Metode Desain Faktorial Pengaruh komposisi Beeswax dan Paraffin Wax sebagai basis terhadap kekerasan lipstik dengan zat pewarna ekstrak kulit manggis (Garcinia Mangostana L.).

saat berada dalam wadah Minami, 2005. Paraffin wax memiliki sifat basa karena memiliki pH 11 Mozes, 1983.

H. Metode Desain Faktorial

Metode desain faktorial digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian pada penelitian yang menggunakan banyak faktor atau kondisi. Desain faktorial akan menentukan efek dan interaksi dari beberapa faktor tersebut. Faktor merupakan variabel yang telah ditentukan peneliti yang akan berpengaruh terhadap respon. Faktor dapat dalam bentuk kualitatif atau kuantitatif. Efek adalah perubahan respon dikarenakan adanya variasi level dan faktor Bolton dan Bon, 2010. Selain faktor, level dari faktor yang juga harus ditentukan dalam penelitian. Level merupakan suatu tetapan untuk faktor yang dinyatakan dalam level tinggi dan level rendah. Eksperimen yang paling sederhana adalah eksperimen dengan dua faktor dan dua level untuk setiap faktor sehingga dihasilkan empat formula yang berbeda. Tabel I. Rancangan desain faktorial untuk dua faktor dan dua level Simbol Formula Faktor a Faktor b 1 level rendah level rendah a level rendah level tinggi b level tinggi level rendah ab level tinggi level tinggi Notasi 1, a, b dan ab merupakan simbol standar untuk menunjukan beberapa kombinasi dari dua faktor. Setiap simbol menunjukkan tingkat level yang berbeda pada kedua faktor Bolton dan Bon, 2010. Hasil dari penelitian akan diletakkan pada contour plot. Contour plot merupakan grafik yang mendeskripsikan respon dari data eksperimental. Respon yang dihasilkan dari penelitian dapat diilustrasikan pada contour plot. Hasil dari contour plot selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus: Y = BaA + BbB + BcC +… + BabAB + BacAC + … A, B dan C merupakan proporsi dari komponen sedangkan Ba dan Bb merupakan level bagian A dan B Bolton dan Bon, 2010.

I. Landasan Teori

Bibir merupakan salah satu bagian dari tubuh manusia yang berbeda dari lapisan kulit lainnya karena tidak memiliki lapisan tanduk dan memiliki epidermis yang tipis sehingga mudah kering dan pecah-pecah. Bibir juga merupakan salah satu obyek pada wanita untuk mempercantik diri. Lipstik dibutuhkan untuk melakukan kedua fungsi tersebut. Oleh karena itu, lipstik disebut dengan quasi- drug, yaitu selain untuk menjaga kesehatan bibir lipstik juga digunakan sebagai kosmetik dekoratif sehingga lipstik sangat diperlukan dalam masyarakat. Bahan pembuat lipstik sering kali terbuat dari bahan kimia yang jika digunakan dalam jangka panjang akan terakumulasi di dalam tubuh dan berbahaya bagi kesehatan. Salah satu bahan tersebut adalah zat pewarna. Zat pewarna lipstik yang digunakan di pasar kebanyakan zat pewarna sintetis. Penggantian zat warna PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sintetis menjadi zat pewarna alami perlu dilakukan. Salah satu pewarna alami yang dapat digunakan adalah pewarna yang berasal dari kulit manggis. Kulit manggis mengandung senyawa zat pewarna antosianin. Antosianin dapat diekstrak dengan metode perkolasi dengan pelarut etanol 70. Lipstik terdiri dari bahan utama, yaitu basis berupa lilin, minyak dan lemak. Basis merupakan komponen penting untuk menjaga sifat fisis lipstik, terutama kekerasan lipstik. Satu jenis basis tidak cukup untuk menjaga kekerasan lipstik maka diperlukan kombinasi dua basis, yaitu beeswax dan paraffin wax. Beeswax berasal dari sarang lebah Apis Mellifera yang digunakan untuk meningkatkan kekerasan lipstik sedangkan paraffin wax merupakan basis yang terbuat dari mineral yang juga memiliki fungsi untuk meningkatkan kekerasan tetapi masih jarang digunakan. Penambahan kombinasi dari kedua bahan ini akan meningkatkan kekerasan lipstik. Metode yang digunakan untuk untuk menentukan komposisi dari kombinasi basis pada penelitian ini adalah metode desain faktorial.. Desain faktorial merupakan desain yang digunakan untuk menentukan efek dan interaksi dari beberapa faktor. dapat dalam bentuk kualitatif atau kuantitatif. Dalam penelitian ini, faktor yang digunakan adalah bentuk kuantitatif yang dinyatakan dalam gram. Dua faktor tersebut adalah beeswax dan paraffin wax. Metode ini akan menghasilkan respon yang akan dinyatakan dalam contour plot.

J. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59

Pengaruh komposisi minyak jarak dan lanolin sebagai basis terhadap sifat fisik dan stabilitas lipstik dengan pewarna ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.).

3 12 71

Pengaruh komposisi lanolin dan beeswax sebagai basis lipstik terhadap sifat fisik dan stabilitas lipstik dengan pewarna dari ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.).

4 16 77