Maksud dari pernyataan tersebut yaitu kemampuan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Kemampuan yang dilakukan guru sejak awal atau sebelum dimulai kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
Dari beberapa pendapat tentang performansi guru, dapat disimpulkan bahwa performansi guru merupakan kemampuan guru dalam merencanakan dan
melaksanakan perannya pada proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan sesuai dengan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional,
dan sosial.
2.1.7 Siswa
Hal-hal yang akan dibahas dalam sub-sub bab tersebut, yaitu pengertian siswa dan karakteristik siswa SD sebagai berikut:
2.1.6.1 Pengertian Siswa
Sinolungan dalam Kurnia, dkk 2007: 1.4 “membagi dua arti siswa yaitu secara luas, bahwa siswa adalah setiap orang yang terkait dengan proses
pendidikan sepanjang hayat. Arti siswa secara sempit adalah setiap orang yang belajar di sekolah”. Sementara menurut Hamalik 2011: 99-100, “siswa adalah
salah satu komponen dalam pembelajaran selain guru, tujuan, metode. Siswa juga sebagai unsur penentu dalam proses belajar mengajar”.
Departemen Pendidikan Nasional dalam Kurnia, dkk 2007: 1.4 menegaskan bahwa “siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan”. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian siswa, dapat disimpulkan
bahwa siswa adalah seseorang yang memiliki peran penting sebagai subjek belajar dalam proses pembelajaran untuk dapat mengembangkan potensi yang ia miliki.
2.1.6.2 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar SD
Menurut Kurnia, dkk 2007: 21, karakteristik perkembangan siswa SD berada pada periode atau masa anak akhir dengan rentang usia 6-12 tahun.
Karakteristik siswa SD senang bermain dalam kelompoknya dengan melakukan permainan yang konstruktif dan olahraga bergerak. Masa usia siswa SD, lebih
senang melakukan permainan ataupun bergerak daripada hanya diam termenung sendiri. Sementara karakteristik siswa SD berbeda dengan karakteristik orang
dewasa, karena karakteristik siswa SD masih ingin menikmati permainan yang menarik dan pola gerak yang lebih tinggi dari orang dewasa.
Piaget dalam Rifa’i dan Anni 2009: 29 menyatakan bahwa “tahap perkembangan kognitif siswa SD terdapat pada tahap operasional konkret dengan
rentang usia 7-11 tahun”. Pada tahap operasional konkret, siswa SD mampu mengoperasikan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda-benda
konkret atau nyata. Daya pikir pada siswa SD juga belum mencapai tahap operasional formal, karena pada usia siswa SD masih membutuhkan sesuatu yang
nyata dilihat dan logis. Dengan demikian karakteristik siswa SD menurut para ahli, yaitu siswa
SD masih senang bermain, bergerak, dan masih berpikir secara konkret nyata. Siswa SD masih ingin melakukan hal-hal yang menyenangkan dengan teman
sebayanya. Karakteristik siswa SD yang seperti itulah, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan siswa terlibat secara
langsung dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.
2.2 Kajian Empiris
Beberapa penelitian tentang model pembelajaran kooperatif teknik make a match
yang dilakukan oleh peneliti, baik dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Penelitian yang tidak dipublikasikan antara lain penelitian yang dilaksanakan Nur
Ida Laela 1402907260 tahun 2009 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dalam Meningkatkan Hasil Belajar
IPA Sumber Energi Siswa Kelas II SD Negeri Yamansari 02 Lebaksiu Tegal”. Penelitian yang dilaksanakan Eko Febriani 1402908185 tahun 2010 dengan
judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil pembelajaran IPA Materi Pokok Sumber Daya Alam di
Kelas IV SD Negeri Yamansari 03 Lebaksiu Tegal”. Serta penelitian yang dilaksanakan Deuis Daniyati Rofi’ah 1402407082 tahun 2011 dengan judul
”Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi melalui Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Dawuan
Kabupaten Cirebon”. Penelitian yang dipublikasikan di internet yaitu penelitian yang dilaksanakan Mariatul Kibtiyah 2009 dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Pandanwangi 2 Kota Malang”.
Penelitian yang dilaksanakan Nur Ida Laela diperoleh nilai hasil belajar siswa sebelum adanya perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match yaitu 61,90. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 71,97 dengan