4. Adanya penguat reinforcemen guna membangkitkan respon yang
positif dari peserta. 5.
Menggunakan konsep pembentukan perilaku. Prinsip-prinsip diatas perlu diperhatikan sekali pada waktu akan
memberikan pelatihan, sebab prinsip tersebut mempunyai pengaruh terhadap berhasil tidaknya pelatihan yang dijalankan. Selain prinsip
pelatihan dalam perencanaan pelatihan dan pengembangan ada beberapa tahapan-tahapan yang harus dipenuhi. Tahapan-tahapan tersebut adalah :
1. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan.
2. Menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan.
3. Menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya, menetapkan
metode pelatihan dan pengembangan. 4.
Mengadakan percobaan try out dan revisi. 5.
Mengimplementasikan dan mengevaluasi. Dalam penyusunan pelatihan harus menggunakan tahapan-tahapan
di atas guna keberhasilan program yang akan dilaksanakan.
2.3 Komponen Pelatihan
Agar pelatihan dapat mencapai sasaran yang diharapkan maka program pelatihan harus merumuskan beberapa komponen utama.
Komponen-komponen tersebut adalah :
2.3.1 Tujuan Pelatihan
Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu, secara tegas, sepesifik, realistis, cukup menantang, dapat di ukur, dan jelas waktunya. Dirumuskan
dengan kalimat singkat dan sederhana bahasanya agar mudah dicerna dan mudah ditangkap maknanya, dengan demikian seluruh kegiatan latihan
selalu akan terarah pada tujuan yang ditetapkan selamanya AMT, 1991 Adapun yang dimaksud pengertian tersebut diatas adalah sebagai berikut:
1. Realitas jelas dan dapat dikerjakan sesuai dengan kemampuan dan
apabila terlalu sukar, akan menuntut ke arah keputusan dan akan menyerah.
2. Menantang, artinya tujuan itu harus memberikan tantangan, apabila
tidak menantang maka pelaku pelatihan kurang bergairah untuk mencapainya dan imbalan tidak menarik.
3. Mempunyai batas waktu, agar program selesai sesuai dengan jsdwal
yang ada, apabila tidak ada batas waktunya mungkin ada kecenderungan untuk menyelesaikannya,
4. Spesifik, tujuan dirumuskan secars khusus tidak bersifat umum dan
kabur, tetapi jelas yang akan dicapai. 5.
Terukur, agar supaya kita mengetahui bahwa tujuan tersebut telah tercapai, bagaimanapun juga yang terpenting semua pelaku pelatihan
harus merasa terlibat atau terikat pada tujuan. Tujuan pelatihan menurut Anwar Prabu, 2003 : 51, antara lain :
1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan idiologi.
2. Meningkatkan produktivitas kerja.
3. Meningkatkan kualitas kerja.
4. Meningkatkan ketetapan perencanaan sumberdaya manusia.
5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja.
6. Meningkatkan rangsangan agar para pegawai mampu berprestasi
secara maksimal. 7.
Meningkatkan kesehataan dan keselamatan kerja.
8. Menghindarkan keusangan.
9. Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai.
Selain itu menurut Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah 2003 : 177, ada berbagai manfaat pelatihan yaitu ;
1. Meningkatkan kualitas dan produktivitas.
2. Menciptakan sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih
menguntungkan. 3.
Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia. Suatu pelatihan dikatakan memuaskan apabila tujuan telah
tercapai, maka didalam merumuskan pelatihan tujuan harus mencapai sasaran yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan.
Pelatihan atau rencana sebaik apapun tanpa tujuan yang jelas tidak mungkin akan dicapai.
2.3.2 Materi pelatihan