6 Penggunaan slogan aku bangga Indonesia tanah airku ABITA Berdasarkan hasil observasi, sekolah mensosialisasikan aku
bangga Indonesia tanah airku ABITA dalam setiap kesempatan kepada seluruh siswa SMA Negeri 1 Ambarawa dalam rangka
penanaman nilai-nilai nasionalisme pada siswa. Dengan menggunakan selogan ABITA tersebut siswa diharapkan
dapat termotivasi guna memupuk rasa nasionalisme mereka. Dalam setiap kesempatan, kepala sekolah dan guru selalu
menekankan selogan tersebut kepada siswa agar menjadi kebanggaan para siswa kepada bangsa Indonesia. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan semangat nasionalisme bagi para siswa. Melalui penggunaan selgan abita ini dapat menjadi
sarana penanaman nilai-nilai nasionalisme kepada siwa yaitu nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
4. Pelakasanaan penanaman nilai rela berkorban
Nilai rela berkorban merupakan aturan jiwa atau semangat bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan baik dari dalam maupun luar.
P enanaman nilai rela berkorban terhadap siswa merupakan sarana
pembentukan sikap, toleransi, peduli sosial dan lingkungan agar dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dimilikinya sikap-
sikap tersebut akan menumbuhkan kepekaan siswa terhadap keadaan sosial yang terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
serta melatih siswa untuk dapat berguna bagi sesama yang membutuhkan
bantuan. Penanaman nilai rela berkorban ditanamkan dengan cara mengajarkan siswa untuk menyisihkan uang, waktu, tenaganya untuk
berkorban membantu sesama yang membutuhkan. Hal ini sesuai apa yang telah di sampaikan Bapak Pracoyo dalam wawancara dengan peneliti.
Beliau menuturkan sebagai berikut. “Saya menanamkan nilai rela berkorban dengan
diminta anak untuk iuran suka rela dari hasil menyisihkan uang sakunya untuk acara bakti
sosial dll, meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu sesama yang membutuhkan.”
wawancara tanggal 9 Agustus 2012
Hal ini di perkuat dengan apa yang ditutukan oleh Ajeng K selaku siswa sebagai berikut:
“Guru mengajarkan kapi untuk mau meluangkan atau menyisihkan uang saku untuk infaq serta waktu dan tenaga untuk membantu
sesama yang mebutuhkan “
wawancara tanggal 9 Agustus 2012
5. Pelaksanaan penanaman nilai persatuan dan kesatuan
Nilai persatuan dan kesatuan ini mencakup pengertian disatukannya beraneka corak yang bermacam-macam menjadi suatu kebulatan.
Bermacam agama, suku bangsa yang dipeluk dan bahasa yang dipergunakan mudah memberi kesempatan timbulnya kekerasan.
Kekerasan ini ditiadakan bilamana semua pihak mempunyai rasa persatuan dan kesatuan yang tebal. Dengan demikian semboyan negara kita yang
berbun yi “Bhinneka Tunggal Ika” benar-benar dapat dipakai pedoman
segenap bangsa Indonesia untuk berinteraksi dan mampu mengayomi dari seluruh wilayah Indonesia. Penanaman nilai persatuan dan kesatuan
dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan metode penugasan yang bersifat kelompok sehingga melatih siswa untuk memiliki rasa persatuan
dan kesatuan dengan teman-temannya. Hal ini sesuai apa yang telah di
sampaikan Bapak Pracoyo dalam wawancara dengan peneliti. Beliau menuturkan sebagai berikut.
“Penanaman nilai persatuan dan kesatuan saya lakukan dengan mengadakan penugasan kelompok dalam pembelajaran,diskusi,
melalui quis,
dengan cara
permainan kelompok
sehingga nenumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan”
wawancara tanggal 9 Agustus 2012 Hal ini diperkuat dengan apa yang dituturkan oleh Bapak Purwanto
selaku guru olahraga sebagai berikut. “Lewat pelajaran olahraga saya menanamkan nilai persatuan dan
kesatuan dengan melalui permainan beregu seperti sepak bola, basket,voly dll yang akan mengajarkan siswa untuk memiliki kesatuan
dan keastuan” wawancara tanggal 4 Agustus 2012
6. Pelaksanaan penanaman nilai harga menghargai