Pelaksanaan Penelitian PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISIS DATA

51

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISIS DATA

Pelaksanaan penelitian, penyajian data dan analisis data tentang kegiatan pembelajaran dengan program Cabri 3D dan pembelajaran konvensional pada materi sudut antara garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga akan dibahas dalam bab ini.

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, peneliti mengurus surat izin penelitian terlebih dahulu, kemudian mempersiapkan instrumen yang berupa rancangan pelaksanaan pembelajaran RPP yang terdiri dari RPP kelas kontrol dan kelas eksperimen, lembar kerja siswa LKS, materi pelajaran dengan program Cabri 3D, tes kemampuan awal, tes evaluasi, dan angket. Setelah mempersiapkan instrumen, peneliti melakukan observasi lingkungan dan kelas yang bertujuan agar peneliti mengetahui situasi dan kondisi lingkungan sekolah dan kelas terutama saat siswa belajar, peneliti juga mempersiapkan alat rekam seperti camera untuk mendokumentasikan setiap kegiatan penelitian sebagai bukti penelitian. Berikut merupakan uraian saat peneliti melakukan persiapan penelitian di SMA Negeri 4 Magelang : a Izin Penelitian Sebelum melakukan penelitian di sebuah sekolah, tentunya peneliti harus mengurus surat perizinan penelitian terlebih dahulu. Pada tanggal 4 April 2013 peneliti menemui Wakil Kepala Sekolah untuk mohon izin melakukan penelitian, dikarenakan Kepala Sekolah sedang tidak ada ditempat. Kemudian, peneliti dipertemukan oleh guru mata pelajaran matematika untuk membicarakan penelitian yang akan dilakukan. Peneliti diizinkan untuk meneliti dua kelas, yaitu kelas X.1 dan X.2. Pada tanggal 13 April 2013 peneliti bertemu guru mata pelajaran untuk membicarakan jadwal pelaksanaan penelitian yang disesuaikan dengan jadwal mengajar gurudan juga ijin untuk dapat melakukan observasi. Pada tanggal 25 April 2013 peneliti menyerahkan surat izin melakukan penelitian ke sekolah. Kesepakatan awal peneliti mulai melakukan penelitian pada tanggal 10 mei 2013, akan tetapi diundur menjadi 13 mei 2013 karena ada peneliti dari universitas lain yang juga melakukan penelitian dikelas yang sama. b Observasi Lingkungan Sekolah Observasi lingkungan sekolah dilakukan supaya peneliti mengenal lingkungan dan mengerti keadaan sekolah. SMA Negeri 4 Magelang terletak di Jalan P.Senopati 4247 Magelang. Sekolah terbagi menjadi dua lokasi, lokasi pertama merupakan gedung utama yang terdiri dari ruang guru, ruang kelas, ruang ibadah, perpustakaan. Sedangkan lokasi yang kedua tepat didepan bangunan utama, dan diseberang jalan, yang terdiri dari aula, lapangan bola, dan beberapa ruang laboratoium seni, sains, komputer dan bahasa. Di sekolah tersebut memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang cukup lengkap, setiap kelas sudah memiliki LCD dan viewer. Lulusan yang masuk ke SMA ini memiliki nilai dengan rata – rata kurang lebih 8. SMA Negeri 4 Magelang terdiri dari 7 kelas X, 6 kelas XI dan 6 kelas XII. Untuk Kriteria Kelulusan pada mata pelajaran matematika di SMA ini cukup tinggi, yaitu 75. c Observasi Kelas Observasi kelas dilakukan pertengahan April, yaitu tgl 13, 25 April 2013. Peneliti melakukan observasi di X.1 dan X.2 yang keduanya merupakan kelas dengan pembelajaran menggunakan bahasa inggris imersi. Akan tetapi, peneliti nantinya tetap akan menggunakan bahasa indonesia dalam mengajar atau memberikan soal, karena mereka belum seutuhnya menggunakan bahasa inggris dalam pembelajaran. Siswa di X.1 terdiri dari 28 siswa, dan X.2 terdiri dari 29 siswa. Dalam melakukan observasi dikelas peneliti memperhatikan bagaimana proses belajar mengajar guru dikelas, pada umumnya sama menggunakan konvensional, dan peneliti mencatat beberapa hal ketika melakukan observasi di kelas X.1, sebagai berikut : 1 Keadaan kelas terlihat sangat ramai karena pergantian jam pelajaran, kemudian guru masuk dan suasana berubah menjadi tenang, tanggal 13 April 2013 peneliti masuk dikelas X.1, kelas ini merupakan kelas yang berbeda dalam melakukan pembelajaran, karena menggunakan bahasa inggris dalam melakukan pembelajaran, walaupun belum seutuhnya pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bahasa inggris. Guru masuk dan mengucapkan salam, dan mempersilahkan peneliti untuk masuk dan memperkenalkan diri. 2 Guru kemudian melanjutkan pembelajaran trigonometri, guru menjelaskan dengan sangat jelas, guru menuntun siswa agar dapat mengerti dan memahami pelajaran. Setelah menerangkan materi guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih mengalami kesulitan terhadap materi trigonometri. Lalu, memberikan soal untuk dikerjakan oleh siswa. 3 Saat mengerjakan soal, para siswa sangat tekun mengerjakan, ada dari siswa mengerjakan sendiri, ada pula yang mengerjakan dengan bersama – sama teman lainnya. Kemudian peneliti melanjutkan melakukan observasi di kelas X.2 pada tanggal 25 April 2013, dan peneliti mencatat beberapa hal ketika melakukan observasi di kelas X.2, sebagai berikut : 1 Keadaan kelas tidak berbeda dengan kelas sebelumnya, terlihat sangat ramai karena pergantian jam pelajaran, dan beberapa menjalankan ibadah sehingga sedikit telad memasuki kelas. Kemudian guru masuk dan suasana berubah menjadi tenang, Guru masuk dan menyapa, dan mempersilahkan peneliti untuk masuk dan memperkenalkan diri. 2 Guru kemudian melanjutkan pembelajaran trigonometri, guru menjelaskan dengan sangat jelas, guru menuntun siswa agar dapat mengerti dan memahami pelajaran. Setelah menerangkan materi guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih mengalami kesulitan terhadap materi trigonometri. Lalu, memberikan soal untuk dikerjakan oleh siswa. 3 Saat mengerjakan soal, para siswa sangat tekun mengerjakan, ada dari siswa mengerjakan sendiri, ada pula yang mengerjakan dengan bersama – sama teman lainnya. Perbedaan dengan kelas sebelumnya, untuk kelas X.2 ini, memiliki siswa yang lebih aktif dibandingkan kelas sebelumnya, terlihat dari bagaimana mereka mengerjakan soal sedikit lebih ramai dibandingkan kelas sebelumnya. d Tes Kemampuan Awal Peneliti merancang tes kemampuan awal untuk diberikan kepada siswa kelas X.1 dan X.2. tes kemampuan awal terdiri dari 4 soal dan diberikan waktu 60 menit untuk mengerjakan. Sebelum tes kemampuan awal diberikan kepada siswa, peneliti melakukan validitas uji pakar baik guru mata pelajaran matematika maupun dosen pembimbing. Tes kemampuan awal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai siswa dalam materi sudut. Siswa kelas X tentunya sudah memiliki pengetahuan tentang sudut sebelumnya, pada saat SMP dan pelajaran sebelumnya yaitu trigonometri. Tes kemampuan awal antara dua kelas ini akan dilihat dari rata – rata yang didapat masing – masing kelas, dan dari melihat rata – rata tersebut maka dapat dilihat bahwa kedua kelas layak untuk dibandingkan. Tes kemampuan awal dilaksanakan pada 27 April 2013 dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini : Tabel 8. Nilai Tes Kemampuan Awal No Kelass X.1 Kelas X.2 Nama T.K Nama T.K 1 A1 90 B1 82.5 2 A2 95 B2 77.5 3 A3 70 B3 82.5 4 A4 10 B4 90 5 A5 65 B5 80 6 A6 60 B6 67.5 7 A7 72.5 B7 70 8 A8 75 B8 75 9 A9 65 B9 85 10 A10 80 B10 90 11 A11 82.5 B11 90 12 A12 8.75 B12 85 13 A13 80 B13 60 14 A14 77.5 B14 87.5 15 A15 82.5 B15 77.5 16 A16 80 B16 90 17 A17 87.5 B17 80 18 A18 85 B18 57.5 19 A19 B19 20 A20 72.5 B20 80 21 A21 72.5 B21 77.5 22 A22 87.5 B22 82.5 23 A23 70 B23 62.5 24 A24 90 B24 75 25 A25 82.5 B25 85 26 A26 62.5 B26 85 27 A27 67.5 B27 65 28 A28 60 B28 85 29 B29 77.5 Jumlah 2010 Jumlah 2202.5 Rata – rata 74.44 Rata – rata 78.66 Selisih rata – rata 4.22 Kedua kelas mempunyai selisih rata – rata sebesar 4.22 seperti data pada Tabel 8. kolom berwarna kuning merupakan siswa yang tidak tuntas KKM, berdasarkan Tabel 7. kriteria ketuntasan hasil belajar pada kelas X.1 dapat dilihat hasilnya sebagai berikut : Pada kriteria ketuntasan hasil belajar Bapak Kartika Budi menuliskan nilai ≥ 8, ≥ 7, ≥ 6, ≥ 5, ≥ 4, namun penulis disini menuliskan nilai dalam dua angka yang terrdiri dari puluhan dan satuan seperti 70, 80. Sehingga peneliti menganggap bahwa acuan nilai dari Bapak Kartika Budi menjadi 80, 70 dan seterusnya, melihat saat melakukan penghitungan tetap sama. 1 13 siswa mendapatkan nilai ≥ 8 dengan persentase 48.15, maka tidak memenuhi kriteria efektivitas sangat tinggi. 2 20 siswa mendapatkan nilai ≥ 7 dengan persentase 74.07, maka tidak memenuhi kriteria efektivitas tinggi. 3 26 siswa mendapatkan nilai ≥ 6 dengan persentase 96.29, maka memenuhi kriteria efektivitas cukup Untuk kelas X.1 ini, tidak semua siswa mengikuti tes kemampuan awal ini. Absen 19 tidak mengikuti dikarenakan sakit. Sedangkan kriteria ketuntasan hasil belajar pada kelas X.2 secara kualitatif adalah sebagai berikut : 1 16 siswa mendapatkan nilai ≥ 8 dengan persentase 55.17, maka tidak memenuhi kriteria efektivitas tinggi. 2 23 siswa mendapatkan nilai ≥ 7 dengan persentase 79.31, maka memenuhi kriteria efektivitas tinggi. Untuk kelas X.2 semua siswa mengikuti tes kemampuan awal, dan tidak ada yang izin ataupun sakit. Jadi, dari kedua kelas dapat kita lihat bahwa keduanya memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar yang ketiga, yaitu pada kriteria tinggi. Dan, dari kedua kelas tidak ada perbedaan yang signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7. Dari data yang dicantumkan peneliti menganggap bahwa antar kelas X.1 dan X.2 memiliki kemampuan yang sama dan layak untuk dijadikan subjek penelitian. e Persiapan Pembelajaran Setelah melaksanakan tes kemampuan di kelas X.1 dan X.2, selanjutnya peneliti melakukan persiapan pembelajaran. Peneliti mempersiapkan pembelajran dengan menggunakan program Cabri 3D untuk pembelajaran di kelas X.2, sedangkan pembelajaran konvensional untuk kelas X.1. Untuk persiapan awal, peneliti mempersiapkan gambar – gambar dengan menggunakan program Cabri 3D yang nantinya dapat mendukung pembelajaran di kelas eksperimen, yaitu kelas X.2. Gambar yang dipersiapkan meliputi awal mula bagaimana menentukan sudut, sudut yang terbentuk antara garis dan garis sebagai materi pengingat bagi siswa untuk dapat lebih memahami sudut, sehingga dapat dengan baik mempelajari materi selanjutnya yaitu sudut antara garis dan bidang pada bangun kubus dan dilanjutkan dengan limas. Peneliti telah merancang kisi – kisi tes evaluasi, yang nantinya akan diberikan kepada siswa, kemudian Lembar Kerja Siswa LKS sebagai latihan setelah pemberian materi oleh peneliti, dan kuisoner yang akan diberikan kepada siswa setelah tes evaluasi diberikan. Kuisoner bersifat terstruktur dengan jawaban tertutup. LKS, tes evaluasi serta kuisoner tentunya sudah dikonsultasikan oleh guru mata pelajaran dan dosen.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada dua kelas, yaitu X.1 dan X.2. Pembelajaran dengan menggunakan program Cabri 3D dilakukan di kelas X.2, dan pembelajaran konvensional dilakukan di kelas X.1. Pembelajaran di X.1 dan X.2 masing – masing sebanyak 5 kali pertemuan. Berikut ini akan di diskripsikan bagaimana pembelajaran berlangsung di kelas X.1 dan X.2. a. Pembelajaran di kelas X.1 dengan menggunakan pembelajaran konvensional 1 Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama, diawali dengan memberikan tes kemampuan awal kepada siswa. Tes kemampuan awal dilakukan selama kurang lebih 60 menit. Dan diikuti oleh 27 siswa. 2 Pertemuan kedua Pembelajaran mulai dilakukan pada pertemuan kedua yaitu Kamis, 16 Mei 2013 pada jam kelima dan keenam yang diikuti oleh 24 anak, dikarenakan empat siswa sakit. Pembelajaran dilakukan dikelas. Pembelajaran dimulai dengan guru memberikan salam kepada siswa, kemudian mencoba menanyakan kesiapan mereka dalam belajar, bertanya materi yang sudah diajarkan sebelumnya sampai dimana. Kemudian dilanjutkan dengan memperkenalkan materi baru yang akan dipelajari oleh siswa. Guru menjelaskan materi tentang sudut antara garis dan bidang di depan dengan menggunakan papan tulis. Saat menjelaskan materi, guru mencoba berinteraksi dengan siswa dengan menanyakan apakah materi yang dijelaskan sudah jelas. Lalu memberikan sebuah contoh soal, dimana penyelesainya diselesaikan oleh siswa. Guru mempersilahkan siswa untuk maju menyelesaikan soal yang diberikan guru, akan tetapi para siswa terlihat masih malu – malu, akhirnya guru mengacak nomer maju mereka berdaasarkan tanggal, dan siswa dengan nomor absen 16 yang maju untuk mengerjakan soal. Dan setelah itu guru meminta siswa menjelaskan yang dikerjakannya, dan guru melihat respon dari siswa lainnya. Ada yang mulai mau untuk bertanya, dan membenarkan jawaban dari temannya yang maju kedepan. Setelah pemberian materi, guru membagi siswa kedalam tujuh kelompok, satu kelompok terdiri dari empat orang siswa. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa LKS kepada setiap kelompok dan juga selembar kertas karton. Semua siswa diberikan waktu 40 menit untuk mengerjakan. Peda saat pengerjaan LKS, keadaan kelas cukup sepi, mereka benar – benar mngerjakan dengan tekun. Ketika mereka menemui kesulitan mereka mulai sedikit agak ramai karena merasa bahwa soalnya susah. Kemudian guru berkeliling menanyakan bagaimana pekerjaan setiap kelompok, dan banyak dari siswa mau bertanya. Setelah waktu mengerjakan selesai, para siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru. 3 Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan Jumat, 17 Mei 2013 pada jam kelima. Pelajaran diikuti oleh 27 anak, karena satu anak ijin untuk mengurus legalisir surat – surat. Pembelajaran berlangsung selama 45 menit, dan diisi dengan pembahasan soal – soal yang ada di LKS. Pembahasan materi dilakukan oleh siswa. Siswa diminta maju untuk menjelaskan pekerjaan mereka tiap kelompok. Dan teman lainnya memperhatikan teman yang sedang menjelaskan. Saat ada kelompok yang maju dan salah dalam mengerjakan, beberapa siswa mencoba membantu memperbaiki dengan bertanya. Dan setiap kelompok berusaha menanggapi. Apabila ada kelompok yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari temannya, guru mencoba membantu untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Gambar 6. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS Gambar 7. Hasil diskusi kelompok dalam mengerjakan LKS 4 Pertemuan keempat Untuk pertemuan keempat dilaksanakan Kamis, 23 Mei 2013. Pertemuan keempat ini merupakan pelaksanaan evaluasi, dan tes evaluasi diikuti oleh 28 siswa. Tes evaluasi diberikan waktu selama 90 menit atau 2 jam pelajaran. Dan tes evaluasi berlangsung dengan tertib. b. Pembelajaran di kelas X.2 dengan pembelajaran menggunakan program Cabri 3D 1 Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama, diawali dengan memberikan tes kemampuan awal kepada siswa. Tes kemampuan awal dilakukan selama kurang lebih 60 menit. Dan dihadiri oleh 29 siswa. 2 Pertemuan kedua Pembelajaran dikelas ini mulai dilakukan pada pertemuan kedua yaitu Senin, 13 Mei 2013 pada jam keempat yang diikuti oleh 28 anak, dikarenakan satu siswa sakit. Pembelajaran dilakukan dikelas yang sudah dilengkapi dengan LCD. Pembelajaran dimulai dengan guru memberikan salam kepada siswa, kemudian mencoba menanyakan kesiapan mereka dalam belajar, bertanya materi yang sudah diajarkan sebelumnya sampai dimana. Kemudian dilanjutkan dengan memperkenalkan materi baru yang akan dipelajari oleh siswa. Guru menjelaskan materi tentang sudut antara garis dan bidang di depan dengan menggunakan LCD. Untuk awal mula, guru memperkenalkan aplikasi yang dipakai yaitu Cabri 3D. Pembelajaran dimulai dengan menunjukkan garis yang terletak pada bidang, garis yang memotong bidang tegak lurus dan tidak tegak lurus. Gambar 8. Garis yang terletak dengan bidang Gambar 9. Garis yang tegak lurus dengan bidang Gambar 10. Garis yang tidak tegak lurus dengan bidang Dari gambar yang ditunjukan di dalam Cabri 3D para siswa diminta untuk menunjukan sudut yang dapat dibentuk dari antara garis yang terletak pada bidang, garis memotong bidang tegak lurus dan sudut yang dibentuk antara garis yang tidak tegak lurus pada bidang dengan bidang. Gambar 11. Sudut antara garis yang tegak lurus dengan bidang Gambar 12. Sudut antara garis yang tidak tegak lurus condong dengan bidang Ada siswa yang langsung dapat menunjukan, ada juga yang masih bingung melihat sudut yang terbentuk. Terjadi diskusi kelas besar, dan ada salah satu siswa yang maju, untuk menunjukan kepada temen – temannya sudut yang mana yang dimaksudkan. Setalah mendapatkan kesimpulan bagaimana terbentuknya sebuah sudut antar garis dan bidang. Selanjutnya siswa diminta untuk melihat kepada sebuah kubus, dan terdapat sebuag garis memotong salah satu bidang pada kubus tersebut. Siswa melihat dengan seksama, dan mulai menggambar, peneliti mencoba mengarahkan agar siswa dapat melihat sudut yang dimaksudkan. Gambar 13. Garis yang terletak pada bidang dalam sebuah kubus Guru meminta salah satu siswa untuk maju kedepan, mencoba menebak sudut mana yang dibentuk antara garis HB dengan bidang ABCD. Karena di kelas X.2 ini siswanya cenderung lebih aktif dibandingkan dengan kelas sebelumnya, maka ada anak yang dengan percaya dirinya maju dan menggambarkan sudut sesuai yang dia pahami atau ketahui. Pada saat proses pembelajaran ini tidak dapat ditunjukan bukti melalui foto dikarenakan kamera mengalami masalah. Terjadi diskusi kelas untuk menentukan mana sudut yang benar. Karena kelas sudah melai ramai, maka guru segera menegahi, guru meminta beberapa siswa menjelaskan sudut yang mereka gambar. Setelah itu guru meluruskan penjelasan siswa yang benar, dan kemudian semua memahami. Sudut yang terbentuk antara garis HB dengan bidang ABCD ditunjukkan pada gambar dibawah ini : Gambar 14. Sudut yang dibentuk antara garis HB dengan bidang ABCD Setelah itu dilanjutkan dengan sudut yang dibentuk antara garis dan bidang pada sebuah limas. Limas yang diberikan sebagai contoh adalah limas dengan alas sebuah segiempat. Gambar 15. Garis TB dengan bidang ABCD pada limas segiempat Sama dengan pada kubus, para siswa sudah memahami sehingga untuk bangun limas para siswa dapat mejawab dengan baik, sudut mana yang dimaksud. Gambar 16. Sudut yang terbentuk antara Garis TB dengan bidang ABCD pada limas segiempat Karena pembelajaran hanya berlangsung satu jam pelajaran atau 45 menit, maka pembelajaran belum diisi dengan latian soal berkelompok, 3 Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga di kelas X.2 ini dilaksanakan Kamis, 16 Mei 2013 pada jam ketujuh dan kedelapan Pelajaran diikuti oleh 29 anak. Pembelajaran dimulai pukul 12.15, akan tetapi beberapa anak sedikit terlambat karena menjalankan ibadah, sehingga pembelajaran sedikit berkurang. Dan jam pulang pun menjadi mundur karena kekurangan waktu, pulang sekolah seharusnya pukul 13.45 menjadi 14.00. Hal tersebut juga merupakan keinginan siswa karena menyadari jika awal pembelajaran sedikit mundur. Kegiatan dimulai dengan guru membagi kelompok menjadi 7 kelompok dengan tiap kelompoknya berisi 4 – 5 anak. Saat membentuk kelompok kelas ini lebih ramai dibandingkan kelas X.1, mengingat waktu semakin siang. Kemudiab guru memberikan LKS. Para siswa diberikan waktu selama 40 menit untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Setelah 40 menit berjalan, guru mengacak untuk kelompok yang maju, kemudian menjelaskan kepada teman – temannya. Saat ada kelompok yang maju dan salah dalam mengerjakan, beberapa siswa mencoba membantu memperbaiki dengan bertanya. Dan setiap kelompok berusaha menanggapi. Apabila ada kelompok yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari temannya, guru mencoba membantu untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Gambar 17. Hasil diskusi kelompok dalam mengerjakan LKS 4 Pertemuan keempat Untuk pertemuan keempat dilaksanakan Kamis, 23 Mei 2013. Pertemuan keempat ini merupakan pelaksanaan evaluasi, dan tes evaluasi diikuti oleh 28 siswa, dikarenakan satu siswa ijin untuk ke Semarang mengikuti lomba karawitan. Tes evaluasi diberikan waktu selama 90 menit atau 2 jam pelajaran. Dan tes evaluasi berlangsung dengan tertib. Kemudian dilanjutkan dengan pengisian kuisoner selama 10 menit.

B. Penyajian Data

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI HASIL Perbandingan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Dengan Pembelajaran Konvensional Ditinjau Dari Hasil Belajar Biologi Di SMP Negeri 2

0 1 14

Efektivitas pembelajaran topik sudut garis dan bidang dengan menggunakan program Cabri 3D dibandingkan dengan pembelajaran konvensional ditinjau dari hasil belajar siswa : studi kasus di kelas X di SMA Negeri 4 Magelang tahun pelajaran 2012/2013.

0 0 221

Pemanfaatan program Cabri 3D dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan kedudukan titik garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta.

0 2 243

Efektivitas pembelajaran dengan program Cabri 3D ditinjau dari hasil belajar dalam pokok bahasan luas permukaan kubus dan balok di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur St. Vincentius Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

0 2 236

Efektivitas pembelajaran dengan program GeoGebra dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pada topik grafik fungsi kuadrat kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 2 180

Upaya mengatasi kesulitan belajar topik menentukan jarak dalam ruang dimensi tiga dengan pembelajaran remedial yang memanfaatkan program CABRI 3D untuk siswa kelas X.3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 1 11

Pemanfaatan program Cabri 3D dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan kedudukan titik garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta

0 1 241

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN PROGRAM CABRI 3D DIBANDING PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA TOPIK JARAK GARIS DENGAN BIDANG DALAM BANGUN RUANG KELAS X SMA N 1 DEPOK YOGYAKARTA

0 0 183

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN PROGRAM GEOGEBRA DIBANDINGKAN DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA TOPIK GRAFIK FUNGSI KUADRAT KELAS X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

0 1 178

Efektivitas pembelajaran dengan program Cabri 3D ditinjau dari hasil belajar dalam pokok bahasan luas permukaan kubus dan balok di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur St. Vincentius Sedayu tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

0 7 234