24 90
B24 75
25 A25
82.5 B25
85 26
A26 62.5
B26 85
27 A27
67.5 B27
65 28
A28 60
B28 85
29 B29
77.5
Jumlah 2010
Jumlah 2202.5
Rata – rata 74.44
Rata – rata 78.66
Selisih rata – rata
4.22
Kedua kelas mempunyai selisih rata – rata sebesar 4.22 seperti data pada Tabel 8. kolom berwarna kuning merupakan siswa yang tidak tuntas
KKM, berdasarkan Tabel 7. kriteria ketuntasan hasil belajar pada kelas X.1 dapat dilihat hasilnya sebagai berikut :
Pada kriteria ketuntasan hasil belajar Bapak Kartika Budi menuliskan nilai ≥ 8, ≥ 7, ≥ 6, ≥ 5, ≥ 4, namun penulis disini menuliskan nilai dalam dua
angka yang terrdiri dari puluhan dan satuan seperti 70, 80. Sehingga peneliti menganggap bahwa acuan nilai dari Bapak Kartika Budi menjadi 80, 70 dan
seterusnya, melihat saat melakukan penghitungan tetap sama. 1
13 siswa mendapatkan nilai ≥ 8 dengan persentase 48.15, maka tidak memenuhi kriteria efektivitas sangat tinggi.
2 20 siswa mendapatkan nilai ≥ 7 dengan persentase 74.07, maka tidak
memenuhi kriteria efektivitas tinggi. 3
26 siswa mendapatkan nilai ≥ 6 dengan persentase 96.29, maka memenuhi kriteria efektivitas cukup
Untuk kelas X.1 ini, tidak semua siswa mengikuti tes kemampuan awal ini. Absen 19 tidak mengikuti dikarenakan sakit.
Sedangkan kriteria ketuntasan hasil belajar pada kelas X.2 secara kualitatif adalah sebagai berikut :
1 16 siswa mendapatkan nilai ≥ 8 dengan persentase 55.17, maka tidak
memenuhi kriteria efektivitas tinggi. 2
23 siswa mendapatkan nilai ≥ 7 dengan persentase 79.31, maka memenuhi kriteria efektivitas tinggi.
Untuk kelas X.2 semua siswa mengikuti tes kemampuan awal, dan tidak ada yang izin ataupun sakit.
Jadi, dari kedua kelas dapat kita lihat bahwa keduanya memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar yang ketiga, yaitu pada kriteria tinggi. Dan,
dari kedua kelas tidak ada perbedaan yang signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7. Dari data yang dicantumkan peneliti menganggap
bahwa antar kelas X.1 dan X.2 memiliki kemampuan yang sama dan layak untuk dijadikan subjek penelitian.
e Persiapan Pembelajaran
Setelah melaksanakan tes kemampuan di kelas X.1 dan X.2, selanjutnya
peneliti melakukan persiapan pembelajaran. Peneliti mempersiapkan pembelajran dengan menggunakan program Cabri 3D untuk
pembelajaran di kelas X.2, sedangkan pembelajaran konvensional untuk kelas X.1. Untuk persiapan awal, peneliti mempersiapkan gambar – gambar dengan
menggunakan program Cabri 3D yang nantinya dapat mendukung pembelajaran di kelas eksperimen, yaitu kelas X.2. Gambar yang
dipersiapkan meliputi awal mula bagaimana menentukan sudut, sudut yang terbentuk antara garis dan garis sebagai materi pengingat bagi siswa untuk
dapat lebih memahami sudut, sehingga dapat dengan baik mempelajari materi selanjutnya yaitu sudut antara garis dan bidang pada bangun kubus dan
dilanjutkan dengan limas.
Peneliti telah merancang kisi – kisi tes evaluasi, yang nantinya akan diberikan kepada siswa, kemudian Lembar Kerja Siswa LKS sebagai latihan
setelah pemberian materi oleh peneliti, dan kuisoner yang akan diberikan kepada siswa setelah tes evaluasi diberikan. Kuisoner bersifat terstruktur
dengan jawaban tertutup. LKS, tes evaluasi serta kuisoner tentunya sudah dikonsultasikan oleh guru mata pelajaran dan dosen.
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada dua kelas, yaitu X.1 dan X.2. Pembelajaran dengan menggunakan program Cabri 3D dilakukan di kelas
X.2, dan pembelajaran konvensional dilakukan di kelas X.1. Pembelajaran di X.1 dan X.2 masing – masing sebanyak 5 kali pertemuan. Berikut ini akan di
diskripsikan bagaimana pembelajaran berlangsung di kelas X.1 dan X.2. a.
Pembelajaran di kelas X.1 dengan menggunakan pembelajaran konvensional
1 Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama, diawali dengan memberikan tes kemampuan awal kepada siswa. Tes kemampuan awal dilakukan
selama kurang lebih 60 menit. Dan diikuti oleh 27 siswa. 2
Pertemuan kedua Pembelajaran mulai dilakukan pada pertemuan kedua yaitu Kamis,
16 Mei 2013 pada jam kelima dan keenam yang diikuti oleh 24 anak, dikarenakan empat siswa sakit. Pembelajaran dilakukan dikelas.
Pembelajaran dimulai dengan guru memberikan salam kepada siswa, kemudian mencoba menanyakan kesiapan mereka dalam belajar,
bertanya materi yang sudah diajarkan sebelumnya sampai dimana. Kemudian dilanjutkan dengan memperkenalkan materi baru yang
akan dipelajari oleh siswa. Guru menjelaskan materi tentang sudut antara garis dan bidang di depan dengan menggunakan papan tulis.
Saat menjelaskan materi, guru mencoba berinteraksi dengan siswa dengan menanyakan apakah materi yang dijelaskan sudah jelas. Lalu
memberikan sebuah contoh soal, dimana penyelesainya diselesaikan oleh siswa. Guru mempersilahkan siswa untuk maju menyelesaikan
soal yang diberikan guru, akan tetapi para siswa terlihat masih malu – malu, akhirnya guru mengacak nomer maju mereka berdaasarkan
tanggal, dan siswa dengan nomor absen 16 yang maju untuk mengerjakan soal. Dan setelah itu guru meminta siswa menjelaskan
yang dikerjakannya, dan guru melihat respon dari siswa lainnya. Ada yang mulai mau untuk bertanya, dan membenarkan jawaban dari
temannya yang maju kedepan. Setelah pemberian materi, guru membagi siswa kedalam tujuh
kelompok, satu kelompok terdiri dari empat orang siswa. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa LKS kepada setiap kelompok
dan juga selembar kertas karton. Semua siswa diberikan waktu 40 menit untuk mengerjakan. Peda saat pengerjaan LKS, keadaan kelas
cukup sepi, mereka benar – benar mngerjakan dengan tekun. Ketika
mereka menemui kesulitan mereka mulai sedikit agak ramai karena merasa bahwa soalnya susah. Kemudian guru berkeliling
menanyakan bagaimana pekerjaan setiap kelompok, dan banyak dari siswa mau bertanya. Setelah waktu mengerjakan selesai, para siswa
mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru. 3
Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan Jumat, 17 Mei 2013 pada jam
kelima. Pelajaran diikuti oleh 27 anak, karena satu anak ijin untuk mengurus legalisir surat – surat. Pembelajaran berlangsung selama
45 menit, dan diisi dengan pembahasan soal – soal yang ada di LKS. Pembahasan materi dilakukan oleh siswa. Siswa diminta maju untuk
menjelaskan pekerjaan mereka tiap kelompok. Dan teman lainnya memperhatikan teman yang sedang menjelaskan. Saat ada kelompok
yang maju dan salah dalam mengerjakan, beberapa siswa mencoba membantu memperbaiki dengan bertanya. Dan setiap kelompok
berusaha menanggapi. Apabila ada kelompok yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari temannya, guru mencoba membantu
untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa.
Gambar 6. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS
Gambar 7. Hasil diskusi kelompok dalam mengerjakan LKS
4 Pertemuan keempat
Untuk pertemuan keempat dilaksanakan Kamis, 23 Mei 2013. Pertemuan keempat ini merupakan pelaksanaan evaluasi, dan tes
evaluasi diikuti oleh 28 siswa. Tes evaluasi diberikan waktu selama 90 menit atau 2 jam pelajaran. Dan tes evaluasi berlangsung dengan
tertib.
b. Pembelajaran di kelas X.2 dengan pembelajaran menggunakan program
Cabri 3D 1
Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama, diawali dengan memberikan tes
kemampuan awal kepada siswa. Tes kemampuan awal dilakukan selama kurang lebih 60 menit. Dan dihadiri oleh 29 siswa.
2 Pertemuan kedua
Pembelajaran dikelas ini mulai dilakukan pada pertemuan kedua yaitu Senin, 13 Mei 2013 pada jam keempat yang diikuti oleh 28
anak, dikarenakan satu siswa sakit. Pembelajaran dilakukan dikelas yang sudah dilengkapi dengan LCD. Pembelajaran dimulai dengan
guru memberikan salam kepada siswa, kemudian mencoba menanyakan kesiapan mereka dalam belajar, bertanya materi yang
sudah diajarkan sebelumnya sampai dimana. Kemudian dilanjutkan dengan memperkenalkan materi baru yang akan dipelajari oleh
siswa. Guru menjelaskan materi tentang sudut antara garis dan bidang di depan dengan menggunakan LCD. Untuk awal mula, guru
memperkenalkan aplikasi yang dipakai yaitu Cabri 3D. Pembelajaran dimulai dengan menunjukkan garis yang terletak pada
bidang, garis yang memotong bidang tegak lurus dan tidak tegak lurus.
Gambar 8. Garis yang terletak dengan bidang
Gambar 9. Garis yang tegak lurus dengan bidang
Gambar 10. Garis yang tidak tegak lurus dengan bidang
Dari gambar yang ditunjukan di dalam Cabri 3D para siswa diminta untuk menunjukan sudut yang dapat dibentuk dari antara
garis yang terletak pada bidang, garis memotong bidang tegak lurus dan sudut yang dibentuk antara garis yang tidak tegak lurus pada
bidang dengan bidang.
Gambar 11. Sudut antara garis yang tegak lurus dengan bidang
Gambar 12. Sudut antara garis yang tidak tegak lurus condong dengan bidang
Ada siswa yang langsung dapat menunjukan, ada juga yang masih bingung melihat sudut yang terbentuk. Terjadi diskusi kelas besar,
dan ada salah satu siswa yang maju, untuk menunjukan kepada temen – temannya sudut yang mana yang dimaksudkan. Setalah
mendapatkan kesimpulan bagaimana terbentuknya sebuah sudut antar garis dan bidang. Selanjutnya siswa diminta untuk melihat
kepada sebuah kubus, dan terdapat sebuag garis memotong salah satu bidang pada kubus tersebut. Siswa melihat dengan seksama, dan
mulai menggambar, peneliti mencoba mengarahkan agar siswa dapat melihat sudut yang dimaksudkan.
Gambar 13. Garis yang terletak pada bidang dalam sebuah kubus
Guru meminta salah satu siswa untuk maju kedepan, mencoba menebak sudut mana yang dibentuk antara garis HB dengan bidang
ABCD. Karena di kelas X.2 ini siswanya cenderung lebih aktif dibandingkan dengan kelas sebelumnya, maka ada anak yang dengan
percaya dirinya maju dan menggambarkan sudut sesuai yang dia
pahami atau ketahui. Pada saat proses pembelajaran ini tidak dapat ditunjukan bukti melalui foto dikarenakan kamera mengalami
masalah. Terjadi diskusi kelas untuk menentukan mana sudut yang benar. Karena kelas sudah melai ramai, maka guru segera menegahi,
guru meminta beberapa siswa menjelaskan sudut yang mereka gambar. Setelah itu guru meluruskan penjelasan siswa yang benar,
dan kemudian semua memahami. Sudut yang terbentuk antara garis HB dengan bidang ABCD ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
Gambar 14. Sudut yang dibentuk antara garis HB dengan bidang ABCD
Setelah itu dilanjutkan dengan sudut yang dibentuk antara garis dan bidang pada sebuah limas. Limas yang diberikan sebagai contoh
adalah limas dengan alas sebuah segiempat.
Gambar 15. Garis TB dengan bidang ABCD pada limas segiempat
Sama dengan pada kubus, para siswa sudah memahami sehingga untuk bangun limas para siswa dapat mejawab dengan baik, sudut
mana yang dimaksud.
Gambar 16. Sudut yang terbentuk antara Garis TB dengan bidang ABCD pada limas segiempat
Karena pembelajaran hanya berlangsung satu jam pelajaran atau 45 menit, maka pembelajaran belum diisi dengan latian soal
berkelompok,
3 Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga di kelas X.2 ini dilaksanakan Kamis, 16 Mei 2013 pada jam ketujuh dan kedelapan Pelajaran diikuti oleh 29
anak. Pembelajaran dimulai pukul 12.15, akan tetapi beberapa anak sedikit terlambat karena menjalankan ibadah, sehingga pembelajaran
sedikit berkurang. Dan jam pulang pun menjadi mundur karena kekurangan waktu, pulang sekolah seharusnya pukul 13.45 menjadi
14.00. Hal tersebut juga merupakan keinginan siswa karena menyadari jika awal pembelajaran sedikit mundur.
Kegiatan dimulai dengan guru membagi kelompok menjadi 7 kelompok dengan tiap kelompoknya berisi 4 – 5 anak. Saat
membentuk kelompok kelas ini lebih ramai dibandingkan kelas X.1, mengingat waktu semakin siang. Kemudiab guru memberikan LKS.
Para siswa diberikan waktu selama 40 menit untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
Setelah 40 menit berjalan, guru mengacak untuk kelompok yang maju, kemudian menjelaskan kepada teman – temannya. Saat ada
kelompok yang maju dan salah dalam mengerjakan, beberapa siswa mencoba membantu memperbaiki dengan bertanya. Dan setiap
kelompok berusaha menanggapi. Apabila ada kelompok yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari temannya, guru mencoba membantu
untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa.
Gambar 17. Hasil diskusi kelompok dalam mengerjakan LKS
4 Pertemuan keempat
Untuk pertemuan keempat dilaksanakan Kamis, 23 Mei 2013. Pertemuan keempat ini merupakan pelaksanaan evaluasi, dan tes
evaluasi diikuti oleh 28 siswa, dikarenakan satu siswa ijin untuk ke Semarang mengikuti lomba karawitan. Tes evaluasi diberikan waktu
selama 90 menit atau 2 jam pelajaran. Dan tes evaluasi berlangsung dengan tertib. Kemudian dilanjutkan dengan pengisian kuisoner
selama 10 menit.
B. Penyajian Data