Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan Nasionalisme

Belajar Mengajar KBM atau scenario pembelajaran. Memang secara umum ada langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang bisa berlaku umum dalam pembelajaran apapun untuk siapapun dan kapanpun ’coca cola’. Guru membuka pelajaran, menjelaskan materi, murid menyimak kalau perlu bertanya, mengevaluasi dan menutup pelajaran. Tapi karena pelaksanaan pembelajaran itu tentu saja sangat spesifik dipengaruhi oleh berbagai hal yaittu siapa yang belajar, apa yang dipelajari, dimana dia belajar, pesan-pesan apa yang diamanatkan kurikulum, siapa yang mengajarnya. Semua faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran secara detail. Untuk menganalisis detail pelaksanaan pembelajaran harus diperhatikan adalah materi bahan ajar, pola pembelajaran, model desain instruksional pembelajaran. http:zuhairistain.blogspot.com , 5 Januari 2012

3. Evaluasi

1 Pengertian Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa Aarab: al-Taqdir yang berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan dapat di artikan sebagai: penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Adapun dar segi istilah, sebagaimvaluatiana dikemukakan oleh Edwin Want dan Gerald W. Brown 1977: valuation refer to the act or proses to determining the value of something. Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Berdasarkan definisi diatas, maka evaluasi pendidikan tersebut dat diberi pengertian sebagai; suatu tindakan ata kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk atau suatu proses yang berlangsung dalam rangka menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi dilapangan pendidikan. Atau singkatnya: evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasilnya. Berbicara tentang pengertian istilah evaluasi pendidikan, di tanah air kita, Lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai evaluasi pendidikan sebagai berikut: Evaluasi pendidikan adalah: a. Proses kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukam; b. Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik feedback bagi penyempurnaan pendidikan Sudijono, 2006: 1-2 2 Ruang lingkup scope evaluasi pendidikan di sekolah Secara umum, ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah mencakup tiga komponen utama, yaitu: 1 Evaluasi mengenai program pengajaran Evaluasi atau penilaian terhadap program program pengajaran akan mencakup tiga hal, yaitu: a evaluasi terhadap tujuan pengajaran, b evaluasi terhadap isi program pengajaran, c evaluasi terhadap strategi belajar mengajaran. 2 Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran akan mencakup: a Kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan garis-garis besar program pengajajaran yang telah ditentukan, b Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran, c kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, d minat dan perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, e keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung, f peranan bimbingan dan penyuluhan tehadap siswa yang memerlukannya, g komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajaran berlangsung, h Pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa , i pemberian tugas tugas-tugas kjepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang diperoleh dalam kelas, dan j upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah. 3 Evaluasi mengenai hasil belajar hasil pengajaran Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup: 1 evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusu yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas; 2 evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran. Sudijono Anas, 2006: 29- 30. 3 Penilaian sikap Menurut Klausmeier 1985, ada tiga model belajar dalam rangka pembentukan sikap. Model-model ini sesuai dengan kepentingan penerapan dalam dunia pendidikan. Tiga model tersebut sebagai berikut.  Mengamati dan meniru, pembelajaran model ini berlangsung pengamatan dan peniruan melalui model learning through modeling. Tingkah laku manusia dipelajari dengan mengamati dan meniru tingkah laku atau perbuatan orang lain terutama orang-orang yang berpengaruh.  Menerima penguatan, penguatan dapat berupa ganjaran penguatan positif dan dapat berupa penguatan hukuman penguatan negatif. Dalam proses pendidikan, guru atau orang tua dapat memberikan ganjaran berupa pujian atau hadiah kepada anak yang berbuat sesuai dengan nilai-nilai tertentu. Dari waktu ke waktu respon yang diberi ganjaran tersebut bertambah kuat.  Menerima informasi verbal, informasi tentang berbagai hal dapat diperoleh melalui lisan maupun tulisan. Informasi tentang objek tertentu yang diperoleh oleh seseorang akan mempengaruhi pembentukan sikapnya terhadap objek yang bersangkutan. 4 Sikap dan objek yang diperlukan dinilai Dalam pembelajaran, penilaian terhadap sikap selain bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi pembelajaran, berguna juga sebagai feedback pengembangan pembelajaran. Secara umum, penilaian sikap dalam berbagai mata pelajaran dapat dilakukan berkaitan dengan berbagai objek sikap sebagai berikut: 1 Sikap siswa terhadap mata pelajaran 2 Sikap guru terhadap mata pelajaran 3 Sikap terhadap proses pembelajaran 4 Sikap terhadap materi dari pokok-pokok bahasan yang ada 5 Sikap berhubungan dengan nilai-nilai tertentu yang ingin ditanamkan dalam diri siswa melalui materi tertentu 6 Sikap berhubungan dengan kompetendi afektektif 5 Cara-cara menilai perilaku Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara-cara tersebuta antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan penggunaan skala sikap. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan siswa selama di sekolah Criticl Incidents Record. Penggunaan skala sikap mengambila dari teknik-teknik yang telah dikembangkan, namun yang paling praktis dan murah diimplementasikan adalah Skala Diferensiasi Semantik. 6 Tindak lanjut Secara terperinci, hasil pengukuran dan penilaian sikap dalam kelas dapat dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai berikut. 1 Pembinaan sikap siswa, baik secara pribadi maupun klasikal, perlu memperhatikan teori pembentukan dan perubahan sikap. 2 Perbaikan proses pembelajaran, misalnya secara umum siswa menunjukkan sikap negatif terhadap pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu, ada kemungkinan siswa belum dapat menyerap dengan benar materi pelajaran dan belum dapat memahami dengan benar konsep-konsepnya. Oleh karena itu siswa belum dapat mempersepsikan dengan benar tentang objek sikap pokok bahasan atau mata pelajaran sebagai yang dinyatakan, sehingga memberi respon negatif dalam memberi jawaban. Dalam hal ini, guru perlu mengkaji lebih mendalam dan mungkin perlu memberikan perhatian khusus dan penekanan-penekanan tertentu dalam proses pembelajaran. 3 Peningkatan profesionalitas guru, hasil pengukuran dan penilaian sikap dapat dimanfaatkan pula dalam rangka pembinaan profesionalitas guru. Berdasarkan hasil pengukuran dan penilaian sikap, guru dapat memperoleh informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya berdasarkan persepsi siswa. Informasi tersebut sangat bermanfaat dalam rangka melakukan upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pribadi dan kemampuan profesi guru. Majid, 2005: 213-215.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Dasar Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif bukan semata-mata hanya untuk mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subjek terhadap dunia sekitarnya. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan dalam penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistis, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode alamiah Moleong, 2004. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada Denzin dan Lincoln dalam Moleong, 2004. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu dengan pengamatan, wawancara, atau penelaah dokumen Moleong, 2004. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif 39