Analisis Hubungan Karakteristik Materi Sistem Peredaran Darah Manusia

f. meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru; g. siswa dapat menelaah sebuah pokok bahasan dengan bebas mengaktualisasikan diri dengan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa tersebut dapat keluar, selain itu kerjasama antar siswa dengan guru akan membuat interaksi belajar dalam kelas menjadi lebih hidup dan tidak membosankan. Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe TGT team games tournament adalah dalam Tukiran Taniredja, Efi Miftah Faridli dan Sri Harimianto, 2011:73: a. sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa ikut serta menyumbangkan pendapat; b. kekurangan waktu untuk proses pembelajaran; c. kemungkinan terjadinya kegaduhan bila guru tidak dapat mengelola kelas.

G. Analisis Hubungan Karakteristik Materi Sistem Peredaran Darah Manusia

dengan TGT Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan termuat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa mengenai materi sistem peredaran darah manusia. Tabel 5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan Ditinjau dari SK dan KD tersebut, terlihat bahwa materi sistem peredaran darah manusia terdapat tuntutan untuk siswa dalam mendeskripsikan sistem peredaran darah manusia yang meliputi fungsi dan proses serta mengkaitkannya dengan kesehatan. Siswa diharapkan dapat menyebutkan organ penyusun sistem peredaran darah, menyebutkan struktur dan fungsi jantung serta pembuluh darah, menjelaskan kerja jantung dan mekanisme peredaran darah, menyebutkan komponen-komponen darah, menyebutkan fungsi darah, menjelaskan golongan darah, dan menjelaskan penyakit pada sistem peredaran darah dengan cara mengamati alat peraga jantung, membaca buku panduan, dan melalui kegiatan diskusi kelompok. Adanya tuntutan tersebut menunjukkan karakteristik materi sistem peredaran darah manusia yang terdiri dari konsep-konsep yang abstrak dengan adanya keterkaitan struktur dan fungsi. Konsep-konsep ini dikatakan abstrak dikarenakan tidak dapat diamati secara langsung dalam kehidupan sehari- hari. Konsep abstrak disini antara lain mekanisme proses kerja jantung, peredaran darah pada tubuh, proses jantung memompa darah, bagian jantung yang dapat memompa darah ke seluruh tubuh struktur bagian jantung seperti serambi kanan, bilik kanan, serambi kiri dan bilik kiri, darah susunan darah, sel darah merah, sel darah putih, keping darah, dan golongan darah, dan kelainan darah. Keadaan karakteristik materi sistem peredaran darah manusia yang demikian dapat menyebabkan siswa merasa kesulitan untuk memahami konsep dan merasa kurang berminat mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu, model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat membantu siswa memahami materi dan menumbuhkan minat siswa. Hal ini dicapai melalui kerjasama kelompok- kelompok belajar dengan cara berdiskusi dan keberhasilan siswa akan diukur berdasarkan skor kelompok-kelompok belajar pada saat turnamen. Dalam kegiatan TGT masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap pemahaman teman dalam satu kelompok dan keberhasilan timnya dalam menjawab pertanyaan pada saat turnament. Kegiatan diskusi ini akan menjadikan siswa untuk saling bertukar pengetahuan yang mereka miliki dan bersama-sama mencari informasi yang menunjang pemahaman mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat Suherman 2001:157 yang menyatakan bahwa diskusi kelompok kecil memungkinkan siswa berbagi informasi serta pengalaman dalam penyelesaian masalah, meningkatkan pemahaman atas masalah penting, meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, mengembangkan kemampuan berpikir dan komunikasi, dan siswa dapat membina kerjasama yang sehat serta dapat bertanggung jawab. Kepedulian dan tanggung jawab siswa dalam memecahkan suatu masalah ketika berdiskusi akan meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Hudoyo 2001:113 metode diskusi memungkinkan siswa terlibat aktif dalam proses belajarnya serta memberi kesempatan kepada siswa untuk berani mengemukakan pendapat di depan umum secara sistematik mendengarkan dan menanti giliran secara tertib, serta menanggapi pendapat teman lain secara kritis. Sikap siswa yang aktif ketika berdiskusi dan bertanggung jawab terhadap kelompok diskusinya menandakan bahwa di dalam diri siswa tersebut terdapat motivasi yang mendorong siswa untuk lebih aktif ketika belajar. Motivasi yang timbul ini bersumber pada minat siswa. Menurut Uno 2008:9 motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau aktivitas tertentu yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam a menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, b memperjelas tujuan belajar, c menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, d menentukan ketekunan belajar Uno, 2008:27. Jika siswa sudah termotivasi dalam mempelajari Biologi maka harapannya konsep-konsep Biologi akan mudah mereka pahami untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Seperti yang diungkapkan Poedjiadi 2007:99 apabila apa yang dipelajari seseorang dinilai bermanfaat, seseorang akan termotivasi untuk mempelajari lebih lanjut untuk memperoleh pengetahuan sehingga belajar merupakan kegiatan yang menyenangkan dan menantang. Dengan timbulnya keaktifan dan motivasi belajar siswa menunjukkan adanya minat siswa terhadap mata pelajaran IPA khususnya Biologi. Hal ini disebabkan, minat merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran. Menurut Popham dalam Mardapi, 2008: 101 siswa tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal, dan siswa yang berminat dalam suatu pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pelajaran yang optimal. Sementara Kasijan 1984: 351 mengungkapkan bahwa minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memberi stimulasi yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan, dan sesuatu yang dapat memberi pengaruh yang telah distimulasi oleh kegiatan itu sendiri. Dengan adanya minat yang semakin besar menyebabkan siswa merasa semakin antusias dan senang mengikuti proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto 2010:180 yang menyatakan minat yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Selain itu, ciri-ciri di dalam kegiatan TGT adalah adanya penghargaan kelompok pemenang turnamen. Penghargaan ini akan memacu siswa untuk menjadi yang terbaik dengan menyalurkan kemampuannya masing-masing, saling mengemukakan ide-ide baru, dan membantu menambah kemampuan teman-teman dalam kelompoknya sehingga dapat mengalahkan kelompok lainnya. Adanya keinginan untuk mendapatkan penghargaan dari guru akan menciptakan interaksi antar anggota kelompok, siswa akan saling membantu belajar, memberi informasi, saling mengingatkan, dan saling memberikan motivasi demi keberhasilan kelompoknya. Menurut Nur 2005:4 penghargaan kelompok dan tanggung jawab individual sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dasar. Sehingga dengan adanya peningkatan motivasi belajar maka kemampuan dasar ataupun hasil belajar siswa dapat meningkat. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Sanjaya 2009:250 bahwa interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan untuk berpikir.

H. Hasil Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas Iv Sd Negeri 02 Brujul Kecamatan

0 1 15

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) untuk meningkatkan hasil belajar dan minat siswa kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan pada materi sistem peredaran darah manusia.

0 1 241

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW sebagai upaya meningkatkan minat dan hasil belajar biologi materi sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

0 0 2

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS.

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

0 0 12