BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Iklan rokok di Televisi VideoVisual, Audio, Talent, Grafics dan
Pacing terhadap Pengetahuan.
Berdasarkan hasil analisis uji Bivariat iklan rokok terhadap Pengetahuan dalam hal ini VideoVisual p=0,000
α=0,05, Audio p=0,000α=0,05, Talent p=0,000
α=0,05, Grafics p=0,000α=0,05 dan Pacing p=0,000α=0,05 dapat dilihat bahwa seluruhnya ada hubungan antara VideoVisual, Audio, Talent, Grafics dan
Pacing terhadap pengetahuan dengan tingkat ke percayaan 95 α=0,05.
Berdasarkan hasil analisis uji Regresi Linier Berganda maka variabel yang paling dominan memengaruhi pengetahuan siswa SMP adalah VideoVisual B=0,497
dan R²=0,780, berarti persamaan garis regresi yang diperoleh dapat menerangkan 78 variabel VideoVisual memengaruhi pengetahuan siswa, dan pada tabel ANOVA
diperoleh p=0,000α=0,005 berarti regresi linier ganda terpenuhi. Persamaan garis regresi : Y =0,17 + 0,479X + 0,387X – 0,167X
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Komnas Anak dan Fakultas Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Prof DR Hamka 2007 yang mengatakan
bahwa 99,7 remaja terpajan iklan rokok di TV, 68,2 remaja dapat menyebutkan lebih dari tiga selogan iklan rokok dan 50 remaja dirinya percaya diri seperti yang
dicitrakan iklan rokok Kanal,2007. Hal serupa juga diungkapkan oleh Lizza M.Djapri CH seorang psikolog UI
dalam Kompas 27 April 2011 bahwa ketika seseorang melihat iklan, maka dia
Universitas Sumatera Utara
diyakini telah memasukkan iklan itu sebagai informasi tambahan dalam ingatannya. Dimasa mendatang dia berpotensi besar untuk bertindak dan mengambil keputusan
atas dasar informasi tersebut.
5.2. Pengaruh Iklan rokok di Televisi VideoVisual, Audio, Talent, Grafics dan
Pacing terhadap Sikap.
Berdasarkan hasil analisis uji Bivariat iklan rokok A Mild terhadap Sikap dalam hal ini videovisual p
=0,000α=0,05, Audio p=0,000 α=0,05, Talent p
=0,000α=0,05, Grafics p=0,000α=0,05 dan Pacing p=0,000α=0,05 dapat dilihat bahwa seluruhnya ada hubungan antara VideoVisual, Audio, Talent, Grafics dan
Pacing terhadap Sikap dengan tingkat kepercayaan 95 α=0,05. pada tabel
ANOVA diperoleh p=0,000α=0,005 berarti regresi ganda terpenuhi. Hasil Uji Regresi Linier berganda menunjukkan tidak terdapat variabel yang
dominan. Ini menunjukkan bahwa untuk dapat menciptakan iklan televisi yang spektakuler dan efektif elemen VideoAudio, Visual tidak dapat berdiri sendiri, harus
didampingi oleh elemen-elemen lain. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan yang diungkapkan Lizza M. Djapri
MSi 2011 bahwa makin meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk merokok , khususnya remaja tidak terlepas dari pengaruh tayangan iklan dimedia massa. Yang
lebih memrihatinkan menurut beliau iklan-iklan rokok semakin lihai menjerat konsumen.Tidak jarang hal-hal positif diselipkan dan disalahgunakan untuk
menanamkan persepsi tentang merokok yang sebenarnya menjerumuskan. Mereka berupaya bagaimana caranya masuk dalam persepsi masyarakat bahwa its oke untuk
Universitas Sumatera Utara
merokok.Misalnya memakai ilustrasi solidaritas dan keakraban teman. Lizza juga mengungkapkan dalam suatu iklan rokok misalnya digambarkan bagaimana
seseorang rame-rame dengan temannya, lalu ada pula yang kesusahan dibantu oleh teman-teman yang lain, sehingga kesannya merokok seakan-akan dapat
mengakrabkan, dengan merokok seakan-akan ada norma-norma positif yang terbentuk. Iklan model inilah yang sangat efektif memengaruhi persepsi remaja yang
masih dalam tahap pencarian jati dirinya. Hal serupa juga diungkapkan Komisi Perlindungan Anak Komnas PA, iklan
rokok di televisi disebut-sebut sebagai media penyampaian informasi yang manipulatif mengenai citra rokok, dimana iklan rokok menawarkan citra seorang
perokok yang tangguh, kreatif, penuh solidaritas, macho modern dan lain sebagainya, sehingga remaja tertarik untuk mengadopsi rokok tanpa menyadari bahayanya.
5.3. Pengaruh Iklan rokok di Televisi VideoVisual, Audio, Talent, Grafics dan