Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasi
keinginan dan kebutuhan konsumen yang mampu memberi kepuasan, menentukan cara promosi, menentukan harga yang sesuai, dan melakukan
kegiatan penjualan.
2.2.2. Pengertian konsep pemasaran
Ada beberapa definisi dari konsep pemasaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
a. Menurut Kottler 1997:17, konsep pemasaran adalah kunci untuk meraih
tujuan organisasi dan lebih efektif dari pada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. b.
Menurut Ferrel 1991:15, konsep pemasaran adalah sebuah organisasi
yang harus mencoba menyediakan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen melalui sekelompok kegiatan yang terkoordinasi yang
memungkinkan organisasi tersebut untuk mencapai sasaran-sasarannya. Sudah sewajarnya jika segala kegiatan perusahaan harus dicurahkan untuk
mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen dan kemudian memuaskan keinginan-keinginan itu dan pada akhirnya perusahaan
bertujuan untuk memperoleh laba.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3. Perilaku Konsumen
Definisi perilaku konsumen menurut Mowen 1997:6 perilaku
konsumen atau Customer Behavior adalah studi tentang unit pembelian Buying Units dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan
pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide. Sedangkan menurut Louden dan Bitta sebagaimana yang dikutip oleh
Angipora 2002:119 Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan
dan kegiatan fisik individu dalam upaya memperoleh dan menggunakan barang dan jasa evaluasi, memperoleh, menggunakan atau menentukan barang dan jasa.
Definisi diatas telah memperlihatkan kepada kita bahwa dengan mempelajari perilaku konsumen maka pemasar dapat mengetahui secara jelas
proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen dan pengaruh- pengaruh yang dihadapi dalam usaha memperoleh barang dan jasa yang
dibutuhkan.
2.2.4. Definisi Jasa
Jasa pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan barang. Agar dapat memahami perbedaan tersebut, maka
akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian. Kotler dan Amstrong 1996:660 mendefinisikan jasa adalah tindakan atau manfaat yang ditawarkan
oleh suatu badan usaha kepada pihak lain yang bersifat tidak terwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksinya dapat berhubungan dengan
produk fisik ataupun tidak. Sedangkan Payne 2000:8 mengemukakan jasa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
adalah suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketidakberwujudan yang berhubungan dengannya, melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen atau
dengan properti dalam kepemilikannya, dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa jasa pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur
ketidakberwujudan yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya dan memberikan berbagai manfaat bagi pihak-pihak yang terkait. Setiap pemberi
jasa perlu mengetahui, mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan dengan memperhatikan karakteristik jasa
2.2.5. Karakteristik Jasa Kotler Amstrong 1996:661 mengemukakan bahwa terdapat 4