BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Strategi
Strategi menurut Glueck dan Jauch 1989 adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan
strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi adalah sebuah rencana yang komprehensif yang
mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi Hadi Sugito, 2008.
Jadi, strategi merupakan rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang, dan
berbuat guna memenangkan kompetisi serta ilmu dan seni yang menggunakan kemampuan bersama sumber daya dan lingkungan secara
efektif yang terbaik. Terdapat empat unsur penting dalam pengertian strategi yaitu
kemampuan, sumberdaya, lingkungan dan tujuan. Empat unsur tersebut sedemikian rupa disatukan secara rasional dan indah sehingga muncul
beberapa alternatif pilihan yang kemudian dievaluasi dan diambil yang terbaik. Lantas hasilnya dirumuskan secara tersurat sebagai pedoman
taktik yang selanjutnya dijadikan pada tindakan operasional. Rumusan 12
strategi paling tidak mesti memberikan informasi apa yang akan dilakukan, mengapa dilakukan demikian, siapa yang bertanggung jawab dan
mengoperasionalkan, berapa besar biaya dan lama waktu pelaksanaan, hasil apa yang akan diperoleh. Akhirnya tidak terlupa keberadaan strategi
pun harus konsisten dengan lingkungan, mempunyai alternatif strategi, fokus keunggulan dan menyeluruh, mempertimbangkan kehadiran resiko,
serta dilengkapi tanggung jawab sosial. Singkatnya strategi yang ditetapkan tidak boleh mengabaikan tujuan, kemampuan, sumberdaya, dan
lingkungan.
2.2 Konsep Pelatihan
Pelatihan adalah proses membantu sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi untuk memperoleh efektifitas dalam pekerjaan
mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan skill, knowledge, dan attitude Sherwood dan Best, 1958. Menurut Edwin B.
Flippo latihan adalah tindakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan seseorang pegawai untuk melakukan pekerjaan tertentu.
Sedangkan menurut Kenneth R. Robinson 1988, pendidikan dan pelatihan adalah proses kegiatan pembelajaran antara pengalaman untuk
mengembangkan pola perilaku seseorang dalam bidang pengetahuan, keterampilan atau sikap untuk mencapai standar yang diharapkan.
Konsep pelatihan menurut Oemar Hamalik 2006, merupakan suatu fungsi manajemen yang perlu dilaksanakan secara terus menerus
dalam rangka pembinaan ketenagaan dalam suatu organisasi. Berdasarkan dari pengertian tentang pelatihan diatas bisa disimpulkan bahwa pelatihan
merupakan serangkaian tindakan upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, bertahap dan terpadu dan pelatihan lebih merujuk pada
pengembangan keterampilan bekerja vocational yang dapat digunakan dengan segera. Proses pelatihan harus terarah untuk mencapai tujuan
tertentu terkait dengan upaya pencapaian tujuan organisasi. Dalam Undang-Undang RI No. 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan disebutkan bahwa pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan potensi
kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan. Dalam Undang-Undang ketenagakerjaan RI No. 13 Tahun 2003 Bab V
tentang pelatihan kerja pasal 10 dijelaskan bahwa : 1.
Pelatihan kerja dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja.
2. Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang
mengacu pada standar kompetansi kerja. 3.
Pelatihan kerja dapat dilakukan secara berjenjang. 4.
Ketentuan mengenai tata kerja penetapan standar kompetensi kerja sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 2 diatur dengan keputusan
menteri.
Mc Gehee 1979 merumuskan prinsip-prinsip perencanaan pelatihan dan pengembangan sebagai berikut :
1. Materi harus diberikan secara sistematis dan berdasarkan tahapan-
tahapan. 2.
Tahapan-tahapan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.
3. Penatar harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang
berhubungan dengan serangkaian materi pembelajaran.
4. Adanya penguat reinforcemen guna membangkitkan respon yang
positif dari peserta. 5.
Menggunakan konsep pembentukan perilaku. Prinsip-prinsip diatas perlu diperhatikan sekali pada waktu akan
memberikan pelatihan, sebab prinsip tersebut mempunyai pengaruh terhadap berhasil tidaknya pelatihan yang dijalankan. Selain prinsip
pelatihan dalam perencanaan pelatihan dan pengembangan ada beberapa tahapan-tahapan yang harus dipenuhi. Tahapan-tahapan tersebut adalah :
1. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan.
2. Menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan.
3. Menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya, menetapkan
metode pelatihan dan pengembangan. 4.
Mengadakan percobaan try out dan revisi. 5.
Mengimplementasikan dan mengevaluasi. Dalam penyusunan pelatihan harus menggunakan tahapan-tahapan
di atas guna keberhasilan program yang akan dilaksanakan.
2.3 Komponen Pelatihan