Keadaan Hutan Tanah dan Iklim

9 Guna tercapainya kelestarian kawasan hutan di KPH Bogor telah dilakukan penataan oleh Biro Perencanaan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat Produk akhir kegiatan tersebut, telah diterbitkan dalam Buku Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan RPKH sebagai arahpedoman Pengusahaan Hutan di daerah. Luas wilayah total kring kabupaten Bogor, Tangerang dan Bekasi sekitar 585.837,65 ha, di antaranya berupa kawasan hutan seluas 89.744,16 ha, dengan rincian sebagai berikut Biro Perencanaan, 1994: a. Kabupaten Bogor : 77.915,35 ha • Kawasan KPH Bogor : 60.795,85 ha • Hutan produksi : 36.318,96 ha • Hutan lindung terbatas : 24.476,89 ha • Kawasan PHPA : 17.115,50 ha b. Kabupaten Tangerang : 1.351,66 ha c. Kabupaten Bekasi : 10.481,15 ha.

C. Keadaan Hutan

Kawasan hutan yang dikelola KPH Bogor tersebar dalam 32 kelompok hutan, dengan Kelas Perusahaan KP menjadi 4 jenis, yaitu : 1. KP Rimba lain A. mangium 5.342,90 ha 2. KP Meranti 14.954,33 ha 3. KP Pinus 23. 280,10 ha 4. KP Payau belum ditata 11.832,81 ha 5. Kawasan PHPA 17.115,50 ha Jumlah 72.525,64 ha. Sisanya seluas 17.218,52 Ha berada di BKPH Jonggol, Parung Panjang dan Leuwiliang. Penyebaran tegakan kawasan hutan Kelas Perusahaan A. mangium jangka tahun 2001 sd 2005 ke dalam kelas-kelas hutan dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan fungsinya, kawasan hutan pada Kelas Perusahaan A. mangium di BKPH Parung Panjang terbagi atas : 10 Tabel 1. Kelas Perusahan A.mangium di BKPH Parung Panjang _______________________________________________________ a. Hutan produksi = 2.503.52 ha b. Hutan Tidak Produktif = 2.152.65 ha c. Lapangan dengan Tujuan istimewa Ldti = 521.07 ha d. Tidak cocok untuk Acasia = 155.66 ha _______________________________________________________ Jumlah = 5.342.90 ha.

D. Tanah dan Iklim

Jenis tanah yang terdapat di KPH Bogor, menurut peta tanah De Young dan Mohr, diacu Gunawan 2003 adalah sebagai berikut: a. Di bagian Utara arah ke pantai terdiri atas tanah Latent tanah liat bandung, b. Di bagian Tengah terdiri atas tanah tuf batu timbul, tanah laterit merah dari bahan muda gunung berapi, tanah liat bandung dan tanah endapan mergel dan mergel kapur, c. Bagian Selatan terdiri atas tanah laterit merah, sawo matang, tanah laterit kuning dan sawo matang serta tanah laterit merah dengan sawo matang batuan tertier. Dai 1960, diacu oleh Subardja dan Buurman, 1980 melaporkan bahwa batuan induk, di sekitar Bogor – Jakarta pada ketinggian 1500 m dpl pada daerah gunung berapi yang menurun ke arah sebelah Selatan Jakarta pada ketinggian sekitar 50 m dpl yang termasuk daerah Parung Panjang, adalah seragam berupa pyrexene-andesites dan tuff dengan komposisi yang sama Newmann van Padang, 1951, Selanjutnya berdasarkan data pada peta geologi, Effendi 1974 menyebutkan adanya andesitic basalt dengan oligoclaseandesite, labradorite, olivine, dan pyroxyne hornblende yang berasal dari kawasan Gunung Gede serta tuffaceous breccia, pumicous tuff dan basalt yang semuanya dari komposit andensitic dan berasal dari Gunung Salak, dan d. Jenis tanah diketahui tergolong Podsolik Kuning dan Podsolik Merah Kuning Anonim. 1966. 11 Ditinjau dari banyaknya curah hujan maka wilayah KPH Bogor terbagi dalam beberapa bagian, masing-masing dengan tipe curah hujan, yaitu : a. Bagian Utara mempunyai curah hujan tahunan rata-rata sebesar 1500 mm dengan curah hujan terendah pada bulan Agustus yaitu 50 mm, sedang yang tertinggi pada bulan Februari yaitu sebesar 300 mm, b. Bagian Tengah mempunyai curah hujan tahunan rata-rata 3000 mm dengan curah hujan bulan terendah terdapat pada bulan Agustus yaitu 100 mm, sedang yang tertinggi pada bulan Februari, yaitu sebesar 540 mm, dan c. Bagian Selatan mempunyai curah hujan tahunan rata-rata sebesar 4000 mm, dengan curah hujan terendah terdapat pada bulan Mei yaitu 200 mm, sedang yang tertinggi pada bulan Februari sebesar 550 mm. Berdasarkan data curah hujan tersebut, maka wilayah tipe iklim Ferguson termasuk ke dalam tipe iklim A dengan angka curah hujan rata-rata 3000 mm tahun -1 , suhu harian tertinggi 25,5°C dan suhu terendah 18°C. Iklim areal studi menurut klasifikasi Köppen termasuk tipe Afa dengan curah hujan tipe A Schmidt dan Ferguson, 1951. Curah hujan rata-rata per bulan berkisar 84-86 mm untuk bulan-bulan Juni, Juli dan Agustus dan 132-381 mm untuk bulan-bulan September hingga Januari. Suhu udara rata-rata per bulan 26 C dengan maksimum rata-rata per bulan 32 C dan minimum 22 C. Rata-rata kelembaban nisbi udara 78-82 dengan rata-rata maksimum 99-100 dan minimum 47-77 Data 10 tahun terakhir pada Stasion Meteorologi Budiarto, Curug Tangerang.

E. Lokasi Penelitian dan Riwayatnya