B. Analisis Data
Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1.
Analisis kepatuhan pendaftaran sebelum dan sesudah pelaksanaan kebijakan penghapusan sanksi pajak.
Analisis ini dilakukan dengan melakukan perbandingan antara persentase penambahan WPOP sebelum dan sesudah pelaksanaan kebijakan
penghapusan sanksi pajak.
= x 100
Tabel 8. Pendaftaran WPOP Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Kebijakan Penghapusan Sanksi Pajak.
KPP Pratama
Tahun 2014 Tahun 2015
WPOP Baru
Terdaftar WPOP
per 1 Januari
Penam bahan
WPOP WPOP
Baru Terdaftar
WPOP per 1
Januari Penam
bahan WPOP
Sleman 10.849
139.204 6,75
10.167 150.053
6,78 Wates
3.240 39.997
8,10 3.763
43.237 8,70
Bantul 8.027
93.604 8,58
7.691 101.631
7,57 Wonosari
4.224 32.397
13,04 4.102
36.621 11,20
Sumber: Data diolah Pada tahun 2014 di KPP Pratama Sleman terdapat penambahan
WPOP baru sebanyak 10.849 atau meningkat 6,75 dari total WPOP yang terdaftar 1 Januari 2014. Pada tahun 2015 ada penambahan WPOP baru
sebanyak 10.167 atau meningkat 6,78 dari total WPOP terdaftar tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil perhitungan dari tabel 8 KPP Pratama
Sleman mengalami peningkatan presentase penambahan jumlah WPOP dari WPOP Baru Terdaftar
di Tahun 20XX WPOP per 1 Januari
20XX Presentase
Penambahan NPWP
total WPOP tahun sebelumnya, yaitu sebesar 0,03. Namun, jika dilihat dari jumlah WPOP baru terdaftar terdapat penurunan 682 WPOP.
Peningkatan presentase penambahan WPOP yang tidak terlalu tinggi ini seharusnya bisa dapat ditingkatkan lagi dengan adanya kebijakan
penghapusan sanksi seperti yang diharapkan Direktorat Jenderel Pajak bahwa kebijakan ini memberikan angin segar bagi masyarakat yang sudah
memenuhi persayaratan objektif dan subjektif tetapi belum mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak. Pasalnya Wajib Pajak yang baru terdaftar di tahun
pajak 2015 tetapi sudah memiliki kewajiban perpajakan dari tahun 2014 dan sebelumnya sehingga harus terlambat menyetor dan melaporkan pajaknya
dapat menikmati kebijakan penghapusan sanksi pajak ini. Hal serupa terjadi di KPP Pratama Wates, yaitu pada tahun 2014
terdapat penambahan WPOP baru sebanyak 3.240 atau meningkat 8,10 dari total WPOP yang terdaftar 1 Januari 2014. Pada tahun 2015 ada
penambahan WPOP baru sebanyak 3.763 atau meningkat 8,70 dari total WPOP terdaftar tahun sebelumnya. KPP Pratama Wates mengalami
peningkatan presentase penambahan WPOP sebesar 0,6. Peningkatan presentase penambahan WPOP di KPP Pratama Wates dilihat lebih baik jika
dibandingkan KPP Pratama Sleman. Selain itu, jika dilihat dari jumlah WPOP baru terdaftar mengalami peningkatan sebesar 532 WPOP.
KPP Pratama Bantul dan Wonosori juga mengalami penambahan WPOP, tetapi presentase penambahan WPOP menurun dari tahun pajak
2014. Pada tahun 2014, KPP Pratama Bantul mengalami penambahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
WPOP sebesar 8.027 atau meningkat 8,58 dari total WPOP yang terdaftar 1 Januari dan 7.691 WPOP baru atau meningkat 7,57 dari total WPOP
yang terdaftar 1 Januari di tahun 2015. Presentase penambahan WPOP di KPP Pratama Bantul mengalami penurunan sebesar 1,01 di tahun 2015.
Sedangkan di KPP Pratama Wonosari di tahun 2014 jumlah WPOP bertambah sebesar 4.224 atau meningkat 13,04 dari total WPOP yang
terdaftar 1 Januari dan bertambah 4.103 atau meningkat 11,20 dari total WPOP yang terdaftar 1 Januari di tahun 2015. Penambahan jumlah WPOP
di KPP Pratama Wonosari mengalami penurunan 1,84.
2. Analisis penyetoran pajak atas SPT Tahunan PPh Kurang Bayar oleh WPOP
Analisis ini dilakukan dengan menghitung penambahan jumlah WPOP yang melakukan penyetoran pajak atas SPT Tahunan PPh Kurang
Bayar secara tepat waktu untuk tahun pajak 2014 dan 2015. Tabel 9. WPOP yang Melakukan Penyetoran Pajak atas SPT Tahunan PPh
Kurang Bayar
No KPP
Pratama Tahun Pajak
2014 Tahun Pajak
2015 Penambahan
WPOP setor Penambahan
1 Sleman
1.307 1.795
488 37,34
2 Wates
1.589 1.972
383 24,10
3 Bantul
3.707 4.899
1.192 32,16
4 Wonosari
1.579 2.189
610 38,63
Sumber: Data diolah
Hasil perhitungan pada tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah WPOP yang melakukan penyetoran pajak atas SPT Tahunan PPh Kurang Bayar
secara tepat waktu mengalami peningkatan setelah pelaksanaan kebijakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penghapusan sanksi pajak. Presentase penambahan WPOP yang melakukan penyetoran tertinggi terjadi di KPP Pratama Wonosari, yaitu sebesar
38,63 dan yang terendah terjadi di KPP Pratama Wates, yaitu sebesar 24,10. Jika dilihat dari angka jumlah penambahan WPOP, KPP Pratama
Bantul mendapat penambahan WPOP yang melakukan penyetoran tertinggi, yaitu sebanyak 1.192 WPOP dan yang terendah adalah KPP
Pratama Wates, yaitu sebanyak 383 WPOP.
3. Analisis kontribusi kebijakan penghapusan sanksi pajak terhadap
pendaftaran NPWP dan penerimaan pajak atas SPT Tahunan PPh Kurang Bayar
a Menghitung kontribusi kebijakan penghapusan terhadap kepatuhan
pendaftaran. Tabel 10. Kontribusi Kebijakan Penghapusan Sanksi Pajak terhadap
kepatuhan pendaftaran per 31 Maret 2016
KPP Pratama
WPOP Baru yang mengajukan
permohonan penghapusan sanksi
WPOP baru terdaftar tahun
2015 Kontribusi
Sleman 10.167
Wates 3.763
Bantul 40
7.691 0,01
Wonosari 4.102
Sumber: Data diolah Hasil perhitungan pada tabel 10 menunjukkan bahwa kebijakan
penghapusan sanksi pajak tidak memberikan kontribusi terhadap peningkatan jumlah WPOP yang baru terdaftar di tahun 2015. Tidak ada
WPOP baru yang mengajukan permohonan penghapusan sanksi di KPP PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Presentase pemanfaatan kebijakan penghapusan
sanksi pajak Pratama Sleman, Wates, dan Wonosari menunjukkan bahwa WPOP
yang mendaftarkan diri bukan karena ingin memanfaatkan fasilitas penghapusan sanksi pajak ini. WPOP yang memanfaatkan penghapusan
sanksi pajak di KPP Pratama Bantul hanya 0,01 dari jumlah WPOP baru terdaftar. Jumlah tersebut sangatlah sedikit dari yang diharapkan
pemerintah bahwa dengan adanya kebijakan ini diharapkan dapat lebih meningkatkan jumlah Wajib Pajak terdaftar.
b Perhitungan presentase pemanfaatan kebijakan penghapusan sanksi
pajak oleh WPOP yang melakukan penyetoran atas pajak kurang bayar.
= x 100
Tabel 11. Presentase Pemanfaatan Kebijakan Penghapusan Sanksi Pajak oleh WPOP yang Melakukan Penyetoran atas Pajak Kurang Bayar per
31 Maret 2016
KPP Pratama
WPOP yang mengajukan
permohonan penghapusan sanksi
WPOP yang melakukan
penyetoran pajak kurang bayar
Presentase pemanfaatan
Sleman 73
1.795 4,07
Wates 9
1.972 0,45
Bantul 190
4.899 3,88
Wonosari 67
2.189 3,06
Sumber: Data diolah Hasil perhitungan pada tabel 11 menunjukkan bahwa presentase
pemanfaatan kebijakan penghapusan sanksi pajak oleh WPOP sangat WPOP yang mengajukan
permohonan penghapusan sanksi pajak
WPOP yang melakukan penyetoran pajak kurang
bayar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kurang, yaitu dibawah 10. Presentase pemanfaatan yang tertinggi terjadi di KPP Pratama Sleman, yaitu sebesar 6,29 dan yang terendah
terjadi di KPP Pratama Wates 0,45. Presentase pemanfaatan kebijakan penghapusan sanksi pajak di KPP Pratama Bantul dan KPP Pratama
Wonosari juga sangat kurang, yaitu sebesar 3,88 dan 3,06. Presentase pemanfaatan kebijakan ini juga mencerminkan kontribusi
yang diberikan oleh kebijakan penghapusan sanksi pajak dalam penerimaan dari penyetoran pajak atas SPT Tahunan PPh Kurang Bayar.
Menurut Munir,dkk.2004:149, kontribusi dengan presentase dibawah 10 dianggap sangat kurang. Hal ini dikarenakan permohonan
penghapusan sanksi pajak dapat diajukan tanpa ada batasan waktu sedangkan data yang didapat baru menunjukkan permohonan yang
diajukan per tanggal 31 Maret 2016.
Tabel 12. Penambahan Penerimaan Pajak dari Penyetoran Pajak atas SPT Tahunan PPh Kurang Bayar
No KPP
Pratama Tahun Pajak
2014 Rp
Tahun Pajak 2015
Rp Penambahan
Rp 1
Sleman 12.433.794.924
54.730.834.342 42.297.039.418
2 Wates
8.432.610.127 10.818.159.794
2.385.549.667 3
Bantul 19.889.181.645
45.411.924.635 25.522.742.990
4 Wonosari
6.874.633.105 8.416.166.951
1.541.533.846
Sumber: Data diolah Data pada tabel 12 menunjukkan bahwa jumlah penerimaan pajak
dari penyetoran pajak atas SPT Tahunan PPh Kurang Bayar di tiap-tiap KPP Pratama di wilayah Kanwil DJP DIY mengalami peningkatan dari
tahun sebelum dilaksanakannya kebijakan penghapusan sanksi pajak. Peningkatan penerimaan pajak di KPP Pratama Sleman dan Bantul
mengalami peningkatan yang tinggi dari jumlah penerimaan pajak tahun 2014. Peningkatan terendah terjadi pada KPP Pratama Wonosari, yaitu
sebesar 22,42 atau meningkat sebesar Rp1.541.533.846 dari tahun 2014. Peningkatan jumlah penerimaan pajak ini merupakan andil dari
kebijakan penghapusan sanksi pajak. Beberapa Wajib Pajak melakukan pembayaran yang cukup besar atas jumlah nominal kekurangan pajak
penghasilan yang terutang pada tahun-tahun yang lalu meskipun jumlah Wajib Pajak yang mengajukan permohonan penghapusan sanksi pajak
sampai dengan 31 Maret 2016 belum begitu besar, yaitu kurang dari 10 dari jumlah Wajib Pajak yang melakukan penyetoran pajak atas
SPT Tahunan PPh Kurang Bayar.
C. Pembahasan