Peramalan Jumlah Pergerakan Pesawat Terbang di Runway Peramalan Jumlah Pergerakan Pesawat Terbang di Runway Dengan Analisa Regresi Linear

60

4.4. Peramalan Jumlah Pergerakan Pesawat Terbang di Runway

Peramalan pertumbuhan transportasi udara sangat diperlukan sebagai : 1. Gambaran untuk industri manufaktur mengantisipasi jumlah permintaan pesawat terbang dan pengembangan jenis pesawat terbang baru. 2. Panduan untuk maskapai penerbangan menyusun perencanaan jangka panjang dalam hal perlengkapan dan sumber daya manusia. 3. Gambaran untuk pemerintah pusat dalam memfasilitasi perkembangan sistem udara nasional dan internasional termasuk : fasilitas terminal, akses rute, runway, taxiway, apron, kontrol terminal lalu lintas udara. Dalam Tugas Akhir ini peramalan pertumbuhan lalu lintas udara dibutuhkan untuk mengetahui perkiraan jumlah pergerakan pesawat terbang sampai 5 tahun yang akan datang 2016.

4.5. Peramalan Jumlah Pergerakan Pesawat Terbang di Runway Dengan Analisa Regresi Linear

Peramalan jumlah pergerakan pesawat dengan regresi linear digunakan karena pola pergerakan menunjukan suatu hubungan linear historis dengan variabel waktu dengan bantuan Microsoft Excel. Hubungan yang terbentuk adalah konstan, berdasarkan data historis pergerakan pesawat terbang 5 tahun terakhir 2007-2011 seperti yang ditampilkan pada Tabel 4.7. berikut ini : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 61 Tabel 4.7. Total Pergerakan Pesawat Terbang di Runway 2007-2011 Tahun Tahun Domestik Total Internasional Total Total Ke- Datang Berangkat Datang Berangkat 1 2007 37.467 37.428 74.895 4.100 4.094 8.194 83.089 2 2008 36.238 36.244 72.482 4.521 4.519 9.040 81.522 3 2009 40.454 40.463 80.917 4.928 4.927 9.855 90.772 4 2010 44.913 44.915 89.828 4.530 4.508 9.038 98.865 5 2011 50.824 50.820 101.644 5.162 5.154 10.316 111.960 Sumber : PT. Angkasa Pura I Bandara Internasional Juanda Surabaya,2012 Jumlah total kedatangan dan keberangkatan domestik dan internasional 2007-2011 ditunjukan dalam Gambar 4.1. berikut ini : Gambar 4.2. Grafik Jumlah Total Pergerakan Pesawat Terbang Tahun 2007-2011 83.089 81.522 90.772 98.866 111.960 60.000 70.000 80.000 90.000 100.000 110.000 120.000 Ju m la h Pe rg er ak an P es aw at T er ba ng Jumlah Total Pergerakan Pesawat Terbang 2007-2011 2007 2008 2009 2010 2011 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 62 Diagram alir peramalan dengan Analisa Regresi Linear berdasarkan jumlah pesawat terbang dilihat pada Gambar 4.3. berikut ini : Gambar 4.3. Diagram Alir Peramalan Analisa Regresi Linear MULAI DATA SEKUNDER : Data jumlah pergerakan pesawat terbang di runway Tahun 2007-2011 day day month Penentuan Peak Month Ratio : month month year Penentuan Peak Month Ratio : hour hour day Penentuan Peak Month Ratio : Peramalan Tahun X :  Penentuan persamaan regresi Y = A+BX A,B = Konstan Regresi Y = Peubah Tidak Bebas X = Peubah Bebas  Penentuan koefisien determinasi R 2  Penentuan jumlah pergerakan total pesawat terbang tahun X Penentuan ∑ Pergerakan Bulan Puncak Tahun X = ∑ Pergerakan Tahun X x R month Penentuan ∑ Pergerakan Hari Tersibuk Bulan Puncak Tahun X = ∑ Pergerakan Bulan Puncak Tahun X x R day Penentuan ∑ Pergerakan Jam Puncak Hari Tersibuk Bulan Puncak Tahun X = ∑ Pergerakan Hari Tersibuk Bulan PuncakTahun X x R Hour FINISH Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 63 Berdasarkan data jumlah total pergerakan pesawat terbang di runway 2007-2011 untuk masing-masing jumlah kedatangan dan keberangkatan baik domestik maupun internasional dilakukan peramalan dengan langkah sebagai berikut : 1. Memasukan data total pergerakan pesawat di runway tahun 2007-2011 ke dalam lembar kerja pada program Microsof Excel seperti Gambar 4.4. 2. Membuat grafik hubungan waktu sebaagai sumbu X tahun ke-1 2007 dengan masing- masing pergerakan sebagai sumbu Y : kedatangan domestik, keberangkatan domestik, subtotal kedatangan dan keberangkatan domestik, kedatangan internasional , keberangkatan internasional total kedatangan dan keberangkatan domestik dan internasional. 3. Menampilkan persamaan regresi dan koefisien determinasi pada grafik. 4. Memasukan X tahun rencana kedalam persamaan regresi. 5. Didapatkan jumlah total pergerakan pesawat tahunan 2012 sampai dengan 2016. Data hasil peramalan total pergerakan pesawat terbang di runway 2007-2011 untuk masing-masing jumlah kedatangan dan keberangkatan baik domestik maupun internasional dapat diihat pada Gambar 4.4.-4.10. berikut ini : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 64 Pertumbuhan jumlah kedatangan pesawat terbang domestik pada tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Gambar 4.4. berikut ini : Gambar 4.4. Grafik Kedatangan Pesawat Terbang Domestik Pada Tahun 2007-2011. Pertumbuhan jumlah keberangkatan pesawat terbang domestik pada tahun 2007- 2011 dapat dilihat pada Gambar 4.5. berikut ini : Gambar 4.5. Grafik Keberangkatan Pesawat Terbang Domestik Pada Tahun 2007-2011. 2007 2008 2009 2010 2011 Kedatangan Domestik 37.467 36.238 40.454 44.913 50.824 Linear 34.904 38.442 41.979 45.517 49.055 30.000 35.000 40.000 45.000 50.000 55.000 Ju m lah Pe rg e rakan Pesawat Ter b an g 2007 2008 2009 2010 2011 Keberangkatan Domestik 37.428 36.244 40.463 44.915 50.820 Linear 34.883 38.429 41.974 45.520 49.065 30.000 35.000 40.000 45.000 50.000 55.000 Ju m lah Pe rg e rakan Pesawat Ter b an g Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 65 Pertumbuhan jumlah kedatangan pesawat terbang internasional pada tahun 2007- 2011 dapat dilihat pada Gambar 4.6. berikut ini : Gambar 4.6. Grafik Kedatangan Pesawat Terbang Internasional Pada Tahun 2007-2011. Pertumbuhan keberangkatan pesawat terbang internasional pada tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Gambar 4.7. berikut ini : Gambar 4.7. Grafik Keberangkatan Pesawat Terbang Internasional Pada Tahun 2007-2011. 2007 2008 2009 2010 2011 Kedatangan Internasional 4.100 4.521 4.928 4.530 5.162 Linear 4.222 4.435 4.648 4.862 5.075 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 5.500 Ju m lah Pe rg e rakan Pesawat Ter b an g 2007 2008 2009 2010 2011 Keberangkatan Internasional 4.094 4.519 4.927 4.508 5.154 Linear 4.219 4.430 4.640 4.851 5.062 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 5.500 Ju m lah Pe rg e rakan Pesawat Ter b an g Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 66 Pertumbuhan jumlah total kedatangan dan keberangkatan pesawat terbang domestik pada tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Gambar 4.8. berikut ini : Gambar 4.8. Grafik Kedatangan dan Keberangkatan Pesawat Terbang Domestik Pada Tahun 2007-2011. Pertumbuhan jumlah total kedatangan dan keberangkatan pesawat terbang internasional pada tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Gambar 4.9. berikut ini : Gambar 4.9. Grafik Total Kedatangan dan Keberangkatan Pesawat Terbang Internasional Pada Tahun 2007-2011. 2007 2008 2009 2010 2011 Kedatangan + Keberangkatan Internasional 8.194 9.040 9.855 9.038 10.316 Linear 8.440 8.864 9.289 9.713 10.137 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 12.000 Ju m lah Pe rg e rakan Pesawat Ter b an g 2007 2008 2009 2010 2011 Kedatangan + Keberangkatan Domestik 74.895 72.482 80.917 89.828 101.644 Linear 69.784 76.869 83.953 91.038 98.122 60.000 70.000 80.000 90.000 100.000 110.000 Ju m lah Pe rg e rakan Pesawat Ter b an g Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 67 2007 2008 2009 2010 2011 Total Pergerakan Domestik + Internasional 87.193 86.434 94.076 102.187 116.765 Linear 82.352 89.841 97.331 104.821 112.310 60.000 70.000 80.000 90.000 100.000 110.000 120.000 Ju m lah Pe rg e rakan Pesawat Ter b an g Pertumbuhan jumlah total kedatangan dan keberangkatan pesawat terbang domestik dan internasional pada tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Gambar 4.10. berikut : Gambar 4.10. Grafik Total Pergerakan Pesawat Terbang Pada Tahun 2007-2011 Dari grafik yang ditampilkan pada Gambar 4.4.-4.10. didapatkan persamaan regresi dan koefisien determinasi R 2 seperti pada Tabel 4.8. berikut ini : Tabel 4.8. Persamaan Regresi Peramalan Jumlah Pergerakan Total Pesawat Terbang di Runway Sampai Dengan Tahun 2016. Pesamaan Regresi R 2 Jenis Pergerakan Y1 = 31.363+3.538.X 0.94 Kedatangan Pesawat Terbang Domestik Y2 = 31.338+3.546.X 0.94 Keberangkatan Pesawat Terbang Domestik Y5 = 4.008+213.X 0.82 Total Kedatangan dan Keberangkatan Pesawat Terbang Domestik Y3 = 4.008+211.X 0.81 Kedatangan Pesawat Terbang Internasional Y4 = 62.700+7.084.X 0.94 Keberangkatan Pesawat Terbang Internasional Y6 = 8.016+0.424.X 0.82 Total Kedatangan dan Keberangkatan Pesawat Terbang Internasional Y7 = 70.716+7.509.X 0.95 Total Pergerakan Pesawat Terbang Pada Tahun 2007- 2011 Sumber : Hasil Perhitungan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 68 Yang dimaksud dengan koefisien determinasi R 2 adalah suatu bilangan yang menyatakan tingkat korelasi antara jumlah pergerakan dengan variabel waktu. Semakin nilai R 2 mendekati 1 satu maka ada korelasi positif antara jumlah pergerakan dengan peubah waktu, dimana arti dari korelasi positif adalah dari tahun ke tahun jumlah pergerakan semakin bertambah. Setelah didapatkan persamaan regresi dapat diramalkan pertumbuhan jumlah pesawat pada tahun rencana. Persamaan regresi yang dipakai dalam peramalan adalah persamaan Y7 untuk jumlah total pergerakan pesawat terbang di runway pada tahun rencana. Hasil peramalan didapatkan dengan memasukan tahun peramalan pada kolom ke-1 ke dalam Tabel 4.9. kemudian dikonversikan ke dalam masing-masing persamaan regresi, seperti perhitungan berikut ini : 1. Persamaan untuk jumlah pergerakan total pesawat terbang tahun 2012 adalah Y7 = 70.716+7.509.X 2. Tahun 2012 adalah tahun rencana ke-6 sehingga X = 6, maka Y7 jumlah kedatangan pesawat terbang = 70.716+7.509.6 = 115.768 3. Analisa untuk masing-masing tahun dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 69 Tabel. 4.9. Hasil Peramalan Jumlah Pergerakan Total Pesawat Terbang di Runway Sampai 2016. Koef. Regresi Y1 Y2 Y5 Y3 Y4 Y6 Y7 Tahun Ke Tahun Domestik Sub Total Internasional Sub Total Total Datang Berangkat Datang Berangkat 1 2007 34.904 34.883 69.784 4.222 4.219 8.440 78.225 2 2008 38.442 38.429 76.869 4.435 4.430 8.864 85.733 3 2009 41.979 41.974 83.953 4.648 4.640 9.289 93.242 4 2010 45.517 45.520 91.038 4.862 4.851 9.713 100.750 5 2011 49.055 49.065 98.122 5.075 5.062 10.137 108.259 6 2012 52.592 52.611 105.206 5.288 5.273 10.561 115.768 7 2013 56.130 56.156 112.291 5.501 5.484 10.985 123.276 8 2014 59.668 59.702 119.375 5.715 5.695 11.410 130.785 9 2015 63.205 63.247 126.460 5.928 5.906 11.834 138.293 10 2016 66.743 66.793 133.544 6.141 6.117 12.258 145.802 Sumber : Hasil Perhitungan Dari Tabel 4.9. didapatkan jumlah total pergerakan pesawat terbang untuk tahun 2012 dan 2016 masing-masing adalah 115.768 dan 145.802 pergerakan. Setelah didapatkan jumlah pergerakan total pesawat terbang di runway pada tahun rencana, dilakukan perhitungan volume jam puncak yaitu jumlah pergerakan pesawat pada kondisi peak hour. Perhitungan volume jam puncak ini diperlukan : 1. Sebagai dasar acuan kondisi paling maksimum pemakaian runway 2. Mengetahui tingkat pergerakan maksimum pesawat terbang pada kondisi peak hour Berdasarkan data eksisting jumlah rata-rata pergerakan harian di runway pada bulan puncak dalam 1 tahun dan jumlah pergerakan pesawat terbang di runway pada bulan puncak dalam 1 tahun, dapat diketahui peak month ratio. Peak month ratio ini diperlukan untuk mendapat nilai jumlah pergerakan pesawat pada bulan puncak dalam tahun yang dikehendaki. Sehingga pola puncak jumlah pergerakan pesawat terbang adalah sama dengan pada tahun eksisting. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 70 Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan peak month ratio adalah sebagai berikut : 1. Pada tahun 2011 jumlah pergerakan bulan Desember adalah 10.578 dengan total pergerakan 111.960 2. Rasio bulan 2011 adalah jumlah total pergerakan pesawat terbang bulan dibagi dengan jumlah total pergerakan pesawat terbang pada tahun 2011. month month year .5 . . 3. Dengan langkah yang sama dilakukan perhitungan untuk mencari peak month ratio. Selengkapnya ditampilkan pada Tabel 4.10. berikut ini : Tabel 4.10. Rasio Pergerakan Bulanan Pesawat Terbang Terhadap Total 1 Tahun No Bulan Total Pergerakan Ratio 2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 1 Jan 7.086 6.915 7.236 7.652 9.030 0.085 0.085 0.080 0.077 0.081 2 Feb 6.025 6.57 6.483 7.280 8.333 0.073 0.081 0.071 0.074 0.074 3 Mar 6.917 6.872 7.175 8.453 8.924 0.083 0.084 0.079 0.086 0.080 4 Apr 6.738 6.346 7.184 8.158 8.504 0.081 0.078 0.079 0.083 0.076 5 Mei 6.648 6.624 7.799 8.601 8.916 0.080 0.081 0.086 0.087 0.090 6 Jun 6.646 6.572 7.514 8.245 8.990 0.080 0.081 0.083 0.083 0.080 7 Jul 7.421 7.208 7.623 8.286 9.634 0.089 0.088 0.084 0.084 0.086 8 Agust 7.093 6.636 7.887 7.789 8.763 0.085 0.081 0.087 0.079 0.078 9 Sep 6.460 6.448 7.587 8.298 9.762 0.078 0.079 0.084 0.084 0.087 10 Okt 6.928 7.151 8.088 8.597 9.992 0.083 0.088 0.089 0.087 0.089 11 Nop 7.362 6.878 7.732 8.400 10.534 0.089 0.084 0.085 0.085 0.094 12 Des 7.765 7.302 8.464 9.106 10.578 0.093 0.090 0.093 0.092 0.094 Total 83.089 81.522 90.772 98.865 111.960 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Sumber : Hasil Perhitungan Pada tahun 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011. Bulan puncak terjadi pada bulan Desember dengan rasio masing-masing adalah 0.093, 0.090, 0.093, 0.092, dan 0.094. Rasio maksimum dari hasil perhitungan, merupakan peak month ratio. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 71 Maka untuk mendapatkan peramalan pergerakan maksimum pesawat terbang pada bulan puncak tahun rencana, dipakai peak month ratio sebesar 0.094. Berdasarkan jadwal penerbangan bulan Desember 2011 PT. Persero Angkasa Pura Bandara Internasional Juanda Surabaya, 2011, dapat diketahui pergerakan pesawat terbang selama 1 bulan dan setiap hari. Dari data tersebut dapat dihitung peak day ratio. Peak day ratio ini diperlukan untuk mendapatkan nilai jumlah pergerakan pesawat terbang pada hari tersibuk bulan puncak yang dikehendaki. Sehingga pola puncak jumlah pergerakan pesawat terbang adalah sama dengan tahun eksisting. Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan peak day ratio adalah sebagai berikut : 1. Pada bulan Desember 2011 jumlah pergerakan pesawat terbang November 10.578 dengan pergerakan pesawat terbang pada hari Rabu adalah 349. 2. Rasio hari Rabu adalah jumlah pergerakan pesawat terbang hari Rabu dibagi dengan jumlah pergerakan pesawat bulan Desember. day day month .5 . 3. Dengan langkah yang sama dilakukan perhitungan untuk mencari rasio hari lain. Selengkapnya ditampilkan pada Tabel 4.11. berikut ini : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 72 Tabel 4.11. Rasio Pergerakan Harian Pesawat Terbang Terhadap Total 1 Tahun Tanggal Hari Jumlah Pergerakan Ratio 5,12,19,26 senin 339 0.032 6,13,20,27 selasa 337 0.032 7,14,21,28 rabu 349 0.033 1,8,15,22,29 kamis 338 0.032 2,9,16,23,30 jumat 345 0.033 3,10,17,24,31 sabtu 339 0.032 4,11,18,25 Minggu 342 0.032 Total 10578 1 Sumber : Hasil Perhitungan Hari Rabu merupakan hari tersibuk dalam 1 Minggu. Sehingga rasio pergerakan pada hari Rabu adalah 0.033 merupakan peak day ratio. Dari data eksisting jumlah pergerakan pesawat terbang per jam di runway dan jumlah pergerakan harian pesawat terbang di runway pada hari tersibuk, dapat diketahui peak hour ratio. Peak hour ratio ini diperlukan untuk mendapatkan nilai jumlah pergerakan pesawat terbang pada jam puncak tahun yang dikehendaki. Sehingga pola puncak jumlah pergerakan pesawat terbang adalah sama dengan pada tahun eksisting. Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan peak hour ratio adalah sebagai berikut : 1. Pergerakan pesawat terbang pada hari Rabu 7 Desember 2011 yaitu 349 2. Rasio periode waktu pukul 09.00-10.00 adalah jumlah total pergerakan pukul 09.00-10.00 dibagi dengan jumlah total pergerakan 1 hari. 3. day hour day . 4. Dengan langkah yang sama dilakukan perhitungan untuk mencari rasio periode waktu lain. Selengkapnya disajikan pada Tabel 4.12. berikut ini : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 73 Tabel 4.12. Rasio Pergerakan Perjam Pesawat Terbang Terhadap Total Harian Jam Jumlah Pergerakan Ratio 00.00-01.00 0.000 01.00-02.00 0.000 02.00-03.00 0.000 03.00-04.00 1 0.003 04.00-05.00 2 0.006 05.00-06.00 8 0.023 06.00-07.00 23 0.066 07.00-08.00 21 0.060 08.00-09.00 19 0.054 09.00-10.00 31 0.089 10.00-11.00 22 0.063 11.00-12.00 18 0.052 12.00-13.00 11 0.032 13.00-14.00 20 0.057 14.00-15.00 26 0.074 15.00-16.00 19 0.054 16.00-17.00 24 0.069 17.00-18.00 24 0.069 18.00-19.00 21 0.060 19.00-20.00 19 0.054 20.00-21.00 17 0.049 21.00-22.00 13 0.037 22.00-23.00 6 0.017 23.00-24.00 4 0.011 Total 349 1 Sumber : Hasil Perhitungan Peak hour terjadi pukul 09.00-10.00 WIB dengan jumlah pergerakan total landing dan take-off mencapai 31 pergearkaan. Rasio pergerakan pada periode tersebut adalah 0.089 yang merupakan peak hour ratio. Dengan mengetahui peak month ratio, peak day ratio dan peak hour ratio kondisi eksisting, maka jumlah pergerakan pesawat terbang pada kondisi peak hour tahun rencana dapat dihitung dengan langkah berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 74 1. Jumlah pergerakan pesawat terbang pada bulan puncak tahun 2012 N month = N year x R month = 115.768 x 0.094 = 10.882 pesawat terbang 2. Jumlah pergerakan harian pesawat terbang pada bulan puncak tahun 2012 N day = N month x R day = 10.882 x 0.033 = 359 pesawat terbang 3. Jumlah pergerakan pesawat terbang kondisi peak hour pada hari tersibuk pada bulan puncak tahun 2012 N hour = N day x R hour = 359 x 0.089 = 32 pesawat terbang 4. Dengan cara yang sama dapat dihitung jumlah pergerakan pesawat terbang total di runway pada tahun 2016. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.13 - 4.15. berikut ini : Tabel 4.13. Peramalan Jumlah Pergerakan Pesawat Terbang di Runway Pada Bulan Puncak Tahun ke Tahun Domestik Sub Total Internasional Sub Total Total Datang Berangkat Datang Berangkat 6 2012 4.944 4.945 9.889 497 496 993 10.882 10 2016 6.275 6.278 12.553 577 575 1.152 13.705 Sumber : Hasil Perhitungan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 75 Tabel 4.14. Peramalan Jumlah Pergerakan Harian Pesawat Terbang di Runway Tahun ke Tahun Domestik Sub Total Internasional Sub Total Total Datang Berangkat Datang Berangkat 6 2012 163 163 326 16 17 33 359 10 2016 207 207 414 19 19 38 452 Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 4.15. Peramalan Jumlah Pergerakan Peak Hour Pesawat Terbang di Runway Tahun ke Tahun Domestik Sub Total Internasional Sub Total Total Datang Berangkat Datang Berangkat 6 2012 14 15 29 1 2 3 32 10 2016 18 19 37 1 2 3 40 Sumber : Hasil Perhitungan

4.6. Ringkasan Hasil Peramalan Pertumbuhan Jumlah Pergerakan Pesawat Terbang di Runway