22 Untuk tegakan A. mangium di BKPH Parung Panjang, Perhutani telah
menetapkan daur tebang adalah 8 tahun. Selama ini umumnya tegakan A. mangium yang dibangun oleh berbagai perusahaan hutan tanaman industri
HTI di Indonesia adalah untuk produksi pulp dan kertas. Kebutuhan akan bahan kayu untuk pulp dan kertas sering atau cenderung dipenuhi melalui
pengelolaan tegakan A. mangium dengan daur tebang yang pendek. Sekarang daur tebang A. mangium umumnya ditetapkan delapan tahun dan
telah timbul gagasan untuk menurunkannya menjadi hanya enam tahun, seperti yang digagas PT. Musi Hutan Persada Djoyosoebroto, 2003.
3. Kehilangan Volume Kayu akibat Penyakit Lapuk Kayuteras
a. Kayuteras
Kayuteras adalah jaringan kayu yang semula merupakan kayu gubal yang seiring dengan perkembangannya berubah menjadi
jaringan yang sel-selnya makin menua dan akhirnya mati. Zat-zat cadangan makanan yang biasanya terdapat pada kayu gubal diubah
menjadi senyawa-senyawa atau zat-zat ekstraktif. Pembentukan zat ekstraktif ini dikendalikan oleh faktor genetik. Biasanya jaringan
kayuteras terlihat lebih gelap daripada jaringan kayugubal dan kadar airnya lebih rendah dibandingkan dengan kadar air kayu gubal Hillis,
1987. Helms 1998 menyatakan bahwa kayuteras adalah xilem bagian
dalam batang pohon, yang merupakan jaringan yang sudah mati dan karena itu fungsinya lebih pada perlindungan, atau penopang mekanis,
yang keseluruhannya merupakan bagian proses perkembangan sel-sel pohon yang normal, dari yang semula hidup kemudian berangsur-
angsur mati sesuai dengan sifat-sifat genetiknya. Akan tetapi diketahui pula bahwa beberapa jenis pohon yang
porinya tersusun menyebar ternyata tidak membentuk kayuteras atau setidaknya sulit dibedakan antara kayuteras dan kayugubal seperti
yang dijumpai pada kebanyakan pohon jenis lainnya Tainter dan Baker, 1996. Dengan demikian lanjut mereka, yang dimaksud dengan
23 kayuteras adalah kayu berbentuk silinder di bagian poros tengah
batang pohon yang sel-selnya tidak lagi berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral danatau sebagai tempat penyimpanan bahan cadangan
makanan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kayuteras
b.1 Keturunan
Nichols 1965 diacu oleh Hills, 1987 mengamati pengaruh faktor genetik terhadap pembentukan kayuteras pada Pinus
radiata. Akan tetapi dalam pengamatannya yang lain pengaruh faktor lingkungan ternyata hampir sama dengan pengaruh faktor
genetik.
b.2 Pengaruh laju pertumbuhan dan ukuran tajuk
Paul 1932 diacu oleh Hillis, 1987 menemukan bahwa pada suatu tegakan seumur, walau dengan tinggi yang sama 5 m
pohon-pohon dengan lebar tajuk kecil 3 m atau dari areal yang tegakannya rapat, secara proporsional membentuk kayuteras
lebih banyak 28 dibandingkan dengan pohon jenis yang sama tetapi dengan lebar tajuk besar 10 m. Pohon dengan tajuk
lebih besar ini mempunyai kayuteras hanya sekitar 8 .
b.3 Pengaruh lingkungan