Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 Peraturan Perundang-Undangan Yang Mengatur Tentang Perda

penyerahan wewenang dengan rumusan umum perlu disertai dengan cara penyerahan wewenang dengan rincian seperti yang selama ini telah dipraktekkan.

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965

Sekalipun Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 diganti oleh Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1965, namun undang-undang yang menggantikan menganut cara penyerahan wewenang yang sama dengan cara penyerahan wewenang yang dapat dianut oleh undang-undang yang digantikan. Dalam Pasal 89 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 terjabar kombinasi cara penyerahan wewenang. a. Pemerintah Daerah berhak dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya. b. Dengan tidak mengurangi ketentuan dimaksud dalam ayat 1, dalam undang- undang pembentukan daerah sebagai pangkal ditetapkan urusan-urusan yang termasuk rumah tangganya disertai alat perlengkapan dan pembiayaannya serta sumber-sumber pendapatannya yang pertama dari daerah. c. Dengan Peraturan Pemerintah tiap-tiap waktu, atas usul dan sepanjang mengenai Daerah Tingkat II dan III atas usul dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setingkat lebih atas, urusan-urusan tersebut dalam ayat 2 dapat ditambah dengan urusan-urusan lain. Dalam penjelasan umum butir III Undang-Undang Pemerintahan Daerah yang rancangan undang-undangnya disusun oleh Panitia Negara Urusan Universitas Sumatera Utara Desentralisasi dan Otonomi Daerah dengan Ketua R. P. Soeroso semasa Demokrasi Terpimpin antara lain dikemukakan bahwa ayat 1 memberi kesempatan daerah untuk mengurus urusan-urusan yang luput dari perhatian Pemerintah Pusat. Pemberhentian kesempatan tersebut mengandung prinsip bahwa hal-hal yang dapat diselesaikan setempat dan mempengaruhi keadaan umum atau kepentingan nasional sebaiknya diatur dan diurus oleh daerah. Di luar dari urusan pusat dan kepentingan umum merupakan bidang Otonomi Daerah. Urusan pusat adalah segala apa yang menurut peraturan perundang-undangan ditugaskan sendiri oleh pusat kepada dirinya. Sedangkan kepentingan dan urusan pusat yang tidak diatur secara tertulis. Dengan demikian, ayat 1 mengandung pengaturan mengenai cara penyerahan wewenang dengan rumusan umum. Untuk memberi tuntunan kepada daerah yang baru dibentuk agar daerah itu sudah dapat mengetahui dan menyelenggarakan urusan rumah tangga daerahnya, maka dalam ayat 2 Pasal 39 diadakan ketentuan ayat 1, dalam undang-undang pembentukan ditetapkan urusan pangkal bagi daerah yang bersangkutan dengan disertai perangkat, Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah yang dibentuk itu. Ketentuan semacam ini mengandung makna dianutnya cara penyerahan wewenang dengan rincian. Bagi masing-masing Propinsi dimaksud pada Pasal 1 berlaku ketentuan-ketentuan pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1959 Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 70 juncto Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964 Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 95 sepanjang ketentuan- ketentuan itu tidak bertentangan dengan undang-undang ini. Dengan demikian, Universitas Sumatera Utara secara rinci urusan pangkal yang diberikan kepada Daerah Tingkat I Sumatera Selatan berlaku juga bagi Daerah Tingkat I Bengkulu. Dalam pembentukan Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya Pemerintah juga menggunakan cara penyerahan wewenang dengan rincian. Hal ini dapat diketahui dari Pasal 5 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat. 128 1 Urusan rumah tangga daerah sebagai kewenangan pangkal meliputi : Menurut pasal itu : 1. urusan bimbingan dan kesejahteraan sosial 2. urusan pertanian 3. urusan kesehatan 4. urusan pendidikan dan kebudayaan 5. urusan pekerjaan umum 2 Perincian urusan rumah tangga daerah dimaksud ayat 1 Pasal ini, terdapat dalam lampiran undang-undang ini. 3 Penyerahan urusan lainnya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Selanjutnya dalam Pasal 7 ditentukan pula urusan yang tergolong ”tata usaha daerah”. Rincian yang dimaksud ayat 2 di atas adalah rincian dari urusan- urusan yang telah diatur dengan Peraturan Pemerintah tentang pelaksanaan 128 Sebenarnya Irian Barat pernah dibentuk sebagai Propinsi dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1956 yang dimaksudkan untuk kepentingan integrasi nasional. Salah satu jalan yang ditempuh untuk mengembalikan wilayah ke dalam lingkungan Republik Indonesia pada waktu itu adalah mengundangkan Undang-undang tersebut. Namun pembentukan secara nyata baru terealisasi dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1973 nama Irian Barat diubah menjadi Irian Jaya. Universitas Sumatera Utara penyerahan urusan. Urusan-urusan tersebut merupakan urusan baik Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya maupun Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II di wilayah itu. Urusan pangkal ini secara hukum dapat dilaksanakan seketika.

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974