1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Sedangkan kualitas sumber daya manusia salah satunya bergantung pada
kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Apalagi di zaman yang
sudah maju sekarang ini, tentunya bangsa Indonesia harus dapat bersaing dengan bangsa lain, terutama dalam hal pendidaikan.
Salah satunya adalah pendidikan matematika. Pendidikan Matematika merupakan pendidikan yang memiliki peranan besar dalam kehidupan manusia.
Matematika adalah mata pelajaran yang selalu ada di setiap jenjang pendidikan tidak hanya di Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, Sekolah
Menengah Atas SMA dan Perguruan Tinggi bahkan sejak Play Group sudah diterapkan. Akan tetapi, pelajaran matematika sekarang ini cukup tidak disenangi
oleh sebagian besar siswa, dan bahkan menjadikan pelajaran matematika sebagai pelajaran paling menakutkan. Kemungkinan diakibatkan oleh pelajaran
matematika yang berkaitan dengan banyak simbol dan berbagai bentuk yang cukup rumit dan abstrak.
Pembelajaran matematika yang biasanya dilakukan oleh seorang guru kiranya kurang variatif. Guru hanya menjadi sumber informasi yang sekedar
mengajarkan lewat sebuah buku paket, atau ceramah menceritakan isi pelajaran.
2
Sedangkan siswa hanya sebagai obyek yang pasif, dimana mereka hanya menghafal, menyalin dan menerima begitu saja apa yang diberikan oleh guru saat
pembelajaran berlangsung. Hal ini tidaklah mudah dipahami oleh para siswa, walaupun tidak dipungkiri masih ada juga siswa yang memahami. Siswa memiliki
keterbatasan dalam memahami sesuatu, ini tergantung dengan individu setiap siswa. Perbedaan yang terjadi diantara siswa, sebaiknya dapat dijadikan motivasi
oleh guru dalam melakukan pembelajaran dengan lebih baik dan kreatif, sehigga dapat memperkecil perbedaan tersebut.
Menurut Jonhson dan Myklebust dalam Mulyono Abdurrahman 1999 : 252 matematika adalah bahasa simbolik yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan – hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Salah satu cabang dari
matematika adalah geometri. Geometri adalah salah satu dari sekian banyak cabang matematika. Geometri adalah ilmu yang mempelajari titik, garis, bidang,
benda – benda ruang, dan juga mempelajari sifat, ukuran dan hubungan titik, garis, bidang dan bangun ruang satu sama lainnya. Dalam mempelajari materi
dimensi tiga atau bangun ruang, siswa tentunya sudah memiliki pengalaman dalam kehidupannya masing – masing. Dalam mengenali bentuk, ada siswa yang
mampu dan ada yang kurang mampu dalam memvisualisasikan sebuah gambar. Kesulitan ini dikarenakan pada pembelajaran dimensi tiga atau bangun ruang
membutuhkan imajinasi dari siswa, sehingga tidak heran bila siswa sering mengalami kebingungan. Akan tetapi, apabila siswa dapat memvisualisasikan
3
gambar, maka siswa akan dapat mengoperasikan bilangan - bilangan ke dalam rumus.
Menurut Lerner 1981 : 357 ada beberapa karakteristik siswa berkesulitan dalam belajar matematika, yaitu 1 adanya gangguan dalam hubungan keruangan,
2 abnormalitas persepsi visual, 3 asosiasi visual-motor, 4 kesulitan mengenal dan memahami simbol, 5 kesulitan dalam bahasa dan membaca, dan 6
Performance IQ jauh lebih rendah dari pada sekor Verbal IQ. Gangguan yang terjadi pada siswa dalam belajar tentang dimensi tiga ini
akan mempengaruhi hasil belajar mereka. Karena gangguan terhadap keruangan, membuat siswa susah untuk memahami maksud soal yang diberikan. Apabila
pemahaman siswa dapat ditingkatkan, maka akan meningkatkan hasil belajar. Di zaman yang sudah maju, terciptalah berbagai teknologi – teknologi
canggih. Dan dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi TIK maka akan dapat mencetak manusia dengan sumber daya manusia yang baik. Karena
kemajuan TIK memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia. Salah satunya mempengaruhi pola belajar pelajar di Indonesia. Saat ini
kebanyakan pelajar menggunakan kemajuan TIK dalam mencari informasi dan menggunakannya pula untuk salah satu media belajar. Ditambah lagi dengan
banyaknya program atau software yang telah ada di dalam komputer. Maka, salah satu pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru dalam hal melakukan
pembelajaran dengan lebih baik dan kreatif adalah dengan menggunakan sebuah media didalam pembelajaran.
4
Guru bukan satu – satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar mengajar sangatlah penting. Salah satunya adalah
penggunaan media dalam pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat membantu guru dalam mengatasi keterbatasan gambar didalam
buku dan papan tulis. Karena buku dan papan tulis memiliki keterbatasan dalam memperlihatkan sebuah gambar pada dimensi tiga. Sehingga, terkadang siswa
harus menggunakan daya imajinasinya untuk dapat memahami materi dimensi tiga tersebut. Dan, seperti yang dijelaskan peneliti sebelumnya bahwa masing –
masing siswa memiliki keterbahatasan dalam memahami sesuatu, seperti gambar dimensi tiga.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan di SMA Negeri 4 Magelang, peneliti mendapatkan hasil bahwa di sekolah ini pembelajaran
matematika masih dilakukan dengan pembelajaran konvensional. Pembelajaran yang berlangsung dengan guru memulai menjelaskan materi, selanjutnya
memberikan soal latihan dan melakukan pembahasan. Siswa memang tidak begitu ramai saat guru menjelaskan materi, hanya terkadang siswa kurang aktif dalam
pembelajaran, siswa juga cenderung takut dan malu untuk bertanya kepada guru. Hal ini mempengaruhi hasil belajar siswa, karena ada beberapa siswa yang masih
sulit untuk memahami materi yang diajarkan oleh guru dan pelajaran matematika sendiri adalah materi yang sulit dipahami siswa. Pembelajaran matematika
sebelumnya juga belum pernah menggunakan media pembelajaran komputer atau multimedia, maka peneliti menawarkan kepada guru untuk melakukan
pembelajaran matematika dengan menggunakan program Cabri 3D pada materi
5
bangun ruang khususnya sudut antara garis dan bidang di kelas X. Guru melihat program yang akan digunakan oleh peneliti, guru tertarik dan menyetujui untuk
melakukan pembelajaran dengan menggunakan program Cabri 3D. Peneliti memilih program Cabri 3D karena merupakan program yang
dirancang untuk dapat mempermudah dalam mempelajari geometri dengan lebih nyata. Dengan bantuan program Cabri 3D, masalah kurangnya siswa dalam
memvisualisasikan sebuah gambar tersebut dapat diatasi. Cabri 3D dapat menampilkan animasi dari bidang datar dan bangun ruang dengan lebih akurat.
Kemudian gambar dapat digeser dan diputar sehingga dapat melihat bentuk bangun ruang dari berbagai arah. Cabri 3D juga menjawab keterbatasan sudut
pandang siswa terhadap dimensi tiga, karena program ini dapat memunculkan bangun ruang lebih detail dengan sudut yang sulit untuk dibayangkan oleh siswa.
Sehingga pembelajaran geometri khususnya bangun ruang dengan program Cabri 3D akan tampak lebih real atau nyata.
B. Identifikasi Masalah