p0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square [X] pada df sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila Mahalanobis dari nilai X adalah multivariate outlier.
3.4.3. Deteksi multikollinearity dan singularity
Dengan mengamati Determinant matriks covarians. Dengan ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 kecil, makka terjadi
mulyikollinearity dan singularity Tabachnick fidell, 1996 3.4.4. Uji
Validitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya
diukur. Karena indikator multidiminsi, maka uji validitas dari setiap latent variabel construct akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan antara
setiap observerd variable dan latent variable. Secara umum variance exstracted yang dapat diterima adalah
≥ 0,5. Variance – extracted dihitung dengan rumus berikut :
Variance Extrated =
3.4.5. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator- indikator sebuah konstruck yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-
masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruck yang umum. Reliabilitas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
diuji dengan construck reliability. Construck reliability dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Construck reliability =
Sementara ε₁ dapat dihitung dengan formula ε₁ = 1 – Standardize Loading.
Secara umum nilai construck reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan
variance extracted ≥ 0,5 hair et.al, 1995. Standardize Loading dapat diperpleh
dari output AMOS 4,01, denga melihat nilai estimasi setiap construct standardize regreession weight terhadap setiap butir sebagai indikatornya.
3.4.6. Pengujian hipotesis
Pengaruh langsung koefisien jalur diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR Critical Ratio atau p
probability yang sama dengan nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel berarti signifikan.
3.4.7. Pengujian model dengan one step approach
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dalam model SEM, model pengukuran dan model structural parameternya diestimasi secara bersam-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam
memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara Measurement model dan structural model yang diestimasi secara
bersama-sama yang digunakan apabila mmodel diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas yang sangat baik.
3.4.8. Pengujian model dengan two step approach Menurut Ferdinand 2002:24, pemodelan SEM dapat dilakukan dengan
pendekatan dua langkah two step approach yaitu pertama mengembangkan model pengukuran dan kedua adalah model structural. Hal ini karena
measuremant model dilakukan untuk menghasilkan penilaian mengenai validitas konvergen dan validitas diskriminan, sedangkan structural model menyajikan
penilaian mengenai validitas prediktif. Dengan demikian dapat dipahami bahwa seyogyanya setiap faktor latent
terlebih dahulu dikonfirmasi sehingga peneliti mendapatkan yang benar-benar sesuai dengan apa yang ingin dijelaskan. Bila setiap faktor sudah selesai dianalisis
dan sesuai dengan apa yang memang ingin diukur, barulah dikembangkan lebih lanjut dalam sebuah analisis lanjutan yaitu secara simultan dianalisis dalam
sebuah model structural.
3.4.9. Evaluasi model