d. Hasil belajar
Setelah adanya evaluasi dari proses suatu pelatihan maka dapat diukur hasil belajar dari para peserta pelatihan. Hasil belajar
merupakan suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk
membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.
Hal ini sesuai dengan pendapat Syaiful B. Djamarah 2000 : 45 yang mengemukakan bahwa hasil belajar adalah prestasi dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.
Kesimpulan dari perbincangan dengan para responden tentang hasil pembelajaran yaitu adanya perubahan keseluruhan tingkah
laku baik dalam sikap kebiasaan, keterampilan dan pengetahuan.
4.4.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Pelatihan Keterampilan
Mekanik Otomotif Mobil bagi Eks Pecandu Narkotika
4.4.2.1 Faktor Pendukung Strategi Pelatihan Keterampilan Mekanik Otomotif
Mobil bagi Eks Pecandu Narkotika 1.
Perencanaan Pelatihan Balai Rehabilitasi Sosial Mandiri Semarang II merupakan lembaga
rehabilitasi dan pelatihan yang dalam pelaksanaan pelatihan mekanik otomotif mobil diawali dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar
pelatihan terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan proses pelaksanaan pelatihan. Hal ini mendukung sekali karena berpengaruh dalam
lancarnya suatu proses pelatihan. Sumber belajar menggunakan buku-buku panduan tentang mekanik
otomotif mobil yang sudah disediakan oleh Balai Rehabilitasi Sosial Mandiri, dan disediakan juga perpustakaan. Hal ini sangat mendukung
untuk menunjang kegiatan belajar peserta pelatihan. Lingkungan
sosial sangat
mendukung keberadaan
Balai Rehabilitasi Sosial Mandiri, hal ini bisa untuk mensosialisasikan kepada
masyarakat luas, khususnya para eks pecandu narkotika tentang pelatihan mekanik otomotif mobil untuk memperoleh keterampilan dan
keahlian mekanik otomotif mobil sebagai bekal mencari kerja. 2.
Pelaksanaan Pelatihan Dalam pelaksanaan pelatihan fasilitas yang sangat menunjang,
menjadikan berlangsungnya proses pelatihan dimana tempat pelatihan khususnya pelatihann mekanik otomotif mobil yang cukup luas. Tempat
yang luas mendukung sekali dalam pelaksanaan pelatihan mekanik otomotif mobil.
Biaya program pelaksanaan pelatihan di Balai Rehabilitasi Sosial Mandiri Semarang II berasal dari pemerintah Provinsi Jawa Tengah
melalui Dinas Provinsi Jawa Tengah.
Alat-alat pembelajaran pelatihan mekanik otomotif mobil sudah memadai, hal ini menjadikan suatu proses pembelajaran pelatihan bisa
berjalan dengan baik dan lancar. Menggunakan metode ceramah, simulasi, tanya jawab, praktek dan
pemberian tugas, hal ini menciptakan suasana yang harmonis antara instruktur dan peserta pelatihan.
3. Evaluasi
Dalam pelaksanaan evaluasi sudah berjalan dengan baik, karena alat-alat pembelajaran pelatihan mekanik otomotif mobil yang
digunakan untuk pelaksanaan evaluasi sudah cukup memadai, hal ini menjadikan suatu proses evaluasi pelatihan bisa berjalan dengan baik
dan lancar. Adanya pemberian sertifikat kepada peserta pelatihan sebagai tanda
bukti telah mengikuti pelatihan mekanik otomotif mobil dengan baik, hal ini dapat dijadikan sebagai modal untuk mencari pekerjaan.
4.4.2.2 Faktor Penghambat Strategi Pelatihan Keterampilan Mekanik Otomotif
Mobil bagi Eks Pecandu Narkotika 1.
Perencanaan Pelatihan Sarana dan prasarana yang kurang lengkap dan kurang memadai
dalam proses pelatihan, hal ini perlu adanya pengembangan atau kelengkapan sarana dan prasarana untuk bisa menunjang kelancaran
jalannya suatu proses pembelajaran pelatihan.
2. Pelaksanaan Pelatihan
Buku panduan tentang pelatihan mekanik otomotif mobil yang sudah ada di Balai Rehabilitasi Sosial Mandiri Semarang II kurang
bervariasi dan perlu materi yang baru. Dalam penggunaan media pembelajaran yang disediakan di Balai Rehabilitasi Sosial Mandiri,
khususnya dalam pelatihan mekanik otomotif mobil masih mengalami kendala yaitu untuk media pembelajarannya kurang lengkap dan masih
menggunakan media lama. Proses pembelajaran seringkali terganggu karena instruktur yang
tersedia hanya satu orang dan peserta pelatihannya cukup banyak. Sehingga terkadang posisi instruktur hanya digantikan oleh asisten saja.
3. Evaluasi
Meskipun dalam pelaksanaan pelatihan mekanik otomotif mobil berjalan lancar, namun ada hambatan yang dialami yaitu dalam
pelaksanaan evaluasi. Berdasarkan hasil wawancara dari semua responden hambatan dalam pelaksanaan evaluasi terjadi karena
kemampuan yang dimiliki oleh peserta pelatihan berbeda-beda, sehingga sebelum melaksanakan evaluasi harus ada penambahan materi
yang diberikan kepada peserta yang memiliki kemampuan kurang. Adapun hambatan dalam pelaksanaan evaluasi praktek, antara lain
mesin-mesin mobil yang digunakan untuk praktek masih belum sesuai dengan perkembangan teknologi dunia otomotifdan jumlah mesin mobil
masih terbilang kurang.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan