Efektivitas pembelajaran topik sudut garis dan bidang dengan menggunakan program Cabri 3D dibandingkan dengan pembelajaran konvensional ditinjau dari hasil belajar siswa studi kasus di kelas X

(1)

i

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN TOPIK SUDUT GARIS

DAN BIDANG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM

CABRI 3D DIBANDINGKAN DENGAN PEMBELAJARAN

KONVENSIONAL DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Kasus di kelas X di SMA Negeri 4 Magelang Tahun Pelajaran 2012/2013)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Gisza Priska Amalia NIM : 091414077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Mengeluh ketika gagal tidak akan membuat orang berhasil dengan tiba – tiba, berusahalah untuk yakin pada kemampuanmu bahwa suatu saat kamu pasti dapat berhasil menggapai mimpimu.

(Penulis)

Karya ini kupersembahkan untuk :

A yah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan cinta, tak henti memberikan dukungan dan doa

Saudariku Densa Dealina Qurin yang selalu memberikan semangat

Sahabat – sahabatku Merry, Rinda, Wibi, Etus, Ririn, Stepik, A na, Dian, A ri, Ricky, A di, Rendy, Budi yang memberikan bantuan, dukungan dan

berjuang bersama dalam mencapai cita – cita


(5)

(6)

(7)

vii ABSTRAK

Gisza Priska Amalia. 2013. Efektivitas Pembelajaran Topik Sudut Garis dan Bidang dengan Menggunakan Program Cabri 3D Dibandingkan dengan Pembelajaran Konvensional Ditinjau dari Hasil Belajar Siswa. Program Studi Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui efektivitas pembelajaran dan mengetahui perbedaan hasil belajar dilihat dari cara menggambar siswa dengan pembelajaran menggunakan Program Cabri 3D dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, kaitannya untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sudut antara garis dan bidang pada kubus dan limas. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Magelang tahun ajaran 2012/2013. Subyek penelitian adalah siswa kelas X.1 dan X.2 yang memiliki kemampuan dalam bidang akademis yang sama dan layak untuk dibandingkan.

Pembelajaran konvensional dilakukan di X.1 dan Progran Cabri 3D di kelas X.2. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif-deskriptif dan kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi langsung di kelas, hasil tes evaluasi siswa, kuisoner, wawancara dengan siswa dan guru, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar kelas X.2 yang menggunakan Program Cabri 3D lebih tinggi dibandingkan dengan kelas X.1. Berdasarkan hasil kedua pembelajaran yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan Cabri 3D efektif dalam membantu mengatasi siswa tentang sudut antara garis dan bidang pada bangun ruang dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Keefektifan dari proses belajar mengajar juga dapat dilihat dari kuisoner dan hasil wawancara. Hasil menggambar sudut yang dibentuk garis dan bidang antara siswa kelas X.1 dan X.2 didapat bahwa kelas X.2 dapat menggambarkan sudut yang ditanyakan dengan baik dan untuk X.1 hasil menggambar masih kurang tepat. Terlihat dari gambar yang dilukiskan pada LKS dan tes evaluasi, dikarenakan siswa sulit untuk membayangkan sudut yang seharusnya mereka gambarkan.


(8)

viii ABSTRACT

Gisza Priska Amalia. 2013. The effectiveness of Learning the Angle of Line and Field using Cabri 3D Program compared to Conventional Learning as seen from the Students’ Learning Outcomes. Mathematics Education and Science Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This study was aimed to find out the effectiveness of learning and the difference of learning outcomes as seen from the way students draw using Cabri 3D program compared to conventional learning to improve the student’s learning outcomes about the angle between line and field on cube and pyramid. This research was done in SMA Negeri 4 Magelang batch 2012/2013. The subject of this research was the tenth grade students of class X1 and X2 who have equal academic competence and are feasible to compare.

The conventional learning was applied in class X1 and The Cabri 3D Program was applied in class X2. The methods used in this research were qualitative-descriptive research and quantitative research. The data of this research was acquired through direct observation, students’ evaluation test results, questionnaire, interview with students and teacher and also some documentation.

The result showed that the learning outcomes of X.2 class that used the Cabri 3D program is higher than X.1 class. Based on the result of both studies conducted, it can be conclude that the use of Cabri 3D learning is effective in helping students learn on the angle between the line and field on geometry compare to the conventional learning. The effectiveness of the teaching-learning process can also be seen from the questionnaires and interviews. From the results of drawing the angle formed by line and field between grade X.1 and X.2, it can be found that the X.2 class can be asked to describe the angle well and for the X.1 class, the drawing results are still less precise. It is seen from the image depicted on the worksheet and test evaluation, because it is difficult for students to imagine the angle they are supposed to describe.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Atas perkenan, kemurahan dan rahmat Tuhan YME sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul : “EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN TOPIK SUDUT GARIS DAN BIDANG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM CABRI 3D DIBANDINGKAN DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA” (Studi Kasus di kelas X di SMA Negeri 4 Magelang Tahun Pelajaran 2012/2013), guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pedidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tidak lupa penulis menyampaikan ucapan secara khusus dan rasa simpati serta penghargaan yang setinggi – tingginya kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si, selaku Kepala Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Dosen Pembimbing sekaligus sebagai Ketua program Studi Pendidikan Matematika yang dengan kerelaan hati memberikan sumbangan pemikiran dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

4. Bapak – Ibu Dosen pengampu Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan pengayaan serta pendalaman ilmu kepada penulis.

5. Ibu Dra. Sri Sugiyarningsih, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Magelang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian

6. Ibu Dra. Lidwina Ari Laksmanawati selaku Guru Matematika kelas X SMA Negeri 4 Magelang yang telah membimbing dalam penelitian.


(10)

x

7. Siswa – siswi kelas X.1 dan X.2 SMA Negeri 4 Magelang yang telah bersedia menjadi subyek penelitian dan membantu dalam kelancaran penelitian.

8. Kedua orang tua penulis tercinta Drs. Gogol Baroto, M.Pd, dan Sri Suhastini yang telah memberikan dorongan semangat guna menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma ini.

9. Fransiska Oktaviani dan Christina Rinanda Yulitasari Veraningtyas yang telah membantu menjadi observer.

10. Rekan – rekan sejawat, seangkatan, senasib, sepenanggungan khususnya dari Pendidikan Matematika kelas A angkatan 2009 Universitas Sanata Dharna yang telah berjuang dalam kebersamaan guna menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma ini.

11. Semua pihak yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu demi satu yang secara langsung atau tidak telah mendukung kelancaran studi.

Dengan segala kerendahan hati, penulis tidak pernah lupa untuk senantiasa mengucapkan rasa terimakasih kepada mereka, atas segala pengorbanan serta bantuan yang telah diberikan. Mudah – mudahan amal mereka mendapat imbalan yang lebih baik dari Tuhan YME. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman.

Yogyakarta, Juli 2013 Penulis


(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6


(12)

xii

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Batasan Istilah ... 9

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Pengertian Belajar ... 11

B. Teori Belajar Piaget ... 14

C. Pengertian Pembelajaran ... 15

D. Media Pembelajaran ... 16

E. Pembelajaran Berbantu Komputer ... 17

F. Program Cabri 3D ... 19

G. Program Cabri 3D sebagai Media Pembelajaran Matematika ... 21

H. Efektivitas Pembelajaran ... 22

I. Hasil Belajar ... 23

J. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 25

K. Taksonomi Bloom ... 29

L. Materi Sudut dalam Bangun Ruang untuk Kelas X Semester 2 ... 31

M. Sudut antara Garis dan Bidang ... 31

N. Kerangka Berpikir ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36


(13)

xiii

D. Variabel Penelitian ... 38

E. Metode Pengumpulan Data ... 38

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 41

G. Uji Coba Instrumen ... 46

H. Teknik Analisis Data ... 47

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 49

BAB VI PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Penelitian ... 51

B. Penyajian Data ... 70

C. Analisis Data ... 92

BAB V PEMBAHASAN A. Peranan Cabri 3D dalam Pembelajaran ... 112

B. Hasil Belajar Siswa dengan Memanfaatkan Program Cabri 3D ... 113

C. Efektivitas Pembelajaran dengan Memanfaatkan Program Cabri 3D ... 122

D. Kelemahan Penelitian ... 125

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 126

B. Saran ... 127

DAFTAR PUSTAKA ...128


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel No . : halaman

1. Standar Kompetensi Materi Sudut dalam Dimensi Tiga ... 31

2. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Awal ... 42

3. Kisi – Kisi Tes Evaluasi ... 43

4. Lembar Pengamatan Guru ... 44

5. Lembar Pengamatan Siswa ... 45

6. Kisi – Kisi Kuisoner ... 46

7. Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Secara Kualitatif ... 48

8. Nilai Tes Kemampuan Awal ... 56

9. Daftar Nilai dan Ketuntasan Kelas X.1 ... 72

10. Daftar Nilai dan Ketuntasan Kelas X.2 ... 73

11. Alasan Siswa dalam pengisian kuisoner nomor 1 ... 75

12. Alasan Siswa dalam pengisian kuisoner nomor 2 ... 76

13. Alasan Siswa dalam pengisian kuisoner nomor 3 ... 77

14. Alasan Siswa dalam pengisian kuisoner nomor 4 ... 79

15. Alasan Siswa dalam pengisian kuisoner nomor 5 ... 80

16. Alasan Siswa dalam pengisian kuisoner nomor 6 ... 81

17. Alasan Siswa dalam pengisian kuisoner nomor 7 ... 82

18. Alasan Siswa dalam pengisian kuisoner nomor 8 ... 83

19. Alasan Siswa dalam pengisian kuisoner nomor 9 ... 84

20. Transkrip Wawancara Siswa A4 kelas X.1 ... 86


(15)

xv

22. Transkrip Wawancara Siswa A23 kelas X.1 ... 87

23. Transkrip Wawancara Siswa B13 kelas X.2 ... 88

24. Transkrip Wawancara Siswa B1 kelas X.2 ... 69

25. Transkrip Wawancara Siswa B2 kelas X.2 ... 90

26. Transkrip Wawancara Siswa B9 kelas X.2 ... 91

27. Analisis data Pengamatan ... 92

28. Deskripsi Jawaban Tes Evaluasi Soal Nomor 1... 95

29. Deskripsi Jawaban Tes Evaluasi Soal Nomor 2... 97

30. Deskripsi Jawaban Tes Evaluasi Soal Nomor 3... 98

31. Deskripsi Jawaban Tes Evaluasi Soal Nomor 4... 100

32. Deskripsi Jawaban Tes Evaluasi Soal Nomor 5... 102

33. Garis besar analisis kuisoner ... 105

34. Garis besar hasil wawancara ... 105


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar No. : halaman

1. Tampilan awal Cabri 3D ... 20

2. Tampilan Toolbar pada . Cabri 3D ... 21

3. Proses menentukan sudut antara garis g dengan bidang α ... 32

4. Sudut antara garis BH dengan bidang ABCD pada kubus... 33

5. Sudut antara garis TB dengan bidang ABCD pada limas ... 33

6. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS ... 62

7. Hasil diskusi kelompok dalam mengerjakan LKS ... 62

8. Garis yang terletak pada bidang ... 64

9. Garis yang tegak lurus dengan bidang ... 64

10. Garis yang tidak tegak lurus dengan bidang ... 64

11. Sudut antara garis yang tegak lurus dengan bidang ... 65

12. Sudut antara garis yang tidak tegak lurus (condong) dengan bidang ... 65

13. Garis yang terletak pada bidang dalam sebuah kubus ... 66

14. Sudut yang dibentuk antara garis HB dengan bidang ABCD ... 67

15. Garis TB dengan bidang ABCD pada limas segiempat ... 68

16. Sudut yang terbentuk antara Garis TB dengan bidang ABCD pada limas segiempat ... 68

17. Hasil diskusi kelompok dalam mengerjakan LKS ... 70

18. Kesalahan siswa pada dalam menggambarkan sudut antara garis AE dengan bidang AFH ... 118


(17)

xvii

19. Gambar dengan program Cabri 3D sudut antara garis AE

dengan bidang AFH ... 118 20. Kesalahan siswa dalam menggambarkan sudut antara garis TC

dengan bidang ABCD ... 119 21. Gambar dengan program Cabri 3D sudut antara garis TC

dengan bidang ABCD ... 119 22. Kesalahan siswa dalam menggambarkan sudut antara garis EC

dengan bidang BCGF ... 119 23. Gambar dengan program Cabri 3D sudut antara garis EC d


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

LAMPIRAN A

Lampiran A.1 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 132

Lampiran A.2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 138

Lampiran A.3 Lembar Kerja Siswa ... 143

Lampiran A.4 Kunci Lembar Kerja Siswa ... 145

Lampiran A.5 Soal Tes Evaluasi ... 150

Lampiran A.6 Kunci Jawaban Tes Evaluasi ... 151

Lampiran A.7 Rubrik Penilaian Tes Evaluasi ... 154

Lampiran A.8 Kuisoner ... 159

LAMPIRAN B Lampiran B.1 Hasil Tes Evaluasi Siswa Kelas X.1 ... 163

Lampiran B.2 Hasil Tes Evaluasi Siswa Kelas X.2 ... 171

Lampiran B.3 Lembar pengamatan Guru di Kelas X.1 ... 177

Lampiran B.4 Lembar pengamatan Guru di Kelas X.2 ... 181

Lampiran B.5 Lembar pengamatan Siswa Kelas X.1 ... 185

Lampiran B.6 Lembar pengamatan Siswa Kelas X.2 ... 187

Lampiran B.7 Hasil Kuisoner ... 189


(19)

xix

Lampiran B.9 Foto Penelitian di Kelas X.2 ... 198

Lampiran B.10 Surat Izin Melaksanakan Penelitian ... 199


(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Sedangkan kualitas sumber daya manusia salah satunya bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Apalagi di zaman yang sudah maju sekarang ini, tentunya bangsa Indonesia harus dapat bersaing dengan bangsa lain, terutama dalam hal pendidaikan.

Salah satunya adalah pendidikan matematika. Pendidikan Matematika merupakan pendidikan yang memiliki peranan besar dalam kehidupan manusia. Matematika adalah mata pelajaran yang selalu ada di setiap jenjang pendidikan tidak hanya di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi bahkan sejak Play Group sudah diterapkan. Akan tetapi, pelajaran matematika sekarang ini cukup tidak disenangi oleh sebagian besar siswa, dan bahkan menjadikan pelajaran matematika sebagai pelajaran paling menakutkan. Kemungkinan diakibatkan oleh pelajaran matematika yang berkaitan dengan banyak simbol dan berbagai bentuk yang cukup rumit dan abstrak.

Pembelajaran matematika yang biasanya dilakukan oleh seorang guru kiranya kurang variatif. Guru hanya menjadi sumber informasi yang sekedar mengajarkan lewat sebuah buku paket, atau ceramah menceritakan isi pelajaran.


(21)

Sedangkan siswa hanya sebagai obyek yang pasif, dimana mereka hanya menghafal, menyalin dan menerima begitu saja apa yang diberikan oleh guru saat pembelajaran berlangsung. Hal ini tidaklah mudah dipahami oleh para siswa, walaupun tidak dipungkiri masih ada juga siswa yang memahami. Siswa memiliki keterbatasan dalam memahami sesuatu, ini tergantung dengan individu setiap siswa. Perbedaan yang terjadi diantara siswa, sebaiknya dapat dijadikan motivasi oleh guru dalam melakukan pembelajaran dengan lebih baik dan kreatif, sehigga dapat memperkecil perbedaan tersebut.

Menurut Jonhson dan Myklebust dalam Mulyono Abdurrahman (1999 : 252) matematika adalah bahasa simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan – hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Salah satu cabang dari matematika adalah geometri. Geometri adalah salah satu dari sekian banyak cabang matematika. Geometri adalah ilmu yang mempelajari titik, garis, bidang, benda – benda ruang, dan juga mempelajari sifat, ukuran dan hubungan titik, garis, bidang dan bangun ruang satu sama lainnya. Dalam mempelajari materi dimensi tiga atau bangun ruang, siswa tentunya sudah memiliki pengalaman dalam kehidupannya masing – masing. Dalam mengenali bentuk, ada siswa yang mampu dan ada yang kurang mampu dalam memvisualisasikan sebuah gambar. Kesulitan ini dikarenakan pada pembelajaran dimensi tiga atau bangun ruang membutuhkan imajinasi dari siswa, sehingga tidak heran bila siswa sering mengalami kebingungan. Akan tetapi, apabila siswa dapat memvisualisasikan


(22)

3

gambar, maka siswa akan dapat mengoperasikan bilangan - bilangan ke dalam rumus.

Menurut Lerner (1981 : 357) ada beberapa karakteristik siswa berkesulitan dalam belajar matematika, yaitu (1) adanya gangguan dalam hubungan keruangan, (2) abnormalitas persepsi visual, (3) asosiasi visual-motor, (4) kesulitan mengenal dan memahami simbol, (5) kesulitan dalam bahasa dan membaca, dan (6) Performance IQ jauh lebih rendah dari pada sekor Verbal IQ.

Gangguan yang terjadi pada siswa dalam belajar tentang dimensi tiga ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka. Karena gangguan terhadap keruangan, membuat siswa susah untuk memahami maksud soal yang diberikan. Apabila pemahaman siswa dapat ditingkatkan, maka akan meningkatkan hasil belajar.

Di zaman yang sudah maju, terciptalah berbagai teknologi – teknologi canggih. Dan dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) maka akan dapat mencetak manusia dengan sumber daya manusia yang baik. Karena kemajuan (TIK) memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia. Salah satunya mempengaruhi pola belajar pelajar di Indonesia. Saat ini kebanyakan pelajar menggunakan kemajuan (TIK) dalam mencari informasi dan menggunakannya pula untuk salah satu media belajar. Ditambah lagi dengan banyaknya program atau software yang telah ada di dalam komputer. Maka, salah satu pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru dalam hal melakukan pembelajaran dengan lebih baik dan kreatif adalah dengan menggunakan sebuah media didalam pembelajaran.


(23)

Guru bukan satu – satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar mengajar sangatlah penting. Salah satunya adalah penggunaan media dalam pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat membantu guru dalam mengatasi keterbatasan gambar didalam buku dan papan tulis. Karena buku dan papan tulis memiliki keterbatasan dalam memperlihatkan sebuah gambar pada dimensi tiga. Sehingga, terkadang siswa harus menggunakan daya imajinasinya untuk dapat memahami materi dimensi tiga tersebut. Dan, seperti yang dijelaskan peneliti sebelumnya bahwa masing – masing siswa memiliki keterbahatasan dalam memahami sesuatu, seperti gambar dimensi tiga.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan di SMA Negeri 4 Magelang, peneliti mendapatkan hasil bahwa di sekolah ini pembelajaran matematika masih dilakukan dengan pembelajaran konvensional. Pembelajaran yang berlangsung dengan guru memulai menjelaskan materi, selanjutnya memberikan soal latihan dan melakukan pembahasan. Siswa memang tidak begitu ramai saat guru menjelaskan materi, hanya terkadang siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa juga cenderung takut dan malu untuk bertanya kepada guru. Hal ini mempengaruhi hasil belajar siswa, karena ada beberapa siswa yang masih sulit untuk memahami materi yang diajarkan oleh guru dan pelajaran matematika sendiri adalah materi yang sulit dipahami siswa. Pembelajaran matematika sebelumnya juga belum pernah menggunakan media pembelajaran komputer atau multimedia, maka peneliti menawarkan kepada guru untuk melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan program Cabri 3D pada materi


(24)

5

bangun ruang khususnya sudut antara garis dan bidang di kelas X. Guru melihat program yang akan digunakan oleh peneliti, guru tertarik dan menyetujui untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan program Cabri 3D.

Peneliti memilih program Cabri 3D karena merupakan program yang dirancang untuk dapat mempermudah dalam mempelajari geometri dengan lebih nyata. Dengan bantuan program Cabri 3D, masalah kurangnya siswa dalam memvisualisasikan sebuah gambar tersebut dapat diatasi. Cabri 3D dapat menampilkan animasi dari bidang datar dan bangun ruang dengan lebih akurat. Kemudian gambar dapat digeser dan diputar sehingga dapat melihat bentuk bangun ruang dari berbagai arah. Cabri 3D juga menjawab keterbatasan sudut pandang siswa terhadap dimensi tiga, karena program ini dapat memunculkan bangun ruang lebih detail dengan sudut yang sulit untuk dibayangkan oleh siswa. Sehingga pembelajaran geometri khususnya bangun ruang dengan program Cabri 3D akan tampak lebih real atau nyata.

B. Identifikasi Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang penulis sampaikan di atas, maka ada beberapa masalah yang menyertainya, yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Kualiatas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.


(25)

2. Proses pembelajaran matematika di SMA pada umumnya belum variatif dan masih menggunakan metode yang konvensional.

3. Masih lemahnya pemahaman konsep soal yang didalamnya menggunakan gambar maupun yang tanpa gambar.

4. Untuk mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, diperlukan adanya pembaharuan terhadap metode pembelajaran yang lebih inovatif.

5. Adanya keterbatasan sudut pandang siswa terhadap dimensi tiga atau bangun ruang.

6. Pentingnya inovasi dalam pembelajaran dengan penggunaan program Cabri 3D.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang dituliskan di atas maka perlu dibatasi ruang lingkupnya, hal ini dimaksudkan agar dalam penelitian lebih fokus pada sasaran yang dikehendaki. Karena itu didalam penelitian, kami membatasi pada :

1. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian yang dipakai adalah siswa kelas X.1 dan X.2 di SMA N 4 Magelang, Tahun pelajaran 2012/2013.

2. Obyek Penelitian

a. Pembelajaran pada pokok bahasan sudut antara garis dan bidang pada bangun ruang kubus dan limas tanpa menggunakan program Cabri 3D atau dengan pembelajaran konvensional.


(26)

7

b. Pembelajaran pada pokok bahasan sudut antara garis dan bidang pada bangun ruang kubus dan limas dengan menggunakan program Cabri 3D.

3. Hasil belajar dilihat dari hasil tes evaluasi antara pembelajaran di kelas konvensional dan dengan program Cabri 3D.

D. Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka dapat diajukan beberapa rumusan sebagai berikut :

1. Apakah pembelajaran sudut antara garis dan bidang pada bangun ruang kubus dan limas dengan penggunaan program Cabri 3D lebih efektif bila dibandingkan dengan pembelajaran yang konvensional?

2. Apakah terdapat adanya perbedaan hasil belajar siswa dilihat dari cara menggambar antara pembelajaran yang dilakukan dengan program Cabri 3D dengan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan sudut antara garis dan bidang pada bangun ruang kubus dan limas?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui keefektivan program Cabri3D dalam pembelajaran sudut antara garis dan bidang pada bangun ruang kubus dan limas di SMA.


(27)

2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan dan peningkatan pemahaman dalam hal menggambar siswa kelas X dengan pembelajaran yang dilakukan dengan program Cabri 3D dan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan sudut antara garis dan bidang pada bangun ruang kubus dan limas.

F. Manfaat penelitian

Adapun maanfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap sudut antara garis dan bidang pada bangun ruang kubus dan limas.

2. Dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa.

3. Dapat memberikan informasi kepada guru matematika sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam mempelajari bangun ruang.

4. Dapat memberikan gambaran kepada peneliti mengenai pengaruh program Cabri 3D dalam pembelajaran matematika khususnya materi bangun ruang.

5. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian yang sejenis.


(28)

9

G. Batasan Istilah

Peneliti merasa perlu untuk memberikan penagasan istilah – istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Efektivitas

Efektivitas mengacu pada proses dan hasil. Suatu strategi adalah efektif, apabila dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, dan mereka berhasil mencapaikan (Kartika Budi, 2001 : 48).

2. Program atau Software

Program merupakan hal utama yang harus ada pada komputer kita karena software adalah perangkat lunak berupa program-program yang digunakan untuk menjalankan petunjuk atau perintah-perintah saat menjalankan komputer. Macam dan jenis software juga berbeda-beda, mulai dari software untuk menulis atau untuk mengolah data, software untuk menggambar, software untuk bermain game, dll. (Binanto, 2009 : 1) 3. Pembelajaran Konvensional

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991 : 523) konvensional artinya kebiasaan atau tradisional. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh dan terpusat pada guru.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. (Mulyono Abdurrahman, 2002 : 37 ).


(29)

5. Sudut

Sudut terbentuk dari dua garis yang memiliki titik akhir yang sama. Dua garis dikatakan kaki sudut, titik – titik ujung adalah puncak. (Travors, 1987)


(30)

11 BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

Pada bab ini akan menguraikan tentang landasan teori hingga perumusan hipotesis terhadap masalah yang diteliti. Landasan teori akan menjelaskan secara rinci mengenai pengertian belajar, pengertian pembelajaran, media pembelajaran, pembelajaran berbantu komputer, program Cabri 3D, program Cabri 3D sebagai media pembelajaran matematika, efektivitas, faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar, hasil belajar, taksonomi bloom, sudut antara garis dan bidang pada bangun ruang kubus dan limas, kerangka berfikir, dan hipotesis.

A. Pengertian Belajar

Bagi seorang pelajar, belajar adalah suatu kewajiban. Belajar adalah sebuah kata yang penuh makna, karena dengan belajar maka kehidupan manusia akan baik dan berkembang. Belajar tidak semata – mata hanya berada di sekolah saja, melainkan diluar sekolah dan dari kehidupan sehari – hari yang berlangsung. Hakikat proses belajar, belajar merupakan suatu proses dari seseorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar. Paragraf berikut adalah kutipan pendapat dari beberapa ahli dibidang pendidikan tentang pebgertian belajar.

Menurut W.S Winkel (2007 : 59 ) Belajar adalah suatu aktivitas fisik dan mental yang berlangsung interaktif aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan


(31)

perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relative konstan dan berbekas.

Menurut Irwanto (1997:105) Belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut Mudzakir (1997:34) Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

Cronbach dalam Syaiful Djamarah (2011 : 13) mengatakan Learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Menurut Slameto (2010 : 11) Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman menurut Gage dan Berliner dalam Hamzah (2010 : 138).

Menurut Gagne dalam Slameto (2010 : 14-15) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Selanjutnya Gagne mengelompokan belajar menjadi lima, yaitu :


(32)

1. Belajar responden, yaitu suatu respon/aksi yang ditimbulkan oleh suatu stimulus/rangasangan yang telah diketahui.

2. Belajar asosiasi dekat (contiguous) antara suatu stimulus dengan respon yang dapat menghasilkan suatu perubahan perilaku.

3. Belajar operant, adalah belajar akibat penguatan sebagai perilaku yang diharapkan timbul secara spontan.

4. Belajar observasional, konsep belajar ini diperlihatkan bahwa orang dapat belajar dengan mengamati orang lain dan melakukan apa yang akan dipelajari.

5. Belajar kognitif, yaitu belajar yang menyangkut berpikir dengan logika induktif dan deduktif.

Menurut Howar L. Kingskey dalam Syaiful Djamarah (2011 : 13) : Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originate or changed through practice or training. Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan melalui praktik dan latihan.

Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Moh. Surya (1997)

Dari pendapat beberapa para ahli diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut : Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh adanya perubahan dalam diri seseorang sebagai hasil dari


(33)

latihan dan pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan, berawal dari belum mampu hingga menjadi mampu, perubahan dalam tingkah laku, sikap, ilmu pengetahuan dan keterampilan.

B. Teori Belajar Piaget

Berdasarkan hasil penelitiannya, Piaget mengemukakan bahwa ada empat tahap perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronologis (menurut usia) yaitu :

1. Tahap Sensori Motor (anak dari lahir sampai umur sekitar 2 tahun)

Pengalaman diperoleh melalui perbuatan fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indera).

2. Tahap Pra Operasi (anak umur 2-7 tahun)

Menurut Mairer (Suherman, 2001 : 40) tahap pra operasi adalah tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi konkrit, yaitu berupa tindakan – tindakan kognitif seperti mengklasifikasikan sekelompok objek, menata letak benda – benda menurut urutan tertentu, dan membilang.

3. Tahap Operasi Konkrit (anak umur 7-11 tahun)

Pada tahap ini, anak telah memahami operasi logis dengan bantuan benda – benda konkrit. Anak sudah mampu mengelompokkan benda, mengikat definisi walaupun belum tepat, tetapi belum mampu menguasai simbol verbal serta ide – ide abstrak.


(34)

4. Tahap Operasional Formal (anak umur 11 tahun keatas)

Tahap operasi formal merupakan tahap akhir dari perkembangan kognitif secara kualitas. Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal – hal yang abstrak.penggunaan benda – benda konkrit tidak diperlukan lagi.

Tahap perkembangan yang disebutkan oleh Piaget ini merupakan hasil penelitiannya terhadap anak – anak di Rusia, sedangkan di Indonesia anak – anak masih bias dilakukan seperti tahap yang disebutkan Piaget, maka dari itu untuk anak kelas X masih harus menggunakan media untuk membantu siswa dalam belajar.

C. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan istilah dari belajar - mengajar atau lebih dikenal oleh guru sebagai Proses Belajar Mengajar (PBM) atau Kegiatan belajar mengajar (KBM). Banyak sekali definisi tentang pembelajaran yang disampaikan oleh para ahli pendidikan. Paragraf berikut adalah beberapa pendapat para ahli tentang definisi pembelajaran.

Pembelajaran adalah kegiatan mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa yang mendorong dan menumbuhkan minat siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Menurut Nana Sudjana dalam Siti Fatimah (2005 : 20). Ini berarti bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru mulai dari mempersiapkan materi, memilih model


(35)

pembelajaran yang menarik, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dalam pembelajaran yang mampu mendorong agar minat belajar siswa tumbuh.

Menurut Bambang Warsita (2008 : 85) pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik.

Dimyati dan Mudjiono (2006 : 297) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada. Baik potensi yang bersumber dari siswa itu sendiri, seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki. Termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar siswa seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar

D. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Syaiful Bahri Djamarah (2010).

Gagne dan Briggs (1975) dalam Cecep Kustadi secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk


(36)

menyampaikan isi materi pembelajaran, yang terdiri dari antara lain, buku, tape recorder, kaset, video camera, film, slide, foto, gambar, komputer.

Menurut Rossi dan Breidle (1966) dalam Wina Sanjaya mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan.

Beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah pembelajaran dengan menggunakan sebuah alat bantu, misalnya saja komputer, untuk mempermudah dan mengaktifkan proses pembelajaran serta membuat proses pembelajara menjadi menarik dan memotivasi siswa, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan..

Berikut ini merupakan tujuan penggunaan media pembelajaran yang dituliskan oleh Cecep Kustadi dan Bambang Sutjipto (2011) dalam buku Media Pembelajaran :

1. Mempermudah proses belajar mengajar, 2. Meningkatkan efisieansi belajar mengajar,

3. Menjaga relevansi (hubungan) dengan tujuan belajar, 4. Membantu konsentrasi peserta didik.

E. Pembelajaran Berbantu Komputer

Pada era globalisasi saat ini terjadi perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang berlangsung sekarang setidaknya menghadapi berbagai tantangan. Tantangan pertama berasal dari adanya perubahan pandangan terhadap belajar itu sendiri.


(37)

Pembelajaran Berbantu Komputer (PBK) diterjemahkan dari CAI (Computer-Assisted Instruction), merupakan pembelajaran melalui komputer yaitu komputer yang difungsikan sebagai media pembelajaran di kelas atau di rumah dimana siswa berinteraksi dengan komputer.

Pembelajaran berbantu komputer bisa memberikan nilai – nilai positif seperti : (1) melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan dan keterlibatan dalam proses ini membantu melancarkan pembelajaran, (2) siswa bisa meneruskan pelajaran sesuai dengan tingkat kecepatan dan kemajuan belajar sendiri yang memberi peluang untuk maju, baik mereka yang lambat maupun yang cepat (cemerlang), (3) penguatan (reinforcement) yang dalam teori belajar merupakan salah satu faktor yang mendukung pembelajaran yang efektif, dapat ditampilan dengan segera dan sistematis, (4) pengajaran remedi atau pengulangan bagi siswa yang belum mencapai prestasi yang memadai misalnya, Pembelajaran Berbantu Komputer untuk mengejar ketinggalannya dengan belajar dan bekerja sendiri.

Pembelajaran Berbantu Komputer dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar, dan juga dapat memudahkan siswa dalam belajar. Pemaparan konsep yang jelas dan tampilan yang menarik merupakan hal pokok dalam Pembelajaran Berbantu Komputer. Penggunaan bahasa yang baik, penggunaan ilustrasi yang jelas dan detail juga termasuk syarat mutlak dalam pengembangan PBK.

Tujuan umum pembelajaran berbantu komputer adalah bagaimana program komputer digunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi


(38)

dalam pembelajaran. Dengan berbagai fitur (seperti : teks, suara, gambar, video dan animasi).

F. Program Cabri 3D

Cabri 3D merupakan suatu sistem komputer (program) untuk matematika dan fisika, khususnya dalam materi geometri. Program ini sudah banyak digunakan kalangan peserta didik dan pendidik. Cabri 3D mempunyai fasilitas untuk menvisualisasikan fungsi atau persamaan matematik, dengan melukiskan grafiknya baik untuk dimensi dua maupun dimensi tiga.

Beberapa kelebihan dari penggunaan Cabri 3D dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :

1. Program mempunyai perintah pengerjaan matematika yang luas,

2. Mempunyai fasilitas pengerjaan yang baik dalam dimensi dua dan dimensi tiga,

3. Bahasa pemrogramannya memudahkan pemahaman konsep peserta didik, dan

4. Hasil pengerjaannya lebih baik dibandingkan software autograph dan maple.

Berikut kelemahan dari penggunaan Cabri 3D dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut : Hasil pengukurannya kurang akurat karena menggunakan angka desimal serta kemampuan keaslian dan kepekaannya masih kurang baik.


(39)

Tampilan layar awal cabri 3D bisa dilihat pada Gambar 1. Tampilan awal Cabri 3D, pada Menubar terdapat menu File, Edit, Display, Document, Window, dan Help. Selain Menubar terdapat Toolbar yang terdiri dari Manipulation, Point, Curves, Surface, Relative Constructions, Transformation, Regular Polygons, dan Measurement.

Gambar 1. Tampilan awal Cabri 3D

Ada fungsi dari Toolbar adalah sebagai berikut,

a. Manipulation, untuk memilih dan menggerakkan objek. b. Point, untuk membuat titik.

c. Curve, untuk membuat garis. d. Surface, untuk membuat bidang.

e. Relative Constructions, untuk membuat vektor. f. Transformation, untuk mentransform objek.

g. Regular Polygons, untuk membuat polygon.


(40)

Gambar 2. Tampilan Toolbar pada Cabri 3D

G. Program Cabri 3D sebagai Media Pembelajaran Matematika

Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan karena akan dibutuhkan kapan dan dimana pun setiap individu tersebut berada. Saat ini pendidikan di Indonesia masih berada di level bawah dibandingkan dengan negara – negara tetangga. Untuk itu kita memerlukan suatu terobosan baru guna memajukan pendidikan di Indonesia ini, salah satunya dengan memanfaatkan model pembelajaran audio visual / menggunakan aplikasi teknologi. Contoh aplikasi teknologi yang digunkan yaitu software atau program autograph, Cabri 3D dan maple dalam pembelajaran geometri. Software atau program tersebut dapat melatih siswa untuk berpikir logis, bekerja lebih sistematis dan juga dapat menambah kreatifitas siswa. http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/

Menurut pendapat Guven dan Kosa (2008) pada tulisannya yang berjudul “The Effect of Dynamic Geometry Software on Student Mathematic Teacher’s Spasial Visualization Skills” dari jurnal Cabri 3D mengungkapkan bahwa penyajian informasi tiga dimensi dalam format dua dimensi pada papan tulis dalam pelajaran geometri tradisional di Turki. Merupakan salah satu alasan skor


(41)

ketrampilan spasial siswa rendah. Ini disebabkan karena keterbatasan siswa yang tidak memiliki kesempatan untuk membuat dan memanipulasi model tiga dimensi yang memiliki peran visi dalam mengembangkan keterampilan spasial siswa terhadap model tiga dimensi. Untuk menghapus keterbatasan tersebut menurut Guven dan Kosa salah satunya kemampuan yang dimiliki oleh perangkat lunak Cabri 3D.

Kemudian menurut Anthony (2006 : 7) pada tulisannya “Designing a teacher Unit in Cabri 3D Environment for Concepts Figures in Hong Kong Secondary Mathematics Curiculum”. Yang diambil dari Jurnal Cabri 3D mengatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa Cabri 3D memiliki dasar – dasar yang kuat dan berpotensi mendidik dalam mengajar dan belajar geometri 3D. Akan sangat bermanfaat untuk dipelajari bahwa dengan mengubah sudut pandang dan menggerakan benda di ruang animasi dapat memfasilitasi sudut pandang siswa tentang arti gambar 2D pada bangun 3D dan konsep – konsep dalam ruang 3D.

H. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas mengacu pada proses dan hasil. Suatu strategi adalah efektif, apabila dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, dan mereka berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan (Kartika Budi, 2001 : 48).

Dalam kamus bahasa Indonesia, efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti memiliki efek, pengaruh, atau akibat. Efektif juga dapat diartikan sebagai memberikan hasil yang memuaskan.


(42)

Sedangkan menurut (Purwadarminta, 1994:32) Di dalam pengajaran efektivitas berkenaan dengan pencapaian tujuan, dengan demikian analisis tujuan merupakan kegiatan pertama dalam perencanaan pengajaran.

Hasil belajar perlu dievaluasi untuk melihat apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah pembelajaran berlangsung efektif untuk mencapai tujuan (Purwanto, 2009 : 47).

Efektifitas pembelajaran dalam hal ini dinilai secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif dapat dilihat dari hasil belajar siswa apakah terjadi peningkatan atau tidak, apabila terjadi peningkatan maka dapat dikatakan efektif. Dan untuk secara kualitatif dapat dilihat dari bagaimana siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan peran serta keikutsertaannya di dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.

I. Hasil Belajar

Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. (Wina Sanjaya, 2010)

Hakikat proses belajar, belajar merupakan suatu proses dari seseorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar. Hasil belajar ini adalah suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

Bloom bersama kawan – kawan dalam Arikunto Sumarsini (1999) mengemukakan tiga ranah atau aspek hasil belajar, yaitu :


(43)

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual.

Ranah kognitif terdiri dari enam aspek, yaitu mengenal dan mengingat kembali, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2. Ranah Afektif

Ranah afektif merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.

3. Ranah Psikomotorik

Prestasi belajar ranah psikomotorik menunjukan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinat syaraf.

Dalam penelitian ini, hasil belajar akan diukur dengan indikator hasil belajar pada ranah kognitif. Hasil belajar pada ranah kognitif ini dapat dilihat dari hasil tes yang diberikan oleh peneliti di akhir pembelajaran tentang dimensi tiga yaitu sudut antara garis dan bidang. Dari hasil tes tersebut akan diketahui sejauh mana siswa menguasai tentang materi sudut antara garis dan bidang dan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi sudut antara garis dan bidang yang telah diajarkan. Selain itu, juga dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menentukan sudut antara garis dan bidang dalam bangun ruang.


(44)

J. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri dan yang datang dari luar siswa atau lingkungan. Faktor dalam diri siswa terutama menyangkut kemampuan yang dimiliki siswa. Faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang akan dicapai.

Clark dan Nana sudjana (2001:39) dalam Kosasih mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.

Dalam upaya memperjelas apa yang diuraikan di atas, Noehl Nasution dan kawan – kawan (1993 : 3) dalam Syaiful Bahri mengemukakan berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut secara lebih luas, yaitu :

1. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan seorang anak atau siswa. Dalam lingkunganlah anak atau siswa hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Selama hidup, seorang anak tidak bisa menghindari diri dari lingkungan alami dan sosial budaya. Keduannya merupakan pengaruh yang cukup signifikan terhadap belajar seorang anak di sekolah.

Lingkungan yang kurang baik maka akan mengganggu anak dalam belajar, namun apabila lingkungan belajar baik, maka dapat membantu anak untuk dapat berkonsentrasi dengan baik.


(45)

2. Faktor Instrumental

Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Dan pencapaian itu memerlukan seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk. Seperti kurikulum, program sekolah, sarana dan prasarana, serta guru. Kurikulum ini dapat dipakai guru dalam merencanakan program pengajaran. Kemudian ada program sekolah, program sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Sarana dan prasarana yang tersedia harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya agar dapat berdaya guna dan berhasil bagi kemajuan belajar anak atau siswa disekolah.Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan, kehadiran guru didalam kelas sangat diperlukan. Apabila didalam kelas hanya terdapat seorang siswa tanpa adanya guru maka tidak akan ada proses belajar mengajar. Guru yang professional lebih mengedepankan kualitas pengajaran dari pada materiil oriented.

3. Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak – anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya dibawah anak – anak yang tidak kekurangan gizi, mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran. Noehi Nasution,dkk (1993 : 6).


(46)

4. Kondisi Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Belajar bukan berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor luar yang sebelumnya dijelasnkan diatas dan faktor dari dalam. Meskipun faktor luar mendukung, tetapi faktor psikologis tidak mendukung maka faktor luar akan kurang signifikan. Kondisi psikologis ini meliputi kecerdasan, minat, bakat, motivasi.

a. Kecerdasan

Kecerdasan menurut Slameto (1995 : 56) Kecerdasan yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.

Kecerdasan menurut Kartono (1995 : 1) adalah salah satu aspek dtingkat kecerdasan an sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang siswa mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan, kecerdasan tinggi maupun rendah sangat penting bagi siswa dalam belajar.

b. Minat

Minat menurut Winkel (1996 : 24) Kecenderungan yang menetap pada subjek untuk merasa tertarik pada bidang / hal tertentu yang merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.


(47)

Menurut Sardiman (1992 : 76) Suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri – ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan – keinginan atau kebutuhan – kebutuhannya sendiri.

Menurut Slameto (1995 : 57) Kecenderungan yang akan tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.

Dari beberapa pendapat yang dituliskan penulis, jelas bahwa minat berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa. Dan apabila siswa minat terhadap suatu pelajaran, maka pelajaran yang diminatinya tersebut akan mudah untuk siswa tersebut pelajari dibandingkan pelajaran yang tidak diminati oleh siswa.

c. Bakat

Menurut Noehi Nasution dalam Djamarah (2011 : 192) Bakat merupakan Faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada yang membantah , bahwa belajar pada bidang yang sesai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu.

d. Motivasi

Menurut Noehi Nasution dalam Djamarah (2011 : 193 ) Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisisi


(48)

psikologis yang mendorong seorang untuk belajar. Penemuan – penemuan penelitian menunjukan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah.

e. Kemampuan kognitif

Dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau atau berdasarkan kesempatan yang diperoleh di masa lampau.

K. Taksonomi Bloom

Dalam taksonomi pendidikan, tujuan diklasifikasikan. Rumusan tujuan berisi satu kata kerja dan kata benda, kata kerjanya mendeskripsikan proses kognitif yang diharapkan dan kata bendanya jamak mendeskripsikan pengetahuan yang diharapkan, dikuasai atau dikonstruk oleh siswa.

Taksonomi Bloom hanya memiliki satu dimensi, sedangkan untuk Taksonomi revisi memiliki dua dimensi, yaitu proses kognitif dan pengetahuan. Interelasi antara keduannya disebut Taksonomi. Dalam buku Anderson (2010 : 7).

Dimensi proses kognitif (bagaimana siswa berfikir tentang apa yang mereka ketahui ketika terlibat aktif dalam pembelajaran) dalam Anderson (2010 : 99), yaitu :

1. Mengingat

Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang dibutuhkan ini boleh jadi pengetahuan


(49)

faktual, konseptual, prosedural atau metakognitif, atau kombinasi dari beberapa pengetahuan ini.

2. Memahami

Siswa dikatakan memahami apabila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan – pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku atau layar komputer/ 3. Mengaplikasikan

Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur – prosedur tertentu untuk menyelesaikan masalah.

4. Menganalisis

Menganalisis melibatkan proses memecah – mecah materi jadi bagian – bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya.

5. Mengevaluasi

Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar.

6. Mencipta

Mencipta melibatkan proses – proses menyusun elemen – elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Mencipta adalah membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada.


(50)

L. Materi Sudut dalam Bangun Ruang untuk kelas X semester 2

Materi sudut dalam bangun ruang ini merupakan materi kelas X di semester 2. Kompetensi yang ingin dicapai dalam materi ini berdasarkan pada silabus dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan) kelas X SMA. Berikut dibawah ini dijelaskan standar kompetensi materi sudut dalam ruang dimensi tiga.

Tabel 1. Standar Kompetensi Materi Sudut dalam Dimensi Tiga

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok

6.3 Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga.

- Menentukan besar sudut

antara dua garis, besar sudut antara garis dan bidang, dan besar sudut antara dua bidang dalam ruang

Sudut – sudut dalam ruang

M. Sudut antara Garis dan Bidang

Definisi sudut adalah sudut terbentuk dari dua garis yang memiliki titik akhir yang sama. Dua garis dikatakan kaki sudut, titik – titik ujung adalah puncak.

Sudut terbentuk dari ruas garis AB. Letakkan jangka disalah satu ujungnya, misalkan A. Buatlah sembarang busur dari titik B, kemudian tentukan titik yang diinginkan, misal B’. Hubungkan titik A dengan titik B’. Gunakan busur sebagai garis ukuran dengan kedua ujung diberi anak panah. Gunakan ujung sudut sebagai pusatnya.

Sudut – sudut dalam ruang dapat dibentuk oleh dua unsur ruang, yaitu garis dan garis, garis dan bidang, bidang dan bidang.


(51)

Kedudukan antara garis dan bidang dalam ruang kemungkinannya adalah garis terletak pada bidang, garis sejajar bidang, dan garis memotong atau menembus bidang.

Jika sebuah garis memotong atau menembus bidang, maka terdapat ukuran sudut yang dibentuk oleh garis dua bidang itu. Misalkan bahwa garis g memotong

bidang α di titik tembus P. sudut antara g dan bidang α yang berpotongan dapat

ditentukan melalui langkah – langkah berikut : 1. Ambil sembarang titik Q pada garis g

2. Melalui titik Q, buatlah garis h yang tegak lurus terhadap bidang α.

Garis h ini menembus bidang α di titik Q’.

3. Sudut QPQ’ ditetapkan sebagai ukuran besar sudut antara garis g dan

bidang α yang berpotongan.

Proses menentukan sudut antara garis g dan bidang α yang berpotongan itu dapat divisualisasikan dengan gambar ruang sebagaimana diperlihatkan pada gambar 3.

Gambar 3. Proses menentukan sudut antara garis g dengan bidang α

Sebagai contoh aplikasi bagaimana cara menentukan ukuran sudut ruang yang dibentuk oleh garis dan bidang yang berpotongan.

h

α

Q’ g’

P g Q


(52)

Kubus ABCD.EFGH pada gambar 4, garis diagonal ruang BH memotong bidang alas ABCD. Sudut antara garis BH dengan bidang alas ABCD atau ∟(BH, bidang ABCD) ditentukan oleh sudut yang dibentuk oleh garis BH dan garis BD

(yaitu ∟DBH), sebab garis BD merupakan proyeksi dari garis BH pada bidang alas ABCD.

Gambar 4. Sudut antara garis BH dengan bidang ABCD pada kubus

Limas segi empat beraturan T.ABCD pada gambar 5, rusuk sisi TB memotong bidang alas ABCD. Sudut antara garis TB dengan bidang alas ABCD atau ∟ (TB, bidang ABCD) ditentukan oleh sudut yang dibentuk oleh garis TB dan garis BO (yaitu ∟TBO), sebab garis BO merupakan proyeksi dari daris TB pada bidang alas ABCD.

Gambar 5. Sudut antara garis TB dengan bidang ABCD pada limas F

A D

B C

G E

H

A B

C T

D O


(53)

N. Kerangka Berpikir

Ada banyak hal untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar, dari banyak hal itu ada beberapa yang dianggap paling mempunyai dukungan nyata, yaitu model pembelajaran yang inovatif, intelligensi siswa dan kreativitas siswa.

Dalam pembelajaran pada umumnya guru menggunakan pembelajaran yang konvesional, namun seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan jaman pembelajaran yang berlangsung di kelas haruslah dapat tepat sasaran agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran yang direncanakan oleh peneliti adalah pembelajaran dengan menggunakan Program Cabri 3D. Peneliti merancang pembelajaran dan selanjutnya merancang tampilan program Cabri 3D untuk dapat membantu siswa dalam memahami materi. Tampilan progran Cabri 3D kemudian diajukan dikelas. Selain pembelajaran dengan program Cabri 3D peneliti juga merancang pembelajaran konvesional dengan instrumen yang sama. Dari kedua pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, pada pertemuan terakhir akan dilakukan tes evaluasi untuk melihat hasil dari kedua pembelajaran. Kemudian, hasilnya di bandingkan untuk melihat efektivitas dari kedua pembelajaran yang dilakukan.


(54)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis instrumen serta metode analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti ini merupakan penelitian deskriptif – kualitatif dan tidak lepas juga dari penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari adakah efektivitas program Cabri 3D serta peningkatan pemahaman dan hasil belajar matematika siswa pada materi pokok sudut dalam dimensi tiga kubus dan limas, khususnya sudut antara garis dan bidang setelah di berikan pembelajaran dengan menggunakan program Cabri 3D.

Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskriptif, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Penelitian kualitatif menekankan analisisnya pada propes penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data – data numerical (angka) yang diolah dengan metoda statistik.

Dalam penelitian ini analisis kuantitatif digunakan untuk melihat rata -rata hasil belajar siswa antara pembelajaran dengan menggunakan program Cabri 3D


(55)

dan pembelajaran konvensional, sedangkan analisis deskriptif - kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengamatan, hasil kuesioner dan hasil wawancara yang peneliti lakukan.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan analisis pada proses penyimpulan deduktif – induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Magelang. 2. Waktu

Adapun waktu penelitian ini direncanakan pada bulan April 2013 sampai dengan Mei 2013 pada semester genap.

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

SMA Negeri 4 Magelang diseput juga SMAPA adalah salah satu Sekolah Menengah Atas Negeru yang ada di Magelang. Beralamat di Jalan Panembahan Senopati No. 42/47 Magelang. SMA Negeri 4 Magelang merupakan pengalihan dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Magelang yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Rebublik Indonesia Nomor 0426/0/1991. Rata – rata Nem


(56)

siswa untuk masuk ke SMA Negeri 4 Magelang untuk tahun 2013 adalah 34,40 -39,75.

SMA Negeri 4 Magelang telah menggunakan bilingual sebagai bahasa pengantar untuk beberapa mata pelajaran pada kelas Imersi. Seiring dengan perkembangan sekolah, kurikulum dan program pendidikan yang diterapkan juga sudah disesuaikan. Siswa yang ada di SMA Negeri 4 Magelang sekitar 600 siswa dan terbagi menjadi 22 kelas. Ada 3 jurusan yang menjadi andalan sekolah, yaitu IPA, IPS, dan Bahasa. Prestasi yang telah diraih oleh SMA Negeri 4 Magelang sudah mencapai tingkat provinsi bahkan juga tingkat nasional, mulai dari bidang akademik dan non akademik.

Siswa kelas X dipilih, karena materi sudut antara garis dengan bidang diajarkan di kelas X. Subyek dalam penelitian ini adalah kelas X.1 dan X.2 SMA Negeri 4 Magelang. Pemilihan kelas dan penerapan pembelajaran berdasarkan dari guru pembimbing. Untuk kelas X.1 yang terdiri dari 28 orang siswa sebagai kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional dan untuk X.2 yang terdiri dari 29 sebagai kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan menggunakan program Cabri 3D.

2. Obyek Penelitian

Keefektifan program Cabri 3D dalam pembelajaran sudut antara garis dengan bidang yang dilihat dari hasil belajar siswa kelas X merupakan obyek penelitian.


(57)

D. Variabel Penelitian

Variabel – variabel yang akan diteliti :

1. Pembelajaran dengan program Cabri 3D dan pembelajaran konvensional dengan materi sudut antara garis dan bidang sebagai variabel bebas.

2. Efektivitas penggunaan program Cabri 3D dan pembelajaran konvesional dengan materi sudut antara garis dan bidang sebagai variabel terikat.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian nanti sebagai alat pengumpulan data adalah instrument observasi, tes, dokumentasi, kuisoner, dan wawancara.

1. Observasi

Observasi adalah proses melakukan pengamatan dan juga pencatatan secara logis dan objektif mengenai berbagai situasi yang berlangsung nyata di lapangan.

Observasi yang akan diamati dalam pengamatan ini adalah siswa kelas X.1 dan X.2 yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan program Cabri 3D dan pembelajaran konvensional. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran berlangsung, hasil belajar siswa pada aspek sikap, dan psikomotorik pada materi sudut antara garis dan bidang dengan menggunakan program Cabri 3D maupun dengan pembelajaran konvesional.


(58)

2. Tes

Metode tes adalah daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang atau anak yang ingin diselidiki atau responden. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua, yaitu tes kemampuan awal dan tes evaluasi. Tes kemampuan akan diberikan dengan tujuan agar peneliti mengetahui pemahaman awal siswa kelas X.1 dan X.2 mengenai materi yang pernah diberikan dan tentunya berhubungan dengan materi sudut antara garis dan bidang.

Tes evaluasi akan diberikan kepada siswa tentunya setelah penyampaian materi selesai. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi sudut antara garis dan bidang dan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran yang dilakukan antara pembelajaran dengan program Cabri 3D dengan pembelajaran konvesional.

3. Dokumentasi

Peneliti menggunakan metode dokumentasi, metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal – hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan lain sebagainya.

Menurut Syaiful Bahri (2011), dokumentasi adalah suatu cara untuk mengetahui sesuatu dengan melihat catatan – catatan, arsip – arsip, dokumen – dokumen yang berhubungan dengan orang yang diselidiki.

Instrument ini bertujuan untuk mendapatkan daftar nama – nama siswa, hasil belajar, dan mengetahui tentang sekolah yang menjadi obyek penelitian.


(59)

Dokumentasi adalah suatu cara untuk mengetahui sesuatu dengan melihat catatan – catatan, arsip – arsip, dokumen – dokumen yang berhubungan dengan orang yang diselidiki.

4. Kuisoner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang di distribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti. Nasution (2004 : 128)

Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.Sugiyono (2012 : 142)

Kuisoner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka. Peneliti menggunakan kuisoner terbuka, untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh siswa dan sejauh mana pengaruh pembelajaran dengan program Cabri 3D bagi pemahaman dan hasil belajar siswa.

5. Wawancara

Wawancara menurut Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan


(60)

yang harus diteliti, dan juga apabila penelitian ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tak berstuktur yaitu wawancara yang dilakukan secara langsung dan tanpa daftar pertanyaan antara peneliti sebagai pewawancara (interviewer) dengan siswa. Sehingga peneliti bisa mengetahui siswa dengam lebih mendalam yang dapat dilihat dari tanggapan siswa tentang pembelajaran menggunakan program Cabri 3D dan hasil dari wawancara akan digunakan sebagai pelengkap data dalam penelitian.

F. Instrumen Pengumpulan Data 1. Instrumen Pembelajaran

Instrument pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah program Cabri 3D, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

Agar proses belajar menjadi lebih baik dan terarah, maka peneliti menyusun RPP. Program Cabri 3D dipersiapkan untuk agar siswa dapat lebih dapat menerima materi mengenasi sudut antara garis dan bidang. Selain itu, peneliti menggunakan LKS untuk membantu siswa dalam membangun pengetahuannya dan lebih memahami materi mengenai sudut antara garis dan bidang dengan mengisi LKS tersebut.


(61)

2. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan beberapa instrument penelitian, yaitu : a. Tes tertulis

Tes tertulis adalah alat pengumpul data yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban – jawaban yang diharapkan secara tertulis. Dalam penelitian ini ada dua tes yang diberika peneliti yaitu, tes kemampuan awal dan tes evaluasi. Tes kemampuan awal diberikan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa kemampuan awal siswa tentang materi mengenai sudut antara garis dan bidang. Sedang Tes evaluasi diberikan setelah pembelajaran tentang materi sudut antara garis dan bidang. Berikut adalah kisi – kisi tes kemampuan awal dan kisi – kisi tes evaluasi yang akan diberikan kepada siswa.

Tabel 2. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Awal

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok Indikator

Penilaian Nomor Soal

Ranah Kognitif Jenis Bentuk

Menentukan sudut antara garis dan bidang Sudut antara garis dan bidang Mencari panjang diagonal bidang pada kubus

Tes tertulis

Isian

1.a C3

Mencari panjang diagonal ruang pada kubus

Tes tertulis

Isian

1.b C3

Mencari sudut yang dibentuk antara garis dan bidang pada kubus Tes tertulis Isian 1.c, 1.d, 1.e, 1.f C4 Menentukan panjang diagonal dari sebuah limas segiempat

Tes tertulis

Isian

2.a C3

Mencari tinggi sebuah limas

Tes tertulis

Isian

2.b C4

Mencari sudut yang dibentuk antara garis dan bidang pada

Tes tertulis

Isian

2.c,


(62)

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok Indikator

Penilaian Nomor Soal

Ranah Kognitif Jenis Bentuk

sebuah limas Mencari sudut menggunakan sin, cos, dan tan

Tes tertulis

Isian

3, 4 C3

Tabel 3. Kisi – Kisi Tes Evaluasi

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok Indikator

Penilaian Nomor Soal

Ranah Kognitif Jenis Bentuk

Menentukan sudut antara garis dan bidang Sudut antara garis dan bidang Menggambarkan sudut yang dibentuk antara garis dan bidang pada kubus dan limas

Tes tertulis

Isian

1.a, 1.b C3

Menggambarkan dan menentukan sudut yang dibentuk antara garis dan bidang pada kubus

Tes tertulis

Isian

2 C3

Menggambarkan dan menentukan sudut yang dibentuk antara garis dan bidang pada limas segiempat

Tes tertulis

Isian

3 C3

Mengambarkan sudut yang dibentuk antara garis dan bidang pada sebuah kubus.

Tes tertulis

Isian

4.a C3

Menentukan sudut yang dibentuk antara garis dan bidang pada kubus

Tes tertulis

Isian

4.b C3

Menentukan sudut yang dibentuk antara garis dan bidang pada limas segiempat

Tes tertulis

Isian


(63)

b. Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan memiliki fungsi untuk membantu peneliti dalam melakukan pengamatan, mencatat aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dalam kelas. Pada tabel 3 ini adalah format lembar pengamatan.

Tabel 4. Lembar Pengamatan Guru

NO Tahap Pembelajaran YA TIDAK Keterangan

1. Pendahuluan :

- Guru mempersiapkan kondisi kelas yang mendukung proses belajar mengajar

- Guru membuka pelajaran - Siswa mengingat

kembali materi prasyarat dengan menjawab pertanyaan dari guru 2 Kegiatan Inti :

Eksplorasi

- Guru menyampaikan

materi pembelajaran - Siswa menyimak materi

yang disampaikan oleh guru

Elaborasi

- Siswa diberi beberapa contoh dan diselesaikan bersama – sama

- Guru memberi beberapa soal/membagikan lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan oleh siswa Konfirmasi

- Siswa mengerjakan tugas yang diberi secara individu atau kelompok - Diskusi antara siswa

dengan siswa


(64)

NO Tahap Pembelajaran YA TIDAK Keterangan membantu siswa yang

mengalami kesulitan dan membantu memecahkan masalah

- Siswa menyajikan hasil didepan

3. Penutup :

- Diskusi secara klasikal - Guru bersama siswa

membuat kesimpulan bersama - Guru mengkomunikasikan rencana pembelajaran pertemuan selanjutnya - Guru menutup

pembelajaran

Tabel 5. Lembar Pengamatan Siswa

No Butir – butir yang diamati YA TIDAK Keterangan

1 Guru mempersiapkan kondisi kelas yang mendukung proses belajar mengajar

2 Siswa siap mengikuti proses

pembelajaran

3 Siswa bertanya baik pada guru

maupun pada siswa lain

4 Siswa menanggapi pertanyaan dari guru maupun siswa lain

5 Siswa mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru

6 Siswa memperhatikan penjelasan

guru

7 Guru berkeliling dan membantu

siswa yang mengalami kesulitan 8 Siswa mempresentasikan hasil kerja

didepan kelas

9 Siswa dan guru bersama – sama membuat kesimpulan


(65)

c. Kuisoner

Kuisioner akan diberikan setelah tes evaluasi diberikan di kelas X.2, angket digunakan oleh peneliti untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh siswa dan sejauh mana pengaruh pembelajaran dengan program Cabri 3D bagi pemahaman dan hasil belajar siswa. Berikut adalah kisi – kisi angket yang akan digunkan dalam penelitian.

Tabel 6. Kisi – kisi Kuisoner

Masalah Indikator Nomor

Soal

Kesulitan

Pengertian serta bidang – bidang dalam bangun ruang

merupakan materi yang sulit. 1

Menentukan sudut antara garis dan bidang merupakan

materi yang sulit. 2

Program Cabri 3D

dalam mengatasi

kesulitan

Menunjukan kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan program Cabri 3D menjadi lebih mudah.

3

Kejelasan materi sudut antara garis dan bidang yang

disampaikan dengan program Cabri 3D. 4

Menunjukan kemampuan program Cabri 3D dalam membantu siswa menyelesaikan soal tentang sudut antara garis dan bidang.

5

Menunjukan kejelasan peneliti dalam menyampaikan materi sudut antara garis dan bidang menggunakan program Cabri 3D.

6

Peran program dalam mengatasi kesulitan (apakah dapat mengatasi kesulitan yang dialami oleh siswa)

7 8 9

G. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen hasil belajar matematika aspek kognitif digunakan didalam penelitian, maka instrumen tersebut perlu diuji cobakan guna mengetahui tingkat validitas dan reabilitas instrumen. Uji coba instrumen ini memiliki validitas yang dapat dijelaskan sebagai berikut :


(66)

Uji validitas intrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keabsahandari item instrumen penelitian. Menurut Masidjo (1995 : 243) ada beberapa jenis validitas. Jenis – jenis validitas suatu tes yaitu, validitas isi, validitas kontruksi atau konsep, dan validitas kriteria.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi untuk mengetahui valid atau tidaknya soal yang nantinya akan diajukan dalam penelitian. Menurut Masidjo (1995 : 243), validitas isi adalah validitas yang menunjukan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal – hal yang mau di ukur atau di teskan. Untuk itu diperlukan pemeriksaan kembali terhadap bahan – bahan yang akan diteskan atau telah diajarkan. Dalam pemeriksaan kembali kembali terhadap bahan – bahan yang akan diteskan atau telah diajarkan dimintakan kepada orang yang lebih memenuhi kompetensi dalam bidangnya atau orang yang tentunya lebih profesional, sehingga nantinya penelitian ini mendapatkan validitas dari para pakar oleh guru mata pelajaran matematika dan juga dari dosen pembimbing mengenai pengujian validitas tes kemampuan awal, tes evaluasi maupun angket yang dilakukan peneliti.

H. Teknik Analisis Data 1. Memilih Data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah data awal yang berupa data proses pembelajaran, hasil evaluasi, angket, dokumentasi serta wawancara. Dari data yang di dapatkan tersebut kemudian dianalisis.


(67)

2. Data Proses Pembelajaran

Dalam data ini ditunjukan bagaimana keadaan dan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung pada saat pembelajaran. Data ini didapatkan dengan mendokumentasikannya melalui alat perekam berupa kamera atau handycam.

3. Analisis Tes Tertulis

Data tes kemampuan awal dan evaluasi dianalisis secara kuantitatif dengan menghitung jumlah skor yang didapatkan oleh siswa. Kemudian menghitung rata – rata nilai ketuntasan belajar yang disesuaikan dengan batas ketuntasan atau KKM sekolah yang diteliti yaitu ≥ 75 antara kelas X.1 dan X.2.

Data tes yang didapat dianalisis secara kualitatif dengan melihat criteria efektivitas hasil belajar menurut Kartika Budi Tabel 6 dengan interval nilai 0 sampai 100.

Tabel 7. Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Secara Kualitatif Jumlah yang Memperoleh Nilai

Efektivitas

≥ 8 ≥ 7 ≥ 6 ≥ 5 ≥ 4

≥ 75% Sangat Tinggi

< 75% ≥ 75% Tinggi

< 75% ≥ 65% Cukup

< 65% ≥ 65% Rendah


(68)

4. Analisis Kuisoner

Kuisonert yang diberikan kepada siswa dilihat dan dipilih apakah program Cabri 3D membantu mereka dalam proses memahami materi sudut antara garis dan bidang atau tidak. Didalam angket tersebut terdapat alasan – alasan yang disantumkan oleh siswa. Ditambah lagi dengan proses wawancara yang dilakukan peneliti setelah penelitian angket dan kemudian dideskripsikan untuk dapat mendukung hasil dari kuisoner.

5. Transkrip Wawancara

Adanya proses wawancara yang dilakukan peneliti setelah penelitian angket, kemudian dideskripsikan untuk dapat mendukung hasil dari angket.

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan rencananya meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap analisis data, dan tahap pembuatan kesimpulan. Berikut ini merupakan rincian rencana pelaksanaan penelitian :

1. Tahap Persiapan

Beberapa langkah yang termasuk dalam tahap persiapan adalah : a. Menentukan materi yang akan diajarkan

b. Mengurus perizinan dengan pihak sekolah c. Menyusun proposal penelitian

d. Menyusun instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian e. Melakukan uji pakar sebagai uji validitas instrumen


(69)

f. Memberikan tes kemampuan awal 2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan Tes kemampuan awal

b. Melakukan pembelajaran dengan menggunkan pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan program Cabri 3D

c. Melakukan pengamatan kelas pada saat pembelajaran berlangsung d. Memberikan tes evaluasi pada siswa

e. Pengisian kuisoner oleh siswa f. Wawancara

3. Tahap Analisis Data

a. Mengumpulkan data kualitatif

b. Mengolah serta menganalisis data berupa tes kemampuan awal dan tes evaluasi

c. Mengolah dan menganalisis data berupa angket dan hasil wawancara. Berdasarkan dari data – data yang telah diperoleh peneliti dalam pelaksanaan kegiatan. Data pengamatan, tes evaluasi, angket / kuisoner, dokumentasi dan wawancara diolah serta dianalisis.

4. Tahap Pembuatan Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pengamatan data yang diperoleh peneliti dalam pelaksanaan kegiatan maka diperoleh kesimpulan dalam penelitian ini.


(70)

51 BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISIS DATA

Pelaksanaan penelitian, penyajian data dan analisis data tentang kegiatan pembelajaran dengan program Cabri 3D dan pembelajaran konvensional pada materi sudut antara garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga akan dibahas dalam bab ini.

A. Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, peneliti mengurus surat izin penelitian terlebih dahulu, kemudian mempersiapkan instrumen yang berupa rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terdiri dari RPP kelas kontrol dan kelas eksperimen, lembar kerja siswa (LKS), materi pelajaran dengan program Cabri 3D, tes kemampuan awal, tes evaluasi, dan angket. Setelah mempersiapkan instrumen, peneliti melakukan observasi lingkungan dan kelas yang bertujuan agar peneliti mengetahui situasi dan kondisi lingkungan sekolah dan kelas terutama saat siswa belajar, peneliti juga mempersiapkan alat rekam seperti camera untuk mendokumentasikan setiap kegiatan penelitian sebagai bukti penelitian.

Berikut merupakan uraian saat peneliti melakukan persiapan penelitian di SMA Negeri 4 Magelang :


(71)

a) Izin Penelitian

Sebelum melakukan penelitian di sebuah sekolah, tentunya peneliti harus mengurus surat perizinan penelitian terlebih dahulu. Pada tanggal 4 April 2013 peneliti menemui Wakil Kepala Sekolah untuk mohon izin melakukan penelitian, dikarenakan Kepala Sekolah sedang tidak ada ditempat. Kemudian, peneliti dipertemukan oleh guru mata pelajaran matematika untuk membicarakan penelitian yang akan dilakukan. Peneliti diizinkan untuk meneliti dua kelas, yaitu kelas X.1 dan X.2. Pada tanggal 13 April 2013 peneliti bertemu guru mata pelajaran untuk membicarakan jadwal pelaksanaan penelitian yang disesuaikan dengan jadwal mengajar gurudan juga ijin untuk dapat melakukan observasi. Pada tanggal 25 April 2013 peneliti menyerahkan surat izin melakukan penelitian ke sekolah. Kesepakatan awal peneliti mulai melakukan penelitian pada tanggal 10 mei 2013, akan tetapi diundur menjadi 13 mei 2013 karena ada peneliti dari universitas lain yang juga melakukan penelitian dikelas yang sama.

b) Observasi Lingkungan Sekolah

Observasi lingkungan sekolah dilakukan supaya peneliti mengenal lingkungan dan mengerti keadaan sekolah. SMA Negeri 4 Magelang terletak di Jalan P.Senopati 42/47 Magelang. Sekolah terbagi menjadi dua lokasi, lokasi pertama merupakan gedung utama yang terdiri dari ruang guru, ruang kelas, ruang ibadah, perpustakaan. Sedangkan lokasi yang kedua tepat didepan bangunan utama, dan diseberang jalan, yang terdiri dari aula, lapangan bola, dan beberapa ruang laboratoium seni, sains, komputer dan


(72)

bahasa. Di sekolah tersebut memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang cukup lengkap, setiap kelas sudah memiliki LCD dan viewer. Lulusan yang masuk ke SMA ini memiliki nilai dengan rata – rata kurang lebih 8. SMA Negeri 4 Magelang terdiri dari 7 kelas X, 6 kelas XI dan 6 kelas XII. Untuk Kriteria Kelulusan pada mata pelajaran matematika di SMA ini cukup tinggi, yaitu 75.

c) Observasi Kelas

Observasi kelas dilakukan pertengahan April, yaitu tgl 13, 25 April 2013. Peneliti melakukan observasi di X.1 dan X.2 yang keduanya merupakan kelas dengan pembelajaran menggunakan bahasa inggris (imersi). Akan tetapi, peneliti nantinya tetap akan menggunakan bahasa indonesia dalam mengajar atau memberikan soal, karena mereka belum seutuhnya menggunakan bahasa inggris dalam pembelajaran. Siswa di X.1 terdiri dari 28 siswa, dan X.2 terdiri dari 29 siswa.

Dalam melakukan observasi dikelas peneliti memperhatikan bagaimana proses belajar mengajar guru dikelas, pada umumnya sama menggunakan konvensional, dan peneliti mencatat beberapa hal ketika melakukan observasi di kelas X.1, sebagai berikut :

1) Keadaan kelas terlihat sangat ramai karena pergantian jam pelajaran, kemudian guru masuk dan suasana berubah menjadi tenang, tanggal 13 April 2013 peneliti masuk dikelas X.1, kelas ini merupakan kelas yang berbeda dalam melakukan pembelajaran, karena menggunakan bahasa inggris dalam melakukan pembelajaran, walaupun belum seutuhnya pembelajaran dilakukan


(73)

dengan menggunakan bahasa inggris. Guru masuk dan mengucapkan salam, dan mempersilahkan peneliti untuk masuk dan memperkenalkan diri.

2) Guru kemudian melanjutkan pembelajaran trigonometri, guru menjelaskan dengan sangat jelas, guru menuntun siswa agar dapat mengerti dan memahami pelajaran. Setelah menerangkan materi guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih mengalami kesulitan terhadap materi trigonometri. Lalu, memberikan soal untuk dikerjakan oleh siswa.

3) Saat mengerjakan soal, para siswa sangat tekun mengerjakan, ada dari siswa mengerjakan sendiri, ada pula yang mengerjakan dengan bersama – sama teman lainnya.

Kemudian peneliti melanjutkan melakukan observasi di kelas X.2 pada tanggal 25 April 2013, dan peneliti mencatat beberapa hal ketika melakukan observasi di kelas X.2, sebagai berikut :

1) Keadaan kelas tidak berbeda dengan kelas sebelumnya, terlihat sangat ramai karena pergantian jam pelajaran, dan beberapa menjalankan ibadah sehingga sedikit telad memasuki kelas. Kemudian guru masuk dan suasana berubah menjadi tenang, Guru masuk dan menyapa, dan mempersilahkan peneliti untuk masuk dan memperkenalkan diri.

2) Guru kemudian melanjutkan pembelajaran trigonometri, guru menjelaskan dengan sangat jelas, guru menuntun siswa agar dapat mengerti dan memahami pelajaran. Setelah menerangkan materi guru memberi


(74)

kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih mengalami kesulitan terhadap materi trigonometri. Lalu, memberikan soal untuk dikerjakan oleh siswa.

3) Saat mengerjakan soal, para siswa sangat tekun mengerjakan, ada dari siswa mengerjakan sendiri, ada pula yang mengerjakan dengan bersama – sama teman lainnya. Perbedaan dengan kelas sebelumnya, untuk kelas X.2 ini, memiliki siswa yang lebih aktif dibandingkan kelas sebelumnya, terlihat dari bagaimana mereka mengerjakan soal sedikit lebih ramai dibandingkan kelas sebelumnya.

d) Tes Kemampuan Awal

Peneliti merancang tes kemampuan awal untuk diberikan kepada siswa kelas X.1 dan X.2. tes kemampuan awal terdiri dari 4 soal dan diberikan waktu 60 menit untuk mengerjakan. Sebelum tes kemampuan awal diberikan kepada siswa, peneliti melakukan validitas uji pakar baik guru mata pelajaran matematika maupun dosen pembimbing. Tes kemampuan awal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai siswa dalam materi sudut. Siswa kelas X tentunya sudah memiliki pengetahuan tentang sudut sebelumnya, pada saat SMP dan pelajaran sebelumnya yaitu trigonometri. Tes kemampuan awal antara dua kelas ini akan dilihat dari rata – rata yang didapat masing – masing kelas, dan dari melihat rata – rata tersebut maka dapat dilihat bahwa kedua kelas layak untuk dibandingkan. Tes kemampuan


(1)

(2)

196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

Lampiran B.8


(4)

198

Lampiran B.9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI HASIL Perbandingan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Dengan Pembelajaran Konvensional Ditinjau Dari Hasil Belajar Biologi Di SMP Negeri 2

0 1 14

Efektivitas pembelajaran topik sudut garis dan bidang dengan menggunakan program Cabri 3D dibandingkan dengan pembelajaran konvensional ditinjau dari hasil belajar siswa : studi kasus di kelas X di SMA Negeri 4 Magelang tahun pelajaran 2012/2013.

0 0 221

Pemanfaatan program Cabri 3D dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan kedudukan titik garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta.

0 2 243

Efektivitas pembelajaran dengan program Cabri 3D ditinjau dari hasil belajar dalam pokok bahasan luas permukaan kubus dan balok di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur St. Vincentius Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

0 2 236

Efektivitas pembelajaran dengan program GeoGebra dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pada topik grafik fungsi kuadrat kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 2 180

Upaya mengatasi kesulitan belajar topik menentukan jarak dalam ruang dimensi tiga dengan pembelajaran remedial yang memanfaatkan program CABRI 3D untuk siswa kelas X.3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 1 11

Pemanfaatan program Cabri 3D dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan kedudukan titik garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta

0 1 241

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN PROGRAM CABRI 3D DIBANDING PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA TOPIK JARAK GARIS DENGAN BIDANG DALAM BANGUN RUANG KELAS X SMA N 1 DEPOK YOGYAKARTA

0 0 183

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN PROGRAM GEOGEBRA DIBANDINGKAN DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA TOPIK GRAFIK FUNGSI KUADRAT KELAS X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

0 1 178

Efektivitas pembelajaran dengan program Cabri 3D ditinjau dari hasil belajar dalam pokok bahasan luas permukaan kubus dan balok di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur St. Vincentius Sedayu tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

0 7 234